بسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
In the Name of Allah, the Most Compassionate, the Most Merciful
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
الْحَمْدُ لله الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ، الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ، مُكَوِّرِ اللَيْلِ عَلَىٰ النَّهَارِ، تَذْكِرَةً لأُولِي الْقُلُوبِ وَالأَبْصَارِ، وَتَبْصِرَةً لِذَوِي الألبَابِ وَالاعْتِبَارِ، الَّذِي أَيْقَظَ مِنْ خَلْقِهِ مَنِ اصْطَفَاهُ فَزَهَّدَهُمْ فِي هذِهِ الدَارِ، وَشَغَلَهُمْ بِمُرَاقَبَتِهِ وإِدَامَةِ الأَفْكَارِ، وَمُلاَزَمَةِ الاتِّعَاظِ وَالادِّكَارِ، وَوَفَّقَهُمْ لِلدَّأبِ فِي طَاعَتِهِ، وَالتَأَهُّبِ لِدَارِ الْقَرَارِ، وَالْحَذَرِ مِمَا يُسْخِطُهُ وَيُوجِبُ دَارَ الْبَوَارِ، وَالْمُحَافَظَةِ عَلَىٰ ذلِكَ مَعَ تَغَايُرِ الأَحْوَالِ وَالأَطْوَارِ. أحْمَدهُ أَبْلَغَ حَمْدٍ وَأَزْكَاهُ، وَأَشْمَلَه وَأَنْمَاه. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَه إِلَّا الله الْبَرُّ الْكَرِيمُ، الرَؤُوفُ الرَّحِيمُ، وَأَشْهَدُ أَنَ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَحَبِيبُهُ وَخَلِيلُهُ، الْهَادِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ، وَالدَّاعِي إِلَىٰ دِينٍ قَوِيمٍ. صَلَوَاتُ الله وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَىٰ سَائِرِ النَّبِيّينَ، وَآلِ كُلٍّ وَسَائِرِ الصَّالِحِينَ.
Praise be to Allah, the One, the Ever-Subduing, the Almighty, the Ever-Forgiving. He makes the night overlap the day, to be a reminder to those who have lively hearts and minds, and an enlightenment to those with intellect and who ponder. He awakens a selected group of His creation and make them less inclined towards this world, and makes them heedful of Him and ever contemplating, and makes them adhere to learning from lessons. He guides them to be persistent in doing deeds of worship and being prepared for the Hereafter, and He makes them wary of the acts that incur His wrath and lead to Hellfire. He blesses them with being persistent on this despite changing situations and circumstances. I praise him in the best, most inclusive, and most blessed types of praise. and I bear witness that there is no deity worthy of worship but Allah, the Most Kind, the Bountiful, the Compassionate, the Most Merciful. And I bear witness that Muhammad is His servant and messenger, His favorite and beloved, the one who guides to the Straight Path, and the one who calls to the True Religion. May Allah’s peace and blessing be upon him and upon all the prophets and their families and all righteous people.
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa, Yang Mahamulia lagi Maha Pengampun; Yang memasukkan malam ke dalam siang sebagai peringatan kepada orang-orang yang memiliki hati dan mau berpikir serta petunjuk bagi orang-orang yang berakal dan mau mengambil pelajaran. Dialah yang telah menyadarkan orang-orang yang Dia pilih dari makhluk-Nya lalu menjadikan mereka zuhud terhadap dunia ini serta menyibukkan mereka dengan rasa takut kepada-Nya, terus-menerus memikirkan tanda-tanda kebesaran-Nya, dan senantiasa mengambil pelajaran dan berzikir kepada-Nya; Allah beri mereka taufik untuk rutin melakukan ketaatan kepada-Nya, menyiapkan bekal untuk negeri akhirat, juga waspada terhadap apa yang akan mendatangkan murka-Nya dan yang menjerumuskan ke lembah kebinasaan, serta menjaga hal itu sesuai perubahan kondisi dan keadaan. Aku memuji-Nya dengan pujian yang paling tinggi dan luhur, yang paling luas dan berkah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah Yang Mahabaik dan Mahamulia, Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya serta kekasih-Nya, yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan yang mengajak kepada agama yang benar. Semoga Allah melimpahkan selawat dan salam kepada beliau dan seluruh nabi, kepada semua keluarga mereka, dan orang-orang saleh.
أمَا بَعْدُ: فَقَدْ قَالَ الله تَعَالَى: {وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ * مَآ أُرِيدُ مِنۡهُم مِّن رِّزۡقٖ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطۡعِمُونِ} [الذاريات: 56 ــ 57] وَهذَا تَصْرِيح بأَنَّهُمْ خُلِقُوا للعِبَادَةِ، فَحَقَّ عَلَيْهِمُ الاعْتِنَاءُ بِمَا خُلِقُوا لَهُ، وَالإعْرَاضُ عَنْ حُظُوظِ الدُّنْيَا بالزَّهَادَةِ، فَإِنَّهَا دَارُ نَفَادٍ لاَ مَحَلُّ إِخْلادٍ، ومَرْكَبُ عُبُورٍ لا مَنْزِلُ حُبُورٍ، ومَشْرَعُ انْفِصَامٍ لا مَوْطنُ دَوَامٍ. فَلِهذَا كَانَ الأَيْقَاظُ مِنْ أَهْلِهَا هُمُ الْعُبَّادَ، وَأَعْقَلُ النَاسِ فِيهَا هُمُ الزُهَّادَ. قَال الله تعالىٰ: {إِنَّمَا مَثَلُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا كَمَآءٍ أَنزَلۡنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخۡتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلۡأَرۡضِ مِمَّا يَأۡكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلۡأَنۡعَٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ ٱلۡأَرۡضُ زُخۡرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتۡ وَظَنَّ أَهۡلُهَآ أَنَّهُمۡ قَٰدِرُونَ عَلَيۡهَآ أَتَىٰهَآ أَمۡرُنَا لَيۡلًا أَوۡ نَهَارٗا فَجَعَلۡنَٰهَا حَصِيدٗا كَأَن لَّمۡ تَغۡنَ بِٱلۡأَمۡسِۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ} [يونس: 24] والآياتُ في هذا المعنىٰ كَثِيرةٌ. ولَقدْ أَحْسَنَ الْقَائِلُ:
Allah, the Exalted, said: {And I did not create the jinn and mankind except to worship Me. I do not want from them any provision, nor do I want them to feed Me.} [Al-Dhāriyāt: 56-57] This verse explicitly states that they were created for worship. Consequently, they should tend to that for which they were created, and meet the pleasures of this world with abstention and asceticism, for it is an abode of perishing, not of eternal life, and a boat that carries them across to the abode of bliss and delight. And so, the most vigilant of its people are the worshipers, and the most rational amongst them are the ascetics. Allah Almighty says: {The example of [this] worldly life is but like rain which We have sent down from the sky that the plants of the earth absorb – [those] from which men and livestock eat – until, when the earth has taken on its adornment and is beautified and its people suppose that they have capability over it, there comes to it Our command by night or by day, and We make it as a harvest, as if it had not flourished yesterday. Thus do We explain in detail the signs for a people who reflect.} [Yūnus: 24] Verses that refer to this meaning are numerous. Well said were the following words:
Amabakdu: Allah -Ta'ālā- telah berfirman, "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menginginkan sedikit pun rezeki dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku." (QS. Aż-Żāriyāt: 56-57) Ini adalah pernyataan tegas bahwa mereka diciptakan untuk beribadah. Mereka berkewajiban untuk memerhatikan tujuan mereka diciptakan dan berpaling dari kemewahan dunia dengan menerapkan sikap zuhud. Karena dunia adalah negeri yang akan berakhir, bukan tempat yang kekal; kendaraan untuk lewat, bukan tempat tinggal untuk bergembira; serta tempat berjalan untuk berpisah bukan tempat yang abadi. Oleh karena itu, penduduk dunia yang pintar adalah orang-orang yang ahli ibadah, dan manusia yang paling cerdas dalam kehidupan dunia ini adalah orang-orang yang zuhud. Allah -Ta'ālā- berfirman, "Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan menjadi cantik, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam dan siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir." (QS. Yūnus: 24) Ayat-ayat yang semakna dengan ini sangat banyak. Sungguh benar orang yang mengatakan,
طَلَّقُوا الدُنْيَا وَخَافُوا الْفِتَنَا
Who divorced life and feared its trials
mereka (ahli zuhud) meninggalkan dunia dan takut fitnah.
إنَّ لله عِبَاداً فُطَنَـا
Verily Allah created some sagacious men
"Sungguh Allah memiliki hamba-hamba cerdas,
أنَّهَا لَيْسَتْ لِحيٍّ وَطَنَـا
that it is not an (eternal) abode for the living
bahwa ia bukanlah tempat tinggal abadi manusia,
نَظَرُوا فِيهَا فَلَمَّا عَلِمُوا
They pondered it and when they learned
Mereka selalu memerhatikannya, maka tatkala mereka mengetahui
صَالِحَ الأَعْمَالِ فِيها سُفُنـَا
Good deeds their arks
amal saleh di dalamnya sebagai perahu (yang menyampaikan mereka ke akhirat)."
جَعَلُوهَا لُجَّةً واتَّخَذُوا
They considered it a wild sea and made
mereka menganggapnya sebagai lautan, dan menjadikan
فإِذا كَان حالُها ما وصفْتُهُ، وحالُنا ومَا خُلِقْنـَا لَهُ مَا قَدَّمتُهُ فَحَقّ عَلَىٰ الْمُكَلَّفِ أَنْ يَذْهَب بِنَفْسِهِ مَذْهَبَ الأخْيَارِ، ويَسْلُكَ مَسْلَكَ أُولِي النُّهَىٰ وَالأَبْصَارِ، وَيَتَأَهَّب لِما أَشَرتُ إِلَيهِ، وَيَهْتَمَّ بِمَا نبَّهْتُ عَلَيْهِ. وَأَصْوَبُ طَرِيقٍ لهُ فِي ذلِكَ، وَأَرْشَدُ مَا يَسْلُكُهُ مِنَ الْمَسَالِكِ: التأَدُّبُ بِمَا صَحَّ عَنْ نَبِيِّنَا سَيَدِ الأَوَّلِينَ وَالآخرِينَ، وَأَكْرَمِ السَّابِقِينَ وَاللاَحقِينَ صَلَوَاتُ الله وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلىٰ سَائِرِ النَبِيّينَ. وَقَدْ قَالَ الله تَعَالَىٰ: {وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ} [المائدة: 2] وَقَدْ صَحَّ عَنْ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم أنهُ قَالَ: «وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهُ»، وَأنَّهُ قَالَ: «مَنْ دَلَّ عَلَىٰ خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ»، وَأَنّهُ قَالَ: «مَنْ دَعَا إِلَىٰ هُدىٰ كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لا يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئَاً» وَأنَهُ قَالَ لِعَلِيٍّ رضي الله عنه: «فَوالله لأَنْ يَهْدِي اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ».
If this is how it is, as I described, and if this is our situation and why we were created, then it is the duty of every accountable person to take the path of the righteous, and follow in the footsteps of the wise and intelligent, and to prepare himself for what I pointed to and take care of that which I stressed. The soundest and wisest way for him to achieve that is to adopt the morals that were authentically reported from the leader of mankind, past and future, and the most honorable of the predecessors and successors, Muhammad, may Allah’s peace and blessings be upon him and upon all other prophets. Allah Almighty says: {and cooperate in righteousness and piety} [Al-Mā’idah: 2] It was authentically reported that Prophet Muhammad (may Allah's blessings and peace be upon him) said: “And Allah will aid His slave so long as he aids his brother.” And that he said: “Whoever guides to a good deed gets the same reward as the doer of that deed.” And that he said: “Whoever calls others to follow right guidance, his reward will be equivalent to those who follow him (in righteousness) without their reward being diminished in any respect.” And that he said to ‘Ali (may Allah be pleased with him): “...for by Allah, if Allah guides one single man (to the right path of Islam) through you, then that will be better for you than red camels (i.e. the most precious possessions)”.
Bila keadaan dunia ini seperti yang aku terangkan, dan tujuan kita diciptakan seperti yang aku paparkan, maka kewajiban kita sebagai hamba untuk membawa dirinya di jalan orang-orang pilihan, mengikuti jalan orang-orang yang cerdas dan berakal, serta bersiap kepada yang telah aku sebutkan, juga memerhatikan apa yang telah aku ingatkan. Jalan paling benar untuk hal itu adalah menerapkan adab menurut hadis-hadis sahih dari Nabi kita, junjungan orang-orang pertama dan yang terakhir, yang paling mulia di antara orang-orang terdahulu dan yang akan datang. Semoga Allah melimpahkan selawat dan salam kepada beliau dan kepada semua nabi-nabi lainnya. Allah -Ta'ālā- telah berfirman, "Tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan ketakwaan." (QS. Al-Mā`idah: 2) Juga disebutkan dalam sahih dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya." Beliau juga bersabda, "Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya." Beliau juga bersabda, "Siapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, yang demikian itu tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun." Beliau pernah bersabda kepada Ali -raḍiyallāhu 'anhu-, "Demi Allah, sungguh jika satu orang diberi hidayah oleh Allah melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu dibandingkan unta-unta merah (yang paling berharga)."
فَرَأَيْتُ أَنْ أَجْمَعَ مُخْتَصَراً مِنَ الأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِ، مُشْتَمِلاً عَلَىٰ مَا يكَوِّنُ طَرِيقاً لِصَاحِبِهِ إِلَىٰ الآخِرَةِ، وَمُحَصِّلاً لآدَابِهِ الْبَاطِنَةِ وَالظَّاهِرَةِ، جَامِعاً لِلتَّرْغِيبِ وَالتَّرْهِيبِ وَسَائِرِ أَنْوَاعِ آدَابِ السَّالِكِينَ: مِنْ أَحَادِيثَ الزُهْدِ، وَرِيَاضَاتِ النُفُوسِ، وَتَهْذِيبِ الأَخْلاَقِ، وَطَهَارَاتِ الْقُلُوبِ وَعِلاَجِهَا، وَصِيَانَةِ ا لْجَوَارِحِ وَإزَالَةِ اعْوِجَاجِهَا، وَغَيْرِ ذلِكَ مِنْ مَقَاصِدِ الْعَارِفِينَ.
So, I have decided to collect an abridged version of authentic Hadīths, to include what might guide people to the Hereafter, be a concise collection of internal as well as external etiquette, to be inclusive of invitation to earn the reward from Allah and intimidation of earning His punishment, and all other etiquettes which those aspiring to the Hereafter seek such as the Hadīths on asceticism, disciplining the self, refining the manners, purifying the hearts, and maintaining the senses and body parts and fixing their crookedness, and other objectives which the pious would deem wise.
Sebab itu, aku bertekad untuk mengumpulkan secara ringkas hadis-hadis sahih yang berisikan pedoman yang akan menerangkan jalan bagi pembacanya kepada akhirat, menampung adab-adab yang batin dan lahir, yang mengumpulkan hadis-hadis targīb dan tarhīb serta adab-adab ahli ibadah lainnya; berupa hadis-hadis tentang zuhud, pembinaan jiwa, pembersihan akhlak, kesucian hati dan obatnya, penjagaan anggota badan dan penghilang keburukannya, dan tujuan para ahli ibadah lainnya.
وَأَلْتَزِمُ فِيهِ أَنْ لاَ أَذكُرَ إِلا حَدِيثاً صَحِيحاً مِنَ الْوَاضِحَاتِ، مُضَافاً إِلَىٰ الْكُتُبِ الصَّحِيحَةِ الْمَشْهُورَاتِ، وَأُصَدِّرَ الأَبْوَابَ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَزِيزِ بِآياتٍ كَرِيمَاتٍ، وَأُوَشِّحَ مَا يَحْتَاجُ إِلَىٰ ضَبْطٍ أَوْ شَرْحِ مَعْنىٰ خَفِيّ بِنَفَائِسَ مِنَ التَنْبِيهَاتِ. وَإِذَا قُلْتُ فِي آخِرِ حَدِيثٍ: مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، فَمَعْنَاهُ: رَوَاهُ البُخارِيّ وَمُسْلِم.
I oblige myself therein to cite only authentic Hadīths from the well-known authentic Hadīth books. I start each chapter with holy verses from the Qur’an, and I explain the parts which need elaboration with worthy notes. And when I say at the end of a Hadīth: [agreed upon], this means that it was narrated by Al-Bukhāri and Muslim.
Dalam buku ini saya berkomitmen untuk tidak menyebutkan kecuali hadis yang sahih dan jelas, dengan menyandarkannya ke kitab-kitab sahih yang terkenal. Saya akan mengawali tema bab dengan ayat-ayat mulia dari Al-Qur`ān Al-'Azīz dan menambahkan catatan-catatan penting pada kosa kata yang perlu diketahui harakatnya atau penjelasan kalimat yang masih samar maknanya. Jika di akhir hadis aku mengatakan: Muttafaq 'Alaih, maka maksudnya diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
وأَرْجُو إِنْ تَمَّ هذَا الْكِتَابُ أَنْ يَكُونَ سَائِقاً لِلْمُعْتَنِي بِهِ إِلَىٰ الْخَيْرَاتِ، حَاجِزاً لَهُ عَنْ أَنْوَاعِ الْقَبَائحِ وَالْمُهْلِكَاتِ. وَأَنَا سَائِلٌ أَخاً انْتَفَعَ بِشَيْءٍ مِنْهُ أنْ يَدْعُوَ لِي، وَلِوَالِدَيَّ، وَمَشَايِخِي، وَسَائِرِ أَحْبَابِنَا، وَالْمُسْلِمِينَ أَجْمَعِينَ، وَعَلىٰ الله الْكَرِيمِ اعْتِمَادِي، وَإلَيْهِ تَفْوِيضي وَاسْتِنَادِي، وَحَسْبِيَ الله ونِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَةَ إِلَّا بِالله الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ.
I hope that when this book is completed it would drive the one who reads it well to all goodness and deter him from committing all evils. I ask my fellow Muslim who benefits of any part of this work to supplicate Allah for me, my parents, my teaching scholars, and all our loved ones and Muslims in general. On Allah I depend, and in Him I confide and trust; He is sufficient for me, and He is the best Disposer of affairs. There is no change nor power except by Allah, the Almighty, the Most Wise.
Aku berharap jika buku ini telah selesai penyusunannya bisa menjadi pemandu bagi orang yang menelaahnya kepada kebaikan serta penghalang dirinya dari perbuatan-perbuatan buruk dan kebinasaan. Aku juga meminta kepada setiap Saudaraku yang mengambil satu faedah dari buku ini untuk mendoakanku, kedua orangtuaku, guru-guruku, dan semua orang yang kami cintai serta semua kaum muslimin. Hanya kepada Allah Yang Mahamulia aku bertumpu. Hanya kepada-Nya aku berserah dan bersandar. Cukuplah Allah bagiku; Dia adalah sebaik-baik penolong. Tidak ada daya dan kekuata kecuali dengan izin Allah Yang Mahaagung lagi Maha Bijaksana.