قال الله تعالىٰ: { وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَٱستَغنَىٰ * وَكَذَّبَ بِٱلحُسنَىٰ * فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلعُسرَىٰ * وَمَا يُغنِي عَنهُ مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ} [الليل: 8 ــ11]، وقَال تعالىٰ: {وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ} [التغابن: 16].
Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan), dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa." (QS. Al-Lail: 8-11) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan siapa yang dijaga dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. At-Tagābun: 16)
البخل: هو منع ما يجب أو يستحب بذله.
البُخْلُ (al-bukhl): menahan apa yang wajib atau sunah untuk diberikan.
الشح: هو الطمع فيما ليس موجوداً، وهو أشد من البخل، وكلاهما خُلقان ذميمان.
الشُّحُّ (asy-syuḥḥ): tamak pada harta yang tidak ada. Asy-syuḥḥ ini lebih buruk dari al-bukhl, meskipun keduanya adalah perangai tercela.
1) أصل الفلاح وعنوانه أن يتخلص العبد من الشح.
1) Fondasi dan sumber keberuntungan adalah melepaskan diri dari sifat kikir.
2) البخل والإعراض سبب في شقاء العبد وبعده عن الحسنىٰ.
2) Pelit dan berpaling adalah sebab kesengsaraan hamba dan menjauhnya ia dari surga.
فتقدمت جملة منها في الباب السابق.
sebagiannya telah disebutkan dalam bab sebelumnya.
1/563ــ وعن جابر رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: «اتَّقُوا الظُّلْمَ؛ فَإنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ، واتَقُوا الشُّحَّ؛ فَإنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، حَمَلَهُم علىٰ أن سَفَكُوا دِمَاءهم، واستَحَلُّوا مَحَارِمَهُم». رواه مسلم.
1/563- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jauhilah perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu adalah kegelapan pada hari Kiamat. Dan jauhilah sifat kikir, karena kikir telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Sifat kikir telah menyebabkan mereka menumpahkan darah mereka sendiri dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan atas mereka." (HR. Muslim)
1) الظلم من كبائر الذنوب؛ لأن صاحبه مُتوَعد بالعذاب يوم القيامة.
1) Perbuatan zalim termasuk dosa besar karena pelakunya diancam dengan azab di hari Kiamat.
2) الحذر من الشح؛ فهو سبب في هلاك من كان قبلنا، وقد نُهي المؤمنون عن التشبه بالقوم المعذبين.
2) Waspada terhadap sifat kikir karena merupakan sebab kebinasaan orang-orang sebelum kita sementara orang beriman telah dilarang dari menyerupai sifat orang-orang yang diazab.
الظلم ظلمان:
Kezaliman terbagi dua:
1) ظلم العبد نفسه، وهو نوعان:
1) Kezaliman hamba terhadap dirinya; ini memiliki dua macam:
أ ــ ظلم بالإشراك بالله _عز وجل_، وهو ظلم عظيم {إِنَّ ٱلشِّركَ لَظُلمٌ عَظِيمٞ}.
a) Kezaliman dalam bentuk berbuat syirik kepada Allah -'Azza wa Jalla-. Ini merupakan kezaliman yang paling besar; "Sesungguhnya kesyirikan benar-benar kezaliman yang paling besar." (QS. Luqmān: 13)
ب ــ ظلم بارتكابه المعاصي والذنوب، وهو دون الشرك.
b) Kezaliman dalam bentuk mengerjakan maksiat dan dosa di bawah syirik.
2) ظلم العبد غيره، وهو نوعان أيضاً:
2) Kezaliman hamba terhadap orang lain, dan ini juga memiliki dua macam:
أ ــ ظلمهم بترك الواجب لهم من أداء الحقوق الواجبة والمستحبة، كترك وفاء الديون والوعود.
a) Kezaliman terhadap mereka dalam bentuk melalaikan sesuatu yang seharusnya diberikan kepada mereka, berupa hak-hak yang wajib ataupun yang dianjurkan, seperti tidak membayar hutang dan menepati janji.
ب ــ ظلمهم بالعدوان عليهم بأخذ حقوقهم وانتهاك حرماتهم، كالغيبة والسرقة وغيرها.
b) Kezaliman terhadap mereka dalam bentuk melakukan tindakan melampaui batas terhadap mereka, berupa mengambil hak mereka dan merampas kehormatan mereka, seperti gibah, mencuri, dan lainnya.