اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

185 ــ باب فضل الوضوء

id

185- BAB KEUTAMAAN WUDU

قَالَ الله تعالىٰ: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قُمتُم إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغسِلُواْ وُجُوهَكُم} إلىٰ قوله: {مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجعَلَ عَلَيكُم مِّن حَرَج وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُم وَلِيُتِمَّ نِعمَتَهُۥ عَلَيكُم لَعَلَّكُم تَشكُرُونَ} [المائدة: 6].

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur." (QS. Al-Mā`idah: 6)

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) الوضوء نعمة من الله تعالىٰ علىٰ هذه الأمة، لما يترتب عليه من الطهارة الظاهرة بحصول النظافة، والطهارة الباطنة بامتثال أمر الله تعالىٰ، وأمر رسوله صلى الله عليه وسلم.

id

1) Wudu adalah nikmat dari Allah -Ta'ālā- kepada umat ini, karena wudu melahirkan kesucian lahiriah dengan terwujudnya kebersihan dan kesucian batin dengan melaksanakan perintah Allah -Ta'ālā- dan perintah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

2) تضمّنت الآيات صفة الوضوء، وصفة الغسل، وحكم التيمم، وكل هذا من غير حرج ولا مشقة. فإنه سبحانه وتعالىٰ أرحم بنا من أنفسنا، فكل ما شرعه لنا فيه خير ومصلحة، وكل ما حرّمه علينا فيه مضرّة ومنقصة.

id

2) Ayat ini berisikan tata cara wudu, mandi, serta hukum tayamum, dan ini semua tanpa memiliki kesulitan dan kesusahan, karena Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- lebih kasih sayang kepada kita daripada diri kita sendiri. Semua yang disyariatkan oleh Allah mengandung kebaikan dan kemaslahatan, dan semua yang Allah haramkan kepada kita di dalamnya terkandung keburukan dan kekurangan.

3) الواجب علىٰ العبد مقابلة النِّعم بالشكر، وذلك بالقيام بطاعة الله تعالىٰ، بامتثال أمره، واجتناب نهيه، وتصديق خبره.

id

3) Seorang hamba wajib membalas nikmat dengan syukur, yaitu dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-, melaksanakan perintah-Nya, meninggalkan larangan-Nya, dan membenarkan firman-Nya.

1/1024ــ عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سمعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إنَّ أمَّتِي يُدْعَوْنَ يومَ القيامةِ غُرّاً مُحَجَّلينَ مِن آثارِ الوُضوءِ» .

id

1/1024- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari Kiamat dalam keadaan wajah, tangan, dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudu.”

فمَن استطاعَ منكُم أنْ يُطيل غُرَّتَهُ، فَلْيَفْعَلْ. متفق عليه.

id

Maka siapa di antara kalian yang bisa memperpanjang cahayanya, hendaklah dia lakukan. (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

غرّاً: جمع الأغرّ، من الغرة: بياض الوجه.

id

غُرًّا (gurran), bentuk jamak dari "الأَغَرُّ" (al-agarr), berasal dari kata "al-gurrah" yang memiliki artia warna putih di wajah.

محجّلين: بيض مواضع الوضوء من الأيدي والأرجل.

id

مُحَجَّلينَ (muḥajjalīn): cahaya putih di bagian anggota wudu berupa tangan dan kaki.

يعني أنّ هذه المواضع تكون لهذه الأمة نوراً يتلألأ يوم القيامة من آثار الوضوء.

id

Maksudnya, bahwa bagian-bagian anggota tubuh ini pada umat Islam akan diberikan cahaya yang bersinar terang pada hari Kiamat karena ia adalah bekas wudu.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) فضل الوضوء، فهو نور للمؤمنين من هذه الأمة خالصةً لهم يوم القيامة.

id

1) Keutamaan wudu, yaitu wudu akan mendatangkan cahaya bagi orang beriman dari kalangan umat ini secara khusus pada hari Kiamat nanti.

2) فضيلة هذه الأمة، لما اختصها الله تعالىٰ بهذا من دون الأمم، حَتَّىٰ ورد للحديث رواية في صحيح مسلم: «لكم سيماً ليست لأحد غيركم» أي علامة خاصة.

id

2) Keutamaan umat Islam, karena Allah -Ta'ālā- telah mengistimewakan mereka dengan hal ini tanpa umat yang lain, sehingga disebutkan di sebagian riwayat hadis ini dalam Ṣaḥīḥ Muslim, "Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh siapa pun selain kalian." Yakni tanda khusus.

3) الطاعة لها أثر ونور علىٰ الوجه، كما أن للمعصية ظلمةً في الوجه، فَلْيجتهدِ المؤمنُ في بياض وجهه بنور الطاعة، وَلْيحذرْ تسويده بظلمة المعصية.

id

3) Ketaatan akan menyisakan jejak dan cahaya di wajah, sebagaimana maksiat meninggalkan kegelapan di wajah. Oleh karena itu, orang beriman harus bersungguh-sungguh untuk memutihkan wajahnya dengan cahaya ketaatan, dan berhati-hati supaya tidak menghitamkannya dengan gelapnya kemaksiatan.

تنبـيــه:

id

Peringatan:

قوله في الحديث: «فمن استطاع منكم أن يطيل غرته فليفعل» قَالَ علماء الحديث: هذه الجملة ليست من قول الرسول صلى الله عليه وسلم ، بل هي من كلام أبي هُرَيْرَة رضي الله عنه، رغبة منه في زيادة الغرة والتحجيل، وهذا ليس بممكن، كما قَالَ ابن القيم رحمه الله تعالى:

id

Kalimat dalam hadis di atas: "Maka siapa di antara kalian yang bisa memanjangkan cahayanya, hendaklah dia lakukan"; disebutkan oleh ulama hadis bahwa kalimat ini tidak berasal dari ucapan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, melainkan dari ucapan Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, yaitu Abu Hurairah hendak memberikan motivasi untuk menambah cahaya di wajah serta tangan dan kaki. Namun, anjuran Abu Hurairah ini tidak memungkinkan untuk dipraktikkan, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul-Qayyim -raḥimahullāh-,

وأبو هُرَيْرَة قَالَ ذا مـن كيسـه فغدا يميزه أولو العرفــان

id

Abu Hurairah menuturkannya dari pandangan pribadinya, lalu para ulamalah yang memilahnya,

وإطالة الغرات ليس بممكن أيضاً وهذا واضح التبيان

id

Memanjangkan cahaya gurrah juga tidaklah mungkin, dan ini sangat jelas sekali.

2/1025ــ وعَنْهُ قَالَ: سمعت خليلي صلى الله عليه وسلم يقول: «تبلغُ الحِلْيَةُ من المؤمن حَيْثُ يبلُغُ الوضُوءُ». رواه مسلم.

id

2/1025- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Aku telah mendengar kekasihku -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Perhiasan seorang mukmin akan sampai di tempat sampainya air wudu." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من فضل الوضوء أن تكون مواضعه يوم القيامة حلية يُحلَّىٰ بها المؤمن في الجنة، سواء أكان ذكراً أم أنثىٰ.

id

1) Di antara keutamaan wudu adalah bahwa tempat-tempat anggota wudu akan diberikan perhiasan pada hari Kiamat sebagai perhiasan orang beriman di dalam surga, baik laki-laki ataupun perempuan.

2) الجزاء من جنس العمل؛ فالله تعالىٰ يُثيب المؤمنين بتحليتهم بحُلىٰ الذهب والفضة واللؤلؤ، في مواضع الوضوء، جزاءَ محافظتِهم عليه في الدنيا.

id

2) Balasan setimpal dengan jenis perbuatan; yaitu Allah -Ta'ālā- akan memberikan balasan kepada orang beriman dengan memberi mereka perhiasan emas, perak, dan permata di tempat-tempat anggota wudu, sebagai balasan karena mereka telah menjaganya di dunia.

3/1026ــ وعن عثمانَ بن عفّانَ رضي الله عنه قالَ: قالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوءَ، خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّىٰ تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظفارِه». رواه مسلم.

id

3/1026- 'Uṡmān bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang berwudu dan dia menyempurnakan wudunya, maka dosa-dosanya akan keluar dari tubuhnya hingga dosanya itu keluar dari bawah kukunya." (HR. Muslim)

4/1027ــ وعنه قَالَ: رأيتُ رَسُولَ الله تَوَضَّأَ مثلَ وُضوئي هذا، ثُمَّ قَالَ: «مَنْ تَوَضَّأَ هكذا، غُفرَ لَهُ مَا تقدَّم من ذنبه، وكانَتْ صلاتُهُ ومشيُهُ إلىٰ المسجدِ نافلةً». رواه مسلم.

id

4/1027- Juga dari 'Uṡmān bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Aku melihat Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- berwudu seperti wuduku ini, kemudian beliau bersabda, “Siapa yang berwudu seperti ini, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Sedangkan salatnya dan langkahnya menuju masjid terhitung sebagai tambahan." (HR. Muslim)

5/1028ــ وعن أبي هريرةَ رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «إذَا تَوَضّأَ العَبْدُ المُسْلِم ــ أَوِ المُؤْمِنُ ــ فَغَسَلَ وَجهَهُ، خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ المَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ المَاءِ، فإذا غَسَلَ يَدَيْهِ، خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ المَاءِ، أَوْ مَعَ آخِر قَطْرِ المَاءِ، فَإذا غَسَلَ رِجْلَيْهِ، خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْها رِجلاه مَعَ الماءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطرِ المَاءِ، حَتَّىٰ يَخرُجَ نَقيّاً مِنَ الذُّنوبِ». رواه مسلم.

id

5/1028- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apabila seorang muslim atau mukmin berwudu, lalu membasuh wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya setiap dosa akibat pandangan kedua matanya bersamaan dengan air itu, atau bersama dengan tetesan air terakhir. Lalu jika dia membasuh kedua tangannya, akan keluarlah setiap dosa akibat perbuatan yang dilakukan kedua tangannya bersamaan dengan air itu, atau bersama dengan tetesan air yang terakhir. Lalu jika ia membasuh kedua kaki, akan keluarlah setiap dosa akibat langkah kedua kakinya bersamaan dengan air itu, atau bersama tetesan air terakhir. Sehingga ia keluar (dari wudu) dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Muslim)

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الوضوء عبادة من أعظم العبادات، لما يُغفَر معه من الذنوب حَتَّىٰ الدقيقة منها، وهو مَا تحت الأظفار.

id

1) Wudu merupakan salah satu ibadah yang agung karena dengannya dosa-dosa akan dihapuskan, bahkan dosa yang halus, yaitu yang ada di bawah kuku.

2) إن استشعار المؤمن إخلاصَه لله تعالىٰ في الوضوء، واتباعه رسولَ الله صلى الله عليه وسلم، واستحضاره معاني غفران الذنوب أثناء وضوئه، كل ذلك عبادة يُثاب عليها، فالسعيد من وُفِّق لهذه المعاني علماً وحالاً.

id

2) Ketika seorang mukmin menghadirkan niat ikhlas kepada Allah -Ta'ālā-, niat mengikuti Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dan niat pengampunan dosa saat berwudu, maka semua itu adalah ibadah yang mendatangkan pahala baginya. Maka orang yang berbahagia sebenarnya ialah yang diberikan taufik kepada perkara ini secara ilmu dan pengamalan.

3) فضيلة هذه الأمة؛ حيث أثابها الله علىٰ يسير العمل بعظيم الأجر.

id

3) Keutamaan umat ini; yaitu Allah memberikan mereka pahala yang besar pada amal perbuatan yang sederhana.

4) اقتداء الصحابي رضي الله عنه برسول الله صلى الله عليه وسلم ، وحرصه علىٰ نقل الهدي النبوي للأمة، وهذا من شرف الصحابة وفضيلتهم رضي الله عنهم، فرحم الله عبداً سار علىٰ نَهجهم.

id

4) Usaha sahabat yang mulia ini -raḍiyallāhu 'anhu- untuk meneladani Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- serta kegigihannya untuk menyampaikan petunjuk Nabi kepada umat Islam, dan ini bagian dari kemuliaan dan keutamaan para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum-. Semoga Allah merahmati hamba yang berjalan di atas petunjuk mereka.

5) رحمة الله تعالىٰ بالأمة، حين شرع لهم من العبادات اليسيرة مَا يوجب معها غفران الذنوب الكثيرة، فَرحِمَ الله تعالىٰ المؤمنين بكفارات الذنوب.

id

5) Besarnya rahmat Allah -Ta'ālā- kepada umat Islam, yaitu Dia mensyariatkan untuk mereka ibadah-ibadah sederhana yang akan mendatangkan ampunan terhadap dosa-dosa yang besar. Semoga Allah -Ta'ālā- merahmati orang-orang beriman dengan mengampuni dosa mereka.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

قوله صلى الله عليه وسلم: «وكانت صلاته ومشيه إلىٰ المسجد نافلة»:

id

Sabda Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-: "Sedangkan salatnya dan langkahnya menuju masjid terhitung sebagai tambahan";

النفل في اللغة، معناه: الزيادة، كما قَالَ تعالىٰ: {وَمِنَ ٱلَّيلِ فَتَهَجَّد بِهِۦ نَافِلَة لَّكَ}. أي زيادة لك. ومعنى الحديث: أي زائداً علىٰ مغفرة الذنوب، لأن ذنوب المتوضئ غُفرت بوضوئه وصلاته الأولىٰ، وهي سُنّة الوضوء لمن توضّأ وصلاّها، فيكون مشيه إلىٰ المسجد وصلاته زيادة علىٰ مغفرة الذنوب.

id

Makna "an-nafl" secara bahasa, yaitu: tambahan. Sebagaimana Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud sebagai suatu (ibadah) tambahan bagimu." (نَافِلَة لَّكَ) artinya: sebagai (ibadah) tambahan bagimu. Makna hadis ini adalah sebagai tambahan atas pengampunan dosa. Karena dosa orang yang berwudu telah diampuni dengan wudu dan salatnya yang pertama, yaitu salat sunnah wudu, bagi orang yang berwudu dan mengerjakan salat sunnah wudu. Sehingga langkahnya menuju masjid serta salatnya adalah tambahan atas pengampunan dosa.

6/1029ــ وعَنْهُ أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم أتىٰ المقبُرَةَ، فَقَالَ: «السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ، وَإنَّا إنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ، وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إخْوَاننَا» قَالُوا: أَوَلَسْنَا إخْوَانَكَ يَا رَسُولَ الله؟ قَالَ: «أَنْتُمْ أَصْحَابِي، وَإخْوَانُنا الَّذِينَ لَم يَأْتُوا بَعْدُ» قَالُوا: كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ الله؟ فَقَالَ: «أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلاً لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ، أَلاَ يَعْرِفُ خَيْلَهُ؟» قَالُوا: بَلىٰ يا رَسُولَ الله، قَالَ: «فَإنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرّاً مُحَجَّلِينَ مِنَ الوُضُوءِ، وأَنا فَرَطُهُمْ عَلَىٰ الْحَوْضِ». رواه مسلم.

id

6/1029- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- datang ke kubur kemudian membaca, "As-salāmu 'alaikum dāra qaumin mu`minīn, wa innā in syā`allāhu bikum lāḥiqūn (artinya: Semoga keselamatan untuk kalian wahai penghuni kuburan kaum mukminin, kami insya Allah akan menyusul kalian)." Kemudian beliau bersabda, "Sungguh, aku membayangkan seandainya kita telah melihat saudara-saudara kita." Mereka bertanya, "Bukankah kami saudaramu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Kalian adalah sahabatku. Sedangkan saudara kita adalah mereka yang belum datang sama sekali." Mereka bertanya, "Bagaimana engkau dapat mengenal orang-orang yang belum datang dari kalangan umatmu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Bagaimana menurut kalian, seandainya seseorang memiliki kuda yang putih di bagian muka dan keempat kakinya di tengah-tengah gerombolan kuda yang hitam polos, tidakkah dia mengenalnya?" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah!" Beliau bersabda, "Sungguh, mereka akan datang dalam keadaan wajah, tangan, dan kaki mereka putih bercahaya karena wudu. Dan aku akan menunggu mereka di telaga." (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

غرٌّ محجّلة: الغرة: بياض في وجه الفرس، التحجيل: بياض في قوائم الفرس.

id

غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ (gurr muḥajjalah): al-gurrah ialah warna putih di muka kuda, sedangkan at-taḥjīl ialah warna putih di kaki kuda.

دُهْم بُهْم: الدُهْم، بضم الدال وسكون الهاء: السود. والبُهْم، بضم الباء وسكون الهاء: لا يخالط لونهم لوناً آخر غير السواد.

id

دُهْم بُهْم (duhmun buhmun): ad-duhm, dengan mendamahkan "dāl" dan mensukunkan "hā`", artinya: yang hitam. Sedangkan al-buhm, dengan mendamahkan "bā`" dan mensukunkan "hā`", artinya: yang warnanya tidak bercampur dengan warna lain selain hitam.

فرطهم: سابقهم، والفرط هو المتقدم السابق للشيء.

id

فَرَطُهُمْ (faraṭuhum): yang mendahului mereka; al-faraṭ ialah yang mendahului sesuatu.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) مشروعية زيارة القبور، فإنها تذكر الآخرة، وأما النهي الوارد عن زيارة القبور فسببه: أن النَّاس أول الإسلام كانوا حديثي عهد بشرك، فخشي رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم أن تتعلق قلوبهم بالقبور، فنهىٰ عن زيارتها، ثُمَّ لما استقر التوحيد والإيمان في القلوب رغّب في الزيارة، ونُسخ النهي.

id

1) Anjuran berziarah kubur, karena ziarah kubur akan mengingatkan kepada akhirat. Adapun larangan yang ada terhadap ziarah kubur, maka penyebabnya adalah bahwa dahulu orang-orang di awal Islam belum lama meninggalkan kesyirikan, sehingga Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- khawatir hati mereka masih bergantung kepada kubur, maka beliau pun melarang ziarah kubur. Kemudian setelah tauhid dan iman telah tertanam dalam hati mereka, beliau menganjurkan ziarah kubur dan membatalkan pelarangannya.

2) مشروعية السلام علىٰ القبور بقول الزائر المسلِّم: «السلام عليكم دار قوم مؤمنين».

id

2) Disyariatkannya mengucapkan salam pada penghuni kubur dengan bacaan: "As-salāmu 'alaikum dāra qaumin mu`minīn (artinya: Semoga keselamatan untuk kalian wahai penghuni kuburan kaum mukminin)."

3) الصحابة إخوان للرسول صلى الله عليه وسلم وأصحاب لَهُ رضي الله عنهم، وأما من جاؤوا بعدهم من المؤمنين فهم إخوانه وليسوا أصحابه.

id

3) Para sahabat adalah saudara Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sekaligus sahabat beliau, adapun orang beriman yang datang setelah mereka ialah saudara beliau, dan bukan sahabat beliau.

4) إن أثر الوضوء يوم القيامة في الوجه والأطراف هو علامة لهذه الأمة المحمدية المرحومة بفضل الله وكرمه.

id

4) Pada hari Kiamat bekas wudu yang ada di muka dan kaki serta tangan menjadi tanda bagi umat Muhammad yang tercinta ini, dengan karunia dan kebaikan dari Allah.

5) أهل القبور يُدعىٰ لهم بالرحمة، ولا يُطلب منهم الدعاء، لأنهم لا يملكون نفعاً ولا ضرّاً.

id

5) Penghuni kubur didoakan dengan rahmat, bukan dimintai doa, karena mereka tidak memiliki sebuah manfaat maupun keburukan.

7/1030 ــ وعَنْهُ أنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «ألا أدُلُّكُم علىٰ مَا يَمْحُو اللهُ به الخَطَايَا، ويرفعُ به الدَّرجاتِ؟» قالوا: بلىٰ يارسولَ الله، قَالَ: «إسباغُ الوضُوءِ علىٰ المَكَارِهِ، وكثْرَةُ الخُطا إلىٰ المَسَاجدِ، وانتظارُ الصَّلاةِ بعدَ الصَّلاةِ، فذلكُمُ الرِّباطُ، فذلِكُمُ الرِّبَاطُ». رواه مسلم.

id

7/1030- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah!" Beliau bersabda, "Menyempurnakan wudu dalam kondisi-kondisi yang tidak disukai, banyak langkah menuju masjid, dan menunggu salat berikutnya setelah mengerjakan salat, yang demikian itu ibarat berjaga dalam jihad melawan musuh." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) حرص الصحابة رضي الله عنهم علىٰ معرفة أبواب الخير والعمل بها، وهذا هو شأن المؤمن يسأل عن مفاتيح الخير ليكون من الداخلين فيه.

id

1) Antusiasme para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- dalam mengetahui pintu-pintu kebaikan dan mengamalkannya. Beginilah seharusnya keadaan seorang mukmin, yaitu dia bertanya tentang kunci kebaikan dengan tujuan agar dia masuk di dalamnya.

2) الوضوء ــ علىٰ كره ومشقة غير مقصودة ــ باب لتكفير الخطايا، لكن دون ضرر يلحق، أما مَعَ الضرر فلا يتوضّأ، بل يتيمّم.

id

2) Wudu -pada situasi yang dibenci dan sulit yang tidak disengaja- adalah pintu penghapusan dosa, tetapi dengan syarat hal itu tidak menimbulkan adanya kemudaratan. Adapun jika disertai dengan timbulnya kemudaratan, maka dia tidak boleh melakukan wudu, tetapi cukup bertayamum.

3) العبد ليس مأموراً ولا مندوباً أن يفعل مَا يشقّ عليه ويضرّه، بل كلما سهلت عليه العبادة المشروعة فهو أفضل.

id

3) Seorang hamba tidak diperintahkan, dan tidak juga disunahkan untuk mengerjakan sesuatu yang menyulitkan dan yang mencelakakannya. Bahkan, semakin mudah ibadah yang disyariatkan ia lakukan, maka itu lebih utama.

4) فضيلة صلاة الجماعة في المسجد، حتىٰ لو أتىٰ القاصد من مكان بعيد فهو أعظم للأجر، لكن من غير أن يتقصد البعد.

id

4) Keutamaan salat berjamaah di masjid sekalipun orang yang hendak melakukannya harus datang dari tempat yang jauh, bahkan pahalanya lebih besar, tetapi tidak boleh dia sengaja mengambil jarak yang jauh.

8/1031ــ عَنْ أبي مالك الأشعري رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «الطُّهُورُ شَطْرُ الإيمان». رواه مسلم.

id

8/1031- Abu Mālik Al-Asy'ariy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bersuci adalah setengah keimanan." (HR. Muslim)

وقد سبقَ بِطُولِهِ في (بابِ الصبرِ).

id

Hadis ini telah dibawakan secara lengkap dalam Bab Sabar.

وفي البابِ حديثُ عمرِو بْنِ عَبَسَةَ رضي الله عنه السَّابِقُ في آخِرِ (بَابِ الرَّجَاءِ)، وَهُوَ حَدِيث عَظِيمٌ، مُشْتَمِلٌ عَلىٰ جُمَلٍ مِنَ الخيراتِ.

id

Juga dalam bab ini terdapat hadis 'Amr bin 'Abasah -raḍiyallāhu 'anhu- yang telah disebutkan di akhir Bab Harapan. Hadis itu adalah hadis yang agung dan mengandung sekian banyak kebaikan.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الطهور يشمل الطهارة الحسية: بالوضوء والغسل، والطهارة المعنوية: من الشرك والشك والغِلِّ والحقد.

id

1) Bersuci mencakup bersuci secara lahiriah dengan berwudu dan mandi, dan bersuci secara maknawi, yaitu bersuci dari kesyirikan, keraguan, hasad, dan dengki.

2) نصف الإيمان هو التطهر بالطهارة الحسية الظاهرة، والمعنوية الباطنة، وذلك بالتخلي والتنقية من الأوساخ والرذائل، وأنواع الشرك والبدع والمعاصي.

id

2) Setengah keimanan adalah menyucikan diri dengan penyucian yang bersifat lahir dan batin, yaitu dengan meninggalkan dan membersihkan diri dari kotoran dan keburukan serta dari berbagai macam kesyirikan, bidah, dan maksiat.

والنصف الثاني هو التحلي والتقوية بالفضائل، كالأخلاق الفاضلة والأعمال الصالحة.

id

Sedangkan setengah sisanya adalah menghias diri dan menguatkannya dengan amalan-amalan mulia, seperti akhlak mulia dan amal saleh.

فائـدة:

id

Faedah Tambahan:

قول النووي ــ رحمه الله تعالىٰ ــ : «وفي الباب حديث عمرو بن عبسة رضي الله عنه السابق في آخر باب الرجاء وهو حديث عظيم، مشتمل علىٰ جمل من الخيرات».

id

Perkataan An-Nawawiy -raḥimahullāh-: "Juga dalam bab ini terdapat hadis 'Amr bin 'Abasah -raḍiyallāhu 'anhu- yang telah disebutkan di akhir Bab Harapan; hadis itu adalah hadis yang agung dan mengandung sekian banyak kebaikan."

تقدم الحديث برقم (438) وموضع الشاهد منه في باب فضل الوضوء قوله صلى الله عليه وسلم: «مَا منكم رجلٌ يقرِّب وضوءه، فيتمضمض، ويستنشق فينتثر، إلَّا خرت خطايا وجهه وفِيهِ وخياشيمه، ثُمَّ إذَا غسل معصمه...» الحديث.

id

Hadis ini telah disebutkan pada nomor 438. Dan yang menjadi objek dalil dari hadis tersebut dalam Bab Keutamaan Wudu ialah sabda beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Tidaklah salah seorang kalian menghadirkan air wudunya, lalu berkumur-kumur dan menghirup air ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya, melainkan gugur dosa-dosa wajah, mulut dan hidungnya. Kemudian ketika dia membasuh wajahnya ... ."

9/1032ــ عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَا مِنكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ، فَيُبْلغُ ــ أَوْ فَيُسْبغُ الوُضُوءَ ــ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلهَ إلَّا اللهُ وَحْدَه لا شَرِيكَ لهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، إلَّا فُتِحَتْ لهُ أبْوَابُ الجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ، يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شاءَ». رواه مسلم.

id

9/1032- Umar bin Al-Khaṭṭāb -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, “Tidaklah seseorang di antara kalian berwudu lalu dia bersungguh-sungguh -atau lalu dia menyempurnakan wudunya- kemudian dia membaca, 'Asyhadu an lā ilāha illallāh waḥdahu lā syarīka lahu, wa asyhadu anna Muḥammadan 'abduhu wa rasūluh', melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia mau.” (HR. Muslim)

وزَادَ الترمذي: «اللّهم اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ».

id

Dalam riwayat Tirmizi terdapat tambahan doa: "Allāhumma ij'alnī minat-tawwābīn, wa-j'alnī minal-mutaṭahhirīn (artinya: Ya Allah! Jadikanlah aku ke dalam golongan orang yang bertobat, dan jadikan pula aku ke dalam golongan orang yang menyucikan diri)."

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إنَّ الوضوء علىٰ هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم سبب لدخول الجنة.

id

1) Wudu sesuai petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- adalah sebab masuk surga.

2) الشهادة بالتوحيد بعد الوضوء، فيه: جمع لطهارة الباطن بالتوحيد، مَعَ إتمام طهارة الظاهر بالوضوء.

id

2) Syahadat tauhid setelah berwudu mengandung penggabungan antara kesucian batin dengan tauhid dan menyempurnakan kesucian lahiriah dengan wudu.

3) فضيلة إسباغ الوضوء، وهو الإتيان به كاملاً غير منقوص، علىٰ هدي رَسُول الله صلى الله عليه وسلم. فَلْيحرصِ المؤمن علىٰ تعلم الهدي النبوي في الوضوء، كما حرص علىٰ تعلم الهدي النبوي في الصلاة.

id

3) Keutamaan menyempurnakan wudu, yaitu mengerjakan wudu secara sempurna tanpa ada yang dikurangi serta sesuai petunjuk Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Sebab itu, seorang mukmin harus bersungguh-sungguh untuk mempelajari petunjuk Nabi tentang wudu, sebagaimana dia bersungguh-sungguh dalam mempelajari petunjuk Nabi tentang salat.