اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

207 ــ باب تجويز صَلاَة الضحى من ارتفاع الشمس إلى زوالها والأفضل أن تُصلى عند اشتداد الحرِّ وارتفاع الضحى

id

207- BAB BOLEH SALAT DUHA SEJAK MATAHARI NAIK HINGGA TERGELINCIR DAN YANG PALING UTAMA DIKERJAKAN KETIKA PANAS SEDANG MENYENGAT DAN WAKTU DUHA TELAH NAIK

1/1143ــ عن زيدِ بنِ أَرْقَمَ رضي الله عنه أَنَّهُ رَأَىٰ قَوْماً يُصلُّونَ مِنَ الضُّحَىٰ، فقالَ: أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاةَ في غَيْرِ هذِهِ السَّاعَةِ أفْضَلُ، إنَّ رسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: «صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الفِصالُ». رواه مسلم.

id

1/1143- Zaid bin Arqam -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa ia melihat sekelompok orang mengerjakan salat Duha di awal pagi, maka ia berkata, "Apakah mereka tidak tahu bahwa salat Duha di selain waktu ini lebih baik?! Sesungguhnya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, Ṣalātul-Awwābīn (salatnya orang-orang yang kembali kepada Allah) adalah saat anak unta yang baru disapih kepanasan.'" (HR. Muslim)

«ترمض»: بفتح التاء والميم وبالضاء المعجمة، يعني شدة الحر، والفصال: جمع فصيل، وهو الصغير من الإبل.

id

تَرْمَضُ (tarmaḍ), dengan memfatahkan "tā`" dan "mīm", setelahnya "ḍād", yakni: panas menyengat. Sedangkan "الفِصَالُ" (al-fiṣāl) adalah bentuk jamak dari kata "فَصِيْلٌ" (faṣīl), yaitu: unta yang masih kecil.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

ــ الأوّابين: جمع أوّاب، وهو الرجّاع إلىٰ الله تعالىٰ بالتوبة والإنابة.

id

- الأَوَّابِينَ (al-awwābīn), bentuk jamak dari kata "أَوَّابٌ" (awwāb), yaitu: orang yang banyak kembali kepada Allah -Ta'ālā- dengan tobat dan istigfar.

ــ ترمض الفصال: المراد أن تصيب الحرارة الفصيل، وهو الصغير من الإبل، ولمّا يشتدّ خُفُّه بعدُ، فإذا قوي حرّ الشمس، وصلتْ حرارة الرمل إلىٰ خفه، فتراه يراوح بين قدميه.

id

- تَرْمَضُ الفِصالُ (tarmaḍ al-fiṣāl): maksudnya anak unta ditimpa kepanasan, yaitu anak unta yang telapak kakinya belum kuat sama sekali, apabila panas matahari menyengat, maka panas pasir sampai ke sumsumnya, sehingga Anda melihatnya mengangkat kedua kakinya secara bergiliran.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان وقت الأفضلية لصلاة الضحىٰ حين تشتد الشمس.

id

1) Menjelaskan waktu yang utama untuk salat Duha, yaitu ketika panas matahari menyengat.

2) استحباب تحرّي العبد الطاعة في وقت الفضيلة، وإن جازت في غير هذا الوقت، لكن اغتنام الأوقات الفاضلة دليل علىٰ فقه العبد.

id

2) Anjuran agar seorang hamba berusaha melakukan ketaatan pada waktu yang utama; walaupun di selain waktu ini diperbolehkan, tetapi memanfaatkan waktu yang utama adalah bukti kedalaman pemahaman fikih seorang hamba.

تنبيه:

id

Peringatan:

إنَّ الصلاة المشهورة عند العامة بصلاة الأوابين، يصلونها بين المغرب والعشاء، ليس لها أصل شرعي، بل هي علىٰ خلاف الهدي النبوي، والسُّنَّة إنما جاءت بتسمية الضحىٰ بــ (صلاة الأوابين)، فعن أبي هريرة رضي الله عنه، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «لا يحافظ على صلاة الضحىٰ إلا أواب، وهي صلاة الأوابين» رواه أحمد في مسنده، وكل خير في اتّباع هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم وهجر ما أحدثه الناس.

id

Salat yang terkenal di kalangan awam sebagai ṣalātul-awwābīn yang mereka kerjakan antara Magrib dan Isya tidak memiliki dalil dalam agama, bahkan menyelisihi petunjuk Nabi. Juga karena Sunnah telah menamakan salat Duha dengan ṣalātul-awwābīn. Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak akan menjaga salat Duha kecuali awwāb (orang yang banyak bertobat). Salat Duha adalah ṣalātul-awwābīn." (HR. Ahmad dalam Musnad-nya). Semua kebaikan adalah pada mengikuti petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- serta meninggalkan perkara bidah yang diada-adakan manusia.