قَالَ الله تَعَالىٰ: {وَمَا تَفعَلُواْ مِن خَير فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيم} [البقرة 215] ، وقَالَ الله تَعَالىٰ: {وَيَٰقَومِ أَوفُواْ ٱلمِكيَالَ وَٱلمِيزَانَ بِٱلقِسطِۖ وَلَا تَبخَسُواْ ٱلنَّاسَ أَشيَآءَهُم} [هود 85] ، وقال تَعَالىٰ: {وَيل لِّلمُطَفِّفِينَ * ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكتَالُواْ عَلَى ٱلنَّاسِ يَستَوفُونَ * وَإِذَا كَالُوهُم أَو وَّزَنُوهُم يُخسِرُونَ * أَلَا يَظُنُّ أُوْلَٰٓئِكَ أَنَّهُم مَّبعُوثُونَ * لِيَومٍ عَظِيم * يَومَ يَقُومُ ٱلنَّاسُ لِرَبِّ ٱلعَٰلَمِينَ} [المطففين 1_6].
Allah -Ta'ālā- berfirman, "Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui tentangnya." (QS. Al-Baqarah: 215) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "(Syu'aib berkata), 'Wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka.'" (QS. Hūd: 85) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang). (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi. Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam." (QS. Al-Muṭaffifīn: 1-6)
1) الحث علىٰ السماحة في البيع والشراء، فهذا من الخير الَّذي يُعطىٰ عليه العبد أفضل الجزاء.
1) Anjuran untuk bersikap murah hati dalam jual beli, dan ini termasuk kebaikan yang dengan sebabnya seorang hamba akan diberikan balasan yang paling utama.
2) التهديد والوعيد للمطفِّفين؛ الذين يطلبون الزيادة فيما يتعاملون به لصالحهم، وينقصون ما هو صالح الناس.
2) Peringatan dan ancaman terhadap orang-orang yang curang, yaitu yang meminta lebih pada muamalah yang maslahatnya untuk mereka tetapi mengurangi apa yang maslahatnya untuk orang lain.
3) إن الأمر بالعدل في التعامل بالبيع والشراء هو وصية الأنبياء عليهم الصلاة والسلام لأُمَمِهم.
3) Perintah bersikap adil dalam muamalah jual beli adalah wasiat para nabi -'alaihimuṣ-ṣalātu was-salām- kepada umat mereka.
1/1367ــ وعَنْ أبي هريرةَ رضي الله عنه أنَّ رجُلاً أتىٰ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم يَتَقَاضَاهُ، فأغْلَظَ لَهُ، فَهَمَّ به أصحابُهُ، فَقَال رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: «دعُوهُ، فإنَّ لصَاحب الحَقِّ مَقَالاً» ثُمَّ قَالَ: «أعْطُوهُ سنّاً مثلَ سِنِّه» قالوا: يارسولَ الله لا نَجدُ إلَّا أمْثَلَ من سِنِّه، قَالَ: «أعطُوهُ، فإنَّ خَيْرَكُمْ أحْسَنُكُمْ قَضَاءً». متفق عليه.
1/1367- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk menagih utang dan dia berkata kasar kepada beliau, sehingga para sahabat marah dan ingin membalasnya. Lantas Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Biarkan dia! Sesungguhnya pemilik hak memiliki hak untuk berbicara meminta haknya.” Kemudian beliau bersabda, “Berikan kepadanya unta yang semisal dengan umur untanya.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah! Kami tidak menemukan kecuali yang lebih tua dari umur untanya." Beliau bersabda, “Berikanlah kepadanya! Sungguh, sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar (utang)." (Muttafaq 'Alaih)
يتقاضاه: يطلب قضاء دينه.
يَتَقَاضَاهُ (yataqāḍāhu): ia menagih pelunasan utangnya.
أمثل: أحسن حالاً.
أمْثَلَ (amṡal): lebih bagus keadaannya.
1) بيان حسن تعامل النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم مَعَ صاحب الحق، واحتمال الأذىٰ منه، فإن لصاحب الحق مقالاً.
1) Menjelaskan indahnya muamalah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersama pemilik hak serta kesabarannya terhadap sikap buruknya karena pemilik hak itu berhak berbicara.
2) الإرشاد إلىٰ الهدي النبوي في الإحسان لصاحب الدين عند القضاء، فمن زاد في مقدار وفاء دينه دون شرط مسبق كَانَ هذا من حسن القضاء.
2) Bimbingan kepada petunjuk Nabi dalam berbuat baik kepada pemilik utang ketika melunasinya; siapa yang memberikan tambahan pada utang yang dilunasinya tanpa ada syarat sebelumnya, maka ini termasuk sikap baik dalam melunasi utang.
3) من أصول التعامل: الصبر علىٰ أذية الناس، وخاصة مع البعيدين عَنِ الأدب والخلق الحسن، فعلىٰ المسلم الداعية أن يصبر علىٰ مَا يجده من أذىٰ الناس.
3) Di antara prinsip bermuamalah ialah sabar terhadap perbuatan buruk orang, khususnya terhadap orang-orang yang jauh dari adab dan akhlak baik, sehingga seorang dai muslim harus bersabar atas perbuatan buruk manusia yang didapatkannya.
2/1368ــ وعَنْ جابر رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «رَحمَ اللهُ رَجُلاً سَمْحاً إذَا باع، وإذا اشْتَرَىٰ، وإذَا اقْتَضَىٰ». رواه البخاري.
2/1368- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Semoga Allah merahmati seseorang yang murah hati ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menagih (utang)." (HR. Bukhari)
1) السماحة في البيع والشراء سبب لنيل العبد رحمة الله تَعَالىٰ.
1) Bersikap toleran ketika berjual beli adalah sebab seorang hamba memperoleh rahmat Allah -Ta'ālā-.
2) الحث علىٰ العفو عَنِ الناس في بيعهم وشرائهم، وعدم التضييق في التعاملات المالية.
2) Motivasi agar memaafkan orang lain dalam hal jual beli mereka dan tidak bersikap menyulitkan dalam hal muamalah harta.
3/1369ــ وعَنْ أبي قتادَةَ رضي الله عنه قَالَ: سمعتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقُولُ: «مَنْ سَرَّهُ أن يُنْجِّيَهُ اللهُ مِن كُرَبِ يومِ القيامةِ، فلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ أوْ يَضَعْ عَنْهُ». رواهُ مسلمٌ.
3/1369- Abu Qatādah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang senang bila Allah menyelamatkannya dari kesulitan hari Kiamat, hendaklah dia memberi kelonggaran pada orang yang kesulitan (dalam membayar utang) atau membebaskan utangnya." (HR. Muslim)
يضع عَنْهُ: يعفيه من الدين ويسامحه.
يَضَعْ عَنْهُ (yaḍa' 'anhu): ia membebaskan utangnya dan memaafkannya.
1) الجزاء من جنس العمل؛ فمن فرّج كربة أخيه في الدنيا، فرّج الله عَنْهُ من كرب يوم القيامة.
1) Balasan setimpal dengan jenis perbuatan; siapa yang membantu kesulitan saudaranya di dunia, maka Allah akan membantunya pada kesulitan hari Kiamat.
2) الحث علىٰ المسامحة في وفاء الدين، بالتخفيف أو العفو الكامل.
2) Mendorong sikap murah hati di dalam pelunasan utang, baik dengan memberi pengurangan ataupun membebaskan semuanya.
4/1370ــ وعَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «كَانَ رجُلٌ يُداينُ النَّاسَ، وكانَ يقُولُ لفتَاهُ: إذَا أتَيْتَ مُعْسِراً فَتَجَاوَزْ عَنْهُ، لَعَلَّ اللهَ أنْ يَتَجَاوَزَ عنَّا، فَلَقيَ اللهَ فَتَجَاوَزَ عَنْهُ». مُتَّفَقٌ عليهِ.
4/1370- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Dahulu ada seorang laki-laki yang biasa memberikan pinjaman utang kepada orang lain. Dia selalu berpesan kepada pembantunya, 'Jika engkau mendapatkan orang yang kesulitan, maka lewatkanlah ia, semoga Allah memaafkan kita (di akhirat).' Kemudian dia menemui Allah (meninggal), dan Allah pun memaafkannya." (Muttafaq 'Alaih)
5/1371 ــ وعَنْ أبي مسعود البَدْريِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «حُوسبَ رَجُلٌ ممَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَلَمْ يُوجدْ لَهُ منَ الخَيْر شيءٌ، إلَّا أنَّهُ كَانَ يُخالطُ النَّاسَ، وكانَ مُوسراً، وكانَ يأمُرُ غلمَانَهُ أنْ يَتَجَاوَزُوا عَنْ المُعْسِر. قَالَ الله _عز وجل_: نحنُ أحقُّ بذلك منهُ، تَجَاوَزُوا عَنْهُ». رواهُ مسلم.
5/1371- Abu Mas'ūd Al-Badriy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ada seorang lelaki dari orang-orang sebelum kalian dihisab. Ternyata tidak ditemukan sedikit pun kebaikan padanya. Hanya saja ia bergaul baik dengan manusia dan ia adalah orang yang berkecukupan. Dahulu ia memerintahkan para pembantunya agar memaafkan orang yang kesulitan membayar utangnya. Allah -'Azza wa Jalla- lalu berfirman, 'Kami lebih patut untuk berbuat yang demikian itu dari dirinya, maka maafkanlah dia!'" (HR. Muslim)
6/1372 ــ وعَنْ حُذيفةَ رضي الله عنه قَالَ: «أُتِيَ اللهُ بعَبْدٍ منْ عبَادِهِ آتاهُ اللهُ مَالاً، فَقَال لَهُ: ماذا عَملْتَ في الدُّنْيَا؟ قَالَ: ولا يَكْتُمُون اللهَ حَديثاً، قَالَ: يا ربِّ آتيْتَني مالَكَ، فكُنْتُ أبايعُ النَّاسَ، وكان من خُلُقي الجَوَازُ، فَكُنْتُ أتَيَسَّرُ علىٰ المُوسِر، وأُنْظِرُ المُعْسرَ، فَقَال الله تَعَالىٰ: «أنا أحقُّ بذَا منْكَ، تَجَاوَزُوا عَنْ عَبْدي»، فَقَال عُقْبَةُ بنُ عَامر وأبُو مسعود الأنصاريُّ رضي الله عنهما: هكَذَا سَمعناهُ منْ فيِّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم. رواهُ مسلمٌ.
6/1372- Ḥużaifah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Seorang hamba di antara hamba-hamba Allah yang telah Allah berikan harta dibawa menghadap kepada-Nya. Allah berfirman kepadanya, 'Apa yang telah engkau lakukan di dunia?' Sedangkan mereka tidak dapat menyembunyikan satu perkataan pun dari Allah. Hamba tersebut berkata, 'Wahai Tuhanku! Engkau telah memberikan harta-Mu kepadaku, lalu aku berbisnis dengan orang lain, dan di antara akhlakku adalah pemaaf; aku memberi kemudahan kepada orang yang berkelapangan dan memberi tempo kepada orang yang kesulitan.' Allah lalu berfirman, 'Aku lebih patut untuk berbuat seperti ini dari kamu. Ampunilah hamba-Ku ini.'" 'Uqbah bin 'Āmir dan Abu Mas'ūd Al-Anṣāriy -raḍiyallāhu 'anhumā- lalu berkata, "Demikianlah kami mendengarnya dari lisan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-." (HR. Muslim)
1) فضيلة تأخير المعسر، وهو واجب، ولا يحل لصاحب الحق أن يُلِحَّ علىٰ المعسر في القضاء.
1) Keutamaan menangguhkan tempo orang yang kesulitan dalam membayar utang, dan itu hukumnya wajib; tidak diperbolehkan bagi pemilik hak untuk memaksa orang yang kesulitan dalam membayar utang.
2) الترغيب في مسامحة المعسر والعفو عَنْهُ، وهو سُنة مستحبة، وذلك سبب لنيل عفو الله تَعَالىٰ.
2) Anjuran bermurah hati dan memaafkan orang yang kesulitan, dan ini adalah sunah yang dianjurkan dan merupakan sebab adanya ampunan Allah -Ta'ālā-.
3) العمل القليل مَعَ الإخلاص لوجه الله تَعَالىٰ، سبب لتكفير الذنوب الكبيرة، ونيل رحمة الله تَعَالىٰ.
3) Amalan yang sedikit disertai ikhlas karena wajah Allah -Ta'ālā- adalah sebab adanya pengampunan dosa-dosa besar serta turunnya rahmat Allah -Ta'ālā-.
7/1373ــ وعَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ أنْظَرَ مُعْسِراً، أوْ وَضَعَ لَهُ، أظَلَّهُ اللهُ يومَ القيامة تَحْتَ ظلِّ عَرْشه، يَوْمَ لا ظلَّ إلَّا ظلُّهُ». رواه الترمذيٌّ وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.
7/1373- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menangguhkan (pembayaran utang) orang yang kesulitan atau membebaskannya, kelak pada hari Kiamat Allah akan menaunginya di bawah naungan Arasy-Nya, yaitu pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")
أنظر معسراً: أَخَّرَ وقت سداده.
أنْظَرَ مُعْسِراً (anẓara mu'ṣiran): ia menangguhkan waktu pelunasan utang orang yang kesulitan.
1) إمهال المعسر أو مسامحته من الخصال التي ينال بها العبد الظلال تحت عرش الرحمن، جزاءً من جنس عمله.
1) Memberikan penangguhan waktu pembayaran utang kepada orang yang kesulitan atau memaafkannya termasuk perangai yang dengannya seorang hamba akan memperoleh naungan di bawah Arasy Allah sebagai balasan yang setimpal dengan jenis perbuatannya.
2) كل امرئ يوم القيامة تحت ظل صدقته، ويُجازىٰ المتجاوزون عَنِ الناس أن يكونوا تحت ظل عرش الرحمن.
2) Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya pada hari Kiamat, dan orang-orang yang memaafkan orang lain akan diberi balasan berupa dinaungi di bawah naungan Arasy Ar-Raḥmān.
8/1374ــ وعَنْ جابر رضي الله عنه أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم اشْتَرَىٰ منهُ بَعيراً، فَوَزَنَ لَهُ، فَأرْجَحَ. مُتَّفَقٌ عليهِ.
8/1374- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah membeli seekor unta darinya, lalu beliau menimbangkannya (uang bayarannya) dan melebihkannya. (Muttafaq 'Alaih)
9/1375ــ وعَنْ أبي صفوانَ سُوَيْدِ بنِ قَيسٍ رضي الله عنه قَالَ: جلبْتُ أنا وَمَحْرَمَةُ العَبْديُّ بزّاً من هَجَرَ، فَجَاءَنَا النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم، فَسَاوَمَنَا بسَرَاويلَ، وَعندي وزَّانٌ يَزنُ بالأجْر، فَقَال النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم للوَزَّان: «زنْ، وَأرْجحْ». رواه أبو داودَ، والترمذيٌّ وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.
9/1375- Abu Ṣafwān Suwaid bin Qais -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Aku dan Makhramah Al-'Abdiy mengambil beberapa pakaian dari Hajar. Lalu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- datang kepada kami dan menawar beberapa celana. Di sampingku seorang tukang timbang yang mengambil upah; Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada tukang timbang itu, Timbanglah dan lebihkan!'" (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih")
بزاً: نوع من الثياب.
بَزًّا (bazzan): salah satu jenis pakaian.
فساومنا: المساومة: المراجعة في الثمن حتىٰ يتفقا علىٰ سعر.
فَسَاوَمَنَا (fa sāwamanā): al-musāwamah ialah tawar-menawar harga sampai kedua belah pihak menyepakati harga tertentu.
1) إظهار حسن تعامله صلى الله عليه وسلم في البيع والشراء، وهو قدوة المؤمنين، فكان يزيد لصاحب الحق زيادة علىٰ حقه.
1) Menampakkan indahnya muamalah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam berjual beli, dan beliau adalah panutan orang-orang beriman. Dahulu, beliau memberikan pemilik hak dengan yang lebih dari kadar haknya.
2) جواز المساومة في الثمن عند الشراء، دون أن يبخس المشتري الحاجة.
2) Boleh tawar-menawar harga ketika berbelanja dengan syarat pembeli tidak mengurangi yang dibutuhkan.
3) من سماحة نفس المشتري أن يطلب من البائع أن يرجح في الوزن، بما فيه مصلحة ونفع للبائع.
3) Di antara tanda kemurahan hati pembeli yaitu dia meminta penjual melebihkan timbangan dengan sesuatu yang akan mendatangkan maslahat dan manfaat bagi penjual tersebut.