Terjemahan yang Berlaku English عربي

93- ANJURAN BERJALAN KE TEMPAT SALAT, ILMU, DAN IBADAH LAINNYA DENGAN TENANG DAN WIBAWA

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Demikianlah perintah Allah. Dan siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati." (QS. Al-Ḥajj: 32)

Pelajaran dari Ayat:

1) Menjunjung syiar Allah dilakukan dengan hati, ucapan, dan anggota badan.

2) Semua yang Allah perintahkan supaya diagungkan maka hal itu termasuk syiar yang wajib dimuliakan, di antaranya adalah salat.

1/704- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apabila iqamat salat telah dikumandangkan, maka janganlah kalian mendatanginya dengan berjalan cepat, tetapi datanglah dengan tetap berjalan biasa, dan kalian harus tetap tenang. Kerjakanlah bersama imam apa yang kalian dapatkan, dan sempurnakanlah apa yang kalian tidak dapatkan." (Muttafaq 'Alaih)

Ditambahkan oleh Muslim dalam salah satu riwayatnya, "Sesungguhnya ketika salah seorang kalian berjalan menuju tempat salat, dia sedang berada di dalam salat."

Pelajaran dari Hadis:

1) Mengagungkan kedudukan salat, di antaranya seseorang harus datang ke tempat salat dengan penuh adab, khusyuk, tenang, dan wibawa.

2) Seorang makmum harus masuk salat bersama imam sesuai posisi imam; yaitu dia mengerjakan apa yang dia dapatkan bersama imam kemudian menyempurnakan apa yang tidak dia dapatkan.

Peringatan:

Siapa yang mendapatkan sebagian dari salat, maka dia telah mewujudkan sebagian dari keutamaan salat berjemaah, berdasarkan sabda Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Kerjakanlah apa yang kalian dapatkan bersama imam." Oleh karena itu, kita mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh sebagian orang yang salat ketika mereka diam berdiri menunggu hingga imam bangkit menuju rakaat berikutnya.

2/705- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa pada hari Arafah dia bertolak menuju Muzdalifah bersama Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, lalu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mendengar bentakan keras, pukulan, dan suara unta dari arah belakangnya. Maka beliau memberi isyarat dengan cambuknya kepada mereka dan bersabda, "Wahai sekalian manusia, tenanglah kalian! Sesungguhnya ketaatan itu bukan dengan cara tergesa-gesa." (HR. Bukhari, dan sebagiannya diriwayatkan juga oleh Muslim)

الْبِرُّ (al-birr): ketaatan. الإيضَاعُ (al-īḍā'), dengan huruf "ḍād", sebelumnya "yā`" dan hamzah yang kasrah, yaitu: tergesa-gesa, berjalan cepat.

Pelajaran dari Hadis:

1) Peringatan agar tidak tergesa-gesa ketika berjalan menuju tempat ibadah karena dikhawatirkan akan kehilangan sikap wibawa dan rasa tenang, juga karena hal itu dapat mengakibatkan adanya desak-desakan, saling dorong, dan menyakiti muslim lain.

2) Tujuan dari ibadah adalah agar dikerjakan secara maksimal, di antaranya bersikap tenang ketika mengerjakan dan menyempurnakannya.