اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

179 ــ باب تحريم سفر المرأة وحدها

id

179- BAB KEHARAMAN PEREMPUAN MELAKUKAN SAFAR SEORANG DIRI

1/989 ــ عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لا يَحِلُّ لامرأةٍ تؤمنُ باللهِ واليومِ الآخرِ، تُسافرُ مسيرةَ يومٍ وليلةٍ إلَّا مَعَ ذي مَحْرَمٍ عليْهَا». متفق عليه.

id

1/989- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk melakukan perjalanan sehari semalam kecuali bersama seorang mahramnya." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) وجوب المحرَم في سفر المرأة، لا فرق بين المرأة الشابة والكبيرة، ومن معها نساء ومن لا نساء معها، ومن هي في رفقة آمنة أو غير آمنة، لأنّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم أطلق الحكم بقوله: «لايحل لامرأة».

id

1) Kewajiban adanya mahram dalam perjalanan perempuan tidak dibedakan antara perempuan muda dan tua, yang memiliki teman-teman perempuan ataupun tidak, bersama rombongan terpercaya maupun rombongan tidak terpercaya, karena Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah menyampaikan hukum secara mutlak dalam sabda beliau, "Tidak halal bagi seorang perempuan."

2) إن اشتراط المحرَم ليس من التشديد علىٰ المرأة، بل هو من إكرام الشريعة للمرأة، والسعي إلىٰ حفظها من كل مكروه.

id

2) Disyaratkannya mahram bukan untuk mempersulit perempuan, melainkan adalah bentuk pemuliaan syariat kepada perempuan serta usaha untuk menjaganya dari semua keburukan.

3) كل ما يطلق عليه اسم السفر في عرف الناس، فإنه لا يجوز للمرأة أن تسافر فيه إلَّا مَعَ ذي محرَم.

id

3) Setiap perjalanan yang dikenal sebagai safar (perjalanan jauh) dalam budaya masyarakat, maka tidak diperbolehkan bagi perempuan untuk melakukannya kecuali bersama seorang mahram.

2/990ــ وعن ابن عباس رضي الله عنهما أنه سمع النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم يقول: «لا يَخلُوَنَّ رجلٌ بامْرأةٍ إلَّا ومَعَهَا ذُو مَحرَمٍ، ولا تُسافرُ المرأةُ إلَّا مَعَ ذي محْرَمٍ» فقال لَهُ رجُلٌ: يارسولَ الله إنَّ امرأتي خَرَجَتْ حاجَّةً، وإنِّي اكتُتِبْتُ في غَزوَة كِذا وكذَا؟ قَالَ: «انْطَلقْ، فَحُجَّ مَعَ امرأتِكَ». متفق عليه.

id

2/990- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa dia telah mendengar Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh, janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan safar kecuali bersama seorang mahram." Seorang laki-laki berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah! Istriku akan keluar berhaji sedangkan aku teah diwajibkan ikut serta dalam perang ini dan ini?" Beliau bersabda, "Pulanglah. Berhajilah bersama istrimu." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تحريم الخلوة بالمرأة الأجنبية، لما في ذلك من المفاسد علىٰ الرجل والمرأة.

id

1) (Laki-laki) haram berduaan dengan perempuan bukan mahram karena di dalamnya terkandung berbagai kerusakan terhadap laki-laki dan perempuan.

2) اشتراط المحرَم واجب لازم في سفر المرأة، حَتَّىٰ إنّ الرَّسولَ صلى الله عليه وسلم قدّم وجوب وجود المحرَم مَعَ المرأة، في سفر الحج الواجب، علىٰ من فُرض عليه الجهاد في سبيل الله تعالىٰ!.

id

2) Keberadaan mahram hukumnya wajib dalam safar perempuan, bahkan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lebih mendahulukan kewajiban adanya mahram bersama seorang perempuan dalam perjalanan haji yang wajib di atas kewajiban jihad di jalan Allah -Ta'ālā-.

3) إن من دلائل فقه العبد: مراعاة الحقوق عند تزاحمها، فيقدِّم الأوجب منها.

id

3) Di antara bukti baiknya pemahaman agama seorang hamba ialah memperhatikan hak terpenting ketika hak-hak yang harus ia tunaikan saling tumpang-tindih.