اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

155 ــ باب الصلاة عَلَى الميت وتشييعه وحضور دفنه وكراهة اتباع النساء الجنائز

en

155 - Chapter on offering the funeral prayer, following the funeral procession, and attending burial, and the dislike of women following the funeral procession

id

155- BAB MENYALATI, MENGANTAR, DAN MENGHADIRI PEMAKAMAN JENAZAH SERTA MAKRUHNYA PEREMPUAN IKUT MENGIRINGI JENAZAH

وَقَدْ سَبَقَ فَضْلُ التَّشْييعِ.

en

We have previously talked about the merit of following the funeral procession.

id

Dalam bab-bab sebelumnya telah dibahas tentang keutamaan mengantar jenazah.

1/929ــ عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ شَهدَ الجنَازَةَ حَتَّىٰ يُصَلَّىٰ عَلَيها فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهدَها حَتَّىٰ تُدْفَنَ فلهُ قِيرَاطَان» قيلَ: وَمَا القيرَاطَان؟ قَالَ: «مثلُ الجَبَلَين العَظيمَيْن». متفق عليه.

en

929/1 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever attends a funeral until the funeral prayer is offered over it will get a reward equal to one Qīrāt; and whoever attends it until the deceased is buried will get a reward equal to two Qīrāts.” It was asked: “What are the two Qīrāts? He replied: “Like two huge mountains.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

id

1/929- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menghadiri jenazah hingga disalati, maka baginya (pahala) satu qīrāṭ; siapa yang menghadirinya hingga dikubur, maka baginya (pahala) dua qīrāṭ." Rasulullah ditanya, "Apakah dua qīrāṭ itu?" Beliau menjawab, "Seperti dua buah gunung yang besar." (Muttafaq 'Alaih)

2/930ــ وعنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَن اتَّبعَ جنَازَةَ مُسْلِمٍ إيمَاناً واحتساباً، وكان مَعَهُ حَتَّىٰ يُصَلِّىٰ عليها ويُفْرغَ مِنْ دَفْنها، فإنَّه يَرْجعُ من الأجر بقِيرَاطَيْن؛ كلُّ قِيرَاط مثلُ أُحُد، وَمَنْ صلَّىٰ عَلَيْها، ثُمَّ رَجَعَ قبْلَ أنْ تُدْفَنَ، فإنَّهُ يرجعُ بقِيرَاط». رواه البخاري.

en

930/2 - He also reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever attends the funeral of a Muslim, believing and hoping for the reward from Allah and remains with it until he offers the funeral prayer over it and the burial is completed, he will return with a reward of two Qīrāts; each Qīrāt is equivalent to Mount Uhud; and whoever offers the funeral prayer and leaves before burial, he will come back with one Qīrāt of reward.” [Narrated by Al-Bukhāri]

id

2/930- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang mengiringi jenazah seorang muslim karena iman dan mengharap pahala, dan dia selalu bersamanya sampai menyalati dan selesai memakamkannya, maka dia akan pulang membawa pahala dua qīrāṭ; setiap satu qīrāṭ seperti gunung Uhud. Siapa yang menyalatinya lalu pulang sebelum jenazah dimakamkan, maka dia akan pulang membawa satu qīrāṭ." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

en

Words in the Hadīth:

id

Kosa Kata Asing:

قِيراط: فسّرها رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم بقوله: «كل قيراط مثل أحُد»، أي: قدر عظم الأجر مثل جبل أحد.

en

Qīrāt: the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) explained it by saying: “each Qīrāt is equivalent to Mount Uhud,” meaning that Qīrāt is a great amount of reward, as huge as Mount Uhud.

id

Qīrāṭ telah ditafsirkan oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam sabda beliau, "Setiap satu qīrāṭ seperti gunung Uhud." Maksudnya, ukuran besar pahalanya seperti besarnya gunung Uhud.

هداية الأحاديث:

en

Guidance from the Hadīths:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تشييع الجنازة من حق المسلم عَلَىٰ المسلم، وفيها عِظة وعِبرة للحي، فهي قضاء لحقّ المسلم وعبرة للمشيِّع.

en

1) Following the funeral processions is one of the rights of Muslims upon one another. It involves a reminder and a lesson for the living. So, it is fulfillment of a right to the dead person and admonition for those attending the funeral.

id

1) Mengantar jenazah termasuk hak seorang muslim yang wajib ditunaikan oleh sesama muslim; di dalamnya terdapat nasihat dan pelajaran bagi orang yang masih hidup, yaitu wujud penunaian hak muslim yang telah wafat dan pelajaran bagi yang mengantar.

2) البشارة بالأجر العظيم لمن مشىٰ في الجنازة وانتظر دفنها، مع قَصْدِ أن يكون عمله إيماناً بالله، واحتساباً لثوابه.

en

2) They give glad tidings that he who follows a funeral procession and waits till burial, doing this out of faith and in pursuit of Allah’s reward, will get a great reward.

id

2) Kabar gembira berupa pahala yang besar bagi orang yang berjalan mengantar jenazah lalu menunggu proses penguburannya yang disertai dengan niat agar amalnya tersebut karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahalanya.

3) فضل الله تَعَالَىٰ عَلَىٰ المخلصين، فقد رتب لهم الأجر العظيم، عَلَىٰ العمل القليل.

en

3) They point out the grace of Allah towards His sincere servants, as He promised them abundant rewards for small actions.

id

3) Besarnya anugerah Allah -Ta'ālā- kepada orang-orang yang ikhlas, yaitu Allah menyiapkan untuk mereka pahala yang besar atas amal yang sedikit.

2/931ــ وعن أم عطيّةَ رضي الله عنها قالت: نُهينا عن اتِّباع الجنائز، ولم يُعزم علينا. متفق عليه.

en

931/2 - Um ‘Atiyyah (may Allah be pleased with her) reported: “We were forbidden to follow funeral processions, but not strictly.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

id

2/931- Ummu 'Aṭiyyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Kami dilarang mengiringi jenazah, namun larangan itu tidak ditegaskan pada kami." (Muttafaq 'Alaih)

«ومعناه»: ولم يُشدَّد في النهي كما يُشدَّد في المحرمات.

en

It means the forbiddance given in this regard was not as strict as it is given with regard to unlawful actions.

id

Maksudnya, larangan tersebut tidak ditegaskan sebagaimana penegasan dalam perkara-perkara yang haram.

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) المتفرد بالأمر والنهي في التشريع هو الوحي المنزل علىٰ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم، فإذا قَالَ الصحابي: «نُهينا» فالمعنىٰ نهانا رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم.

en

1) The only source of commands and forbiddances in Islamic legislation is the divine revelation sent down to the Prophet. So, when a Companion says, “we were forbidden”, this means that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) was the one who forbade them.

id

1) Satu-satunya sumber perintah dan larangan dalam menetapkan syariat adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Sehingga ketika seorang sahabat berkata, "Kami dilarang", maka maksudnya, kami telah dilarang oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

2) كراهية اتباع النساء الجنائز.

en

2) It is disliked for women to follow funeral processions.

id

2) Dimakruhkannya perempuan ikut mengiringi jenazah.

3) إذَا حصلت مفسدة من اتباع المرأة الجنائز، كالنياحة واللطم، أو الاختلاط بالرجال، أو حصول الفتنة بمشاركتها بتشييع الجنازة، فإنَّ هذا الاتباع يصير من المحرمات.

en

3) If violations of the Shariah arise because of women following funeral processions, like wailing and slapping faces, mingling of men and women, or the existence of temptation, the attendance by women becomes a prohibition (i.e it becomes prohibited rather than only forbidden, due to the evil consequences resulting from it).

id

3) Bila terdapaf mafsadah dari keikutsertaan perempuan dalam mengiringi jenazah, seperti meratap, memukul muka, campur baur dengan laki-laki, atau munculnya fitnah dengan keikutsertaannya itu, maka perbuatan perempuan mengiringi jenazah tersebut berubah hukumnya menjadi haram.