اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

333 ــ باب كراهة قول: مَا شاء الله وشاء فلان

en

333 - Chapter on the dislike of saying: What Allah wills and as so-and-so wills

id

333- BAB MAKRUH PERKATAAN "ATAS KEHENDAK ALLAH DAN KEHENDAK POLAN"

1/1745ــ عن حذيفةَ بنِ اليَمَانِ رضي الله عنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لا تَقُولوا: مَا شاء اللهُ وشاءَ فُلانٌ، ولكنْ قُولوا: مَا شاءَ اللهُ، ثُمَّ شاءَ فُلانٌ». رواه أبو داود بإسنادٍ صحيح.

en

1745/1 - Hudhayfah ibn al-Yamān (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Do not say: What Allah wills and so-and-so wills; rather say: What Allah wills and then so-and-so wills.” [Narrated by Abu Dāwūd with an authentic Isnād]

id

1/1745- Ḥużaifah bin Al-Yamān -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Janganlah kalian mengatakan, 'Atas kehendak Allah dan dan kehendak polan.' Tetapi katakanlah, 'Atas kehendak Allah kemudian kehendak polan.'" (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) حرّمت الشريعة كل ما يفتح باب الشرك بالله _عز وجل_، كقول الإنسان: ما شاء الله وشاء فلان، لأن في هذا القول المساواة بين الخالق والمخلوق، وهو أصل الشرك بالله تعالىٰ. {ثُمَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِم يَعدِلُونَ}

en

1) The Shariah prohibits anything that leads to associating partners with Allah Almighty. One of such things is saying: What Allah wills and so-and-so wills. This phrase does actually equate between the Creator and the creature, which is the core of polytheism. {Yet those who disbelieve set up equals to their Lord.}

id

1) Syariat Islam melarang semua hal yang dapat membuka pintu kesyirikan kepada Allah -'Azza wa Jalla- seperti perkataan seseorang "atas kehendak Allah dan kehendak polan". Karena perkataan ini mengandung penyetaraan antara Maha Pencipta dengan makhluk, dan itu adalah sumber kesyirikan kepada Allah -Ta'ālā-; "Namun demikian, orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu." (QS. Al-An'ām: 1)

2) ما حرّم الشارع علىٰ العباد شيئاً إلا وأرشدهم إلىٰ ما هو أصلح لهم في دينهم ودنياهم. فيُحسن بالداعية إذا ذكر للناس شيئاً لا يجوز، أن يبيّن لهم ما هو جائز، لأن هذا أرغب لقبولهم الأحكام الشرعية.

en

2) When the Shariah prohibits anything, it leads people to what is better and more useful for them in terms of their worldly and religious affairs. So, when a preacher tells people about what is not permissible, he is also recommended to inform them of what is permissible. This makes them more willing to accept the Shariah rulings.

id

2) Tidaklah Allah mengharamkan sesuatu kepada hamba melainkan Allah membimbing mereka kepada yang lebih baik bagi mereka dalam urusan agama dan dunia mereka. Sehingga dianjurkan kepada seorang dai, ketika menyebutkan sesuatu yang tidak diperbolehkan kepada orang, agar dia juga menerangkan kepada mereka apa yang diperbolehkan, karena dengan yang seperti ini mereka lebih cenderung menerima hukum-hukum agama.

تنبيــه:

en

Note:

id

Peringatan:

بعض الناس يجعل المطالبة بالبديل حجة في مواجهة كل من يأمره بمعروف أو ينهاه عن منكر، وإلا فلن يستجيب لمجرد الأمر والنهي، دون ذكر البديل!!

en

Some people use the need for an alternative as an argument against all those who command what is good and forbid what is evil, refusing to comply unless there is an alternative!

id

Sebagian orang menuntut adanya solusi alternatif sebagai alasan dalam menolak semua orang yang mengajaknya kepada sebuah kebaikan atau melarangnya dari sebuah kemungkaran. Jika tidak, maka dia tidak akan tunduk bila hanya sebatas perintah dan larangan saja yang tidak disertai dengan menyebutkan alternatifnya!!

وهذا خلاف الواجب في القيام بحق العبودية لله _عز وجل_ والاستجابة لحكمه. فليكن قولك ــ أخي المسلم ــ إذا سمعت أمر ربك أو أمر نبيك صلى الله عليه وسلم : قول سمعنا وأطعنا.

en

This contradicts the duty of servitude to Allah Almighty and submission to His judgments. When he hears a command by his Lord or the Prophet, a Muslim should say: We hear and we obey.

id

Ini bertentangan dengan kewajiban ubudiah kepada Allah -'Azza wa Jalla- serta kewajiban tunduk kepada hukum-Nya. Saudaraku sesama muslim! Hendaklah yang Anda katakan, ketika mendengar perintah dari Rabb Anda, atau perintah dari Nabi Anda -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- adalah: "Kami mendengar dan kami taat."

{إِنَّمَا كَانَ قَولَ ٱلمُؤمِنِينَ إِذَا دُعُواْ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحكُمَ بَينَهُم أَن يَقُولُواْ سَمِعنَا وَأَطَعنَا وَأُوْلَٰئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ}.

en

{As for the believers, when they are called to Allah and His Messenger so that he may judge between them, they say, “We listen and obey.” It is they who are the successful.}

id

"Hanyalah ucapan orang-orang mukmin, bila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, 'Kami mendengar dan kami taat.' Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An-Nūr: 51)