اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

353 ــ بابُ كراهة تفضيل الوَالد بعَض أولاده عَلَى بعض في الهبَة

id

353- BAB MAKRUH BAGI ORANG TUA MELEBIHKAN SEBAGIAN ANAKNYA DALAM HIBAH

1/1773ــ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشيرٍ رضي الله عنهما أَنَّ أَبَاهُ أَتَىٰ بِهِ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: إنِّي نَحَلْتُ ابْنِي هذا غُلاماً كَانَ لي، فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «أَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ هذَا؟» فَقَالَ: لا، فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «فَأَرْجِعْهُ».

id

1/1773- An-Nu'mān bin Basyīr -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa ayahnya membawanya menemui Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- seraya berkata, "Aku telah memberikan anakku ini seorang budak milikku." Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apakah semua anakmu engkau berikan seperti ini?" Dia menjawab, "Tidak." Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kalau begitu, ambillah kembali budak itu."

وفي رِوَايَةٍ: فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «أَفعَلْتَ هذَا بِوَلَدِكَ كُلِّهِمْ ؟» قَالَ: لا، قَالَ: «اتَّقُوا الله وَاعدِلُوا في أَوْلَادِكُمْ» فَرَجَعَ أَبي، فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ. وفي رِوَايَةٍ: فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «يَا بَشِيرُ أَلَكَ وَلَدٌ سِوَىٰ هذَا؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «أَكُلَّهُمْ وَهَبْتَ لَهُ مِثْلَ هذا؟» قَالَ: لا، قَالَ: «فَلا تُشْهِدْني إذاً، فَإنِّي لا أَشْهَدُ عَلىٰ جَوْرٍ».

id

Dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apakah engkau melakukan ini pada semua anakmu?" Dia menjawab, "Tidak." Beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah, dan berbuat adillah kepada anak-anakmu." Ayahku kemudian pulang lalu mengembalikan pemberian tersebut. Dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Wahai Basyīr! Apakah engkau memiliki anak selain ini?" Dia menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi, "Apakah semua mereka engkau berikan seperti ini?" Dia menjawab, "Tidak." Beliau bersabda, "Kalau begitu, jangan jadikan aku sebagai saksi. Aku tidak akan menjadi saksi pada sebuah kezaliman."

وَفي رِوَايَةٍ: «لا تُشْهِدْني عَلىٰ جَوْرٍ».

id

Dalam riwayat lain disebutkan, "Jangan jadikan aku sebagai saksi pada sebuah kezaliman."

وفي روايةٍ: «أَشْهِدْ عَلىٰ هذا غَيْرِي» ثُمَّ قَالَ: «أَيَسُرُّكَ أَنْ يَكُونُوا إلَيْكَ في الْبِرِّ سَوَاءً؟» قَالَ: بَلىٰ، قَالَ: «فَلا إذاً». متفقٌ عليه.

id

Dalam riwayat lainnya lagi disebutkan, "Jadikanlah orang lain selainku sebagai saksi pada perkara ini." Beliau kemudian bersabda, "Apakah engkau mau bila mereka berbakti sama kepadamu?" Dia menjawab, "Tentu." Beliau bersabda, "Kalau begitu, jangan." (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

نحلتُ: أعطيتُ، ووهبت دون عوض.

id

نَحَلْتُ (naḥaltu): aku telah berikan dan hibahi tanpa bayar.

جَور: ظلم.

id

جَوْر (jaur): kezaliman.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تحريم تفضيل بعض الأولاد علىٰ بعض في العطية، والحث علىٰ وجوب العدل بينهم.

id

1) Pengharaman melebihkan sebagian anak dalam pemberian serta anjuran kepada wajibnya bersikap adil di antara mereka.

2) إن عدل الوالدين مع أولادهم سببٌ في برهم وإحسانهم، فهل عقل المربّون ذلك؟!

id

2) Sikap adil kedua orang tua terhadap anak-anak mereka adalah faktor adanya kebaktian mereka; maka, apakah para pendidik memahami hal itu?!

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

ــ المراد بالعطية: التبرع المحض، وليست النفقة، ففي النفقة: يُعطىٰ كل ولد ما يحتاج إليه قليلاً كان أم كثيراً، فربما كان بعض الأولاد يطلب العلم، فيحتاج إلىٰ نفقة أكثر من غيره، فالعدل في هذه الحالة أن يُعطَىٰ كل ولد ما يحتاجه، ولو صار بين الأولاد تفاوت، فالعطية يجب العدل فيها والمساواة بين جميع الأولاد، وأما النفقة: فيكون قدرها بحسب الحاجة والمصلحة.

id

Yang dimaksud dengan pemberian ialah pemberian suka rela yang murni, bukan nafkah. Adapun dalam hal nafkah, maka masing-masing anak diberikan sesuai kebutuhannya, sedikit ataupun banyak. Mungkin sebagian anak sedang menimba ilmu sehingga butuh nafkah lebih banyak daripada yang lain. Maka sikap adil dalam kondisi ini ialah masing-masing anak diberikan sesuai kebutuhannya walaupun berkonsekuensi pada perbedaan kadar nafkah di antara anak-anak. Adapun pemberian, maka diwajibkan bersikap adil dan berlaku sama di antara semua anak. Namun dalam nafkah, maka ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemaslahatan.

فائـدة:

id

Faedah Tambahan:

بعض الناس يفضلون إعطاء الأولاد حصصهم من الميراث قبل وفاتهم، زعماً منهم أن ذلك يبعد الشقاق بين أولادهم، وعلىٰ العكس من ذلك فهم يقعون في جملة مخالفات.

id

Sebagian orang lebih suka memberi anak-anaknya bagian warisan mereka sebelum meninggal, karena menganggap hal itu akan menjauhkan pertikaian di antara anak-anaknya. Tapi kebalikannya, mereka telah jatuh dalam sejumlah pelanggaran:

أخطرها: تعدي حدود الله تعالىٰ في قسمة الميراث، لأن الله تعالىٰ أذن بالقسمة بعد الموت فقال: {إِنِ ٱمرُؤٌاْ هَلَكَ} وقال بعد بيان الفروض:

id

Yang paling berat ialah melanggar batasan Allah dalam pembagian warisan, karena Allah -Ta'ālā- telah menyatakan pembagian warisan itu setelah kematian. Allah -Ta'ālā- berfirman, "Bila seseorang meninggal dunia ..." (QS. An-Nisā`: 173). Allah -Ta'ālā- juga berfirman setelah menerangkan bagian-bagian warisan,

{تِلكَ حُدُودُ ٱللَّهِ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدخِلهُ جَنَّٰت تَجرِي مِن تَحتِهَا ٱلأَنهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَذَٰلِكَ ٱلفَوزُ ٱلعَظِيمُ * وَمَن يَعصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُۥ يُدخِلهُ نَارًا خَٰلِدا فِيهَا وَلَهُۥ عَذَاب مُّهِين}.

id

"Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan." (QS. An-Nisā`: 13-14).

وأيضاً: ربما خروج عن الفروض المقدرة في كتاب الله، لطروء موت بعض الورثة قبل مورثهم. ثم تتداخل الفروض والأنصباء وينجر ذلك إلىٰ النقصان أو الزيادة أو الجحود في الحقوق المقدرة.

id

Juga, bisa jadi berdampak pada ketidaksesuaian warisan dengan ketentuan bagian yang ditetapkan dalam Kitab Allah karena terjadinya kematian sebagian ahli waris sebelum orang tua mereka, kemudian bagian-bagian tersebut saling tumpang tindih dan berakibat pada pengurangan atau penambahan atau penolakan hak-hak yang telah ditetapkan.

وأيضاً: ما يحصل بين الورثة من التشاحح والبغضاء والفرقة والخصومة، ما كان باعثه القسمة قبل الموت. وأكثر من يُظلم في ذلك الإناث دون الذكور.

id

Juga, terjadinya permusuhan, kebencian, perpecahan, dan pertikaian di antara ahli waris yang disebabkan oleh pembagian yang dilakukan sebelum kematiannya. Yang paling banyak dizalimi dalam hal ini adalah perempuan, bukan laki-laki.

إلى غير ذلك من المفاسد، في حين زعم المورِّث أنه يريد المصلحة. ورضي الله عن ابن مسعود عندما قال: «وكم من مريد للخير لن يصيبه».

id

Dan masih ada berbagai kerusakan lainnya meskipun orang tua menganggap dirinya menginginkan kemaslahatan dengannya. Semoga Allah meridai Ibnu Mas'ūd manakala dia mengatakan, "Betapa banyak orang yang meniatkan kebaikan namun dia tidak mendapatkannya."

فالواجب الوقوف عند الحد الشرعي ففيه كل الهداية والرحمة {وَإِن تُطِيعُوهُ تَهتَدُواْ}. {وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُم تُرحَمُونَ}.

id

Sehingga wajib mengikuti batasan agama karena di dalamnya terkandung semua petunjuk dan rahmat; "Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk." (QS. An-Nūr: 54). "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat." (QS. Āli 'Imrān: 132).