اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

224 ــ باب في مسائل من الصوم

en

224 - Chapter on matters related to fasting

id

224- BAB TENTANG BEBERAPA PERMASALAHAN PUASA

1/1242ــ عَنْ أبي هُرَيْرةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إذا نَسِيَ أَحَدُكمْ فَأَكَلَ، أَوْ شَرِبَ، فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ، فَإنَّمَا أَطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ». متفق عليه.

en

1242/1 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever forgetfully eats or drinks should complete his fast, for it was Allah who fed him and gave him to drink.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

id

1/1242- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Bila salah seorang kalian ‎lupa lalu dia makan atau minum, maka hendaklah dia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) فعل الناسي لا يؤاخَذ عليه، ولا يترتب عليه فساد العبادة، لأنه لَمْ يتعمد ذلك.

en

1) A person is not to blame for something he has done out of forgetfulness, nor does this invalidate acts of worship. This is because he has not done it intentionally.

id

1) Perbuatan orang yang lupa tidak menyebabkan dia dihukum dan tidak berakibat pada kerusakan ibadahnya karena dia tidak menyengajanya.

2) رحمة الله تَعَالىٰ بعباده، فلَمْ يحمّلهم مَا لا طاقة لهم به.

en

2) Allah Almighty is merciful to His servants, as He does not burden them with anything beyond their capacity.

id

2) Besarnya rahmat Allah -Ta'ālā- kepada hamba-hamba-Nya, yaitu Allah tidak membebani mereka sesuatu di luar kemampuan mereka.

فائدة:

en

Benefit:

id

Faedah Tambahan:

من حق الناسي علىٰ أخيه الذاكر أن ينبّهه ، فلو رأيت صائماً يأكل وجب عليك أن تذكّره، ولهذا قَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم في الصلاة: «وإذا نسيتُ فذكّروني».

en

One of the rights of Muslims upon one another is that if someone forgets, another reminds him. Hence, if you see a fasting person eat, you should remind him that he is fasting. The Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said regarding prayer: “And when I forget, remind me.”

id

Di antara hak orang yang lupa atas saudaranya yang ingat adalah agar ia mengingatkannya. Sehingga ketika Anda melihat orang yang berpuasa menyantap makanan, maka Anda wajib mengingatkannya. Oleh sebab itu, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda dalam masalah salat, "Bila aku lupa, maka ingatkanlah aku."

كما لو رأيت إنساناً يصلِّي منحرفاً عَنْ القبلة وجب عليك أن تخبره.

en

For example, if you see a person pray away from the direction of the Qiblah, you should draw his attention.

id

Sebagaimana bila Anda melihat seseorang mengerjakan salat menyimpang dari kiblat, maka Anda wajib mengingatkannya.

2/1243ــ وعن لقيطِ بنِ صبرةَ رضي الله عنه قَالَ: قلتُ: يارسولَ الله، أخبرني عَنِ الوُضُوء؟ قَالَ: «أَسْبغِ الْوُضُوءَ، وَخَلِّلْ بَيْنَ الأَصَابعِ، وَبَالغْ في الاسْتِنْشَاقِ إلَّا أَنْ تكُونَ صَائماً». رواه أبو داود، والترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

en

1243/2 - Laqīt ibn Saburah (may Allah be pleased with him) reported: I said: “O Messenger of Allah, tell me about ablution.” He said: “Perform ablution thoroughly, pass the water between your fingers and toes, and snuff water well into your nostrils, unless you are fasting.” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)]

id

2/1243- Laqīṭ bin Ṣabirah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku berkata, "Wahai Rasulullah! Kabarilah aku tentang wudu." Beliau bersabda, "Sempurnakan wudu dan sela-selalah antara jari-jemari, serta hiruplah air ke dalam hidung (istinsyāq) dengan kuat, kecuali jika engkau sedang berpuasa." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih")

غريب الحديث:

en

Words in the Hadīth:

id

Kosa Kata Asing:

أسبغ: الإسباغ بمعنىٰ الإتمام، يعني توضأ وضوءاً كاملاً.

en

--

id

أَسْبِغْ (asbig - sempurnakanlah): al-isbāg artinya menyempurnakan, yakni: berwudulah dengan wudu sempurna.

خلّل: التخليل: إدخال الماء بين الأصابع، لاسيما أصابع الرجلين.

en

--

id

خَلِّلْ (khallil - sela-selalah): at-takhlīl ialah memasukkan air ke sela-sela jari, terutama jari-jari kaki.

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) المبالغة في الاستنشاق سُنة إلا في حالة الصوم، لأنه يُخشىٰ علىٰ الصائم من دخول الماء في جوفه.

en

1) It is Sunnah to sniff water well into the nostrils in ablution, except if a person is fasting, lest water may reach deep inside.

id

1) Melakukan istinsyāq dengan kuat adalah sunah, kecuali dalam kondisi puasa, karena pada orang yang berpuasa dikhawatirkan air akan masuk ke dalam tenggorokannya.

2) إن وصول الماء إلىٰ الجوف عَنْ طريق الأنف كوصوله عَنْ طريق الفم، كلاهما يفطر الصائم.

en

2) Water reaching deep inside through the nose is just like water entering through the mouth; both invalidate the fast.

id

2) Masuknya air ke tenggorokan melalui jalur hidung sama seperti air yang masuk melalui mulut, keduanya membatalkan puasa orang yang berpuasa.

3/1244 ــ وعن عائشةَ رضي الله عنها قالت: كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم يدركُهُ الفَجْرُ وهُوَ جُنُبٌ من أهْلِهِ، ثُمَّ يغْتَسلُ ويصُومُ. متفق عليه.

en

1244/3 - ‘Ā’ishah (may Allah be pleased with her) reported: “The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) would sometimes get up at the time of Fajr while in a state of ritual impurity after having sexual intercourse with his wives; then he would take a bath and fast.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

id

3/1244- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah mendapatkan waktu fajar dalam ‎keadaan masih junub karena berhubungan dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.‎" (Muttafaq 'Alaih)

4/1245ــ وعن عائشةَ وأمِّ سَلَمَةَ رضي الله عنهما قالتا: كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم، يُصبحُ جُنُباً من غيرِ حُلُمٍ، ثُمَّ يَصُومُ. متفق عليه.

en

1245/4 - ‘Ā’ishah and Um Salamah (may Allah be pleased with both of them) reported: “The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) would wake up in the morning in a state of ritual impurity, without having a wet dream, and he would observe fast.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

id

4/1245- Aisyah dan Ummu Salamah -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah mendapatkan waktu subuh dalam keadaan masih junub bukan karena mimpi, kemudian beliau berpuasa." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الأحاديث:

en

Guidance from the Hadīths:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) يجوز للجنب أن يبدأ الصوم، وإن لَمْ يغتسل إلا بعد طلوع الفجر.

en

1) It is permissible for a person in a state of ritual impurity to begin the fast, even if he does not take the ritual bath before daybreak.

id

1) Orang yang junub boleh untuk memulai puasa, walaupun dia belum mandi kecuali setelah terbit fajar.

2) الأصل في أفعال النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم أنها حجة، وهي تشريع للأمة، ولا يقال: إنها خصوصية لَهُ إلا إذا دلت الأدلة علىٰ ذلك.

en

2) The basic rule regarding the Prophet’s actions is that they constitute conclusive evidence and are legislations for the Muslims. No one should say that the Prophet’s practices only applies to himself unless this is established by a proof.

id

2) Hukum asal semua perbuatan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- adalah sebagai hujah dan pensyariatan bagi umat, dan tidak dikatakan perbuatan tersebut adalah kekhususan beliau kecuali jika ada dalil menunjukkan hal itu.

3) فضيلة أمهات المؤمنين رضي الله عنهن؛ حين نَقَلْن بصدق وأمانة مَا يجري في بيوتهن، مما يتعلق به أحكام شرعية للأمة.

en

3) They highlight the merit of the Mothers of the Believers (may Allah be pleased with them) as they conveyed with honesty and integrity what had taken place in their houses relating to the Shariah rulings for the Ummah.

id

3) Keutamaan para Ummahātul-Mu`minīn -raḍiyallāhu 'anhunna- manakala mereka meriwayatkan dengan penuh jujur dan amanah apa yang terjadi dalam rumah tangga mereka berupa perkara-perkara yang berkaitan dengan hukum syariat bagi umat.