اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

81 ــ باب النهي عن سؤال الإمارة واختيار ترك الولايات إذا لم يتعيَّنْ عليه أو تَدْعُ حاجة إليه

id

81- BAB LARANGAN MEMINTA JABATAN, DAN MEMILIH MENINGGALKAN JABATAN BILA MASIH ADA ORANG LAIN ATAU TIDAK ADA KEPENTINGAN PADANYA

قال الله تعالىٰ: {تِلكَ ٱلدَّارُ ٱلأٓخِرَةُ نَجعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوّا فِي ٱلأَرضِ وَلَا فَسَادا وَٱلعَٰقِبَةُ لِلمُتَّقِينَ} [القصص: 83].

id

Allah -Ta'āla- berfirman, "Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menginginkan kedudukan tinggi dan kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Qaṣaṣ: 83)

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) النهي عن طلب الإمارة إذا قَصَدَ طالب الإمارة قصداً سيئاً، كأن يعلو علىٰ الناس، ويملك رقابهم، فيأمر وينهىٰ بالباطل.

id

1) Larangan meminta jabatan bila dia memiliki tujuan yang buruk, misalnya ingin lebih tinggi di atas orang lain dan menguasai mereka sehingga dia bisa memerintah dan melarang dengan tidak benar.

2) المتقون هم الذين لهم العاقبة الحسنة في الدنيا والآخرة.

id

2) Orang yang bertakwa akan mendapatkan kesudahan yang baik di dunia dan akhirat.

1/674 ــ وعن أبي سعيدٍ عبدِ الرحمن بن سَمُرَةَ رضي الله عنه قال: قال لي رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «يَا عَبدَ الرَّحمن بن سَمُرَةَ، لا تَسأَلِ الإمارَةَ؛ فَإنَّكَ إن أُعْطِيتَهَا عَن غَيْرِ مَسْأَلَةِ أُعِنتَ عَلَيْها، وإن أْعطِيتَها عَن مَسأَلَة وُكِلْتَ إلَيها، وإذَا حَلَفتَ عَلىٰ يَمِينٍ، فَرَأَيْتَ غَيرها خَيراً مِنهَا، فَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيرٌ، وَكَفِّر عَن يَمينِكَ». متفقٌ عليه.

id

7/674- Abu Sa'īd Abdurrahman bin Samurah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepadaku, "Wahai Abdurrahman bin Samurah! Janganlah engkau meminta jabatan; karena apabila engkau diberi jabatan tanpa meminta, maka engkau akan ditolong dalam melaksanakannya, tetapi apabila engkau diberi jabatan itu karena memintanya, maka engkau akan diserahkan kepadanya (tidak ditolong). Apabila engkau telah bersumpah terkait sesuatu, lalu engkau melihat yang lain lebih baik, maka kerjakanlah yang lebih baik itu dan bayarlah kafarat untuk sumpahmu." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إنَّ من الورع والدِّين ألا يطلب الإنسان شيئاً من الوظائف والمناصب، لأن مَن طلبها يوكل إلىٰ نفسه، لا إلىٰ عون ربه.

id

1) Di antara bentuk sikap warak dan agamais adalah tidak meminta kedudukan dan jabatan, karena orang yang memintanya akan diserahkan seluruh urusannya pada dirinya sendiri, bukan pada pertolongan Tuhannya.

2) من جاءه المنصب من غير مسألة، ولا استشراف نفس، أعانه الله علىٰ أداء المسؤولية.

id

2) Orang yang diberi jabatan tanpa meminta ataupun menginginkannya, maka Allah akan menolongnya dalam menunaikan tanggung jawab tersebut.

2/675ــ وعن أبي ذرٍّ رضي الله عنه قال: قال لي رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «يَا أَبَا ذَرٍّ، إنِّي أَرَاكَ ضَعِيفاً، وَإنِّي أُحِبُّ لَكَ مَا أُحِبُّ لِنَفسي، لا تَأَمَّرَنَّ عَلىٰ اثْنَيْنِ، وَلا تَوَلَّيَنَّ مالَ يَتِيمٍ». رواه مسلم.

id

2/675- Abu Żarr -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepadaku, "Wahai Abu Żarr! Sesungguhnya aku melihatmu orang yang lemah, dan aku menginginkan untukmu seperti yang aku inginkan untuk diriku. Jangan sekali-kali engkau menjadi pemimpin atas dua orang (sekalipun), dan jangan pula engkau mengurus harta anak yatim!" (HR. Muslim)

3/676ــ وعنه قال: قلت: يا رسولَ الله، أَلا تَستَعمِلُني؟ فَضَرَبَ بِيَدهِ عَلىٰ مَنْكِبي ثُمَّ قَالَ: «يَا أَبَا ذَرٍّ إنَّكَ ضَعِيف، وَإنَّها أمانَةٌ، وإنَّها يَومَ القِيامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إلَّا مَن أَخَذَهَا بِحَقِّها، وَأَدَّىٰ الذي عَلَيه فِيها». رواه مسلم.

id

3/676- Masih dari Abu Żarr -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Aku bertanya, "Wahai Rasulullah! Tidakkah engkau memberiku sebuah jabatan?" Maka Rasulullah menepuk pundakku dengan tangannya, kemudian bersabda, "Wahai Abu Żarr! Sesungguhnya engkau orang yang lemah dan jabatan itu amanah. Sesungguhnya jabatan itu pada hari Kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mampu mengambilnya secara benar dan memenuhi kewajibannya terkait jabatan itu." (HR. Muslim)

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) يُشترط للإمارة أن يكون القائم فيها قويّاً وأميناً، {إِنَّ خَيرَ مَنِ ٱستَ‍ٔجَرتَ ٱلقَوِيُّ ٱلأَمِينُ} وإذا لم يتحقق كمال الأوصاف، فإنه يُولّىٰ الأمثل فالأمثل.

id

1) Orang yang memegang jabatan harus kuat dan amanah, sebagaimana dalam ayat; "Sesungguhnya orang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.” (QS. Al-Qaṣaṣ: 26). Bila tidak ada orang yang memenuhi semua kriteria tersebut secara lengkap, maka jabatan itu diberikan kepada yang paling berhak.

2) عظم مسؤولية الإمارة، فهي أمانة عظيمة ومسؤولية خطيرة، فعلىٰ من ولِيَها أن يرعاها حقّ رعايتها، ولا يخُونَ عهد الله فيها.

id

2) Besarnya tanggung jawab jabatan, karena ia merupakan amanah besar dan tanggung jawab yang berisiko, sehingga orang yang mendudukinya harus memperhatikannya dengan benar dan tidak berkhianat kepada perintah Allah di dalamnya.

3) علىٰ المسلم أن ينصح أخاه إذا رأىٰ فيه نقصاً، أو ضعفاً عن المسؤولية، فانظر وصيّة رسول الله صلى الله عليه وسلم لأبي ذرّ رضي الله عنه ونصحه إياه بالابتعاد عن الإمارة؟!.

id

3) Kewajiban seorang muslim untuk menasihati saudaranya jika dia melihatnya memiliki kekurangan atau kelemahan dalam melakukan tanggung jawabnya; lihatlah wasiat dan nasihat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada Abu Żarr -raḍiyallāhu 'anhu- supaya dia menjauhi jabatan!

4/677 ــ وعن أبي هُريرةَ رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «إنَّـكُم سَتَحرِصُونَ عَلىٰ الإمارَة، وَسَتكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ القِيَامَةِ». رواه البخاري.

id

4/677- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya kalian akan berambisi untuk mendapatkan kekuasaan, padahal kekuasaan itu akan menjadi penyesalan pada hari Kiamat." (HR. Bukhari)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إن الحرص علىٰ الإمارة وحبّ الشرف والجاه يُفسد دين المرء.

id

1) Ambisi kepada jabatan, cinta pangkat dan kedudukan akan merusak agama seseorang.

2) العاقل من نظر إلىٰ عواقب الأمور في الدار الآخرة، فترك كل ما يضرّ بآخرته.

id

2) Orang yang berakal adalah yang melihat pada kesudahan perkara di dunia dan akhirat lalu meninggalkan semua yang akan membahayakan akhiratnya.