اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

72 ــ باب تحريم الكِـبر والإعجاب

en

72 - Chapter on the prohibition of arrogance and self-conceit

id

72- BAB PENGHARAMAN SOMBONG DAN UJUB

قالَ الله تعالىٰ: {تِلكَ ٱلدَّارُ ٱلأٓخِرَةُ نَجعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوّا فِي ٱلأَرضِ وَلَا فَسَادا وَٱلعَٰقِبَةُ لِلمُتَّقِينَ} [القصص: 83] ، وقال تعالىٰ: {وَلَا تَمشِ فِي ٱلأَرضِ مَرَحًاۖ} [الإسراء: 37] ، وقال تعالىٰ: {وَلَا تُصَعِّر خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمشِ فِي ٱلأَرضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُختَال فَخُور} [لقمان: 18].

en

Allah Almighty says: {That is the home of the Hereafter that We assign to those who do not desire exaltedness upon the earth or corruption. And the [best] outcome is for the righteous.} [Al-Qasas: 83] He also says: {And do not walk upon the earth exultantly} [Al-Isrā’: 37] And He says: {And do not turn your cheek [in contempt] toward people and do not walk through the earth exultantly. Indeed, Allah does not like every self-deluded and boastful.} [Luqmān: 18]

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Qaṣaṣ: 83) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong." (QS. Al-Isrā`: 37) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Luqmān: 18)

ومعنىٰ «تُصعِّرْ خَدَّكَ للنَّاسِ» أيْ: تَمِيلُه وتعْرِضُ بِهِ عَنِ النَّاسِ تكَبُّراً عَلَيْهِمْ. «والمَرَح»: التَّبَخْتُر. وقال تعالىٰ: {إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَومِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيهِمۖ وَءَاتَينَٰهُ مِنَ ٱلكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلعُصبَةِ أُوْلِي ٱلقُوَّةِ إِذ قَالَ لَهُۥ قَومُهُۥ لَا تَفرَحۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلفَرِحِينَ} [القصص: 76] إلىٰ قوله تعالىٰ: {فَخَسَفنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلأَرضَ} الآيات.

en

-- -- And He says: {Indeed, Korah was from the people of Moses, but he tyrannized them. And We gave him of treasures whose keys would burden a band of strong men; thereupon his people said to him: “Do not exult. Indeed, Allah does not like the exultant.”} [Al-Qasas: 76] until the verse that says: {And We caused the earth to swallow him and his home.} [Al-Qasas: 81]

id

Makna (تُصعِّرْ خَدَّكَ للنَّاسِ), yaitu engkau menolehkan wajah dan memalingkannya dari manusia karena sombong kepada mereka. Sedangkan (المَرَح), artinya: keangkuhan. Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Sesungguhnya Qārūn adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, 'Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.'" (QS. Al-Qaṣaṣ: 76) Hingga firman Allah -Ta'ālā-: "Maka Kami benamkan dia (Qārūn) bersama rumahnya ke dalam bumi." Ada sekian ayat yang disebutkan.

فائدة:

en

Benefit:

id

Faedah Tambahan:

الكِبر نوعان: كِبر علىٰ الحق، وكِبر علىٰ الخلق، وقد بيّنهما النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم في قوله: «الكِبرِ بَطَرُ الحقّ، وغَمْطُ النّاس».

en

There are two types of arrogance: arrogance towards the truth, and arrogance towards people. The Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) pointed them out saying: “Arrogance is to reject the truth and despise people.”

id

Sombong terbagi menjadi dua macam: sombong terhadap kebenaran dan sombong terhadap sesama manusia. Hal ini telah dijelaskan oleh Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam sabda beliau: "Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia."

والإعجاب: أن يرىٰ الإنسان عمل نفسه فيفخر به.

en

Self-conceit is a person’s self-admiration and self-pride.

id

Sedangkan ujub, yaitu seseorang melihat perbuatannya sendiri lalu berbangga diri dengannya.

هداية الآيات:

en

Guidance from the verses:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) الدار الآخرة قد اصطفاها الله للذين لا يريدون التعالي علىٰ الحق، ولا التعالي علىٰ الخلق.

en

1) Allah Almighty chose the abode of the Hereafter for those who do not want to be arrogant towards the truth or people.

id

1) Negeri akhirat telah dipilih oleh Allah bagi orang-orang yang tidak berniat menyombongkan diri terhadap kebenaran dan tidak juga menyombongkan diri terhadap sesama makhluk.

2) إن الله تعالىٰ يحب المتواضع الخفيّ النقيّ، ولا يحب المختال في هيئته، والفخور بلسانه وحاله.

en

2) Allah Almighty loves those who are humble, inconspicous, and pure, and does not love those who are ostentatious and boastful by their words and conditions.

id

2) Allah -Ta'ālā- mencintai orang yang tawaduk, yang menyembunyikan diri dan menyucikan diri, sebaliknya Allah tidak menyukai orang yang sombong dalam penampilannya dan yang ujub dengan lisan dan gerak-geriknya.

3) أعظم الفساد في الأرض إنما يكون بالمعاصي {وَلَا تُفسِدُواْ فِي ٱلأَرضِ بَعدَ إِصلَٰحِهَا}.

en

3) Causing the greatest corruption on earth is by committing sins. {And cause not corruption upon the earth after its reformation.}

id

3) Kerusakan paling besar di atas muka bumi adalah disebabkan oleh maksiat; "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah diciptakan dengan baik." (QS. Al-A'rāf: 56)

1/612 ــ وعن عبدِ الله بن مسعُودٍ رضي الله عنه، عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: «لاَ يَدْخُل الجَنَّةَ مَنْ كَانَ في قَلْبهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ»، فقالَ رَجُلٌ: إنَّ الرَّجُلَ يُحبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُه حَسَناً، وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قال: «إنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحبُّ الجَمالَ، الكِبْرُ بَطَرُ الحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ». رواه مسلم.

en

612/1 - ‘Abdullāh ibn Mas‘ūd (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever has in his heart an atom’s weight of arrogance will not enter Paradise.” A man said: “A man loves that his clothes be fine and his shoes be fine.” Thereupon, he said: “Indeed, Allah is beautiful and He loves beauty. Arrogance is to reject the truth and despise people.” [Narrated by Muslim]

id

1/612- Abdullah bin Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar biji sawi." Seorang lelaki bertanya, "Sesungguhnya ada orang yang senang jika pakaiannya bagus dan sandalnya pun bagus." Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah itu Mahaindah dan mencintai keindahan. Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia." (HR. Muslim)

بَطَرُ الحَقِّ: دَفْعُهُ ورَدُّهُ علىٰ قائِلِهِ، وغَمْطُ النَّاسِ: احْتِقَارُهُمْ.

en

--

id

بَطَرُ الحَقِّ (baṭr al-ḥaqq): menolak kebenaran dan mengembalikannya kepada yang mengucapkannya. Sedangkan "غَمْطُ النَّاسِ" (gamṭ an-nās): merendahkan manusia.

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) هذا من أحاديث الوعيد، فالمتكبر لا يدخل الجنّة:

en

1) This is one of the Hadīths that contain a threat and warning. An arrogant person will not enter Paradise.

id

1) Ini termasuk hadis ancaman; bahwa orang yang sombong tidak akan masuk surga:

إما أن يكون كِبراً عن الحق وكراهة له، فهذا عمل مكفر، وصاحبه مخلَّد في النار ولا يدخل الجنّة، لقوله تعالىٰ: {ذَٰلِكَ بِأَنَّهُم كَرِهُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحبَطَ أَعمَٰلَهُم}.

en

This is either arrogance towards the truth, by rejecting it and hating it, which is an act that renders its doer a disbeliever who will abide in Hellfire forever and will not enter Paradise. Allah Almighty says: {That is because they disliked what Allah revealed, so He rendered their deeds worthless.}

id

Kesombongan itu adakalanya sombong terhadap kebenaran dan membencinya. Ini merupakan perbuatan kafir yang dapat mengeluarkan dari agama, sehingga pelakunya dikekalkan dalam neraka dan tidak masuk surga. Berdasarkan firman Allah -Ta'ālā-: "Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur`ān), lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka." (QS. Muḥammad: 9)

أو أن يكون كِبراً علىٰ الخلق، ولكنه لا يستكبر عن عبادة الله، فهذا لا يدخل الجنّة دخولاً أولياً، بل أمره إلىٰ الله تعالىٰ، إن شاء عذبه، وإن شاء عفا عنه.

en

Or it is arrogance towards people, but it does not involve arrogance towards the worship of Allah. Such a person will not initially enter Paradise. His matter is left to be decided by Allah Almighty; He may punish him if He so wills, and He may pardon him if He so wills.

id

Adakalanya juga sombong terhadap sesama manusia, tetapi tidak angkuh dari beribadah kepada Allah. Orang yang seperti ini tidak akan masuk surga dari awal, melainkan perkaranya terserah Allah -Ta'ālā-; bila berkenan maka Allah menyiksanya, dan bila berkenan Allah akan memaafkannya.

2) أمارة التواضع خضوع العبد للحق، والانقياد له، والدخول تحت طاعته، لأن من أوضح علامات الكبر دفع الحق إنكاراً، وترفّعاً، وتجبّراً.

en

2) The sign of a person’s humbleness is that he submits to the truth and follows it. On the other hand, one of the clearest signs of arrogance is to deny the truth out of disdain and haughtiness.

id

2) Tanda tawaduk adalah merendah kepada kebenaran dan mengikutinya, karena di antara tanda kesombongan yang paling terang ialah menolak kebenaran karena mengingkarinya serta sombong untuk mengikutinya.

2/613 ــ وعنْ سلمةَ بنِ الأكْوعِ رضي الله عنه أنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم بِشِمَالِهِ، فقالَ: «كُلْ بِيَمِينِكَ»، قالَ: لا أَسْتَطِيعُ، قال: «لا اسْتَطَعْتَ» مَا مَنَعَهُ إلاّ الكِبْرُ. قال: فمَا رَفَعَهَا إلىٰ فيهِ. رواهُ مسلم.

en

613/2 - Salamah ibn al-Akwa‘ (may Allah be pleased with him) reported that a man ate with his left hand in the presence of the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him), so he said to him: “Eat with your right hand.” The man said: “I cannot do that.” Thereupon, he (the Prophet) said: “May you not be able to do that.” It was only arrogance that prevented the man from doing it, and consequently he could not raise it (his right hand) up to his mouth afterwards. [Narrated by Muslim]

id

2/613- Salamah bin Al-Akwa' -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang makan di hadapan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan tangan kirinya. Maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Orang itu menjawab, “Aku tak bisa.” Nabi pun bersabda, “Semoga engkau benar-benar tidak bisa.” Padahal tidak ada yang menghalanginya untuk itu kecuali kesombongannya. Maka ia pun tidak mampu lagi mengangkat (tangannya) ke mulutnya. (HR. Muslim)

غريب الحديث:

en

Words in the Hadīth:

id

Kosa Kata Asing:

لا استطعت: دعاء عليه بأن الله تعالىٰ يصيبه بأمر لا يستطيع معه رفع يده إلىٰ فمه، لأن التكبر منعه من امتثال أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم.

en

May you not be able to do that: This is a supplication against the man, invoking Allah to make him unable to raise his hand up to his mouth again, as arrogance prevented him from complying with the Prophet’s command.

id

"Semoga engkau benar-benar tidak bisa" adalah doa keburukan supaya Allah -Ta'ālā- menimpakan kepadanya sesuatu yang membuatnya tidak mampu mengangkat tangan ke mulut, disebabkan karena kesombongan telah menahannya dari melaksanakan perintah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) وجوب الأكل والشرب باليمين، ومن أكل أو شرب بشماله عامداً فإنه يكون بذلك قد شابه الشيطان وأولياءه.

en

1) It is obligatory to eat and drink with the right hand. If a person intentionally eats or drinks with his left hand, he thus resembles the devil and his allies.

id

1) Kewajiban makan dan minum dengan tangan kanan; Siapa yang makan atau minum dengan tangan kiri dengan sengaja, maka dengan sebab itu dia telah menyerupai setan dan pasukannya.

2) وجوب إنكار المنكر.

en

2) It is a duty to criticize what is wrong.

id

2) Kewajiban mengingkari kemungkaran.

3) إظهار عقوبة من يتعمّد مخالفة السنّة النبوية، ويترك العمل بها تكبّراً.

en

3) It presents the punishment for he who intentionally contradicts and abandons the Prophet’s Sunnah out of arrogance.

id

3) Memperlihatkan hukuman bagi orang yang sengaja menyelisihi Sunnah Nabi dan tidak mengamalkannya karena sombong.

3/614ــ وعنْ حَارِثَةَ بنِ وهْبٍ رضي الله عنه قال: سَمِعْتُ رسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «أَلا أخْبِرُكُم بِأَهْلِ النَّارِ؟ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ». متفقٌ عليه. وتقَدَّمَ شرحُه في بابِ ضَعفَةِ المسلمين.

en

614/3 - Hārithah ibn Wahb (may Allah be pleased with him) reported: I heard the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) say: “Shall I inform you about the people of Hellfire? They are every cruel, violent, arrogant person.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim] It has previously been explained in the chapter on weak Muslims.

id

3/614- Ḥāriṡah bin Wahb -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Maukah kalian aku kabarkan mengenai penghuni neraka? Yaitu setiap orang yang keras, kikir dan gemar mengumpulkan harta, dan berlaku sombong." (Muttafaq 'Alaih) Hadis ini telah dijelaskan dalam Bab Keutamaan Muslim yang Lemah.

4/615ــ وعن أبي سعيدٍ الخُدريِّ رضي الله عنه، عَنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: «احْتَجَّتِ الجنَّةُ والنَّارُ، فقالتِ النَّارُ: فيَّ الجَبَّارُونَ وَالمُتكَبِّرُونَ، وقالَتِ الجنَّةُ: فيَّ ضُعَفَاءُ النَّاسِ ومَسَاكِينُهُمْ. فَقَضَىٰ الله بَيْنَهُمَا: إنَّكِ الجَنَّةُ رَحْمَتِي، أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَإنَّكِ النَّارُ عَذَابي، أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَلِكِلَيكُما عَليَّ مِلْؤُهَا». رواه مسلم.

en

615/4 - Abu Sa‘īd al-Khudri (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Paradise and Hell debated. Hell said: ‘The tyrants and the arrogant are going to be in me.’ Paradise said: ‘The weak and the poor are going to be in me.’ So, Allah judged between them and said to Paradise: ‘You are My mercy. I show mercy through you to whom I will.’ And He said to Hell: ‘You are My punishment. I punish through you whom I will. And I guarantee to fill both of you.’” [Narrated by Muslim]

id

4/615- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Surga dan neraka mengadu. Neraka berkata, 'Di dalamku orang-orang yang angkuh dan sombong.' Surga berkata, 'Di dalamku orang-orang lemah dan miskin.' Lalu Allah memutuskan di antara keduanya, 'Sesungguhnya engkau, wahai Surga, adalah rahmat-Ku. Denganmu Aku merahmati siapa yang Aku kehendaki. Dan sesungguhnya engkau, wahai Neraka, adalah azab-Ku. Denganmu Aku mengazab siapa yang Aku kehendaki. Dan masing-masing (dari) kalian berdua, menjadi wewenang-Ku untuk memenuhinya (dengan penghuninya).'” (HR. Muslim)

غريب الحديث:

en

Words in the Hadīth:

id

Kosa Kata Asing:

العُتُلّ: الشديد الغليظ، ومنه العَتَلة التي تُحفر بها الأرض، فإنها شديدةٌ غليظة.

en

--

id

العُتُلّ (al-'utull): orang yang keras dan kasar. Di antara penggunaannya: "al-'atalah", yaitu alat yang digunakan menggali tanah; dinamakan demikian karena keras dan kuat.

الجَوَّاظ: سيئ الخُلُق جداً.

en

--

id

الجَوَّاظ (al-jawwāẓ): orang yang sangat buruk akhlaknya.

المستكبر: الذي عنده كِبر وغطرسة.

en

--

id

المُسْتَكْبِرُ (al-mustakbir): orang yang memiliki kesombongan dan keangkuhan.

هداية الأحاديث:

en

Guidance from the Hadīths:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) أهل الجنّة هم الضعفاء المساكين المتواضعون.

en

1) The dwellers of Paradise are the weak, poor, and modest people.

id

1) Penduduk surga adalah orang-orang yang lemah, miskin, dan merendah.

2) وجوب مجانبة صفات أهل النار.

en

2) We are required to shun the attributes of the people of Hellfire.

id

2) Kewajiban menjauhi sifat penghuni neraka.

3) الجزاء من جنس العمل؛ فمن تواضع لله أسكنه رحمته، ومن تكبّر وتجبّر توعده عذابه.

en

3) Recompense for a deed is of the same nature of the deed. So, if a person shows modesty for the sake of Allah, He will cover him with His mercy; and if a person acts arrogantly and unjustly, He will subject him to His punishment.

id

3) Balasan setimpal dengan jenis perbuatan; orang yang tawaduk karena Allah maka Allah akan memasukkannya ke dalam rahmat-Nya, sedangkan orang yang sombong dan angkuh maka Allah mengancamnya dengan siksa-Nya.

5/616ــ وعن أبي هُريرة رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «لا يَنْظُرُ الله يَوْمَ القِيَامَةِ إلىٰ مَنْ جَرَّ إزارَهُ بَطَراً». متفقٌ عليه.

en

616/5 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “On the Day of Judgment, Allah will not look at one who drags his Izār (lower garment) out of arrogance.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

id

5/616- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Pada hari Kiamat Allah tidak akan melihat seseorang yang menyeret sarungnya karena sombong." (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

en

Words in the Hadīth:

id

Kosa Kata Asing:

إزاره: هو ما يستر به النصف الأسفل من البدن.

en

Izār: what is worn to cover the lower half of the body.

id

إِزَارَه (izārahu): sarung, kain yang digunakan menutup setengah badan bagian bawah.

بَطَراً: كِبراً.

en

--

id

بَطَراً (baṭaran): sombong.

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من جرّ ثوبه كِبراً استحق وعيد الله تعالىٰ بألا ينظر إليه يوم القيامة.

en

1) Whoever drags his garment out of arrogance is subject to the threat of Allah Almighty not to look at him on the Day of Judgment.

id

1) Siapa yang yang menyeret pakaiannya (memanjangkannya hingga melewati mata kaki) karena sombong, dia berhak mendapat ancaman dari Allah -Ta'ālā-, yaitu Allah tidak akan mau melihatnya pada hari Kiamat.

2) السنّة في حد طول اللباس: (الإزار أو القميص وهو المعروف بالجلَّابية) من منتصف الساق إلىٰ الكعب، لأن هذا الحد صفة لباس النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم، وأصحابه رضي الله عنهم، وهو دالٌ على تواضع لابسه.

en

2) The Sunnah regarding the length of clothing is that the garment should reach down anywhere between the middle of the shank and the ankle. This is the form of the clothing worn by the Prophet and his Companions, and it is a sign of modesty.

id

2) Sunnah dalam batas panjang pakaian (sarung dan gamis yang dikenal dengan jallābiyah) adalah dari pertengahan betis hingga mata kaki, karena sampai batas inilah sifat pakaian Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan sahabat-sahabat beliau -raḍiyallāhu 'anhum- dan yang demikian itu menunjukkan ketawadukan orang yang memakainya.

6/617 ــ وعنه قال: قالَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ الله يَوْمَ القِيَامَةِ، وَلا يُزَكِّيهِمْ، وَلا يَنْظُرُ إلَيْهِمْ، ولَهُمْ عَذابٌ أَلِيمٌ: شَيْخٌ زانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُستكْبِرٌ». رواه مسلم.

en

617/6 - He also reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “On the Day of Resurrection, there will be three categories of people whom Allah will not speak to, will not purify, and will not look at, and they will receive a painful punishment. These are: an elderly man who commits adultery, a king who lies, and a destitute person who is arrogant.” [Narrated by Muslim]

id

6/617- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tiga golongan yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat, tidak dipuji (di hadapan malaikat), dan tidak mau dilihat, dan bagi mereka azab yang pedih; orang yang tua tapi berzina, raja tapi pendusta, dan orang fakir tapi sombong." (HR. Muslim)

« العَائِلُ»: الفَقِير.

en

--

id

العَائِلُ (al-'ā`il): orang fakir.

غريب الحديث:

en

Words in the Hadīth:

id

Kosa Kata Asing:

ثلاثة: يعني ثلاثة أصناف، وليس المراد ثلاثة نفر، وهكذا حيث جاءت كلمة ثلاثة أو سبعة وما أشبه ذلك.

en

--

id

ثَلاَثَةٌ (ṡalāṡah): tiga, maksudnya tiga golongan, bukan tiga orang. Demikianlah maknanya di mana pun tempat disebutkannya kata tiga atau tujuh dan semisalnya.

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إثبات صفة الكلام لله تعالىٰ.

en

1) Proof of the attribute of speech for Allah Almighty.

id

1) Menetapkan sifat kalam (berbicara) bagi Allah -Ta'ālā-.

2) الزنىٰ والكذب والكِبر من الذنوب الكبيرة، والموبقات العظيمة، وهي محرّمة مطلقاً، لكن وقوعها من هذه الأصناف أعظم وأشد.

en

2) Adultery, lying, and arrogance are major and destructive sins, and they are strictly prohibited; but when they are done by these types of people, they become worse and more serious.

id

2) Zina, dusta, dan sombong termasuk dosa besar dan yang membinasakan; ketiganya diharamkan secara mutlak, tetapi ketika ia dikerjakan oleh golongan orang-orang ini maka hal itu menjadikannya lebih besar dan berat.

فائـدة:

en

Benefit:

id

Faedah Tambahan:

إذا وقعت المعصية ممن انتفت عنه دواعيها كانت أكبر وأعظم، فالشيخ ليس كالشاب؛ فقد برُدت شهوته، فيُستقبح منه الزنا، والملك لا يحتاج إلىٰ أن يكذب، فكلمته هي المسموعة بين الناس، والفقير المستكبر علىٰ الناس ليس عنده ما يوجب الكِبر، لأن الفقر يوجب للإنسان أن يتواضع، فلأي شيءٍ يستكبر؟!.

en

A sin becomes graver and more serious when it is committed by a person who has no strong motive for it. An old man is not like a young one. An old man’s lust has abated, and so it is more reprehensible for him to commit adultery. Likewise, a king does not need to lie, for he is most influential among people. And a poor person who is arrogant does not possess anything to justify his arrogance. Poverty should prompt a person to be humble. What reason does he have to act arrogantly?

id

Ketika maksiat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki sesuatu yang menjadi pendorong ia melakukan maksiat itu, maka maksiat tersebut lebih besar dan lebih berat. Orang yang tua tidak sama dengan pemuda, karena syahwatnya telah mendingin, sehingga sangat jelek ketika dia melakukan zina. Seorang raja tidak butuh berbohong, sebab kata-katanya pasti didengar di tengah manusia. Begitu juga orang fakir yang sombong terhadap manusia; dia tidak memiliki sesuatu yang menjadikannya pantas sombong, karena kemiskinan mengharuskan seseorang untuk merendah, lalu dengan dasar apa dia sombong?!

7/618 ــ وعنه قال: قَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «قال الله _عز وجل_: العِزُّ إزَارِي، والكِبْرِيَاءُ رِدَائي، فَمَن يُنازِعُني عَذَّبْتُه». رواه مسلم.

en

618/7 - He also reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Allah Almighty said: ‘Glory is My garment and pride is My cloak. So whoever contends with Me (over them), I will punish him.” [Narrated by Muslim]

id

7/618- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, Allah -'Azza wa Jalla- berfirman, "Kemuliaan adalah sarung-Ku dan kebesaran adalah selendang-Ku. Siapa yang menandingi-Ku, pasti Aku akan mengazabnya." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من صفات الله سبحانه العزّة والكبرياء.

en

1) Glory and pride are two attributes of Allah Almighty.

id

1) Di antara sifat Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- adalah sifat mulia dan agung.

2) من نازع الله في صفة من صفاته عذَّبه علىٰ ما صنع؛ لأنه نازع ربّه فيما يختصّ به.

en

2) If a person contends with Allah over any of His attributes, He will punish him for that.

id

2) Siapa yang menyaingi Allah dalam salah satu sifat-Nya, Allah akan menyiksanya atas apa yang diperbuatnya itu, karena dia telah menandingi Allah dalam perkara yang merupakan keistimewaan-Nya.

3) الكِبر تجرّؤٌ علىٰ مقام الله، ومن عرف عظمة الله؛ فقبيح أن يتعالىٰ، ومن عرف ضعف نفسه؛ فقبيح أن يتمادىٰ.

en

3) By arrogance, a person is acting daringly towards Allah Almighty. It is reprehensible for a person who knows the greatness of his Lord to act arrogantly and for he who recognizes his weakness to persist in doing so.

id

3) Sombong adalah tindakan menentang kedudukan Allah; siapa yang mengetahui kebesaran Allah, maka sangat tercela baginya bila dia menyombongkan diri, dan siapa yang mengetahui kelemahan dirinya, maka sangat tercela baginya bila dia mengangkat diri.

8/619 ــ وعَنْه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشي في حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ، مُرَجِّلٌ رَأْسَهُ، يَخْتَال في مِشْيَتِهِ، إذْ خَسَفَ اللهُ بِهِ، فهو يَتَجَلْجَلُ في الأرْضِ إلىٰ يَوْمِ القِيَامَةِ». متفق عليه.

en

619/8 - He also reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “While a man was walking, dressed in a two-piece garment admiring himself, his hair groomed, and walking haughtily, Allah made him sink into the earth, and he will continue to sink into it until the Day of Resurrection.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

id

8/619- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tatkala seorang laki-laki berjalan dalam balutan setelan pakaian yang dikagumi oleh dirinya, kepalanya disisir rapi, dan dia berlagak sombong dalam cara jalannya, tiba-tiba Allah membenamkannya ke dalam bumi. Lalu dia akan terus-menerus tenggelam ke dalam bumi hingga hari Kiamat." (Muttafaq 'Alaih)

«مُرَجِّلٌ رَأْسَهُ»، أي: مُمَشِّطُهُ. «يَتَجَلْجَلُ» بالجيمَيْن، أيْ: يَغُوصُ وَيَنْزِلُ.

en

-- --

id

مُرَجِّلٌ رَأْسَهُ (murajjil ra`sahu), yakni dia menyisir rambutnya. يَتَجَلْجَلُ (yatajaljal), dengan dua huruf "jīm", artinya: tenggelam dan turun.

غريب الحديث:

en

Words in the Hadīth:

id

Kosa Kata Asing:

حُلّة: إزار ورداء.

en

--

id

حُلّة (ḥullah): setelan sarung dan selendang.

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تحريم الكِبر وتحريم الإعجاب. فالواجب علىٰ العبد أن يعرف قدر نفسه، وينزلها منزلتها.

en

1) Arrogance and self-conceit are prohibited. A person should realize the level of his own significance and treat himself accordingly.

id

1) Pengharaman sifat sombong dan ujub, karena yang wajib bagi hamba adalah agar dia mengetahui kapasitas dirinya dan menempatkannya pada posisinya.

2) المبالغة في اللبس والتأنُّق، إذا اقترن مع الفخر والخيلاء، يُدخل في نفس العبد الاختيال والعجب، ويعرّضه لسخط الله تعالىٰ.

en

2) Over-indulgence in wearing elegant fancy clothes, along with boastfulness and pomp, makes a person self-conceited and subject to Allah’s wrath.

id

2) Berlebihan dalam berpakaian dan berhias jika disertai dengan kebanggaan dan kesombongan, hal itu akan menanamkan dalam diri rasa sombong dan ujub lalu menyerahkan dirinya kepada murka Allah -Ta'ālā-.

9/620 ــ وعن سَلَمَةَ بنِ الأكْوَعِ رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لاَ يَزَالُ الرَّجُلُ يَذْهَبُ بِنَفْسِهِ حَتَّىٰ يُكْتَبَ في الجّبَّارِينَ، فَيُصِيبَهُ مَا أَصَابَهُمْ». رواهُ الترمذي وقالَ: حديث حسن[6].

en

620/9 - Salamah ibn al-Akwa‘ (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “A man will continue to exalt himself (act arrogantly) until he is recorded among the tyrants, facing what they faced.” [Narrated by Al-Tirmidhi; he classified it as Hasan (sound)] [6]

id

9/620- Salamah bin Al-Akwa' -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Seseorang akan senantiasa membanggakan dirinya, hingga ia dicatat bersama orang-orang yang sombong, lalu ia ditimpa oleh siksa seperti siksa yang menimpa mereka." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan") [6].

[6](1) الحديث إسناده ضعيف.
en
[6] The Hadīth has a weak Isnād.
id
[6] (1) Hadis ini sanadnya daif.

«يَذْهَبُ بِنَفْسِهِ» أي: يَرْتَفعُ ويَتكَبَّرُ.

en

--

id

يَذْهَبُ بِنَفْسِهِ: mengangkat dan menyombongkan diri.

هداية الحديث:

en

Guidance from the Hadīth:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من تشبّه بقوم حُشر معهم. قال تعالى: {ٱحشُرُواْ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ وَأَزوَٰجَهُم} أي: قرناءهم وأشباههم.

en

1) Whoever imitates a people will be gathered with them on the Day of Resurrection. Allah Almighty says: {Gather those who committed wrong and their kinds}. i.e., their associates and their likes.

id

1) Siapa yang menyerupai suatu kaum maka akan dikumpulkan bersama mereka; Allah -Ta'ālā- berfirman, "(Diperintahkan kepada malaikat), 'Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka...'" (QS. Aṣ-Ṣāffāt: 22) Yaitu teman dan orang-orang yang semisal mereka.

2) علىٰ العبد الناصح لنفسه أن يقطع مداخل الكبر عن قلبه، حتىٰ لا يسترسل مع التَّكبُّر.

en

2) A person who gives himself good advice should block the means to arrogance in his heart, lest he gradually becomes arrogant.

id

2) Kewajiban seorang hamba yang tulus untuk dirinya adalah memotong semua pintu kesombongan dari hatinya sehingga dia tidak larut terbawa sombong.