القرآن الكريم هو كلام الله تعالىٰ، المنزل، المتعبَّد بتلاوته، تكلّم اللهُ به حقيقةً، وتلقّاه عَنْهُ جبريل عليه الصلاة والسلام، ثُمَّ نزل به علىٰ قلب النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم.
The noble Qur’an is the revealed word of Allah Almighty, whose recitation is an act of worship. Allah spoke it in reality, and Jibrīl (Archangel Garbriel) received it from Him and then went down with it upon the heart of the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him).
Al-Qur`ān Al-Karīm adalah kalam Allah -Ta'ālā- yang diturunkan, membacanya adalah ibadah, Allah mengucapkannya secara hakiki dan diterima dari Allah oleh Jibril -'alaihiṣ ṣalātu wassalām-, kemudian dia turunkan ke dalam hati Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
وللقرآن فضائل عظيمة عامة، وفضائل في آيات وسور خاصة، وهذا يوجب لأهل الإيمان أن يحرصوا غاية الحرص علىٰ تلاوة كتاب الله، وتدبّره، والعمل به، {كِتَٰبٌ أَنزَلنَٰهُ إِلَيكَ مُبَٰرَك لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلأَلبَٰبِ} فالقرآن نور وروح وحياة لأهل الإيمان، وبصيرة لهم في العلم والعمل.
There are numerous general merits for the Qur’an and special merits for certain verses and Surahs. The believers should be very keen to recite the Book of Allah and ponder and act upon it. {[This is] a blessed Book which We have revealed to you that they might reflect upon its verses and that those of understanding would be reminded.} Indeed, the Qur’an is light, spirit, and life for the believers and insight for them in knowledge and actions.
Al-Qur`ān memiliki keutamaan-keutamaan yang besar pada keseluruhan ayatnya serta keutamaan-keutamaan yang khusus pada ayat dan surah-surah tertentu. Hal ini mengharuskan orang beriman agar antusias setinggi-tingginya untuk membaca Kitābullāh, menadaburinya, dan mengamalkannya. "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadaburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang berakal." (QS. Ṣād: 29) Al-Qur`ān adalah cahaya, ruh, dan sumber kehidupan bagi orang beriman serta petunjuk bagi mereka dalam berilmu dan beramal.
1/991 ــ عن أبي أمامةَ رضي الله عنه قَالَ: سمعتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «اقرؤُوا القرآنَ، فإنُّه يأتي يومَ القيامةِ شفيعاً لأصحابِهِ». رواه مسلم.
991/1 - Abu Umāmah (may Allah be pleased with him) reported: I heard the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) say: “Read the Qur’an, as it will come as an intercessor for its companions on the Day of Resurrection.” [Narrated by Muslim]
1/991- Abu Umāmah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bacalah Al-Qur`ān, karena Al-Qur`ān itu akan datang pada hari Kiamat untuk memberi syafaat bagi orang-orang yang suka membacanya." (HR. Muslim)
1) تعظيم البشارة للمؤمنين، فالقرآن الكريم يأتي يوم القيامة يشفع لمن قرأه محتسباً الأجر عند الله.
1) It gives great glad tidings to the believers, as the noble Qur’an will come on the Day of Judgment as an intercessor for those who used to recite it in pursuit of reward from their Lord.
1) Mengagungkan kabar gembira bagi orang beriman, yaitu Al-Qur`ān Al-Karīm akan datang pada hari Kiamat untuk memberi syafaat bagi orang yang membacanya karena mengharap pahala di sisi Allah.
2) الحضّ علىٰ قراءة القرآن بتدبّر وتفهّم، لنحصل علىٰ هذا الوعد العظيم.
2) It urges us to recite the Qur’an with reflection and understanding so as to earn this great promised reward.
2) Anjuran dan motivasi untuk membaca dan menadaburi Al-Qur`ān agar kita dapat memperoleh janji yang besar ini.
3) تصديق خبر النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم بأن القرآن يشفع يوم القيامة، ولا نقول كيف يشفع؟ لأن كلام النَّبيِّ عليه الصَّلاة والسَّلام حقّ وصدق {إِنَّمَا كَانَ قَولَ ٱلمُؤمِنِينَ إِذَا دُعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحكُمَ بَينَهُم أَن يَقُولُواْ سَمِعنَا وَأَطَعنَا وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ}.
3) We should believe the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) as he informed us that the Qur’an would intercede on the Day of Judgment and not ask how would it intercede? Indeed, the Prophet’s speech is true and truthful. {The only statement of the [true] believers when they are called to Allah and His Messenger to judge between them is that they say: “We hear and we obey.” And those are the successful.}
3) Membenarkan berita dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa Al-Qur`ān akan memberi syafaat pada hari Kiamat, dan kita tidak perlu bertanya lagi tentang caranya memberi syafaat, karena sabda Nabi -'alaihiṣṣalātu was sallām- adalah hak dan benar; "Hanyalah ucapan orang-orang mukmin, bila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, 'Kami mendengar dan kami taat.' Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An-Nūr: 51)
2/992ــ وعَن النَوَّاسِ بنِ سَمعَانَ رضي الله عنه قالَ: سَمِعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «يُؤْتَىٰ يَوْمَ القِيَامَةِ بالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ، الذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِه في الدُّنْيَا، تَقدُمُهُ سورَةُ البَقَرَةِ وَآلِ عِمرَانَ، تُحَاجَّانِ عن صاحِبِهِمَا». رواه مسلم.
992/2 - Al-Nawwās ibn Sam‘ān (may Allah be pleased with him) reported: I heard the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) say: “On the Day of Resurrection, the Qur’an and those who acted according to it will be brought with Surat al-Baqarah and Sūrat ĀI-‘Imrān preceding them and pleading for their companion (i.e. the one who read them and acted upon them).” [Narrated by Muslim]
2/992- An-Nawwās bin Sam'ān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, "Pada hari kiamat, Al-Qur`ān akan didatangkan beserta para Ahli Al-Qur`ān, yaitu orang-orang yang mengamalkannya di dunia; Surah Al-Baqarah dan Āli 'Imrān datang di depannya, keduanya akan membela orang yang suka membacanya." (HR. Muslim)
تقدُمه: تتقدمه، أي تجيء أولاً.
--
تَقْدُمُهُ (taqdumuhu): mendahuluinya, datang lebih awal.
تُحاجّان: من المحاجّة، وهي إظهار الحجة والدفاع عن الشيء، أي تدافعان عن صاحبهما، التالي لهما، العامل بهما.
--
تُحاجّان (tuḥājjāni), berasal dari kata "المُحَاجَّةُ" (al-muḥājjāh), artinya: menampakkan hujah serta membela sesuatu, yakni kedua surah itu akan membela orang yang selalu membaca dan mengamalkannya.
1) فضيلة من يعمل بالقرآن، لأن هذا الثواب والفضل لمن كَانَ يعمل بالقرآن في الدنيا.
1) It shows the merit and reward of those who act upon the Qur’an in this worldly life.
1) Keutamaan orang yang mengamalkan Al-Qur`ān, karena pahala dan keutamaan ini diperuntukkan bagi orang yang mengamalkan Al-Qur`ān di dunia.
2) العمل بالقرآن لا يكون إلَّا بعد العلم به وتفهّمه وتدبّره، فلابد من تَفهّم معاني القرآن. فالعلم قبل القول والعمل.
2) A person can act upon the Qur’an only after he ponders it and understands its meanings properly. Knowledge should precede actions.
2) Mengamalkan Al-Qur`ān tidak mungkin terwujud kecuali setelah mengetahui, memahami, dan menadaburinya, sehingga memahami makna Al-Qur`ān adalah sebuah keharusan; karena wajib hukumnya berilmu sebelum berucap dan beramal.
3) فضيلة سورتي البقرة وآل عمران.
3) It highlights the merit of Surat al-Baqarah and Surat Āl-‘Imrān.
3) Keutamaan Surah Al-Baqarah dan Āli 'Imrān.
3/993 ــ وعَنْ عثمانَ بنِ عفّانَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «خيرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القرآنَ وعَلَّمَهُ». رواه البخاري.
993/3 - ‘Uthmān ibn ‘Affān (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The best of you are those who learn the Qur’an and teach it to others.” [Narrated by Al-Bukhāri]
3/993- 'Uṡmān bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`ān dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)
1) خير النَّاس من جمع الوصفين: من تعلم القرآن، وعلَّمه.
1) The best among people are those who combine these two traits: learning the Qur’an and teaching it to others.
1) Sebaik-baik manusia adalah yang menggabungkan dua sifat ini, yaitu orang yang mempelajari Al-Qur`ān dan mengajarkannya.
2) التعلُّم والتعليم يشمل التعلُّمَ اللفظيَّ للقرآن تلاوةً وأداءً، ويشمل التعلُّمَ التفسيريَّ، وهو العلم بمعاني كلام الله تعالىٰ علىٰ الوجه الصحيح.
2) Learning and teaching include both recitation of the Qur’an and explanation of its meanings.
2) Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur`ān mencakup mempelajari lafalnya dari sisi tilawah dan cara bacanya, juga mencakup mempelajari tafsirnya, yaitu mempelajari makna kalam Allah -Ta'ālā- sesuai tafsir yang benar.
3) العناية بالقرآن الكريم دليل علىٰ خيرية المؤمن، وانتشارُ ذلك بين المؤمنين دليل علىٰ خيرية الأمة.
3) Giving due care to the noble Qur’an is a sign of the virtue of the believer, and when this spreads among the believers at large, this denotes the merit of this Ummah.
3) Memberikan perhatian kepada Al-Qur`ān Al-Karīm adalah bukti kebaikan seorang mukmin, dan meratanya hal itu di tengah-tengah orang beriman adalah bukti kebaikan umat secara keseluruhan.
4/994ــ وعَنْ عائشةَ رضي الله عنها قالت: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «الذي يقرأُ القرآنَ وهُوَ ماهرٌ به مَعَ السَّفَرَةِ الكرامِ البَرَرَةِ، والذي يقرأُ القرآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فيه وهو عليه شاقٌّ لَهُ أجران». متفق عليه.
994/4 - ‘Ā’ishah (may Allah be pleased with her) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The one who reads the Qur’an skillfully will be in the company of the noble and righteous messenger-angels, and the one who reads the Qur’an but stutters and finds it difficult receives a double reward.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]
4/994- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur`ān dan dia mahir membacanya, maka dia bersama para malaikat yang mulia nan berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`ān dengan terbata-bata dan dia merasa kesulitan dalam membacanya, maka baginya dua pahala." (Muttafaq 'Alaih)
ماهر: مجيدٌ لقراءته.
--
مَاهِرٌ (māhir): dia lancar membacanya.
يتتعتع: يتهجّاه حرفاً حرفاً.
--
يَتَتَعْتَعُ (yatata'ta'u): mengejanya terbata-bata, huruf demi huruf.
1) فضيلة قارئ القرآن؛ فهو لا يحرم من الأجر، سواءٌ أَكَانَ مُجيداً للقرآن أم غير مجيد.
1) It shows the merit of those who recite the Qur’an. They always get a reward, whether they recite it skilfully or otherwise.
1) Keutamaan orang yang membaca Al-Qur`ān; yaitu dia tidak akan terhalangi dari pahala, baik dia mahir membaca Al-Qur`ān ataupun tidak mahir.
2) الأجر علىٰ قدرة المشقة والمنفعة، للمصلحة الحاصلة من أجر التلاوة، وأجر الصبر علىٰ المشقة.
2) The reward depends on the difficulty and benefit involved. There is the benefit of the recitation itself, and there is patience over the difficulty.
2) Pahala sesuai tingkat kesulitan amalan dan manfaatnya, ini berdasarkan maslahat yang didapat dari pahala membaca dan pahala sabar atas kesulitan itu.
3) الماهر بقراءة القرآن مَعَ الملائكة الكرام، وهذه فضيلة عظيمة لمن يتقن تلاوة القرآن.
3) A skillful reciter of the Qur’an is with the noble angels, a great merit indeed.
3) Orang yang mahir membaca Al-Qur`ān akan bersama malaikat yang mulia, dan ini adalah keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur`ān dengan baik.
5/995ــ وعن أبي موسىٰ الأشْعَرِيِّ رضي الله عنه قالَ: قالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: مَثَلُ المُؤمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مثلُ الأُتْرُجَّةِ: رِيحهَا طَيِّبٌ وَطَعمُها طَيِّبٌ، وَمثلُ المؤمِنِ الَّذِي لا يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمرَةِ: لا رِيحَ لَها وَطَعْمهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الذي يَقْرَأُ القرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيحَانَةِ: رِيحُها طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الذي لا يَقْرَأُ القرْانَ كمَثَلِ الحَنْظَلَةِ: لَيْسَ لَها رِيحٌ وَطَعمُهَا مُرٌّ». متفقٌ عليه.
995/5 - Abu Mūsa al-Ash‘ari (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The example of a believer who recites the Qur’an is like that of a citron; it smells good and tastes good. And the example of a believer who does not recite the Qur’an is like that of a date; it has no smell and tastes good. And the example of a hypocrite who recites the Qur’an is like that of a basil; it smells good but tastes bitter. And the example of a hypocrite who does not recite the Qur’an is like that of a colocynth; it has no smell and tastes bitter.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]
5/995- Abu Mūsā Al-Asy'ariy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Perumpamaan mukmin yang membaca Al-Qur`ān seperti buah utrujjah (sejenis jeruk), aromanya harum dan rasanya enak. Perumpamaan mukmin yang tidak membaca Al-Qur`ān seperti buah kurma, tidak memiliki aroma tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`ān seperti raiḥānah (sejenis kemangi), aromanya harum tapi rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur`ān seperti hanẓalah (sejenis labu pahit), tidak memiliki aroma dan rasanya pahit." (Muttafaq 'Alaih)
1) المؤمن القارئ للقرآن أفضل من الذي لا يقرأ القرآن، فالأول نفسه طيبة وقلبه طيب، فخيره علىٰ نفسه، وعلىٰ غيره يستفيد منه النَّاس، فهو مثل الثمرة التي ريحها طيب وطعمها طيب، وأما المؤمن الذي لا يقرأ القرآن فخيره قاصر علىٰ نفسه، ولا يصل نفعه إلىٰ غيره، فهو مثل التمرة.
1) A believer who recites the Qur’an is better than a believer who does not, as the former has a good soul and heart, and he brings good to himself and to people. He is like a fruit that smells good and tastes good. But a believer who does not recite the Qur’an brings good only to himself and does not benefit others. He is like a date; it tastes good but has no smell.
1) Orang mukmin yang membaca Al-Qur`ān lebih afdal dari yang tidak membaca Al-Qur`ān. Orang yang pertama jiwanya baik dan hatinya baik, lalu kebaikannya untuk dirinya dan untuk orang lain yang mendapat manfaat darinya, sehingga permisalannya seperti buah yang memiliki aroma yang harum serta rasa yang enak. Sedangkan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur`ān, kebaikannya terbatas hanya pada dirinya, kebaikannya tidak mengalir kepada orang lain, sehingga permisalannya seperti buah kurma.
2) المنافق خبيث السيرة والسريرة، لا خير فيه، سواءٌ أقرأ القرآن أم لَمْ يقرأه، فهو مثل الريحانة أو الحنظلة.
2) The hypocrite has evil character and malicious soul. There is no good in him whether he recites the Qur’an or not; he is like a basil or a colocynth.
2) Orang munafik adalah orang yang buruk perbuatan dan hatinya; tidak ada kebaikannya, baik dia membaca Al-Qur`ān ataupun tidak, sehingga permisalannya seperti raiḥānah atau ḥanẓalah.
3) ضرب الأمثلة من أرفع أساليب التعليم المفيدة.
3) Setting examples is one of the most effective and useful methods of teaching.
3) Membuat permisalan termasuk metode pengajaran yang tinggi dan bermanfaat.
6/996ــ وعَنْ عمرَ بنِ الخطّابِ رضي الله عنه أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إنَّ اللهَ يرفعُ بهذا الكتابُ أقواماً ويَضَعُ به آخَرين». رواه مسلم.
996/6 - ‘Umar ibn al-Khattāb (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Indeed, Allah elevates some people with this Book and degrades others.” [Narrated by Muslim]
6/996- Umar bin Al-Khaṭṭāb -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya dengan kitab ini (Al-Qur`ān), Allah mengangkat sebagian kaum dan merendahkan sebagian kaum yang lain." (HR. Muslim)
1) الترغيب في ثواب من عمل بالقرآن؛ تصديقاً بأخباره، وامتثالاً لأوامره، واجتناباً لنواهيه، واهتداءً واستغناءً بهديه، فإن الله تعالىٰ يرفع أهل القرآن في الدنيا والآخرة.
1) It encourages us to seek the reward for acting upon the Qur’an, believing its information, observing its commands and prohibitions, and adhering to its guidance and finding sufficiency therein. Indeed, Allah Almighty elevates the rank of the people of the Qur’an in this world and in the Hereafter.
1) Anjuran meraih pahala orang yang mengamalkan Al-Qur`ān, yaitu dengan membenarkan beritanya, melaksanakan perintahnya, meninggalkan larangannya, serta mengikuti dan mencukupkan diri dengan petunjuknya, karena Allah -Ta'ālā- akan mengangkat derajat para Ahli Al-Qur`ān di dunia dan akhirat.
2) الحذر من عقوبة من قرأ القرآن رياء وسمعة، واستكبر علىٰ عباد الله تعالىٰ، وكان ممن لا يهتدي بالقرآن فلا يصدق أخباره، ولا يمتثل أحكامه، ولا يستغني بهداه، فهؤلاء يضعهم الله تعالىٰ وينزل قدرهم.
2) It warns us of the punishment of reciting the Qur’an for show-off and superiority over others and do not take guidance from it nor believe its information or observe its rulings. Allah Almighty debases such people.
2) Waspada terhadap hukuman orang yang membaca Al-Qur`ān karena ria dan sumah, serta demi menyombongkan diri terhadap hamba-hamba Allah -Ta'ālā-, sementara dia termasuk orang yang tidak mengikuti petunjuk Al-Qur`ān, tidak membenarkan beritanya, tidak mengamalkan hukumnya, dan tidak mencukupkan diri dengan petunjuknya; mereka itu akan direndahkan oleh Allah -Ta'ālā- serta diturunkan kedudukannya.
7/997ــ وعَنْ ابن عمرَ رضي الله عنهما عنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لا حسَدَ إلَّا في اثنتين، رجُلٌ آتاهُ اللهُ القرآنَ، فهوَ يقومُ به آناءَ اللَّيْلِ وآنَاءَ النَّهَارِ، ورجُلٌ آتاهُ اللهُ مالاً، فهُوَ يُنْفقُهُ آناءَ اللَّيلِ وآناءَ النَّهارِ». متفق عليه. والآناء: الساعات.
997/7 - Ibn ‘Umar (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “There should be no envy except in two cases: a man whom Allah has given the Qur’an so he acts upon it during the day and night; and a man whom Allah has given wealth so he spends it (in charity) during the day and night.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]
7/997- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, “Tidak boleh hasad (iri hati) kecuali kepada dua orang. Yaitu orang yang Allah anugerahi hafalan Al-Qur`ān, lalu dia mengerjakan salat dengan membacanya di waktu-waktu siang dan malam, dan orang yang Allah karuniakan padanya harta, lalu dia menginfakkannya di waktu-waktu siang dan malam.” (Muttafaq 'Alaih). الآناء (al-ānā`): waktu-waktu.
1) الحث علىٰ التنافس والرغبة فيما ينفع في الدنيا والآخرة، كالقيام بالقرآن أو إنفاق المال في سبيل الله.
1) It urges us to compete and seek what is beneficial in the worldly life and in the Hereafter, like applying the Qur’an and spending in the way of Allah.
1) Anjuran untuk berlomba dan bersemangat pada sesuatu yang berguna di dunia dan akhirat, seperti membaca Al-Qur`ān di dalam salat atau menginfakkan harta di jalan Allah.
2) المؤمن الصادق هو من يجعل أعماله كلها مبنية علىٰ هدي القرآن الكريم، والسنة النبوية.
2) A true believer bases all his deeds upon the guidance of the Qur’an and the Sunnah.
2) Mukmin yang tulus adalah yang membangun seluruh amal salehnya di atas petunjuk Al-Qur`ān Al-Karīm dan Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
3) علىٰ من آتاه الله المال أن يؤدي حقه، ويقوم بواجبه؛ بإنفاقه في وجوه الخير.
3) A person whom Allah gives wealth should fulfill the rights and duties related to it by spending it on charitable causes.
3) Orang yang diberikan harta oleh Allah wajib menunaikan hak harta tersebut dan melaksanakan kewajibannya dengan menginfakkannya di jalan-jalan kebaikan.
8/998ــ وعنِ البَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رضي الله عنه قالَ: كَانَ رَجُلٌ يَقرَأُ سورَةَ الكَهْفِ، وَعِنْدَهُ فَرَسٌ مَربوطٌ بِشَطَنَيْنِ، فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ، فَجَعَلَتْ تَدْنُو، وَجَعَلَ فَرَسُهُ يَنْفِرُ مِنها. فَلَمَّا أَصبَحَ أَتَىٰ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَذَكَرَ ذلكَ لَهُ، فقالَ: «تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ للقُرآنِ». متفقٌ عليه.
998/8 - Al-Barā ibn ‘Āzib (may Allah be pleased with him) reported: While a man was reciting Surat al-Kahf, with his horse tied with two ropes beside him, a cloud overshadowed him. As it began to come nearer and nearer, the horse began to trample violently. In the morning, the man came to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and narrated the incident to him. Thereupon, he said: “That was tranquility which descended by virtue of the Qur’an.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]
8/998- Al-Barā` bin 'Āzib -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Dahulu ada seorang laki-laki yang membaca surah Al-Kahfi (pada malam hari), dan di dekatnya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali. Tiba-tiba sesuatu seperti awan menaunginya, awan itu terus mendekat sehingga kudanya itu lari menjauhi awan tersebut. Pada pagi harinya, dia datang menemui Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu menceritakan peristiwa tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda, "Itu adalah ketenangan yang turun karena Al-Qur'ān." (Muttafaq 'Alaih)
«الشَّطَنُ»: بفتح الشين المعجمة والطاء المهملة: الحبلُ.
--
الشَّطَنُ (asy-syaṭan), dengan memfatahkan "syīn" dan "ṭā`", artinya: tali.
تغشّته: أي غطتّه.
--
تغشّته (tagasysyathu): menaunginya.
1) من جملة فضائل القرآن أن السكينة تنزل عند تلاوته.
1) One of the merits of the Qur’an is that tranquility descends when it is recited.
1) Di antara keutamaan Al-Qur`ān adalah bahwa ketenangan akan turun ketika membacanya.
2) إثبات كرامة لهذا الصحابي، وهذه من كرامات الأولياء، وهي حقّ وثابتة للصالحين من هذه الأمة، فكل مؤمن تقي فهو من أولياء الله تعالىٰ.
2) It establishes a supernatural incident that occurred to this Companion. The occurrence of such incidents to the allies of Allah (Awliyā’; devout worshipers) is an established confirmed truth. Every pious believer is an ally of Allah Almighty.
2) Menetapkan adanya karāmah sahabat ini, dan ini termasuk jenis karāmah-nya para wali Allah. Karāmah para wali benar-benar ada dan terbukti pada orang saleh dari kalangan umat ini. Setiap orang yang beriman dan bertakwa, maka dia adalah wali Allah -Ta'ālā-.
3) إن خوارق العادات التي تكون علىٰ أيدي الخارجين عن الشريعة، مثل الدجالين والمشعوذين، ليست بكرامات لهم، بل هي إهانات ومن تلبيس إبليس عليهم.
3) Supernatural incidents that occur at the hands of people who do not adhere to the Shariah, like jugglers and impostors, are not honorable incidents, but in fact they are insults for them and part of the deceit that Satan targets them with.
3) Peristiwa luar biasa yang terjadi pada orang-orang yang keluar dan membangkang dari syariat, seperti para pembohong, penyihir, dan pesulap, itu bukanlah karāmah, tetapi itu adalah penghinaan dan tipu daya setan pada mereka.
9/999ــ عَنْ ابن مسعود رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ قَرَأَ حرفاً من كتَابِ اللهِ فَلَهُ حسنةٌ، والحسنةُ بِعَشْر ِأمثالِها، لا أقُولُ: ﴿ألم﴾ حرفُ، ولكن: ألفٌ حرفٌ، ولامٌ حرفٌ، وميمٌ حرفٌ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.
999/9 - ‘Abdullāh ibn Mas‘ūd (may Allāh be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever recites a letter from the Book of Allah will be credited with a good deed, and a good deed gets a ten-fold reward. I do not say that {Alif-Lām-Mīm} is one letter, but Alif is a letter, Lām is a letter, and Mīm is a letter.” [Narrated by Al-Tirmidhi; he classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)]
9/999- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur`ān) maka baginya satu pahala kebaikan, dan satu pahala kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa 'Alif lām mīm' itu satu huruf, akan tetapi, alif satu huruf, lām satu huruf, dan mīm satu huruf.” (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")
1) بيان الأجر العظيم في تلاوة القرآن الكريم.
1) It shows the great reward for reciting the noble Qur’an.
1) Menjelaskan pahala yang besar dalam membaca Al-Qur`ān Al-Karīm.
2) إظهار فضيلة هذه الأمة، فالله قد خصّها بالأجر الكبير، علىٰ العمل اليسير.
2) It points out the merit of this Ummah, for Allah Almighty endows them with abundant rewards in return for simple deeds.
2) Menampakkan keutamaan umat ini, yaitu Allah mengistimewakan mereka dengan pahala yang besar pada amalan yang sedikit lagi ringan.
10/1000 ــ عَنْ ابن عباس رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الذي لَيسَ في جَوفِهِ شيءٌ مِنَ القرآنِ كالبَيْتِ الخَرِبِ». رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح[11].
1000/10 - Ibn ‘Abbās (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Verily, the one who does not have any portion of the Qur’an in his heart is like a ruined house.” [Narrated by Al-Tirmidhi; he classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)] [11]
10/1000- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya orang yang tidak memiliki Al-Qur`ān sedikit pun dalam hatiya, dia laksana rumah yang rusak." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih") [11].
1) بيان أن القلب يعمر ويُنَوَّر بالقرآن الكريم، فهو كالبيت المشرق بالأنوار.
1) It points out that the heart blossoms and brightens by the noble Qur’an, becoming like a house bright with lights.
1) Menjelaskan bahwa hati yang diasupi dan disinari dengan Al-Qur`ān Al-Karīm adalah laksana rumah yang terang dengan cahaya.
2) التحذير من هجر القرآن، حَتَّىٰ لا تكون قلوبنا كالبيوت الخربة.
2) It warns us against abandoning the Qur’an, lest our hearts become like ruined houses.
2) Peringatan dari tindakan meninggalkan Al-Qur`ān, supaya hati kita tidak menjadi seperti rumah yang rusak.
11/1001ــ عَنْ عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما عنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «يُقَالُ لِصاحبِ القرآنِ: اقرأْ وارْتَقِ ورَتِّلْ كما كُنْتَ تُرَتِّل في الدُّنْيا، فإنَّ مَنْزلَتَكَ عنْدَ آخرِ آيةٍ تقْرؤُها». رواه أبو داود، والترمذي وقال: حسن صحيح.
1001/11 - ‘Abdullāh ibn ‘Amr ibn al-‘Ās (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The companion of the Qur’an will be told on the Day of Resurrection: Recite and ascend (in ranks) as you used to recite when you were in the world. Your rank will be at the last verse you recite.” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)]
11/1001- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada orang yang biasa membaca Al-Qur`ān, 'Bacalah dan naiklah (di tingkatan surga); bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya tingkatanmu adalah di akhir ayat yang engkau baca." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih")
ارتق: اصعد في درجات الجنة.
--
اِرْتَقِ (irtaqi): naiklah di tingkatan-tingkatan surga.
1) علو منزلة صاحب القرآن العامل به في الجنة، فمنزلته في الجنة بحسب اجتهاده وقراءته للقرآن في الدنيا.
1) A person who is devoted to the Qur’an and acts upon it will be in a high rank in Paradise. His rank in Paradise will be as high as the level of his diligence and recitation of the Qur’an in the worldly life.
1) Tingginya kedudukan orang yang membaca Al-Qur`ān dan mengamalkannya di dalam surga, yaitu kedudukannya di dalam surga sesuai tingkat kesungguhannya serta bacaannya terhadap Al-Qur`ān di dunia.
2) منازل الجنة تتفاوت بحسب أعمال المؤمنين، واجتهادهم في الطاعات.
2) Ranks in Paradise vary according to the good deeds and hard work of the believers.
2) Kedudukan surga bertingkat-tingkat sesuai amal perbuatan orang beriman dan kesungguhan mereka dalam ketaatan.
3) فضيلة ترتيل القرآن وتلاوته حق التلاوة.
3) It shows the merit of the proper and measured recitation of the noble Qur’an.
3) Keutamaan membaca Al-Qur`ān secara tartil dan dengan memperhatikan hak tilawahnya.