اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

371 ــ باب الاستغفار

id

371- BAB ISTIGFAR

قَالَ الله تَعَالَىٰ: {وَٱستَغفِر لِذَنبِكَ وَلِلمُؤمِنِينَ} [محمد: 19] ، وقَالَ تَعَالَىٰ: {وَٱستَغفِرِ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورا رَّحِيما} [النساء: 106] ، وقال تَعَالىٰ: {فَسَبِّح بِحَمدِ رَبِّكَ وَٱستَغفِرهُ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَا} [النصر: 3] ، وقالَ تَعَالىٰ: {لِلَّذِينَ ٱتَّقَواْ عِندَ رَبِّهِم جَنَّٰت تَجرِي مِن تَحتِهَا ٱلأَنهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا} إلىٰ قوله _عز وجل_: {وَٱلمُستَغفِرِينَ بِٱلأَسحَارِ} [آل عمران: 15 ــ 17] ، وقالَ تَعَالىٰ: {وَمَن يَعمَل سُوءًا أَو يَظلِم نَفسَهُۥ ثُمَّ يَستَغفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورا رَّحِيما} [النساء: 110] ، وقالَ تَعَالى: {وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم وَأَنتَ فِيهِم وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُم وَهُم يَستَغفِرُونَ} [الأنفال: 33]، وقالَ تَعَالىٰ: {وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَٰحِشَةً أَو ظَلَمُواْ أَنفُسَهُم ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱستَغفَرُواْ لِذُنُوبِهِم وَمَن يَغفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَم يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُم يَعلَمُونَ} [آل عمران: 135] ، والآيات في الباب كثيرة مَعْلُومة.

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin." (QS. Muḥammad: 19) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nisā`: 106) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat." (QS. An-Naṣr: 3) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdoa, 'Ya Tuhan kami! Kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka.' (Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar." (QS. Āli 'Imrān: 15-17) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan barang siapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nisā`: 110) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan." (QS. Al-Anfāl: 33) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah?! Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Āli 'Imrān: 135) Ayat-ayat dalam bab ini banyak dan masyhur.

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) الاستغفار: طلب المغفرة من الذنوب والخطايا التي تصدر من بني آدم، إما تقصير في واجب ، أو فعل لمحرم، ودواء الذنوب الاستغفار وتجديد التوبة دائماً.

id

1) Istigfar ialah permohonan ampunan dari dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh manusia, baik berupa melalaikan kewajiban atau mengerjakan yang haram. Obat dosa adalah istigfar dan terus-menerus memperbaharui tobat.

2) علىٰ العبد أن يكثر من استغفار الله _عز وجل_ ، وأن يسأله المغفرة والرحمة، لأنه سبحانه غفور رحيم.

id

2) Seorang hamba hendaknya memperbanyak istigfar kepada Allah -'Azza wa Jalla- serta memohon ampunan dan rahmat kepada-Nya karena Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

3) من صفات المتقين أنهم يستغفرون في الأسحار، فذلك وقت الإجابة والتضرع والإنابة، لأنه وقت تنزل الرب سبحانه وتعالى إلى السماء الدنيا.

id

3) Di antara sifat orang bertakwa ialah mereka beristigfar (memohon ampun) di akhir malam yang merupakan waktu pengabulan doa, ibadah, dan bertobat karena di saat-saat itulah Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi turun ke langit terendah.

4) التوبة والاستغفار من أعظم موانع نزول العذاب.

id

4) Tobat dan istigfar termasuk pencegah turunnya siksa yang terbesar.

1/1869ــ وَعَنِ الأغَر المُزنِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إنَّهُ لَيُغَانُ عَلىٰ قَلْبي، وَإنِّي لأَسْتَغْفِرُ اللهَ في الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ». رَواهُ مُسْلِم.

id

1/1869- Al-Agarr Al-Muzaniy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya hatiku kadang lalai dari berzikir. Sesungguhnya aku beristigfar seratus kali dalam sehari." (HR. Muslim)

2/1870 ــ وَعَنْ أَبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقولُ: «وَاللهِ إنِّي لأسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إلَيْهِ في الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً». رواه البخاري.

id

2/1870- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Demi Allah! Sungguh aku beristigfar dan bertobat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

ليغان علىٰ قلبي: يحدث له شيء، من الغم والتغيّر بسبب فتور الذِّكْر.

id

لَيُغَانُ عَلىٰ قَلْبي (hatiku kadang lalai): yaitu terjadi padanya semacam kesusahan dan perubahan lantaran tidak berzikir.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) علىٰ العبد أن تكون له أسوة حسنة في رسول الله صلى الله عليه وسلم في كثرة الاستغفار والتوبة.

id

1) Seorang hamba hendaknya meneladani Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan baik dalam hal banyak beristigfar dan bertobat.

2) كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يديم الاستغفار، وقد غُفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر! فكيف حال المقصرين أمثالنا؟!

id

2) Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- selalu merutinkan istigfar padahal telah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang kemudian! Lalu bagaimana dengan keadaan orang-orang lalai seperti kita?!

3/1871ــ وَعَنْهُ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللهُ تَعَالىٰ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنبُونَ، فَيَسْتَغْفِرُونَ الله تَعَالىٰ، فَيَغْفِرُ لَهُمْ». رواه مسلم.

id

3/1871- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Seandainya kalian tidak berbuat dosa niscaya Allah akan menghilangkan kalian dan mendatangkan satu kaum yang berbuat dosa lalu mereka memohon ampunan kepada Allah -Ta'ālā-, kemudian Allah memberi mereka ampunan." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كل بني آدم خطّاء، وخير الخطّائين التوّابون.

id

1) Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik ‎orang yang berbuat salah adalah yang ‎bertobat.‎

2) بيان فضل الله تعالىٰ علىٰ عباده بالعفو والمغفرة، لمـّا فتح لهم بابَ الاستغفار، لِمَا عَلِم من ضعفهم بالذنوب.

id

2) Menjelaskan karunia Allah -Ta'ālā- kepada hamba-Nya berupa pemaafan dan pengampunan, yaitu Allah membukakan untuk mereka pintu istigfar karena mengetahui kelemahan mereka dalam dosa.

3) الفقه الصحيح للحديث: أنه خبر تبشير بالمغفرة وإزالة الذنوب، وليس خبر تقرير علىٰ فعل المعاصي والعيوب.

id

3) Pemahaman yang benar terhadap hadis ini: bahwa hadis ini adalah kabar gembira berupa pengampunan dan pengguguran dosa, bukan berita pengakuan dan pelegalan terhadap perbuatan maksiat dan keburukan.

4/1872 ــ وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: كُنَّا نَعُدُّ لِرَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم في المَجْلِسِ الْوَاحِدِ مائَةَ مَرَّةٍ: «رَبِّ اغْفِرْ لي، وَتُبْ عَليَّ إنَّكَ أَنْتَ التَوَّابُ الرَّحِيمُ».

id

4/1872- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Kami menghitung dalam satu majelis sebanyak seratus kali Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengucapkan, "Rabbi-gfir lī, wa tub 'alayya innaka antat-tawwābur-raḥīm (Ya Tuhanku! Ampunilah aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang."

رواه أبو داود، والترمذي وقال: حديث صحيح.

id

(HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis sahih")

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان تواضع النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم لربِّه وخضوعه له، ولزومه التوبة والاستغفار.

id

1) Menjelaskan ketawadukan serta ketundukan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada Rabb-nya serta kerutinan beliau dalam bertobat dan beristigfar.

2) حرص الصحابة رضي الله عنهم علىٰ حفظ هدي رسول الله صلى الله عليه وسلم، حيث كانوا يراقبون أقواله، وأفعاله، وأحواله، التعبدية.

id

2) Kesungguhan para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- untuk menguasai petunjuk Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan cara mereka memantau ucapan, perbuatan, dan semua kehidupan beribadah beliau.

5/1873 ــ وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ لَزِمَ الاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجاً، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجاً، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ». رواه أبو داود[6].

id

5/1873- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang selalu beristigfar, maka Allah akan memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan serta ketenangan dari setiap kesedihan, dan Allah akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak dia sangka-sangka." (HR. Abu Daud). [6]

[6]() الحديث إسناده ضعيف.
id
[6] (1) Hadis ini sanadnya daif.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من داوم علىٰ الاستغفار فُرِّج همه، وكُفي رزقه.

id

1) Siapa yang merutinkan istigfar maka kesusahannya akan dihilangkan dan rezekinya akan dicukupkan.

2) الاستغفار سبب لجلب الخيرات، ودفع المضرات {فَقُلتُ ٱستَغفِرُواْ رَبَّكُم إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارا * يُرسِلِ ٱلسَّمَاءَ عَلَيكُم مِّدرَارا * وَيُمدِدكُم بِأَموَٰل وَبَنِينَ وَيَجعَل لَّكُم جَنَّٰت وَيَجعَل لَّكُم أَنهَٰرا}.

id

2) Istigfar adalah sarana untuk meraih kebaikan dan menolak keburukan; "Maka aku berkata (kepada mereka), 'Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan kebun-kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.'"

6/1874ــ وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله عليه وسلم: «مَنْ قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذي لا إلهَ إلَّا هُوَ الحَيَّ الْقيُّومَ وَأَتُوبُ إلَيْهِ، غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ، وَإنْ كَانَ قَدْ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ». رواه أبو داود والترمذي والحَاكِمُ، وَقالَ: حَدِيثٌ صَحيحٌ عَلىٰ شَرْطِ البُخارِيّ ومسلم.

id

6/1874- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang mengucapkan, 'Astagfirullāhal-lażī lā ilāha illā huwa Al-Ḥayyul-Qayyūm wa atūbu ilaih (Aku memohon ampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, yang Mahahidup lagi Maha Mengurusi hamba-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya)' niscaya dosa-dosanya diampuni, meskipun ia pernah lari dari medan perang." (HR. Abu Daud dan Al-Ḥākim; Al-Ḥākim berkata, "Hadis sahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim")

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) فضل المداومة علىٰ الاستغفار، فإنه يكفّر الكبائر.

id

1) Keutamaan merutinkan istigfar karena hal itu akan menggugurkan dosa-dosa besar.

2) إذا خرج الدعاء من قلب صادق مقبل علىٰ الله تعالىٰ، فإن فضله وأجره يُذهِب الذنوب الكبار، لأن الأجر التام مرتب علىٰ القول التام.

id

2) Bila doa keluar dari hati yang tulus dan menghadap kepada Allah -Ta'ālā- maka keutamaan dan pahalanya akan menggugurkan dosa-dosa besar, karena pahala yang sempurna akan diberikan pada ucapan yang sempurna juga.

7/1875 ــ وَعَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْس رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «سَيِّدُ الاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ الْعَبْدُ: اللهم أَنْتَ رَبّي، لا إلهَ إلَّا أَنْتَ خَلَقْتَني وَأَنا عَبْدُكَ، وأَنا عَلىٰ عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ ما اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أبوءُ لَكَ بِنــعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ بذَنْبي، فَاغْفِرْ لِي، فَإنَّهُ لا يَغْفِرُ الذِّنُوبَ إلاَ أنْتَ. وَمَنْ قَالَها مِنَ النَّهَارِ مُوقِناً بهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَن يُمْسِي، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَها مِنَ اللَّيْلِ، وَهُوَ مُوقِنٌ بها، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ». رواه البخاري.

id

7/1875- Syaddād bin Aus -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya sayyidul-istigfār (istigfar yang paling tinggi) adalah engkau mengucapkan, 'Allāhumma anta rabbī lāilāha illā anta, khalaqtanī wa anā 'abduka, wa anā 'alā 'ahdika wa wa'dika ma-staṭa'tu. A'ūżu bika min syarri mā ṣana'tu. Abū`u laka bi ni'matika 'alayya, wa abū`u bi żanbī, fa-gfir lī, fa innahū lā yagfiruż-żunūba illā anta (Artinya: Ya Allah! Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian dan janjiku kepada-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).' Siapa yang mengucapkannya ini di siang hari dengan penuh keyakinan kepadanya lalu ia meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam dengan penuh keyakinan kepadanya lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga." (HR. Bukhari)

«أَبُوءُ» بباءٍ مَضْمُومَةٍ ثُمَّ وَاو وهمزَةٍ ممدودَةٍ، وَمَعْنَاهُ: أقِرُّ وَأَعْتَرِفُ.

id

أَبُوءُ (abū`u), dengan "bā`" yang berharakat damah, kemudian "wāw", setelahnya hamzah, artinya: mengakui.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

سيد الاستغفار: أشرف الاستغفار وأفضله.

id

Sayyidul-istigfār: redaksi istigfar yang paling tinggi dan paling utama.

موقناً: مخلصاً من قلبه مصدقاً.

id

مُوْقِنًا (mūqinan): dengan penuh keikhlasan dan keyakinan dari hatinya.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) هذا الدعاء جامع لمعاني تعظيم الله تعالىٰ، ففيه: الاعتراف بأنه الخالق المستحق وحده للعبودية، والإقرار بالعهد الذي أخذه علىٰ عباده، والاستعاذة من شرّ النفس، فمن اعترف بتقصيرهِ، وطالع نعمة ربِّه، وطلب المغفرة، وجد الله غفوراً رحيماً.

id

1) Doa ini menggabungkan hakikat-hakikat pengagungan kepada Allah -Ta'ālā-; yaitu di dalamnya terkandung pengakuan bahwa Allah adalah Khalik yang memiliki hak tunggal terhadap ibadah, pengakuan terhadap perjanjian yang Allah buat pada hamba-Nya, dan permohonan perlindungan dari keburukan jiwa. Siapa yang mengakui kelemahan dirinya dan mengakui nikmat Rabb-nya serta meminta ampunan, maka dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

2) كمال أدب العبد مع ربه سبحانه؛ حيث أضاف النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم النِّعَم إلىٰ الله وحده لا شريك له، وأقرّ بالذنب ونَسَبه لنفسه، فالمؤمن الصادق يسير إلىٰ الله بين مشاهدة نعمة الله عليه وتتاليها، ومطالعة عيب النفس وتقصيرها.

id

2) Kesempurnaan adab Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- terhadap Rabb-nya Yang Mahasuci; yaitu beliau menisbahkan seluruh nikmat kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan beliau mengakui dosa dan menisbahkannya kepada dirinya. Maka orang beriman yang tulus akan berjalan kepada Allah di antara kesaksian dan pengakuan adanya nikmat Allah kepada dirinya dan antara pengakuan keburukan dan kekurangan jiwanya.

8/1876 ــ وَعَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم إذا انْصَرَفَ منْ صَلاتِهِ اسْتَغفَرَ الله ثَلاثاً، وَقَالَ: «اللهم أَنْتَ السَّلامُ، وَمِنْكَ السَّلامُ، تَبَارَكْتَ يَاذَا الجَلالِ والإكْرَامِ» قيلَ لِلأوزاعِيِّ ــ وهُوَ أَحَدُ رُوَاتِهِ: كَيْفَ الاسْتِغْفَارُ؟ قَالَ: يَقُولُ: أَسْتَغْفِرُ اللهَ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ. رواه مسلم.

id

8/1876- Ṡaubān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Bila Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah bersalam dari salatnya, beliau beristigfar tiga kali dan membaca, "Allāhumma Antas-Salām, wa minkas-Salām, Tabārakta yā Żal-Jalāli wal-Ikrām (Ya Allah! Engkaulah As-Salām dan dari-Mu keselamatan. Mahatinggi Engkau, wahai Zat Pemilik kebesaran dan keagungan)." Al-Auzā'iy -salah seorang perawi hadis ini- kemudian ditanya, "Bagaimana cara istigfar itu?" Dia menjawab, "Engkau mengucapkan, 'Astagfirullāh, astagfirullāh.'" (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) يُستحب للعبد أن يستغفر بعد الصلاة المفروضة ثلاث مرات، لأن الطاعة لا تخلو من نقص وخلل، فيستغفر الله تعالىٰ مما حصل فيها من التقصير.

id

1) Disunahkan bagi hamba untuk membaca istigfar sebanyak tiga kali setelah salat fardu; karena ketaatannya tidak lepas dari kekurangan dan cacat, sehingga dia perlu memohon ampun kepada Allah -Ta'ālā- dari kekurangan yang terjadi di dalamnya.

2) السلام والأمن والطمأنينة نعمة يهبها الله لمن استجاب لشرعه ، وآمن برسوله وانقاد لأمره.

id

2) Keselamatan, keamanan, dan ketenangan adalah nikmat yang Allah berikan kepada siapa yang mengamalkan agama-Nya, beriman kepada utusan-Nya, dan tunduk kepada perintah-Nya.

تنبيـه:

id

Peringatan:

شاع في بعض المساجد صيغة للاستغفار بعد الصلاة، وهي قولهم: «أستغفر الله العظيم الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه» وهذه صفة استغفار صحيحة من حيث المعنىٰ، لكن هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم في الاستغفار عقب الصلاة المفروضة ليس علىٰ هذه الصيغة، بل كما قال الأوزاعي لمّا سُئل: كيف الاستغفار؟ قال: «أستغفر الله» ثلاثاً، وراوي الحديث أعلم بفقه روايته من غيره، فَلْنحرصْ علىٰ لزوم السُّنَّة النبوية. ففيها الكفاية والغنية، والبركة والرحمة.

id

Di sebagian masjid tersebar bacaan istigfar setelah salat berupa: 'Astagfirullāhal-'aẓīm al-lażī lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyūm wa atūbu ilaih'. Dari segi makna, bacaan istigfar ini benar. Namun, petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tentang bacaan istigfar setelah salat fardu tidak seperti ini. Melainkan seperti yang dijelaskan oleh Al-Auzā'iy ketika ditanya, "Bagaimana cara istigfar tersebut?" Dia berkata, "Astagfirullāh, astagfirullāh, astagfirullāh." Dan perawi sebuah hadis lebih mengetahui fikih hadis yang diriwayatkannya daripada orang lain. Oleh karena itu, hendaklah kita giat untuk mengikuti Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, karena di dalamnya terkandung kecukupan serta keberkahan dan rahmat.

9/1877 ــ وَعَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم يُكْثِرُ أنْ يَقُولَ قَبلَ مَوْتِهِ: «سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوبُ إلَيْهِ» متفقٌ عليه.

id

9/1877- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Ketika menjelang wafatnya, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- banyak membaca, Subḥānallāhi wa biḥamdihi, astagfirullāh wa atūbu ilaihi' (Mahasuci Allah, aku memuji-Nya. Aku mohon ampunan dan bertobat kepada Allah)." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان صفة استغفار الرسول صلى الله عليه وسلم وتضرّعه وإقباله علىٰ الله تعالىٰ قبيل الموت.

id

1) Menjelaskan redaksi istigfar Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjelang wafatnya.

2) علىٰ العبد أن لا يأمن مكر الله تعالىٰ، فهو سبحانه مُقلِّب القلوب كيف يشاء.

id

2) Seorang hamba tidak boleh merasa aman dari makar Allah -Ta'ālā- karena Allahlah yang membolak-balik hati sebagaimana yang Dia kehendaki.

3) الترغيب في الوصية الجامعة: ملازمة التسبيح والاستغفار حتىٰ الممات. {فَسَبِّح بِحَمدِ رَبِّكَ وَٱستَغفِرهُ}.

id

2) Anjuran untuk mengamalkan sebuah wasiat ringkas, yaitu bertasbih dan beristigfar hingga wafat; "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya." (QS. An-Naṣr: 3)

10/1878 ــ وَعَنْ أنسٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «قَالَ اللهُ تَعَالىٰ: يَا ابْنَ آدَمَ، إنَّكَ ما دَعَوْتَني وَرَجَوْتَني غَفَرْتُ لَكَ عَلىٰ مَا كَانَ مِنْكَ وَلا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَماءِ، ثُمَّ اسْتَغْفَرَتَني، غَفَرْتُ لَكَ وَلا أُبالي، يَا ابْنَ آدَمَ إنَّكَ لَوْ أتيْتَني بقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيتَني لا تُشْرِكُ بي شَيْئاً، لأتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً». رواه الترمذي وقَالَ: حَدِيثٌ حسَنٌ.

id

10/1878- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, Allah -Ta'ālā- berfirman, "Wahai anak Adam! Selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni semua dosamu yang telah kamu lakukan, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika dosamu setinggi langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku ampuni, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku sedikit pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

«عَنانَ السَّمَاءِ» بِفتْحِ العَيْنِ: قِيل: هُوَ السَّحَابُ، وَقِيلَ: هُوَ مَا عَنَّ لَكَ مِنْها، أيْ ظَهَرَ. و«قُرَابُ الأرْضِ» بِضَمَ القافِ، وَرُوِيَ بِكَسْرِهَا، والضَّمُّ أَشْهَرُ، وهُوَ ما يقَارِبُ ملأَها.

id

عَنَانُ السَّماءِ ('anān as-samā`), dengan memfatahkan "'ain"; ada yang berpendapat, bahwa maknanya adalah awan. Ada juga yang berpendapat bahwa maknanya adalah apa yang terlihat oleh Anda. Sedangkan "قُرَابُ الأرْضِ" (qurābul-arḍ), dengan mendamahkan "qāf", ada yang mengatakan, dengan mengkasrahkannya. Tetapi damah lebih fasih dan lebih masyhur. Maknanya: yang mendekati seisi bumi.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) توحيد الله تعالىٰ شرط في مغفرة الذنوب، فإن الله لا يغفر أن يشرك به، ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء.

id

1) Menauhidkan Allah -Ta'ālā- adalah syarat pengampunan dosa karena Allah tidak akan mengampuni perbuatan syirik dan mengampuni dosa lainnya bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

2) إذا تاب العبد توبة نصوحاً غفر الله ذنوبه كلها، ولو كانت ملء الأرض.

id

2) Bila seorang hamba bertobat kepada Allah dengan tobat yang tulus, maka Allah akan mengampuni seluruh dosa-dosanya, walaupun seisi bumi.

3) إن حسنة التوحيد تمحو سيئة الذنوب، بالغةً ما بلغت.

id

3) Kebaikan tauhid akan menghapus keburukan dosa, seperti apa pun banyaknya.

11/1879 ــ وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «يا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ، وَأَكْثِرْنَ مِنَ الاسْتِغْفَارِ، فَإنِّي رَأَيْتكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ» قَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ: مَا لنَا أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: «تكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وتكْفُرْنَ العَشِيرَ. مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِي لُبٍّ مِنكُنَّ» قالَتْ: ما نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدّينِ؟ قالَ: «شَهَادَةُ امْرأَتيْنِ بِشَهَادَةِ رَجُلِ، وَتَمْكُثُ الأيَّامَ لا تُصَلِّي». رواه مسلم.

id

11/1879- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Wahai sekalian kaum wanita! Bersedekahlah dan perbanyaklah istigfar karena aku melihat kalian adalah penghuni neraka paling banyak." Seorang wanita bertanya, "Lantaran apa kami menjadi penghuni neraka paling banyak?" Beliau bersabda, "Karena kalian banyak melaknat dan mengingkari hak suami. Aku tidak melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang lebih dapat mengalahkan laki-laki yang berakal daripada kalian." Dia bertanya lagi, "Apa maksud kurang akal dan agamanya?" Beliau bersabda, "Kesaksian dua orang wanita sama dengan kesaksian satu orang laki-laki dan dia menjalani beberapa hari tanpa salat." (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

تكفرن العشير: تجحدن حق الزوج.

id

تكْفُرْنَ العَشِيرَ (takfurn al-'asyīr): kalian mengingkari hak suami.

لذي لب: لصاحب عقل.

id

لِذِي لُبٍّ (liżī lubb): untuk orang yang berakal.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) حضُّ النساءِ علىٰ الصدقة، وأعمال البر، والإكثار من الاستغفار، وسائر الطاعات.

id

1) Memotivasi kaum perempuan supaya bersedekah, berbuat kebajikan, memperbanyak istigfar, dan ketaatan-ketaatan lainnya.

2) تحريم اللعن وجحد حق الزوج وإنكاره، لأن ذلك من كبائر الذنوب.

id

2) Haram melaknat serta mengingkari hak suami karena perbuatan tersebut merupakan dosa besar.

3) اهتمام الإسلام بالمرأة؛ ومن ذلك وعْظُ رسول الله صلى الله عليه وسلم النساء، وتعليمه إياهنّ.

id

3) Perhatian Islam kepada perempuan, di antaranya nasihat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada kaum wanita dan pembinaan mereka.

4) النساء شديدات التأثر العاطفي، فهُنّ يستعملن عواطفهن أكثر من عقولهن، فهذا معنىٰ نقصان عقولهنَّ، وقد بيّنه النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم بالمثال الموضِّح.

id

4) Perempuan sangat dipengaruhi oleh perasaan, yaitu mereka lebih banyak menggunakan perasaan daripada akalnya, sebagaimana telah dijelaskan oleh Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan permisalan yang jelas.