قالَ الله تَعَالىٰ: {إِنَّمَا ٱلمُؤمِنُونَ إِخوَة} [الحجرات: 10] ، وقالَ تعَالَىٰ: {أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلمُؤمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلكَٰفِرِينَ} [المائدة: 54] ، وقالَ تَعَالىٰ: {أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَينَهُم} [الفتح: 29].
Allah Almighty says: {The believers are but brothers} [Surat al-Hujurāt: 10] He also says: {They will be humble towards the believers but strict towards the disbelievers} [Surat al-Mā’idah: 54] Allah Almighty also says: {firm against the disbelievers and compassionate among themselves} [Surat al-Fat'h: 29]
Allah -Ta'ālā- berfirman, "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara." (QS. Al-Ḥujurāt: 10) Dia juga berfirman, "Yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Mā`idah: 54) Dia juga berfirman, "Mereka keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." (QS. Al-Fatḥ: 29)
1) من صفات المؤمنين الكمّل أن يكون واحدهم متواضعاً لإخوانه رحيماً بهم، عزيزاً علىٰ خصومه وأعدائه من الكفار، فهذا من خلق سيد المرسلين صلى الله عليه وسلم وصحابته الكرام رضي الله عنهم.
1) From the qualities of perfect believers are their humbleness and mercifulness towards their Muslim brothers and their power and toughness against their opponents and enemies from among the disbelievers. Such was the character of the Master of the Messengers (may Allah’s peace and blessings be upon him) and his noble Companions (may Allah be pleased with them).
1) Di antara sifat mukmin yang sempurna adalah bersikap tawaduk dan kasih sayang kepada saudara-saudaranya seiman, serta bersikap keras terhadap lawan dan musuh-musuhnya dari kalangan orang kafir. Inilah akhlak pimpinan para rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan sahabat-sahabatnya yang mulia -raḍiyallāhu 'anhum-.
2) الاقتداء بصحابة رسول الله صلى الله عليه وسلم في منهاجهم، سبيل العزّ والتمكين.
2) Following the example of the Companions of the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) in their approaches and attitudes is the way to attain might and empowerment.
2) Meneladani sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam prinsip beragama mereka adalah jalan kemuliaan dan kemenangan.
1/1567 ــ وعن أنس رضي الله عنه أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لا تَبَاغَضُوا، وَلا تَحَاسَدُوا، وَلا تَدَابَرُوا، وَلا تَقَاطَعُوا، وَكُونُوا عِبَادَ الله إخواناً، وَلا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاه فَوقَ ثلاثٍ». متفقٌ عليه.
1567/1- Anas (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Do not begrudge one another, do not envy one another, do not turn your backs on one another, do not break up with each other, and be, O slaves of Allah, brothers. It is unlawful for a Muslim to desert his brother beyond three (days).” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]
1/1567- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah kalian saling membenci, jangan saling mendengki, jangan saling membelakangi, dan jangan saling memutuskan hubungan. Tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya seagama lebih dari tiga hari." (Muttafaq 'Alaih)
التدابر: المصارمة والهجران، مأخوذ من الدُّبر: وهو أن يولي الرجل صاحبه دبره، ويعرض عنه بوجهه.
--
التَّدَابُرُ (at-tadābur): saling bermusuhan dan memboikot; ia berasal dari kata "ad-dubur", yaitu membelakangi dan memalingkan wajah dari orang lain.
1) نهي المسلمين عن التباغض فيما بينهم في غير حق شرعي.
1) It is forbidden for Muslims to harbor hatred towards one another in any matter that does not involve a legitimate right.
1) Melarang umat Islam dari sikap saling membenci di antara mereka tanpa alasan yang dibenarkan secara agama.
2) النهي عن المقاطعة، لأن ذلك يفرق الأمة ويشتت ترابطها.
2) It is forbidden for Muslims to boycott one another, because this disunites the Muslim nation and undermine its solidarity.
2) Larangan saling memutuskan hubungan karena hal itu akan memecah belah umat dan mencerai-beraikan ikatan mereka.
3) الحضّ علىٰ التآخي في الدين، فذلك من أسمىٰ عُرَىٰ الإيمان.
3) The Hadīth encourages Muslims to be brothers in Islam, as this is one of the most sublime bonds of faith.
3) Memotivasi sikap saling bersaudara dalam agama, karena ia adalah ikatan iman yang paling luhur.
2/1568ــ وعن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «تُفْتَحُ أبوابُ الجَنَّةِ يومَ الاثْنينِ ويَوْمَ الخَميسِ، فيُغفرُ لكُلِّ عبدٍ لا يُشركُ بالله شيئاً، إلَّا رجُلاً كانَتْ بَيْنَهُ وبينَ أخيه شَحْنَاءُ، فيُقال: أنظرُوا هذَيْن حَتَّىٰ يَصْطَلحَا! أنظُروا هذيْن حَتَّىٰ يَصْطَلحَا!». رواه مسلم.
1568/2- Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The gates of Paradise are opened on Monday and Thursday. Every slave who does not associate anything with Allah is forgiven except for the man who has enmity between him and his brother. It is said: ‘Leave these two until they have made a reconciliation. Leave these two until they have made a reconciliation.’” [Narrated by Muslim]
2/1568- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu diberikanlah ampunan untuk setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah sedikit pun, kecuali seseorang yang memiliki permusuhan dengan saudaranya. Lalu dikatakan, 'Tangguhkan pengampunan pada dua orang ini sampai keduanya berdamai! Tangguhkan pengampunan pada dua orang ini sampai keduanya berdamai!'" (HR. Muslim)
وفي رواية له: «تُعْرَضُ الأعمالُ في كلِّ يَوْمِ خَميسٍ واثْنَيْن». وذَكَرَ نَحْوَهُ.
According to another narration by Muslim: “Deeds are presented (to Allah) every Monday and Thursday...” and he mentioned a similar version of the Hadīth.
Dalam riwayat Muslim yang lain, "Amalan-amalan (harian) dihadapkan (pada Allah) di setiap hari Senin dan Kamis ... " Lalu beliau menyebutkan lafal yang semisal hadis di atas.
الشحناء: العداوة.
--
الشَّحْنَاءُ (asy-syaḥnā`): permusuhan.
أنظروا: أخّروا.
--
أَنْظِرُوْا (anẓirū): tangguhkanlah.
1) بيان غلظ الشحناء، وذلك لقرنها بالشرك بالله _عز وجل_.
1) The Hadīth stresses the gravity of enmity, as it is mentioned alongside Shirk (associating partners with Allah Almighty).
1) Menjelaskan beratnya dosa permusuhan, karena dalam hadis ia digandengkan dengan kesyirikan kepada Allah -'Azza wa Jalla-.
2) عداوة المسلم ومقاطعته بغير سبب شرعي تمنع من دخول الجنة في الآخرة.
2) Harboring enmity towards a Muslim and forsaking him without a Shariah-approved reason prevents one from entering Paradise in the Hereafter.
2) Memusuhi seorang muslim serta memutus hubungan dengannya tanpa sebab yang dibenarkan oleh agama menjadi penghalang masuk surga kelak di akhirat.
3) وجوبُ الإصلاحِ بين المسلمين، ونصرةِ المظلوم، وردعِ الظالم.
3) It is obligatory to reconcile between Muslims, help the oppressed, and deter the oppressor.
3) Kewajiban mendamaikan permusuhan di antara umat Islam, membela orang yang terzalimi, dan mencegah orang yang berbuat zalim.