اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

187ــ باب فضل الصلوات

id

187- BAB KEUTAMAAN SALAT

قَالَ الله تعالىٰ: {إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنهَىٰ عَنِ ٱلفَحشَآءِ وَٱلمُنكَرِۗ} [العنكبوت: 45].

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar." (QS. Al-'Ankabūt: 45)

فوائد الآية:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) الصَّلاة التي تنهىٰ عن الفحشاء والمنكر هي التي يقيمها العبدُ علىٰ الوجه الأكمل باطناً وظاهراً، علىٰ هدي صفة صلاة النبي صلى الله عليه وسلم، فيدخل الصَّلاة بقلب حاضر، يؤدّيها بجميع أركانها وشروطها وواجباتها وسننها.

id

1) Salat yang mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah salat yang dikerjakan secara sempurna, baik sempurna secara batin maupun secara lahir, dan sesuai petunjuk tata cara salat Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-; yaitu seorang hamba masuk mengerjakan salat dengan hati yang khusyuk, serta dia menunaikan semua rukun, syarat, wajib, dan sunah-sunahnya secara sempurna.

2) إن إقامة العبد علىٰ الذنوب والمنكرات سبب يصدُّه عن الصَّلاة، فكما أن الصَّلاة تنهىٰ عن الفحشاء والمنكر، فإن الفحشاء والمنكر تنهىٰ عن الصَّلاة، وعن الأُنْس بها والرغبة فيها.

id

2) Perbuatan dosa dan mungkar adalah sebab yang menghalangi hamba dari salat; sebagaimana salat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka perbuatan keji dan mungkar juga mencegah dari mengerjakan salat serta dari merasa tenang dan senang kepadanya.

1/1042ــ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْراً بِبَابِ أَحَدِكُم يَغْتَسِلُ مِنْه كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَىٰ مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟» قَالُوا: لا يَبْقَىٰ مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ، قَالَ: «فَذلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ، يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الخَطَايَا». متفقٌ عليه.

id

1/1042- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bagaimanakah menurut kalian, seandainya ada sebuah sungai di depan pintu rumah salah seorang kalian, dia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotoran tubuhnya walau sedikit?" Para sahabat menjawab, "Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya." Beliau bersabda, "Maka itulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa." (Muttafaq 'Alaih)

2/1043ــ وعَنْ جابرٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مثَلُ الصَّلواتِ الخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلىٰ بَابِ أحَدِكُمْ، يغْتسلُ منهُ كلَّ يومٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ». رواه مسلم.

id

2/1043- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Perumpamaan salat lima waktu seperti sebuah sungai yang mengalir dan melimpah di depan pintu rumah salah seorang kalian, dia mandi di sungai itu lima kali sehari." (HR. Muslim)

الغمر: بفتح الغين المعجمة: الكثير.

id

الغُمْرُ (al-gumr), dengan memfatahkan "gain", artinya melimpah.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

درنه: وسخه، فالدرن هو: الوسخ والقذر.

id

دَرَنِهِ (daranihi): kotorannya; ad-daran ialah kotoran dan daki.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الصلوات الخمس يمحو الله بهنّ الخطايا، حَتَّىٰ يصير العبد بها طاهراً نقيّاً من الذنوب.

id

1) Dengan salat lima waktu Allah akan menghapus dosa, sehingga dengannya hamba menjadi suci dan bersih dari dosa.

2) ضرب المثال عند التعليم يسهِّل فهم المسألة.

id

2) Membuat permisalan ketika mengajar akan memberi kemudahan dalam memahami permasalahan.

3) علىٰ حسب قيام العبد بحق الصَّلاة وأدائها علىٰ الوجه الشرعي الصحيح، يكون تكفير الذنوب. فَلْيجتهدِ المؤمن بتعلم صفة صلاة النبي صلى الله عليه وسلم، ليكون لَهُ ثوابُ محوِ الخطايا.

id

3) Sesuai dengan tingkat penunaian hamba terhadap hak-hak salat serta melaksanakannya menurut cara yang benar dan disyariatkan, seperti itu juga yang akan dia dapatkan dari pengampunan dosa. Oleh karena itu, seorang mukmin harus bersungguh-sungguh mempelajari tata cara salat Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- supaya dia mendapatkan balasan penghapusan dosa.

3/1044ــ عَنْ ابن مسعود رضي الله عنه: أنَّ رجُلاً أصَابَ مِن امرأةٍ قُبْلَةً، فأتَىٰ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم، فأخبرَهُ، فأنزلَ الله تعالىٰ: {وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفا مِّنَ ٱلَّيلِ إِنَّ ٱلحَسَنَٰتِ يُذهِبنَ ٱلسَّيِّ‍َٔاتِ} [هود: 114] فقال الرَّجُلُ: أليَ هذا؟ قَالَ: «لِجَميعِ أمَّتي كُلِّهمْ». متفق عليه.

id

3/1044- Ibnu Mas‘ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang mencium seorang wanita, lalu dia datang menemui Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan menyampaikan hal itu. Maka Allah -Ta'ālā- pun menurunkan ayat: “Dan tegakkanlah salat di kedua ujung siang (pagi dan petang), dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.” (QS. Hūd: 114) Laki-laki itu bertanya, "Apakah ini khusus untukku?" Beliau bersabda, "Untuk semua umatku, seluruhnya." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إظهار رحمة الله تعالىٰ بالأمة المحمدية، حين شرع لها الحسنات التي تمحو السيئات، وتكفّر الخطيئات، فلله تعالىٰ الحمد أولاً وآخراً، ظاهراً وباطناً.

id

1) Menerangkan rahmat Allah -Ta'ālā- kepada umat Nabi Muhammad, yaitu Allah mensyariatkan untuk mereka kebaikan-kebaikan yang akan menghapus kesalahan dan menggugurkan dosa. Maka, hanya bagi Allah -Ta'ālā- segala pujian, pertama dan terakhir, yang lahir dan yang batin.

2) الأصل في جميع الأحكام الشرعية أنها عامة لجميع الأمة، إلَّا مَا ورد دليل خصوصية بشخص معين، مثل قوله تعالىٰ: {خَالِصَة لَّكَ مِن دُونِ ٱلمُؤمِنِينَۗ} ونحو ذلك، فالعبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب.

id

2) Kaidah utama di semua hukum syariat bahwa ia berlaku umum untuk semua umat, kecuali yang memiliki dalil pengkhususannya pada orang tertentu, seperti firman Allah -Ta'ālā-: "... sebagai kekhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin." (QS. Al-Aḥzāb: 50) Dan dalil-dalil yang semisalnya. Karena yang menjadi pegangan ialah keumuman lafal, bukan kekhususan sebab.

4/1045ــ عَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «الصَّلوَاتُ الخمْسُ، والجُمُعَةُ إلىٰ الجُمُعَةِ، كفَّارَةٌ لما بينَهُنَّ، مَا لَمْ تُغشَ الكَبَائر». رواه مسلم.

id

4/1045- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwasanya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Salat lima waktu dan salat Jumat ke salat Jumat berikutnya adalah penebus dosa yang ada di antaranya, selama dosa besar tidak dilanggar." (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

تُغْشَ: تُؤْتَ.

id

تُغْشَ (tugsya): dikerjakan, dilanggar.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الكبائر لا تكفَّر إلَّا بالتوبة الخاصة، أما الصغائر فهي التي تكفَّر بالصلوات ونحوها من الطاعات.

id

1) Dosa besar tidak akan digugurkan kecuali dengan tobat yang khusus, adapun dosa kecil maka ia bisa digugurkan dengan salat dan ketaatan-ketaatan semisalnya.

2) تعظيم قدر الجمعة والجماعات فهي من أسباب الرحمات والكفارات.

id

2) Menjunjung kedudukan salat Jumat dan salat berjamaah karena merupakan sebab adanya rahmat dan pengampunan dosa.

5/1046ــ وعن عثمانَ بنِ عفّانَ رضي الله عنه قالَ: سَمِعْتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «ما مِنِ امرئ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاةٌ مَكْتُوبَةٌ، فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا، إلَّا كانَت كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ، ما لَمْ تُؤْتَ كَبِيرَةٌ، وذلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ». رواه مسلم.

id

5/1046- 'Uṡmān bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah seorang muslim tatkala tiba waktu salat wajib lalu dia membaguskan (menyempurnakan) wudunya, khusyuknya, dan rukuknya, melainkan salat itu menjadi penghapus dosa-dosa sebelumnya selama dosa besar tidak dilanggar. Dan penghapusan itu berlaku sepanjang masa." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إن إحسان الوضوء والصلاة سبب عظيم لتكفير الخطايا والذنوب الصغائر.

id

1) Mengerjakan wudu dan salat dengan baik ialah sebab besar untuk menggugurkan kesalahan dan dosa-dosa kecil.

2) ذكر الخشوع في الحديث للتنبيه علىٰ أهميته، فهو روح الصَّلاة قَالَ تعالىٰ: {قَد أَفلَحَ ٱلمُؤمِنُونَ * ٱلَّذِينَ هُم فِي صَلَاتِهِم خَٰشِعُونَ}.

id

2) Penyebutan khusyuk dalam hadis ini untuk mengingatkan urgensinya, karena khusyuk adalah ruh salat; Allah -Ta'ālā- berfirman "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya." (QS. Al-Mu`minūn: 1-2)