1/1009ــ عَنْ أبي سعيدٍ رافعِ بنِ المعلَّىٰ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لي رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «ألاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ في الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ المَسْجِدِ؟» فَأَخَذَ بِيَدِي، فَلَمَّا أَرَدْنا أَنْ نَخْرُجَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ الله، إنَّكَ قُلْت: لأُعَلَمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ في الْقُرْآنِ؟ قالَ: «الحَمْدُ للهِ رَبّ العَالَمِينَ، هِيَ السَبْعُ المَثَاني وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذي أُوتِيتُهُ». رواه البخاري.
1009/1 - Abu Sa‘īd Rāfi‘ ibn al-Mu‘alla (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said to me: “Shall I teach you the greatest Surah in the Qur’an before you leave the mosque?” He held my hand, and when we were about to leave, I said: “O Messenger of Allah, you said you would teach me the greatest Surah in the Qur’an.” He said: “Surat al-Fātihah; it is the seven oft-repeated verses and the great Qur’an that I have been granted.” [Narrated by Al-Bukhāri]
1/1009- Abu Sa'īd Rāfi' bin Al-Mu'allā -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepadaku, "Maukah engkau aku ajari surah yang paling agung dalam Al-Qur`ān sebelum engkau keluar dari masjid?" Lalu beliau memegang tanganku. Ketika kami hendak keluar, aku berkata, "Wahai Rasulullah! Bukankah engkau telah mengatakan, 'Sungguh aku akan mengajarimu surah yang paling agung dalam Al-Qur`ān?'" Beliau menjawab, "Yaitu 'Alḥamdulillāhi Rabbil-'Ālamīn' (Surah Al-Fātiḥah); ia adalah As-Sab'u Al-Maṡānī (tujuh ayat yang diulang-ulang) dan Al-Qur`ān Al-'Aẓīm yang telah diberikan kepadaku." (HR. Bukhari)
1) سورة الفاتحة هي أعظم سورة في القرآن، لأنها أم الكتاب، وجميع معاني القرآن ترجع إلىٰ هذه السورة.
1) Surat al-Fātihah is the greatest Surah in the Qur’an, for it is the Mother of the Book, and all the meanings of the Qur’an refer back to this Surah.
1) Surah Al-Fātiḥah adalah surah yang paling agung dalam Al-Qur`ān karena merupakan Ummul-Kitāb (induk Al-Qur`ān), karena semua makna Al-Qur`ān kembali ke surah ini.
2) سُمِّيت الفاتحة بالسبع المثاني؛ لأن آياتها سبع، ولأنها تُثنىٰ ــ أي تكرر ــ في كل ركعة من الصلوات.
2) It was called the seven oft-repeated verses because it consists of seven verses, which are recited in each Rak‘ah in every prayer.
2) Surah Al-Fātiḥah dinamakan juga dengan As-Sab'ul-Maṡānī (tujuh ayat yang diulang-ulang), karena jumlah ayatnya ada tujuh dan karena diulang-ulang di setiap rakaat salat.
3) تألف الرسول صلى الله عليه وسلم قلوبَ أصحابه بإفادتهم وحسن تعليمهم، فانظر كيف أخذ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم بيد الصحابي، ومشىٰ معه إلىٰ باب المسجد ممسكاً بيده، كل ذلك يدخل الألفة علىٰ القلوب.
3) The Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) attracted his Companions’ hearts by benefiting them and teaching them in a good way. Look how he took that Companion by the hand and walked with him to the mosque’s door. Such attitude creates harmony and love.
3) Cara Rasululullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengambil hati sahabat-sahabatnya dengan memberikan mereka ilmu serta mengajarkan mereka dengan baik. Lihatlah bagaimana Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menggandeng tangan sahabat ini lalu berjalan bersamanya menuju pintu masjid sambil memegang tangannya, semua itu akan memasukkan rasa keakraban dan kedekatan dalam hati.
2/1010ــ عَنْ أبي سعيد الخُدْريّ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ في {قُل هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ}: «والذي نفسِي بيدِهِ، إنَّها لَتعدِلُ ثُلُثَ القُرآنِ».
1010/2 - Abu Sa‘īd al-Khudri (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said about Surat al-Ikhlās: “By the One in Whose Hand my soul is, it equals one third of the Qur’an!”
2/1010- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda tentang Surah 'Qul Huwallāhu Aḥad', "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya! Sungguh ia setara dengan sepertiga Al-Qur`ān."
وفي رواية: أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ لأصحابه: «أيعجزُ أحدُكُمْ أنْ يقرأَ بثُلُثِ القرآنِ في ليلةٍ» فشقَّ ذلك عليهمْ، وقالُوا: أيُّنا يطيقُ ذلك يارسولَ اللهِ، فقال: «قلْ هو اللهُ أحدٌ، اللهُ الصَّمدُ: ثُلُثُ القرآنِ». رواه البخاري.
In another version: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) asked his Companions: “Are you not able to recite one third of the Qur’an in one night?” They found this difficult and said: “None of us would be able to do that, O Messenger of Allah.” He said: “Surat al-Ikhlās equals one third of the Qur’an.” [Narrated by Al-Bukhāri]
Dalam riwayat lain: bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada para sahabatnya, "Tidakkah kalian mampu membaca sepertiga Al-Qur`ān dalam satu malam?" Ternyata hal itu berat atas mereka. Mereka lantas berkata, "Wahai Rasulullah! Siapakah di antara kami yang mampu melakukannya?" Beliau bersabda, "Surah 'Qul Huwallāhu Aḥad Allāhu Aṣ-Ṣamad' sama dengan sepertiga Al-Qur`ān." (HR. Bukhari)
3/1011 ــ وعَنْهُ أَنَّ رَجُلاً سَمعَ رَجُلاً يَقْرَأ {قُل هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ} يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إلىٰ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، فَذَكَرَ ذلِكَ لَهُ، وَكأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فقالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدهِ، إنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ». رواه البخاري.
1011/3 - He also reported that a man heard another man reading Surat al-Ikhlās and repeating it. In the morning, he went to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and told him about that, as if he considered it to be little. Thereupon, the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “By the One in Whose Hand my soul is, it equals one third of the Qur’an.” [Narrated by Al-Bukhāri]
3/1011- Juga dari Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa seorang laki-laki telah mendengar seseorang membaca Surah 'Qul Huwallāhu Aḥad' dengan mengulang-ulangnya. Keesokan harinya dia datang menemui Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu menceritakan hal itu kepada beliau, dan seakan-akan laki-laki itu menganggapnya sedikit. Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Sesungguhnya surah itu benar-benar setara dengan sepertiga Al-Qur`ān." (HR. Bukhari)
4/1012ــ وعَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ في {قُل هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ}: «إنها تَعْدلُ ثُلُثَ القُرآن». رواه مسلم.
1012/4 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said about Surat al-Ikhlās: “It equals one third of the Qur’an.” [Narrated by Muslim]
4/1012- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda tentang Surah 'Qul Huwallāhu Aḥad', "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya! Sungguh ia setara dengan sepertiga Al-Qur`ān." (HR. Muslim)
1) {قُل هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ}: سورة الإخلاص، سُميت بذلك لأن الله تعالىٰ أخلصها لنفسه، فلم يذكر فيها إلَّا أسماءه وصفاته، فهي مشتملة علىٰ توحيد الله تعالىٰ، وهذا من عظم التوحيد في ديننا.
1) Surat al-Ikhlās is called as such because Allah Almighty devoted it to Himself, not mentioning in it but His names and attributes (the Arabic term Ikhlās means sincerity and devotion). It comprises the oneness of Allah Almighty.
1) Surah 'Qul Huwallāhu Aḥad' adalah Surah Al-Ikhlāṣ; dinamakan demikian karena Allah -Ta'ālā- memurnikan surah ini untuk diri-Nya, yaitu Allah tidak menyebutkan di dalamnya kecuali nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Surah ini berisikan penauhidan Allah -Ta'ālā-, dan ini menunjukkan keagungan tauhid dalam agama kita.
2) توحيد الله تعالىٰ ثلث القرآن، لأن علوم القرآن دائرة علىٰ علوم ثلاثة: التوحيد، والأحكام، والجزاء، فكانت سورة الإخلاص تعدل ثلث القرآن، لأن فيها التوحيد الخالص.
2) Tawhīd (belief in the oneness of Allah) covers one third of the Qur’an, whose sciences revolve around three branches: Tawhīd, rulings, and recompense. Hence, Surat al-Ikhlās is a third of the Qur’an, because it contains pure Tawhīd.
2) Pengesaan Allah -Ta'ālā- adalah sepertiga Al-Qur`ān; karena ilmu yang dikandung Al-Qur`ān berkisar pada tiga macam ilmu: tauhid, hukum-hukum (fikih), dan balasan. Maka Surah Al-Ikhlās setara sepertiga Al-Qur`ān karena ia berisikan tauhid yang murni.
3) المعادلة الواردة في الحديث في الأجر والجزاء، لا في الإجزاء، فهي لا تغني عن باقي معاني القرآن.
3) In declaring Surat al-Ikhlās a third of the Qur’an, the Hadīth refers to the reward and it does not mean that this Surah is sufficient in place of the other meanings in the Qur’an.
3) Penyetaraan yang disebutkan dalam hadis ialah dalam hal pahala dan ganjaran, bukan dalam hal penyukupan, sehingga Surah Al-Ikhlāṣ tidak dapat menyukupkan dari makna-makna Al-Qur`ān lainnya.
5/1013ــ عَنْ أنس رضي الله عنه أنَّ رجُلاً قَالَ: يارسولَ اللهِ إنِّي أحبُّ هذه السُّورةَ: {قُل هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ} قَالَ: «إنَّ حُبَّها أدْخَلَكَ الجَنَّةَ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسن. ورواه البخاري في صحيحه تعليقاً.
1013/5 - Anas (may Allah be pleased with him) reported: A man said: “O Messenger of Allah, I love this Surah; Al-Ikhlās.” He said: “Your love for it admitted you into Paradise.” [Narrated by Al-Tirmidhi; and he classified it as Hasan (sound)] [Also narrated by Al-Bukhāri as Mu‘allaq Hadīth (in which one or more narrators are omitted from the beginning of its isnād)]
5/1013- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku menyukai surah ini, 'Qul huwallāhu aḥad'." Beliau bersabda, "Sungguh, mencintainya telah memasukkanmu ke dalam surga." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan") Hadis ini juga diriwayatkan oleh Bukhari dalam Ṣaḥīḥ-nya secara mu'allaq.
1) إنَّ محبة السورة المتضمنة للتوحيد سبب لدخول الجنة، فالتوحيد مفتاح باب الجنة.
1) Love for this Surah which includes Tawhīd is a reason for entering Paradise. Indeed, Tawhīd is the key to the door to Paradise.
1) Mencintai surah yang mengandung tauhid adalah sebab masuk surga, karena tauhid adalah kunci pintu surga.
2) إنَّ العمل الصالح سبب لدخول العبد الجنة، وأعظم العمل هو: تحقيق التوحيد في حياة العبد.
2) Good deeds lead to Paradise, and the best deed is establishing Tawhīd in one’s life.
2) Amal saleh adalah sebab untuk masuk surga, dan amal saleh yang paling besar adalah merealisasikan tauhid dalam kehidupan hamba.
6/1014ــ وعَنْ عقبةَ بنِ عامرٍ رضي الله عنه أنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «ألمْ تَرَ آياتٍ أُنزلَتْ هذه اللَّيلةَ لَمْ يُرَ مثْلُهُنَّ قطُّ؟ {قُل أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلفَلَقِ}، و{قُل أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ}. رواه مسلم.
1014/6 - ‘Uqbah ibn ‘Āmir (may Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Have you not seen that some verses were revealed (to me) tonight the like of which has never been seen before? They are Surat al-Falaq and Surat an-Nās.” [Narrated by Muslim]
6/1014- 'Uqbah bin 'Āmir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidakkah engkau mengetahui ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini yang belum pernah ada sama sekali tandingannya? Yaitu, 'Qul A'ūżu Birabbil-Falaq' dan 'Qul A'ūżu Birabbin-nās'." (HR. Muslim)
7/1015ــ وعَنْ أبي سعيد الخُدْريّ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم يتعوَّذُ من الجانِّ، وعَيْنِ الإنسَانِ، حَتَّىٰ نزَلَتْ المعوِّذتان، فلمَّا نزَلَتَا أخَذَ بهمَا، وتركَ مَا سوَاهُمَا. رواه الترمذي وقال: حديث حسن.
1015/7 - Abu Sa‘īd al-Khudri (may Allah be pleased with him) reported: “The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) used to seek refuge (with Allah) against the jinn and the evil eye, until the two refuge-seeking Surahs were revealed (Al-Falaq and Al-Nās). After they had been revealed, he used them for seeking Allah’s protection and left everything else.” [Narrated by Al-Tirmidhi; and he classified it as Hasan (sound)]
7/1015- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa berlindung dari jin dan tatapan (hasad) manusia, hingga turun Al-Mu'awwiżatān (Surah Al-Falaq dan An-Nās). Setelah keduanya turun, beliau berpegang pada keduanya dan meninggalkan (doa perlindungan) lainnya." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")
1) الرقية بالقرآن عامة، وبالمعوذات خاصة، تحصينٌ للمؤمن من العين وأذىٰ الإنس والجان.
1) Ruqyah (faith-healing verses), by the Qur’an in general and by the refuge-seeking Surahs and verses in particular, provides protection for the believer against the evil eye and any harm posed by humans or jinns.
1) Ruqyah dengan Al-Qur`ān secara umum, khususnya dengan surah-surah Al-Mu'awwiżāt adalah perlindungan bagi orang beriman dari penyakit 'ain serta gangguan manusia dan jin.
2) فضيلة المعوذتين: {قُل أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلفَلَقِ}{قُل أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ}، لأن فيهما الالتجاء التام إلىٰ الله تعالىٰ، وقطع التعلق بالأسباب الدنيوية، فما تعوّذ بهما متعوذ عن إيمان وصدق، إلَّا أعاذه الله _عز وجل_.
2) It points out the merit of the two refuge-seeking Surahs, i.e. Surat al-Falaq and Surat al-Nās, as they contain total resort to Allah Almighty and abandonment of any attachment to worldly means. No one seeks refuge through them with faith and sincerity except that Allah Almighty will grant him refuge.
2) Keutamaan Al-Mu'awwiżatain (Surah Al-Falaq dan An-Nās), karena di dalamnya terkandung permohonan perlindungan yang utuh kepada Allah -Ta'ālā- serta pemutusan kebergantungan kepada sebab-sebab duniawi. Tidaklah seseorang berlindung dengan keduanya atas dasar iman dan pembenaran, kecuali Allah -'Azza wa Jalla- akan melindunginya.
3) إن الاكتفاء بالقرآن عما سواه هو سبيل الموفَّق من عباد الله تعالىٰ.
3) Finding sufficiency in the Qur’an is the way of the fortunate and guided servants of Allah Almighty.
3) Mencukupkan diri dengan Al-Qur`ān dan meninggalkan yang lain adalah prinsip hamba Allah -Ta'ālā- yang diberi taufik.
8/1016ــ عَنْ أبي هُرَيْرَة رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مِنَ القُرآنِ سُورةٌ ثَلاثُونَ آيةً، شَفَعَتْ لرجلٍ حَتَّىٰ غُفرَ لَهُ، وهيَ {تَبَٰرَكَ ٱلَّذِي بِيَدِهِ ٱلمُلكُ}». رواه أبو داود والترمذي وقال: حديث حسن. وفي رواية أبي داود: «تشفع».
1016/8 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Indeed there is a Surah in the Qur’an of thirty verses, which interceded for a man until he was forgiven. It is Surat al-Mulk.” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan (sound)] In the version narrated by Abu Dāwūd: “which intercedes...”
8/1016- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ada sebuah surah dari Al-Qur`ān yang terdiri dari tiga puluh ayat, yang memberi syafaat kepada seseorang hingga dosa-dosanya diampuni, yaitu Tabārakallażī Biyadihil-Mulk (Al-Mulk)." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan"). Dalam riwayat Abu Daud disebutkan, "akan memberi syafaat."
1) فضيلة سورة الملك، لأنها تشفع لصاحبها كما ورد في نص الحديث.
1) It points out the merit of Surat al-Mulk, as it intercedes for a person who recites it.
1) Keutamaan Surah Al-Mulk karena akan memberi syafaat kepada orang yang senantiasa membacanya, sebagaima yang disebutkan oleh nas hadis.
2) المتمسك بالقرآن الكريم موعود بالشفاعة والمغفرة بإذن الله تعالىٰ.
2) A person who holds onto the noble Qur’an is promised intercession and forgiveness, by Allah’s will.
2) Orang yang berpegang kepada Al-Qur`ān Al-Karīm dijanjikan syafaat dan ampunan dengan seizin Allah -Ta'ālā-.
عدد آيات السور كَانَ معروفاً في زمن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم وإلىٰ يومنا، وهذا دليل علىٰ حفظ الله للقرآن الكريم في ألفاظه ومعانيه، فادعاء تحريف القرآن من الكفر المخرج عن الإسلام.
The number of the verses of Surahs has been well known since the Prophet’s time till this day, which is a proof that Allah Almighty has preserved His Book in terms of its meanings and words. So, to claim that the Qur’an was distorted is an act of disbelief that brings one out of the fold of Islam.
Jumlah ayat-ayat surah Al-Qur`ān telah diketahui sejak masa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- hingga masa kita sekarang, dan ini adalah bukti penjagaan Allah terhadap Al-Qur`ān Al-Karīm baik lafalnya maupun maknanya, sehingga mengklaim adanya penyelewengan pada Al-Qur`ān termasuk kekafiran yang mengeluarkan dari Islam.
9/1017ــ عَنْ أبي مسعود البدري رضي الله عنه عنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ قرأ بالآيتَينْ مِن آخرِ سُورةِ البَقَرةِ في ليلةٍ كَفَتَاهُ». متفق عليه.
1017/9 - Abu Mas‘ūd al-Badri (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “If a person recites the last two verses of Surat al-Baqarah at night, they will suffice him.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]
9/1017- Abu Mas'ūd Al-Badriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah pada malam hari, niscaya kedua ayat itu telah mencukupinya." (Muttafaq 'Alaih)
قيلَ: كَفَتَاهُ المَكْروهَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ، وَقِيلَ: كَفَتَاهُ مِنْ قِيَامِ اللَّيْلِ.
It is said that “suffice him” means: suffice him against any harm during that night or be sufficient for him instead of Qiyām al-Layl (offering voluntary night prayer).
Ada yang mengatakan, maksudnya adalah kedua ayat tersebut mencukupinya sebagai pelindung dari semua keburukan pada malam itu. Pendapat lainnya mengatakan, maksudnya adalah bahwa kedua ayat itu mencukupinya dari mengerjakan salat malam.
10/1018ــ عَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لا تجعلُوا بيوتَكُمْ مقابرَ، إنَّ الشَّيْطانَ ينفرُ مِنَ البيتِ الذي تُقْرأ فيهِ سورةُ البَقَرةِ». رواه مسلم.
1018/10 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Do not make your houses graves. Indeed, Satan keeps away from a house where Surat al-Baqarah is recited.” [Narrated by Muslim]
10/1018- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwasanya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya Surah Al-Baqarah." (HR. Muslim)
1) فضيلة سورة البقرة والآيتين في آخرها، فإنها تكفي مَن قرأها الشرورَ كلها.
1) It shows the merit of Surat al-Baqarah and the two verses at its end. He who recites them will be protected against all evils.
1) Keutamaan Surah Al-Baqarah dan dua ayat terakhirnya, karena ia akan menjaga orang yang membacanya dari seluruh keburukan.
2) إنَّ قراءة سورة البقرة في البيت حصن من الشيطان أن يدخله، فهل عرفنا كيف نُحصن بيوتنا؟!
2) Reciting Surat al-Baqarah at home provides protection against Satan, preventing him from entering. Now we know how to protect our houses!
2) Membaca Surah Al-Baqarah di dalam rumah adalah benteng dari setan sehingga ia tidak bisa masuk. Apakah kita telah mengetahui bagaimana kita membentengi rumah kita?!
3) الوصية بعمارة البيوت بالقرآن الكريم حَتَّىٰ لا تكون كالمقابر.
3) We are instructed to fill our houses with recitation of the Qur’an lest they should be like graves.
3) Pesan supaya meramaikan rumah dengan Al-Qur`ān Al-Karīm agar rumah tidak menjadi seperti kuburan.
11/1019ــ عَنْ أُبيِّ بنِ كعبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «يا أبا المُنْذِرِ، أتدري أيُّ آيةٍ مِن كتابِ اللهِ مَعَكَ أعظمُ؟» قلتُ: {ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلحَيُّ ٱلقَيُّومُ}، فَضَرَبَ في صَدْري، وقال: «لِيهْنَكَ العلمُ أبا المُنْذِرِ». رواه مسلم.
1019/11 - Ubayy ibn Ka‘b (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “O Abu al-Mundhir, do you know which verse in the Book of Allah is the greatest?” I replied: “It is the verse of Al-Kursi.” Thereupon, he patted me in the chest and said: “Rejoice at this knowledge, O Abu al-Mundhir!” [Narrated by Muslim]
11/1019- Ubay bin Ka'ab -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Wahai Abul-Munżir! Apakah engkau mengetahui manakah ayat yang paling agung dari Kitābullāh yang engkau hafal?" Aku menjawab, "Yaitu, Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm (Ayat Kursi)." Kemudian beliau menepuk dadaku dan bersabda, "Semoga ilmu dimudahkan bagimu, wahai Abul-Munżir." (HR. Muslim)
يهنك: هنيئاً لك.
--
يَهْنَكَ (yahnaka): mudah bagimu.
1) إنَّ آية الكرسي أعظم آية في كتاب الله تعالىٰ، لاشتمالها علىٰ معاني عظيمة من توحيد الله تعالىٰ، وذكر أسمائه الحسنىٰ وصفاته العلىٰ.
1) The verse of Al-Kursi is the greatest verse in the Book of Allah, for it comprises sublime meanings involving the oneness of Allah and His excellent names and attributes.
1) Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung dalam Kitab Allah -Ta'ālā- karena berisikan makna-makna yang agung berupa penauhidan Allah -Ta'ālā- serta menyebutkan nama-nama Allah yang indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi.
2) آية الكرسي اشتملت علىٰ عشر جُمَل من صفات الله _عز وجل_، كلها في إخلاص التوحيد لله تعالىٰ.
2) The verse of Al-Kursi contains ten phrases about the attributes of Allah Almighty, all of which manifest sincere belief in the oneness of Allah Almighty.
2) Ayat Kursi berisikan sepuluh kalimat yang mengandung sifat-sifat Allah -'Azza wa Jalla-, seluruhnya tentang pemurnian tauhid untuk Allah.
3) إن العلم بالتوحيد هو من العلم العظيم الذي يُفرح به، ويُهنَّأ صاحبه عليه.
3) Knowing the oneness of Allah is the great knowledge that is a cause for joy and bliss.
3) Mengetahui tauhid merupakan ilmu yang agung yang patut dibanggakan serta pemiliknya patut diberikan ucapan selamat.
12/1020ــ عن أبي هريرةَ رضي الله عنه قال: وَكَّلَني رسولُ الله صلى الله عليه وسلم بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ، فَأَتَاني آتٍ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذْتُهُ، فَقُلْتُ: لأَرْفَعَنَّكَ إلىٰ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، قالَ: إنِّي مُحْتَاجٌ، وَعَلَيَّ عِيَالٌ، وَبِي حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ، فَخَلَّيْتُ عَنْهُ، فَأَصْبَحْتُ، فَقَالَ رَسُولُ الله: «يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ؟». قُلْتُ: يَا رسُولَ الله شَكَا حَاجَةً وَعِيالاً، فَرَحِمْتُه، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ. فَقَالَ: «أَمَا إِنهُ قَدْ كَذَبَكَ، وَسَيَعُودُ» فَعَرَفْتُ أَنَّهُ سَيَعُودُ لِقَوْلِ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم. فَرَصَدْتُهُ، فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَقُلْتُ: لأرْفَعَنَّكَ إلىٰ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ: دَعْنِي فَإنِّي مُحْتَاجٌ، وَعَلَيَّ عِيَالٌ، لا أَعُودُ، فَرَحِمْتُهُ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ لِي رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ؟» قُلْتُ: يَا رَسُولَ الله، شَكَا حَاجَةً وَعِيَالاً، فَرَحِمْتُه، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، فَقَالَ: «إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ، وَسَيَعُودُ». فَرَصَدْتُهُ الثَّالِثَةَ، فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذْتُهُ، فقُلْتُ: لأرْفَعَنَّكَ إلىٰ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، وَهذا آخِرُ ثَلاثِ مَرَّاتٍ، أَنَّكَ تَزْعُمُ أَنَّكَ لاَ تَعُودُ، ثُمَّ تَعُودُ! فقال: دَعْنِي، فَإنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللهُ بِهَا، قلتُ: مَا هُنَّ؟ قال: إذا أَوَيْتَ إلىٰ فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ، فإِنَّهُ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ الله حَافِظٌ، وَلا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّىٰ تُصْبِحَ، فَخَلَّيْتُ سَبيلَهُ، فَأَصْبَحْتُ، فَقَالَ لِي رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ ؟» قلْت: يَا رَسُولَ الله، زَعَمَ أنَّهُ يُعَلّمُنِي كَلِمَاتٍ يَنْفَعُني اللهُ بِهَا، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَه، قالَ: «مَا هِيَ؟» قلتُ: قالَ لي: إذا أَوَيْتَ إلىٰ فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيةَ الْكُرْسِيِّ مِنْ أَوِّلَها حَتَّىٰ تَخْتِمَ الآيَة: ﴿الله لا إله إلا هو الحي القيوم﴾ وقالَ لي: لا يَزَالُ عَلَيْكَ مِنَ الله حَافِظٌ، وَلَن يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّىٰ تُصْبِحَ، فقالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «أَمَا إنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ، وَهُوَ كَذُوبٌ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاثٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟» قلت: لا، قال: «ذَاكَ شَيْطَانٌ». رواه البخاري.
1020/12 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) put me in charge of the Zakah of Ramadan. Somebody came to me and started to scoop away some food-stuff. I caught him and said: “I must take you to the Messenger of Allah.” He said: “I am a needy man with a large family, so I have a pressing need.” I let him go. When I saw the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) the next morning, he asked me: “O Abu Hurayrah, what did your captive do last night?” I said: “O Messenger of Allah, he complained of a pressing need and a big family. I felt pity for him; so I let him go.” He said: “He told you a lie and he will return.” I was sure, based on the Prophet’s statement, that he would return. I waited for him. He sneaked up again and started to scoop away from the food-stuff. I caught him and said: “I must take you to the Messenger of Allah.” He said: “Let go of me; I am a needy man. I have to bear the expenses of a big family. I will not come again.” So, I took pity on him and let him go. I went at dawn to the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) who asked me: “O Abu Hurayrah, what did your captive do last night?” I replied: “O Messenger of Allah, he complained of a pressing want and the burden of a big family. I took pity on him, and so I let him go.” He said: “He told you a lie and he will return.” I waited for him and he came again to steal the food-stuff. I arrested him and said: “I must take you to the Messenger of Allah, and this is the last of three times. You promised that you would not come again, but you did.” He said: “Let go of me; I shall teach you some words with which Allah may benefit you.” I asked: “What are those words?” He replied: “When you go to bed, recite the verse of Al-Kursi, for there will be a guardian appointed over you from Allah, and no devil will approach you till morning.” So, I let him go. The next morning, the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) asked me: “What did your prisoner do last night.” I answered: “He promised to teach me some words which he claimed Allah will benefit me with. So, I let him go." The Messenger of Allah asked: “What are those words that he taught you?" I said: “He told me: When you go to bed, recite the verse of Al-Kursi from the beginning to the end, and there will be a guardian appointed over you from Allah who will protect you during the night, and no devil will approach you until morning.” The Messenger of Allah said: “Verily, he has told you the truth though he is a liar. O Abu Hurayrah, do you know with whom you were speaking for the last three nights?” I said: “No.” He said: “That was a devil.” [Surat al-Bukhāri]
12/1020- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah menunjukku untuk menjaga zakat Ramadan. Tiba-tiba ada yang datang dan langsung mengambil makanan itu dengan kedua tangannya. Maka aku menangkapnya dan berkata, "Sungguh, aku akan membawamu kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-." Ia menjawab, "Aku orang yang butuh dan aku memiliki tanggungan keluarga. Aku sedang sangat butuh." Sehingga aku melepaskannya. Ketika pagi hari, Rasulullah bertanya, "Wahai Abu Hurairah! Apa yang telah dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah! Ia mengeluhkan kebutuhan dan tanggungan keluarganya. Sehingga aku merasa iba padanya dan melepaskannya." Beliau berkata, "Ketahuilah, ia telah membohongimu, dan ia akan kembali." Aku pun yakin ia akan kembali berdasarkan perkataan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Maka aku menunggunya. Dan benar, dia datang lagi mengambil makanan itu. Aku berkata, "Sungguh, aku akan membawamu kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-." Ia berkata, "Lepaskanlah aku. Sesungguhnya aku orang yang butuh dan aku memiliki tanggungan keluarga. Aku tidak akan kembali." Aku merasa iba padanya lalu melepaskannya. Ketika pagi hari, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertanya kepadaku, "Wahai Abu Hurairah! Apa yang telah dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah! Ia mengeluhkan kebutuhannya dan tanggungan keluarganya. Sehingga aku merasa iba padanya dan melepaskannya lagi." Beliau bersabda, "Sungguh, ia telah membohongimu, dan ia akan kembali." Aku pun menunggunya untuk ketiga kalinya. Benar, ia datang lagi mengambil makanan itu dengan kedua tangannya. Lalu aku menangkapnya dan berkata, "Sungguh, aku benar-benar akan membawamu kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Ini adalah yang ketiga kalinya engkau mengatakan tidak akan kembali. Tetapi kamu kembali lagi!" Ia berkata, "Lepaskanlah aku. Aku akan ajarkan kepadamu beberapa kata, dengannya Allah akan memberimu manfaat." Aku bertanya, "Apa kata-kata itu?" Ia berkata, "Bila engkau telah datang ke tempat tidurmu, maka bacalah Ayat Kursi. Maka akan senantiasa penjaga yang dikirim Allah untukmu, dan engkau tidak akan didekati oleh setan hingga pagi hari." Maka aku pun melepaskannya. Lalu ketika pagi hari, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertanya kepadaku, "Apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah! Ia mengaku akan mengajariku beberapa kata, dengannya Allah akan memberiku manfaat. Sehingga aku melepaskannya." Beliau bertanya, "Apa kata-kata itu?" Aku berkata, "Ia mengatakan, bila engkau telah datang ke tempat tidurmu, bacalah Ayat Kursi mulai dari awal hingga engkau menuntaskan ayat itu, yaitu Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyūm. Ia mengatakan, niscaya akan senantiasa penjagamu yang dikirim Allah, dan engkau tidak akan didekati oleh setan hingga pagi hari." Maka Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ketahuilah, sungguh ia telah berkata benar kepadamu, padahal ia itu pembohong. Tahukah engkau siapa lawan bicaramu sejak tiga malam ini, wahai Abu Hurairah?" Aku menjawab, "Tidak." Beliau bersabda, "Ia itu adalah setan." (HR. Bukhari)
يحثو: يأخذ.
--
يَحْثُوْ (yaḥṡū): mengambil.
1) المحافظة علىٰ قراءة آية الكرسي كلما جاء الإنسان إلىٰ فراشه للنوم، لأنها تحفظ العبد من الشرور.
1) A person should be keen to recite the verse of Al-Kursi when he goes to bed, for it protects against all evils.
1) Terus-menerus membaca Ayat Kursi setiap kali datang ke tempat tidur untuk tidur karena hal itu akan menjaga hamba dari semua keburukan.
2) قَبول الحق ممن جاء به، حَتَّىٰ ولو كَانَ قائِله مبطلاً، فإن علىٰ الحق نوراً يُعرف به.
2) We should accept the truth from whoever comes with it, even if he is a liar, as the truth has a light that makes it recognizable.
2) Menerima kebenaran dari siapa pun yang membawanya, sekalipun orang yang menyampaikannya adalah orang yang ada dalam kebatilan, karena kebenaran memiliki cahaya sebagai alat untuk mengenalnya.
3) إن عِلمَ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم بما جرىٰ مَعَ الصحابي، مَعَ أنه لَمْ يكن حاضراً معه، آية من آيات الرسول صلى الله عليه وسلم، وهذا بوحي من الله تعالىٰ: {عَٰلِمُ ٱلغَيبِ فَلَا يُظهِرُ عَلَىٰ غَيبِهِۦٓ أَحَدًا * إِلَّا مَنِ ٱرتَضَىٰ مِن رَّسُول} [الجن: 26، 27].
3) It is a sign of the truthfulness of the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) that he knew what had taken place with that Companion, even though he was not present with him. This was by revelation from Allah Almighty. {[Allah is] Knower of the unseen, and He does not disclose His [knowledge of the] unseen to anyone, except whom He has approved of messengers.} [Surat al-Jinn: 26-27]
3) Pengetahuan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tentang apa yang terjadi pada sahabat ini padahal beliau tidak hadir bersamanya merupakan salah satu tanda benarnya kerasulan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan hal ini berdasarkan wahyu dari Allah -Ta'ālā-, "Dia mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya." (QS. Al-Jinn: 26-27)
4) الشيطان قد يتمثل بصورة الإنسان، ويتمثل بصورة الكلاب والحيات. والمؤمن الذي يتحصن بالأوراد الشرعية النبوية لا تضره الشياطين شيئاً.
4) The devil can take a human form or the form of dogs and snakes. A believer who protects himself with legitimate Prophetic Dhikr will not be harmed by the devils in the least.
4) Setan kadang menjelma dalam rupa manusia, dan kadang menjelma dalam rupa anjing dan ular. Orang beriman yang membentengi diri dengan wirid-wirid yang diajarkan Nabi tidak akan dicelakakan sedikit pun oleh setan.
13/1021ــ عن أبي الدرداء رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَن حفظَ عشْرَ آياتٍ مِن أوَّلِ سورةِ الكَهْفِ عُصمَ مِنَ الدَّجَّالِ». وفي رواية: «مِن آخرِ سورةِ الكَهْفِ». رواهما مسلم.
1021/13 - Abu al-Dardā’ (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever memorizes the first ten verses of Surat al-Kahf will be protected from the Anti-Christ.” In another version: “the last ten verses of Surat al-Kahf.” [Both narrated by Muslim]
13/1021- Abu Ad-Dardā` -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwasanya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal Surah Al-Kahfi, niscaya Dia dilindungi dari Dajal." Dalam riwayat lain, " ... dari akhir Surah Al-Kahfi ..." (HR. Muslim)
1) فتنة الدجال أعظم فتنة وُجدت علىٰ الأرض، منذ خلق الله تعالىٰ آدم عليه الصَّلاة والسلام إلىٰ قيام الساعة.
1) The trial of the Anti-Christ is the greatest ever on earth since Allah Almighty created Adam (peace be upon him) till the coming of the Hour.
Fitnah Dajal adalah fitnah paling besar yang ada di muka bumi sejak Allah menciptakan Adam -'alaihissalām- hingga hari kiamat.
2) من أسباب الوقاية من فتنة الدجال: حفظ عشر آيات من أول سورة الكهف أو من آخرها.
2) One of the means of protection from the Anti-Christ is memorizing the first or last ten verses of Surat al-Kahf.
2) Di antara sebab perlindungan dari fitnah Dajal ialah menghafal sepuluh ayat pertama atau sepuluh ayat terakhir dari Surah Al-Kahfi.
3) رحمة الرسولصلى الله عليه وسلم بأمته، إذ هدىٰ المؤمنين إلىٰ مَا فيه نجاتهم من الفتن عموماً، فأرشدنا إلىٰ مَا نعتصم به من فتنة الدجال، باللجوء إلىٰ القرآن الكريم.
3) It shows the Prophet’s mercy towards his Ummah, as he guided them to what protects them from trials in general and the trial of the Anti-Christ in particular, by resorting to the noble Qur’an.
3) Besarnya kasih sayang Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada umatnya, beliau senantiasa membimbing mereka pada semua yang mendatangkan keselamatan bagi mereka dari berbagai fitnah, serta mengajarkan pada kita semua cara untuk melindungi diri dari fitnah Dajal, yaitu dengan kembali kepada Al-Qur`ān Al-Karīm.
14/1022 ــ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: بَيْنَمَا جِبْرِيلُ –عليه السلام_ قَاعِدٌ عِندَ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم سَمعَ نَقِيضاً مِنْ فَوْقِهِ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَالَ: «هذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتحَ اليَوْمَ، وَلَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إلَّا اليَوْمَ»، فَنَزَلَ مِنه مَلكٌ، فقالَ: «هذا مَلَكٌ نَزَلَ إلىٰ الأَرْضِ، لمْ ينزِلْ قَطُّ إلَّا اليَوْمَ، فَسَلَّمَ وقال: «أَبْشِرْ بِنُوْرَيْنِ أُوتِيتَهُمَا، لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبيٌّ قَبْلَكَ: فَاتِحَةِ الكِتَابِ، وَخَوَاتِيمِ سُورَةِ البَقَرَةِ، لَن تَقرَأَ بِحَرْفٍ منها إلَّا أُعْطِيتَه». رواه مسلم.
1022/14 - Ibn ‘Abbās (may Allah be pleased with him) reported: Jibrīl (Archangel Gabriel) (peace be upon him) was sitting with the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) when he heard a creaking sound from above. He raised his head and said: “That is a gate in the heavens that was opened today; it had never been opened before today.” An angel descended from it, and Gabriel said: “That is an angel that descended to earth; he had never descended before today.” He [the angel] offered the greeting of peace and said to the Prophet: “Rejoice at two lights that have been given to you, which none of the prophets were given before you: the opening Surah of the Qur’an and the concluding verses of Surat al-Baqarah. You will not read one letter of them but you will be given it.” [Narrated by Muslim]
14/1022- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, "Ketika Jibril -'alaihis-salām- duduk di sisi Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, ia mendengar ada suara dari atasnya. Lantas Jibril mengangkat kepalanya lalu berkata, 'Ini adalah suara sebuah pintu langit yang dibuka hari ini, dan pintu itu sama sekali belum pernah dibuka sebelumnya kecuali hari ini.' Lalu turunlah satu malaikat dari pintu itu. Jibril berkata, 'Ini adalah malaikat yang turun ke bumi, sama sekali dia tidak pernah turun kecuali hari ini.' Malaikat itu mengucapkan salam lalu berkata, 'Bergembiralah (wahai Muhammad) dengan dua cahaya yang telah dikaruniakan kepadamu, yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, (yaitu): Al-Fātiḥah dan penutup Surah Al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca satu huruf pun dari ayat-ayat itu (yang berisi permohonan) melainkan engkau pasti diberikan apa yang engkau mohon.'" (HR. Muslim)
«النقيض»: الصَّوت.
--
النَّقِيْضُ (an-naqīḍ): suara.
1) إظهار فضيلة خاصة لسورة الفاتحة، وخواتيم سورة البقرة، من قوله تعالىٰ: {ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلمُؤمِنُونَ} إلىٰ آخر السورة.
1) It shows the special merit of Surat al-Fātihah and the concluding verses of Surat al-Baqarah, beginning from: {The Messenger has believed in what was revealed to him from his Lord, and [so have] the believers} to the end of the Surah.
1) Menampakkan keutamaan khusus Surah Al-Fātihah dan dua ayat penutup Surah Al-Baqarah yang dimulai dari firman Allah -Ta'ālā-: "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur`ān) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman ... " Hingga akhir surah.
2) مَا من مؤمن يقرأ بالآيتين الأخيرتين، موقناً بهما، إلَّا آتاه الله تعالىٰ مَا فيهما من الطلب.
2) If a believer recites these two last verses, having certitude in them, Allah Almighty will certainly grant him what is asked in them.
2) Tidaklah seorang mukmin membaca dua ayat yang terakhir tersebut dengan penuh keyakinan, kecuali Allah -Ta'ālā- akan memberinya semua permintaan yang ada di dalamnya.
3) فضيلة هذه الأمة، لِمَا خصّها الله تعالىٰ به وخصّ نبيّها صلى الله عليه وسلم من فضائل، دون سائر الأمم والأنبياء.
3) It highlights the merit of this Ummah, as Allah Almighty gave them and their Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) certain virtues, to the exclusion of other nations and prophets.
3) Keutamaan umat Islam, karena banyaknya keutamaan yang Allah berikan secara khusus kepada mereka dan kepada nabi mereka -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, tanpa umat dan nabi-nabi yang lain.