1/739 ــ عن أبي مسعود البَدْرِيِّ رضي الله عنه قال: دَعا رَجُلٌ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم لِطَعَام صَنَعَهُ لَهُ خَامِسَ خَمْسَةٍ ، فَتَبِعَهُمْ رَجُلٌ، فَلَمَّا بَلَغَ البَابَ، قال النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: «إنَّ هذَا تَبِعَنَا، فَإنْ شئْتَ أَنْ تَأْذَنَ لَهُ، وَإنْ شِئْتَ رَجَعَ» قال: لاَ، بل آذَنُ لَهُ يا رسولَ الله. متفق عليه.
1/739- Abu Mas'ūd Al-Badriy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Salah seorang sahabat mengundang Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ke perjamuan makanan yang dibuatnya untuk beliau bersama empat orang lainnya. Tetapi ada seseorang yang ikut dengan mereka, sehingga ketika sampai di pintu, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata, "Orang ini ikut dengan kami. Jika engkau menghendaki, engkau bisa mengizinkannya (masuk). Dan juga jika engkau menghendaki, dia bisa kembali pulang." Sahabat itu berkata, "Dia jangan kembali. Tetapi aku mengizinkannya, wahai Rasulullah." (Muttafaq 'Alaih)
1) يجوز للإنسان إذا دعا قوماً أن يحدد العدد، ولا حرج في ذلك.
1) Jika seseorang mengundang orang lain, ia boleh membatasi jumlah mereka, dan itu tidak tercela.
2) لا حرج علىٰ صاحب البيت ألا يأذن للذي تَبعَ المدعوَّ، وإن أمره بالرجوع فليرجع، لأنه أدب القرآن الكريم: {وَإِن قِيلَ لَكُمُ ٱرجِعُواْ فَٱرجِعُواْ}، لكن من مكارم الأخلاق أن يأذن للطارئ ولا يرجعه.
2) Tidak mengapa bila tuan rumah tidak mengizinkan orang yang ikut bersama orang yang memiliki undangan; bila disuruh puluh maka dia harus pulang, karena itu adalah adab Al-Qur`ān Al-Karīm: "Dan jika dikatakan kepadamu, 'Kembalilah!' Maka hendaklah kamu kembali." (QS. An-Nūr: 28) Tetapi, tentunya merupakan akhlak mulia bila dia mengizinkan orang yang ikut tersebut, dan tidak memulangkannya.
3) مشروعية الضيافة وتأكد استحبابها.
3) Perintah menjamu tamu dan merupakan amalan sunah yang sangat ditekankan.