اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

كتاب العلم

id

KITAB ILMU

241 ــ باب فضل العلم

id

241- BAB KEUTAMAAN ILMU

قَالَ الله تعالىٰ: {وَقُل رَّبِّ زِدنِي عِلما} [طه 114] ، وقال تعالىٰ: {قُل هَل يَستَوِي ٱلَّذِينَ يَعلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعلَمُونَ} [الزمر 9] ، وقال تعالىٰ: {يَرفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُم وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلعِلمَ دَرَجَٰت} [المجادلة 11] ، وقال تعالىٰ: {إِنَّمَا يَخشَى ٱللَّهَ مِن عِبَادِهِ ٱلعُلَمَٰٓؤُاْ} [فاطر 28].

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan katakanlah, 'Ya Tuhanku! Tambahkanlah ilmu kepadaku.'” (QS. Ṭāhā: 114) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Katakanlah, 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?'" (QS. Az-Zumar: 9) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujādilah: 11) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama." (QS. Fāṭir: 28)

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) العلم الذي وردت النصوص في فضله، هو العلم المتلقّىٰ من الوحيين.

id

1) Ilmu yang disebutkan keutamaannya dalam nas ialah ilmu yang bersumber dari dua wahyu (Al-Qur`ān dan Sunnah).

2) طلب العلم نوع من الجهاد في سبيل الله تعالىٰ، بل علىٰ منهج العلم المؤصل، يُبنىٰ الجهاد وسائر أحكام الشرع المنزل، فالعلم حاكم لا محكوم.

id

2) Menuntut ilmu adalah salah satu jenis jihad fi sabilillah, bahkan jihad dan semua hukum agama dibangun di atas prinsip ilmu yang memiliki dasar, sehingga orang berilmu adalah sebagai hakim (pemutus), bukan objek.

3) العبد إذَا سأل ربَّه شيئاً، كالزيادة في العلم مثلاً، فعليه أن يسعىٰ في الأسباب الموصلة لذلك الشيء.

id

3) Ketika seorang hamba meminta sesuatu kepada Rabb-nya, seperti tambahan ilmu, maka dia harus menempuh segala sarana yang akan mengantarkannya untuk meraih hal tersebut.

4) العلم والإيمان سبب لرفع العبد في الدنيا والآخرة، وبحسب ما معه من الإيمان والعلم ترتفع درجته، وهذا من شرف العلم وأهله.

id

4) Ilmu dan iman adalah sebab diangkatnya derajat hamba di dunia dan akhirat; derajatnya akan naik sesuai dengan kadar iman dan ilmu yang dimilikinya, dan ini termasuk kemuliaan ilmu dan orang berilmu.

5) تحدّىٰ الله تعالىٰ البشر جميعاً أن يزعم أحدٌ استواءَ العالم والجاهل، فإذا انتفت المساواة، كيف يرضي العبد بالبقاء علىٰ الجهل؟! بل المتعيّن عليه أن يرفع الجهل عن نفسه بالتعلم، ويرفع الجهل عن غيره بالتعليم.

id

5) Allah -Ta'ālā- menantang seluruh manusia; adakah orang yang meyakini kesamaan orang yang berilmu dengan yang jahil?! Bila kesamaan itu tidak ada, lalu bagaimana seorang hamba rida berdiam diri di atas kejahilan?! Bahkan, yang seharusnya dia lakukan adalah mengangkat kejahilan dari dirinya dengan cara belajar serta mengangkat kejahilan dari orang lain dengan cara mengajarinya.

1/1376ــ وَعَنْ معاويةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ يُردِ اللهُ بِهِ خيراً يُفْقِّهْهُ في الدِّينِ». متفق عليه.

id

1/1376- Mu'āwiyah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, niscaya Allah akan menjadikannya paham tentang urusan agamanya." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) علامة خيرية العبد وتوفيقه أن يفـقه في دين الله تعالىٰ، وعلامة خذلانه وعدم توفيقه أن يُحرَم الفقه.

id

1) Tanda adanya kebaikan dan taufik pada seorang hamba ialah bila dia paham tentang agama Allah -Ta'ālā-, dan sebaliknya tanda keburukan dan ketiadaan taufik pada dirinya adalah bila dia tidak dianugerahi pemahaman agama.

2) الفقه في الدين، هو: العلم النافع المُورِث للعمل الصالح، فمن علم ولم يعمل فليس بفقيه.

id

2) Pemahaman atau kefakihan dalam agama ialah adanya ilmu bermanfaat yang melahirkan amal saleh, sehingga orang yang memiliki ilmu tetapi tidak memiliki amal bukanlah orang yang fakih.

3) يريد الله تعالىٰ بعباده الخير، لكنّ العبد لظلمه وجهله يحرم نفسه هذا الخير {فَلَمَّا زَاغُوٓاْ أَزَاغَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُم}.

id

3) Allah -Ta'ālā- menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya, tetapi hamba itu dengan kezaliman dan kejahilannya menghalangi dirinya dari kebaikan tersebut; "Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka." (QS. Aṣ-Ṣaff: 5)

2/1377 ــ وَعَنْ ابن مسعود رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لا حَسَدَ إلَّا في اثنَتَيْن؛ رجُلٌ آتاهُ اللهُ مالاً فَسَلّطه علىٰ هَلَكَتِهِ في الحقِّ، ورجلٌ آتاهُ اللهُ الحكمةَ فهو يَقْضي بها، ويُعَلِّمُهَا». متفق عليه. والمراد بالحسد: الغِبْطة، وهو أن يتمنىٰ مثله.

id

2/1377- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: orang yang Allah ‎anugerahi harta lalu dia menginfakkannya pada jalan kebaikan ‎dan orang yang Allah karuniai hikmah (ilmu Al-Qur`ān ‎dan Sunnah) lalu dia menetapkan keputusan dengannya dan ‎mengajarkannya.‎" (Muttafaq 'Alaih) Yang dimaksud dengan hasad di sini ialah gibtah, yaitu mengharapkan yang semisal dengan yang diraih orang lain.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

علىٰ هلكته في الحق: إنفاقه في الحق ووجوه الخير.

id

هَلَكَتِهِ في الحقِّ (halakatihi fil-ḥaqq): menginfakkannya pada jalan kebaikan.

الحكمة: هي العلم النافع، المُورِّث للعمل الصالح، أو السداد في القول والعمل.

id

الحِكْمَةُ (al-ḥikmah): ilmu bermanfaat yang melahirkan amal saleh, atau ucapan dan perbuatan yang tepat.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان فضل العلم؛ فمن أتاه الله العلم النافع وعمل به فهو علىٰ خير حال.

id

1) Menjelaskan keutamaan ilmu; yaitu siapa yang Allah berikan ilmu yang bermanfaat lalu dia mengamalkannya maka dia berada di atas sebaik-baik keadaan.

2) من رزقه الله مالاً فأنفقه في وجوه الخير فهو علىٰ خير.

id

2) Siapa yang Allah karuniai harta lalu dia menginfakkannya pada berbagai jalan kebaikan maka dia berada di atas kebaikan.

3) تحريم الحسد، وهو تمني الإنسان زوال النعمة عن أخيه المسلم.

id

3) Diharamkannya hasad, yaitu seseorang mengharapkan hilangnya nikmat dari saudara seIslam.

3/1378ــ وَعَنْ أبي موسىٰ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: «مثلُ ما بَعَثَني اللهُ به من الهُدَىٰ والعلْم كَمَثل غَيْث أصابَ أرْضاً؛ فكانت منْها طائفةٌ طيّبةٌ قَبلَتِ المَاءَ، فأنْبَتَت الكَلأَ والعُشْبَ الكثيرَ، وكانَ منْهَا أجادبُ أمسَكتِ الماءَ، فَنَفَعَ اللهُ بها النَّاسَ، فشربُوا منْهَا وسَقَوْا وَزَرَعُوا، وأصَابَ طَائفةً منْهَا أُخرىٰ إنَّما هيَ قيعَانٌ، لا تُمْسكُ ماءً، ولا تُنْبتُ كلأً، فذلكَ مثلُ مَنْ فَقُهَ في دينِ اللهِ، ونَفَعَهُ ما بَعَثَني اللهُ به، فَعَلمَ وَعَلَّمَ، ومثل من لَمْ يَرْفَعْ بذلك رأساً، ولم يَقْبَلْ هُدَىٰ الله الذي أُرسلْتُ به». متفق عليه.

id

3/1378- Abu Musā -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus aku dengannya, bagaikan hujan yang turun ke bumi. Sebagian tanah ada yang baik dan dapat menyerap air lalu menumbuhkan rerumputan dan tumbuhan yang banyak. Sebagian ada yang keras dan menahan air, maka Allah menjadikannya bermanfaat bagi manusia, yaitu mereka bisa minum, melakukan pengairan, dan bercocok tanam. Sementara sebagian yang lain adalah tanah gersang yang tidak bisa menahan air dan tidak pula menumbuhkan tanaman. Demikianlah perumpamaan orang yang paham agama Allah dan mendapat manfaat dari apa yang Allah utus aku dengannya, yaitu dia memiliki ilmu lalu mengajarkannya. Demikian pula perumpamaan orang yang tidak peduli dan yang tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus." (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

غيث: مطر.

id

غَيْث (gaiṡ): hujan.

الكلأ: المرعىٰ.

id

الكَلَأُ (al-kala`): ladang gembala.

أجادب: الأرض التي لا تنبت.

id

أَجَادِبُ (ajādib): tanah yang tidak menumbuhkan tumbuhan.

قيعان: المستوية الواسعة، وقد فُسرت في الحديث: «لاتمسك ماءً ولا تنبت كلأً».

id

قِيْعَان (qī'ān): tanah yang rata dan luas, dijelaskan dalam hadis ini, "Tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuhan."

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بالغيث تحيا الأرض الميتة، وبالوحي ونور العلم تحيا القلوب الهامدة المظلمة، فَلْيحرصِ العبد علىٰ حياة قلبه بالعلم والإيمان.

id

1) Dengan air hujan tanah yang mati akan menjadi hidup dan dengan wahyu hati yang kering dan gelap akan hidup; oleh karena itu, seorang hamba harus gigih dalam memperhatikan kehidupan hatinya dengan ilmu dan iman.

2) من عَلِمَ وفَقِهَ وعَلَّم الناس فأرض قلبه طيبة، قبلت الماء وأنبتت الكلأ والعشب الكثير، فنفع وانتفع.

id

2) Siapa yang memiliki ilmu dan pemahaman lalu mengajarkannya kepada manusia, berarti tanah hatinya adalah tanah yang baik, dapat menyerap air serta menumbuhkan tumbuhan dan rerumputan yang banyak, sehingga ia memberikan manfaat pada manusia dan pada dirinya sendiri.

3) من عَلِمَ ولم يُعلِّم، بل حبس العلم لنفسه، فأرض قلبه أجادب تمسك الماء ولا تنبت الكلأ.

id

3) Siapa yang memiliki ilmu tetapi tidak mengajarkannya, melainkan dia menyimpan ilmu itu hanya untuk dirinya, berarti tanah hatinya adalah tanah yang keras, ia menahan air dan tidak menumbuhkan tumbuhan.

4) من أعرض عن العلم والعمل، فأرض قلبه قيعان، لم تقبل هدىٰ الله تعالىٰ، فهو في أدنىٰ المنازل، فَلْينظرِ العبد إلىٰ أرض قلبه، من أيِّ الأرضين الثلاثة يرضىٰ لها؟!

id

4) Siapa yang meninggalkan ilmu dan amal, maka tanah hatinya adalah tanah yang gersang, tidak dapat menerima petunjuk Allah -Ta'ālā- dan dia berada di tingkatan yang paling rendah. Oleh karena itu, hendaklah seorang hamba melihat tanah hatinya, tanah yang manakah yang dia inginkan untuknya di antara ketiga jenis tanah itu?!

4/1379ــ وَعَنْ سهل بن سعد رضي الله عنه أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لعليٍّ، رضي الله عنه: «فَواللهِ، لأنْ يهديَ اللهُ بكَ رجُلاً واحداً خيرٌ لكَ مِن حُمْر النَّعَمِ». متفق عليه.

id

4/1379- Sahl bin Sa'ad -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada Ali -raḍiyallāhu 'anhu-, "Demi Allah! Sungguh jika satu orang diberi hidayah oleh Allah melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu dibandingkan unta-unta merah (yang paling berharga)." (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

حُمْر النعم: بسكون الميم جمع حمراء، أي: النوق الحمراء، وهي من نفائس أموال العرب.

id

حُمْر النَّعَمِ (ḥumr an-na'am): ḥumr, dengan mensukunkan "mīm", adalah bentuk jamak dari kata "ḥamrā`" yang bermakna unta merah, yaitu harta bangsa Arab yang paling berharga.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الحث علىٰ العلم، لأنه زاد الداعية إلىٰ الله تعالىٰ.

id

1) Motivasi menuntut ilmu karena merupakan bekal utama bagi dai yang berdakwah kepada Allah -Ta'ālā-.

2) فضيلة هداية الناس ودعوتهم إلىٰ الحق، ولكن لا يمكن للإنسان أن يدعو إلىٰ الله إلا بنور العلم، فالعلم أساس الدعوة وزادها. {وَدَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذنِهِۦ وَسِرَاجا مُّنِيرا}.

id

2) Keutamaan menjelaskan petunjuk dan mendakwahi manusia kepada kebenaran. Tetapi seseorang tidak mungkin berdakwah kepada Allah kecuali dengan cahaya ilmu, sehingga ilmu adalah fondasi dan bekal dalam berdakwah; "Dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi." (QS. Al-Aḥzāb: 46)

5/1380ــ وَعَنْ عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «بَلِّغُوا عَنِّي ولوْ آيةً، وَحَدِّثُوا عن بني إسرائيلَ ولا حَرَجَ، ومَنْ كَذَبَ عليَّ مُتَعَمِّداً فلْيَتَبَوَّأ مَقْعَدَهُ منَ النَّار». رواه البخاري.

id

5/1380- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sampaikanlah oleh kalian dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah riwayat dari Bani Israil, tidak apa-apa. Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

بني إسرائيل: هم أهل الكتاب من اليهود والنصارىٰ.

id

Bani Israil: Ahli Kitab dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani.

فليتبوأ: يتخذ مَباءة، وهي المحل والمنزل.

id

فلْيَتَبَوَّأ (fa-lyatabawwa`): menempati mabā`ah, yaitu tempat tinggal.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الحث علىٰ إبلاغ العلم النافع للناس، ولو كَانَ قليلاً، فمن رزقه الله تعالىٰ علماً مبنياً علىٰ الوحي فَلْينشرْه بين الناس، فإنه صدقة.

id

1) Motivasi untuk menyampaikan ilmu yang bermanfaat kepada manusia walaupun sedikit, sehingga siapa saja yang Allah -Ta'ālā- anugerahi ilmu yang dibangun di atas wahyu hendaklah dia menyebarkannya di tengah-tengah manusia karena itu adalah sedekah.

2) التحذير الشديد من الكذب علىٰ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم برواية الأحاديث المكذوبة، ولو كَانَ معناها صحيحاً، ففي الحديث الصحيح ما يغني عن المكذوبات والموضوعات.

id

2) Peringatan keras terhadap perbuatan berdusta atas nama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan meriwayatkan hadis-hadis yang dusta walaupun maknanya benar, karena dalam hadis yang sahih telah lengkap apa yang akan mencukupkan kita dari riwayat-riwayat dusta dan palsu.

تنبيه:

id

Peringatan:

تنتشر بين بعض الناس أوراق كثيرة، فيها أحاديث وروايات في الترغيب والترهيب مكذوبة علىٰ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم، فمنها مثلاً: ورقة (عقوبة تارك الصلاة)؛ أنه يعاقب بخمس في الدنيا، وخمس في القبر، وخمس في الحشر، ونحو ذلك، فهذه الأوراق يجب الحذر والتحذير منها، لأنه لا يجوز أن نعظ الناس بما هو كذب علىٰ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم، ومن يفعل ذلك عامداً فهو متوعَّد بالنار، وفيما صحّ من السنة النبوية من الحكمة والهدىٰ ما يغني عن الأحاديث المكذوبة واتباع الهوىٰ.

id

Di sebagian masyarakat beredar banyak selebaran yang berisi hadis-hadis dan riwayat-riwayat tentang targīb dan tarhīb yang didustakan atas nama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Di antaranya, misalnya, selebaran hukuman bagi orang yang meningggalkan salat; bahwa orang yang meninggalkan salat akan dihukum dengan 5 siksa di dunia, 5 siksa di kubur, dan 5 siksa di mahsyar, dan semisalnya. Selebaran-selebaran ini wajib diwaspadai dan diberikan peringatan karena tidak diperbolehkan menasihati orang dengan menggunakan sesuatu yang merupakan kedustaan atas nama Rasulallah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Siapa yang melakukannya dengan sengaja maka dia diancam dengan neraka.Lagi pula dalam Sunnah Nabi yang sahih telah terdapat banyak ilmu dan petunjuk yang dapat mencukupkan kita dari hadis-hadis palsu dan mengikuti hawa nafsu.

6/1381ــ وَعَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «وَمَنْ سَلَكَ طريقاً يلتمسُ فيه علماً سهَّلَ اللهُ لهُ به طريقاً إلىٰ الجَنَّة». رواه مسلم.

id

6/1381- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menempuh sebuah jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كلما ازداد العبد حرصاً علىٰ سلوك طريق العلم النافع، أعانه الله تعالىٰ في طريقه إلىٰ الجنة.

id

1) Semakin tinggi kegigihan seorang hamba untuk menempuh jalan ilmu yang bermanfaat, maka Allah -Ta'ālā- akan membantunya di dalam perjalanannya menuju surga.

2) تحصيل العلم النافع سبب عظيم لدخول الجنة.

id

2) Menuntut ilmu yang bermanfaat adalah sebab besar untuk masuk surga.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

الطريق المسلوك لطلب العلم نوعان:

id

Jalan yang ditempuh untuk menuntut ilmu terbagi menjadi dua:

1 ــ الطريق الحسي الذي تقرعه الأقدام، مثل أن يأتي الإنسان إلىٰ مجلس العلم، أو يرتحل من بلده إلىٰ بلد آخر لطلب العلم.

id

1- Jalan yang bersifat fisik, yaitu yang ditapaki oleh kaki; seperti seseorang datang ke majelis ilmu, atau pergi jauh dari negerinya menuju negeri lain untuk menimba ilmu.

2 ــ الطريق المعنوي الذي تطرقه الأفهام، كَأن يسأل العلماء بوسيلة اتصال، أو يراجع الكتب، فإنه سالك لطريق العلم ولو كَانَ جالساً في بيته.

id

2- Jalan yang bersifat abstrak, yaitu yang dilalui oleh pemahaman; seperti bertanya kepada ulama lewat sarana telekomunikasi atau menelaah buku, sebab dia juga dianggap sedang menempuh jalan ilmu walaupun sedang duduk di rumahnya.

7/1382 ــ وعنه أيضاً رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ دَعَا إلىٰ هدىٰ كَانَ له من الأجْر مثلُ أجُور مِنَ تَبعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلك منْ أجُورِهِمْ شَيئاً». رواه مسلم.

id

7/1382- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كثرة أجور من دعا إلىٰ علم نافع، أو حث علىٰ عمل صالح، فاقتدىٰ الناس بكلامه أو فِعاله، وأعظم من له نصيب من ذلك رَسُول الله صلى الله عليه وسلم ؛ فإنه ما من خير أصابنا إلا وهو الذي أرشد الأمة إليه، صلوات الله وسلامه عليه.

id

1) Banyaknya pahala orang yang mengajak kepada ilmu bermanfaat atau yang menganjurkan kepada amal saleh lalu orang lain mengikuti ucapan atau perbuatannya. Dan orang yang paling besar bagian pahalanya adalah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, karena tidaklah ada satu kebaikan pun yang kita dapatkan melainkan beliaulah yang mengarahkan umat kepadanya. Semoga Allah melimpahkan selawat dan salam kepada beliau.

2) الأجر التام للفاعل، وللداعي إلىٰ الخير، لا ينقص منه شيئاً.

id

2) Pahala yang sempurna bagi pelaku kebaikan dan bagi orang yang mengajak kepada kebaikan, sedikit pun tidak berkurang.

3) فضيلة خاصة للعلم، لأن بالعلم تكون الدلالة علىٰ الهدىٰ.

id

3) Keutamaan khusus bagi ilmu, karena dengan ilmu ajakan kepada petunjuk dapat terwujud.

8/1383ــ وعنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إذَا مَاتَ ابنُ آدمَ انْقَطَعَ عملُهُ إلَّا من ثلاثٍ؛ صَدَقَةٍ جاريةٍ، أو علْمٍ يُنْتفَعُ به، أو ولَدٍ صالحٍ يَدْعُو لَهُ». رواه مسلم.

id

8/1383- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendokannya.” (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كل عمل صالح يستمر للإنسان بعد موته فهو صدقة جارية.

id

1) Semua amal saleh yang terus berlanjut manfaatnya bagi seseorang setelah ia meninggal dunia adalah sedekah jariah.

2) الحث علىٰ تعلّم العلم وتعليمه، لأنه الميراث الدائم بعد موت الإنسان.

id

2) Motivasi untuk menimba ilmu dan mengajarkannya karena ilmu adalah warisan yang kekal setelah kematian seseorang.

تنبيـه:

id

Peringatan:

إن دعاء الولد لوالديه بعد الموت من أفضل الأعمال التي ينتفع بها الميت، لأن النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم أرشد إليه وحث عليه، ولا يمكن أن يدل أمته إلا علىٰ خير ما يعلمه لهم، فَلْيحرصِ المؤمن علىٰ لزوم ما هدانا إليه رسول الهدىٰ صلى الله عليه وسلم، ويهجرْ ما سوىٰ ذلك مما يحدثه الناس علىٰ غير أثارة من العلم.

id

Doa seorang anak kepada kedua orang tuanya setelah mereka meninggal termasuk amal paling utama yang berguna bagi mereka, karena Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengarahkan dan menganjurkannya. Tidaklah mungkin Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengarahkan umatnya kecuali kepada perkara terbaik yang beliau ketahui untuk mereka. Oleh karena itu, hendaklah seorang mukmin bersikap istikamah dalam mengamalkan apa yang diajarkan oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada kita dan meninggalkan yang lainnya berupa perkara-perkara yang diada-adakan oleh manusia tanpa petunjuk ilmu.

9/1384ــ وعنهُ قَالَ: سمعتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ، ملعُونٌ ما فيهَا، إلَّا ذكْرَ الله تعالىٰ وَمَا والاهُ، وَعَالماً أو مُتَعَلِّماً». رواه الترمذي وقال: حديث حسن. قوله: «وماوالاه» أي: طاعة الله.

id

9/1384- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Dunia itu terlaknat, dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali zikir kepada Allah -Ta'ālā- dan apa yang mengikutinya, serta orang yang alim atau yang menuntut ilmu." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan") Sabda beliau, "Dan apa yang mengikutinya" maksudnya ialah ketaatan kepada Allah.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان فضل العلم وطلابه، لأنه هو الشيء المستثنىٰ من الدنيا الملعونة.

id

1) Menjelaskan keutamaan ilmu dan para penuntut ilmu karena itulah yang dikecualikan dari perkara dunia yang terlaknat.

2) معرفة قدر الدنيا، وأنه لا خير فيها إلا ما قرّب إلىٰ الله تعالىٰ من ذكر وعلم.

id

2) Mengenal nilai dunia; bahwa hal-hal duniawi tidak memiliki nilai kebaikan kecuali yang mendekatkan kepada Allah -Ta'ālā- berupa zikir dan ilmu.

3) العالم والمتعلم علىٰ سبيل نجاة، فَلْيحرصِ المؤمن أن يغدو عالماً أو متعلماً، أو مستمعاً، ولا يكن جاهلاً، فيهلك.

id

3) Seorang yang berilmu dan penuntut ilmu berada di atas jalan keselamatan, sehingga orang beriman harus bersungguh-sungguh agar menjadi orang berilmu, penuntut ilmu, atau yang mendengarkan ilmu dan tidak boleh menjadi orang jahil yang membuat dirinya binasa.

10/1385 ــ وَعَنْ أنس رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ خرَجَ في طَلَبِ العلم كَانَ في سبيل الله حَتَّىٰ يَرجعَ». رواه الترمذي وقال: حديث حسن.

id

10/1385- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang keluar dalam rangka mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai kembali." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الخروج في سبيل طلب العلم نوع من الجهاد في سبيل الله.

id

1) Keluar menimba ilmu adalah salah satu bentuk jihad fi sabilillah.

2) طالب العلم له من الله تعالىٰ الرعاية والحفظ، فهو بمنزلة المجاهد في سبيل الله تعالىٰ حَتَّىٰ يرجع.

id

2) Penuntut ilmu akan mendapatkan penjagaan dan perlindungan dari Allah, yaitu sama kedudukannya dengan mujahid yang berjihad di jalan Allah -Ta'ālā- hingga dia pulang.

11/1386ــ وَعَنْ أبي سعيد الخُدْريّ رضي الله عنه عن رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لَنْ يشْبَعَ مؤمنٌ من خير حَتَّىٰ يكونَ منْتَهاهُ الجَّنَّةَ». رواه الترمذي وقال: حديث حسن[5].

id

11/1386- Abu Sa‘īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Seorang mukmin tidak akan merasa kenyang dari kebaikan, hingga dia berada di tempat terakhirnya di surga." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan") [5].

[5]() الحديث إسناده ضعيف.
id
[5] (1) Hadis ini sanadnya daif.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) طالب العلم لا يشبع من طلب العلم والازدياد في الخير حَتَّىٰ يلقىٰ ربَّه.

id

1) Penuntut ilmu tidak akan merasa puas dan cukup dari menuntut ilmu dan menambah kebaikan hingga dia bertemu dengan Rabb-nya.

2) همة المؤمن عالية لاترضىٰ دون الجنة منزلاً.

id

2) Cita-cita orang beriman begitu tinggi; ia tidak akan merasa puas dengan kedudukan di bawah surga.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

قيل للإمام أحمد ــ رحمه الله تعالىٰ ــ: إلىٰ متىٰ تطلب العلم؟ فقال: «من المَحْبَرَةِ إلىٰ المَقْبَرَةِ»!. ذكره الخطيب البغدادي في كتابه: (شرف أصحاب الحديث).

id

Imam Ahmad -raḥimahullāh- pernah ditanya, "Sampai kapan engkau akan menuntut ilmu?" Beliau menjawab, "Bersama wadah tinta hingga ke kubur!" (Disebutkan oleh Al-Khaṭīb Al-Bagdādiy dalam kitabnya, Syarf Aṣḥābil-Ḥadīṡ)

12/1387 ــ وَعَنْ أبي أمامةَ رضي الله عنه أنّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «فضلُ العالم علىٰ العَابدِ كفضلِي علىٰ أدْنَاكم»، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إنَّ اللهَ وملائكتَهُ وأهلَ السماواتِ والأرضِ، حَتَّىٰ النَّمْلَةَ في جُحْرهَا، وَحَتَّىٰ الحُوتَ، لَيُصلُّون علىٰ مُعَلِّمي النَّاس الخَيْرَ». رواه الترمذي وقال: حديث حسن.

id

12/1387- Abu Umāmah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian." Kemudian Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah, malaikat-malaikat-Nya, dan semua penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam lubangnya dan ikan benar-benar mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

ليصلون: يدعون، فالصلاة بمعنىٰ الدعاء.

id

يُصَلُّوْنَ (yuṣallūna): berdoa; aṣ-ṣalāh artinya doa.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) فضيلة معلم الناس الخير؛ فالكائنات كلها حَتَّىٰ الحيوانات تدعو له، لأن العالم نفعه عام لكل المخلوقات.

id

1) Keutamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia; yaitu seluruh makhluk hingga hewan, semuanya mendoakannya karena manfaat orang berilmu umum untuk semua makhluk.

2) بيان التفاضل بين العلماء وغيرهم في الرتبة، وهذا فيه حث للعبد علىٰ التعلم، والتعليم، ليكون ممن لهم الرفعة في الدنيا والآخرة.

id

2) Menjelaskan adanya perbedaan tingkat keutamaan antara para ulama dan selain mereka, dan ini mengandung motivasi bagi hamba untuk belajar dan mengajar sehingga dia termasuk orang yang mendapat kedudukan tinggi di dunia dan akhirat.

13/ 1388ــ وَعَنْ أبي الدَّرداء رضي الله عنه قَالَ: سمعتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «مَنْ سَلَكَ طريقاً يبتغي فيه علماً سهَّل اللهُ له طريقاً إلىٰ الجنَّةِ، وإنَّ الملائكَةَ لتَضَعُ أجْنحَتَهَا لطالبِ العلمِ رَضىً بما يصنعُ، وإنَّ العالمَ لَيسْتغفرُ له مَن في السماوات ومَنْ في الأرض، حَتَّىٰ الحيتَانُ في الماء، وفضْلُ العالم علىٰ العَابد كَفَضْلِ القَمَرِ علىٰ سائرِ الكَواكبِ، وإنَّ العُلمَاءَ ورثَةُ الأنبياءِ، وإنَّ الأنبياءَ لمْ يُورِّثُوا ديناراً ولا درهماً، وإنَّمَا ورَّثُوا العلْمَ، فَمَنْ أخَذَهُ أخَذَ بحظٍّ وافرٍ». رواه أبو داود والترمذي.

id

13/1388- Abu Ad-Dardā` -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menempuh sebuah jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Sungguh para malaikat meletakkan sayapnya untuk penuntut ilmu karena rida kepada apa yang dia tuntut. Orang yang berilmu itu benar-benar akan dimintakan ampunan oleh semua yang ada di langit dan di bumi hingga ikan di dalam air. Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah laksana keutamaan rembulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya ulama adalah ahli waris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, namun yang mereka mewariskan hanyalah ilmu. Maka siapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil bagian yang melimpah." (HR. Abu Daud dan Tirmizi)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إنَّ العلماء ورثة الأنبياء، ورثوا مهمة الأنبياء في العلم والعمل، وفي دعوة الخلق إلىٰ الحق، ونصيحتهم في جلب كل خير، ودفع كل شر.

id

1) Para ulama adalah ahli waris para nabi; mereka mewarisi tugas para nabi dalam perkara ilmu, amal, dan dalam persoalan dakwah kepada kebenaran serta menasihati mereka dalam mewujudkan semua kebaikan dan menolak semua keburukan.

2) العلم خير ميراث يرثه العبد، فهو الكنز الذي لا يفنىٰ، ومَن فاز به ربح، ولو لم يكن من فضل العلم إلا متابعة رَسُول الله صلى الله عليه وسلم لكفىٰ وشفىٰ.

id

2) Ilmu adalah sebaik-baik warisan yang diwariskan oleh hamba, karena ia adalah perbendaharaan yang tidak akan sirna; siapa yang meraihnya pasti beruntung. Seandainya keutamaan ilmu tidak ada kecuali sebagai wujud mengikuti Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka itu telah cukup.

3) الملائكة تضع أجنحتها لطالب العلم تواضعاً له وتكريماً لما يحمله من ميراث النبوة، وهذا يدل علىٰ المحبة والتعظيم. فشيءٌ هذا فضله وشأنه كيف يرغب الناس عَنْهُ ويتركوه إلىٰ حطام الدنيا؟!.

id

3) Para malaikat meletakkan sayapnya kepada penuntut ilmu sebagai bentuk tawaduk kepadanya dan juga memuliakan warisan kenabian yang dibawanya, dan ini menunjukkan cinta dan pengagungan. Maka sesuatu yang seperti ini keutamaan dan kedudukannya, lalu bagaimana bisa seseorang tidak menyukainya lalu meninggalkannya demi meraih kenikmatan dunia yang fana?!

14/1389ــ وَعَنْ ابن مسعود رضي الله عنه قَالَ: سمعتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، يقولُ: «نَضَّرَ اللهُ امرأً سمعَ منَّا شيئاً فَبَلَّغَهُ كَمَا سمعَهُ، فرُبَّ مُبلَّغٍ أوْعَىٰ مِن سامِعٍ». رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح.

id

14/1389- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Semoga Allah membaguskan rupa orang yang mendengarkan sebagian hadis kami kemudian ia menyampaikannya seperti yang ia dengar. Barangkali orang yang disampaikan padanya (suatu hadis) justru lebih paham daripada orang yang mendengarnya langsung." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

نضّر: حَسَّن، فهو دعاء بالنضارة، وهي: الحسن والبهاء.

id

نَضَّرَ (naḍḍara): ia membaguskan; ini adalah doa agar mendapatkan an-naḍārah, yaitu keindahan.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) أهل الحديث الحريصون علىٰ تبليغ هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم للناس لهم النضارة في وجوههم، لقاء حملهم العلم ونشره.

id

1) Para ahli hadis yang gigih dalam menyampaikan Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada manusia memiliki keindahan dan cahaya pada wajah mereka sebagai imbalan mereka dalam mempelajari dan menyebarkan ilmu.

2) أفهام الناس متفاوتة؛ فربَّ مبلِّغ أوعىٰ من سامع، وربَّ حامل فقه ليس بفقيه.

id

2) Tingkat pemahaman manusia berbeda-beda, bisa jadi orang yang disampaikan kepadanya ilmu lebih paham dari yang mendengar langsung, dan bisa jadi orang yang menyampaikan fikih bukanlah orang yang ahli fikih.

3) التنبيه علىٰ وجوب تبليغ العلم كَمَا سُمع، أما من يزيد في بلاغ الشريعة، بحجة دعوة الناس وجمعهم علىٰ الخير، فليس له من هذا الدعاء نصيب، لأن النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «فبلّغه كَمَا سمعه».

id

3) Peringatan wajibnya menyampaikan ilmu sebagaimana yang dia dengar. Adapun orang yang membuat-buat tambahan ketika menyampaikan agama dengan dalih demi mendakwahi manusia dan mengumpulkan mereka di atas kebaikan, orang ini tidak mendapat bagian sedikit pun dari doa ini, karena Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kemudian ia menyampaikannya seperti yang ia dengar."

15/1390ــ وَعَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ سُئلَ عنْ علمٍ فَكَتَمَهُ، أُلْجمَ يوْمَ القيَامةِ بلجَامٍ منْ نَارٍ». رواه أبو داود والترمذي وقال: حديث حسن.

id

15/1390- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang ditanya tentang suatu ilmu kemudian ia menyembunyikannya, kelak pada hari Kiamat ia akan dipasangkan kendali dari neraka." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

أُلجم: وضع علىٰ فمه لجام، وهو ما يكون علىٰ الدابة تُشدّ به.

id

أُلْجِمَ (uljima): diberikan tali kekang di mulutnya, yaitu tali yang dipasang pada hewan tunggangan untuk mengendalikannya.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الحث علىٰ تبليغ العلم وعدم كتمانه.

id

1) Anjuran untuk menyampaikan ilmu dan larangan dari menyembunyikannya.

2) الممتنع عن بذل العلم لمستحقيه، والإجابة عن سؤال مسترشديه، يعاقَب بإلجامه بلجام من نار، وهذا فيه وعيد شديد علىٰ كاتم العلم النافع عن أهله.

id

2) Orang yang tidak mau berbagi ilmu kepada orang yang berhak mendapatkannya atau tidak mau menjawab pertanyaan orang yang bertanya akan disiksa dengan dipasangkan kekang dengan tali kekang dari api neraka. Ini mengandung ancaman keras terhadap orang yang menyembunyikan ilmu yang bermanfaat dari orang yang berhak mendapatkannya.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

ليس كل من كتم علماً لحقه هذا الوعيد، بل من العلم ما ينبغي كتمه عن بعض الناس، ونشره لآخرين، كَأنَ تكون المسألة تسبب مفسدة لبعض الناس، فلا ينبغي إبلاغها إياهم، وفي هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم ما يدل علىٰ ذلك، فقد ذكر البخاري في صحيحه: (باب: من خصّ بالعلم قوماً دون قوم كراهيةَ أن لا يَفهموا)، وأورد حديث معاذ بن جبل رضي الله عنه، وفيه قوله صلى الله عليه وسلم لمعاذ: «ما مِن أحدٍ يشهدُ أن لا إلهَ إلا اللهُ وأن محمداً رسولُ الله صدقاً من قلبه إلا حرّمه اللهُ علىٰ النار» قال: يارسول الله! أَفَلا أخبرُ به الناسَ فيستبشروا؟ قال: «إذاً يتّكلوا»! وفي رواية: «لا، إني أخاف أن يتّكلوا». ا. هـ.

id

Tidak semua orang yang menyembunyikan sebuah ilmu mendapatkan ancaman ini. Bahkan sebagian ilmu patut disembunyikan dari sebagian orang dan disebarkan kepada sebagian yang lain. Misalnya bila permasalahan tersebut akan menyebabkan keburukan bagi sebagian orang, sehingga tidak patut disampaikan kepada mereka. Dalam Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kita dapatkan dalil yang menunjukkan hal itu; Imam Bukhari dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ Al-Bukhāriy telah meletakkan satu bab, yaitu Bāb Man Khaṣṣa bil-'Ilmi Qauman Dūna Qaumin Karāhiyyata an Lā Yafhamū. Pada bab ini Imam Bukhari membawakan hadis Mu'āż bin Jabal -raḍiyallāhu 'anhu-, di dalamnya disebutkan sabda Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada Mu'āż, "Tidaklah seseorang bersyahadat Lā ilāha illallāh dan Muḥammad rasūlullāh dengan tulus dari dalam hatinya melainkan Allah haramkan dia atas neraka." Mu'āż berkata, "Wahai Rasulullah! Tidakkah ini aku sampaikan kepada manusia agar mereka bergembira?" Beliau bersabda, "Kalau begitu, mereka hanya akan berpangku tangan!" Dalam riwayat lain, "Jangan. Aku khawatir mereka akan berpangku tangan."

فمَنْعُ البلاغِ عند خوف الفتنة ليس من كتمان العلم، بل هو من (صيانة العلم) قال العلَّامة حافظ حكمي في منظومته (الميمية في الآداب والوصايا العلمية):

id

Sehingga tidak menyampaikan ilmu ketika dikhawatirkan terjadi fitnah bukan termasuk menyembunyikan ilmu, tetapi merupakan bentuk "penjagaan ilmu". Al-'Allāmah Ḥāfiẓ Ḥakamiy dalam karya beliau, Manẓūmah Al-Mīmiyyah fil-Waṣāyā wal-Ādāb Al-'Ilmiyyah berkata,

في لعنة الله والأقوام كلِّهم

id

terlaknat oleh Allah dan manusia seluruhnya.

والكتمُ للعلمِ فاحذرْ إن كاتمَه

id

Waspadalah dari menyembunyikan ilmu, karena yang menyembunyikannya

ماذا بكتمانٍ بل صونٌ، فلا تَلُمِ

id

ini bukanlah menyembunyikan ilmu, melainkan menjaganya, maka jangan dicela.

وصائنُ العلمِ عمن ليس يحملُه

id

Adapun orang yang memelihara ilmu dari yang tidak patut memikulnya,

من مستحقٍ له فافهمْ، ولا تَهِمِ

id

dari kalangan orang yang berhak mendapatkannya, maka pahamilah dan jangan rancu.

وإنما الكتم منعُ العلمِ طالبَه

id

Menyembunyikan ilmu itu ialah menahannya dari yang menuntutnya

16/1391ــ وعنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ تعلَّمَ علماً ممَّا يُبْتغىٰ به وجهُ الله _عز وجل_ لا يتعلَّمُهُ إلا ليُصيبَ به عَرَضاً من الدُّنيا لم يجد عَرْفَ الجَنَّة يومَ القيامةِ» يَعني: ريحَها. رواه أبو داود بإسناد صحيح.

id

16/1391- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menimba ilmu yang seharusnya untuk mencari wajah Allah -'Azza wa Jalla-, namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan sebagian dunia, maka ia tidak akan mencium aroma surga pada hari Kiamat." 'Arfal-jannah maksudnya aroma surga. (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

عَرَضاً من الدنيا: شيئاً من الدنيا.

id

عَرَضاً من الدُّنيا ('araḍan minad-dunyā): sebagian dunia.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الحث علىٰ الإخلاص في طلب العلم، ويتحقق الإخلاص بأن يقصد الطالب بالعلم رفع الجهل عن نفسه، ورفع الجهل عن غيره، وحماية شريعة الله تعالىٰ بالدفاع عنها.

id

1) Motivasi untuk ikhlas dalam menimba ilmu, dan niat ikhlas akan terwujud bila orang yang menimbanya meniatkan ilmu itu untuk mengangkat kejahilan dari dirinya, mengangkat kejahilan dari orang lain, dan untuk menjaga agama Allah -Ta'ālā- dengan cara membelanya.

2) مَن جعلَ العلم الشرعي ــ الذي هو أجلُّ العبادات ــ سلماً لنيل عرض من الدنيا توعّده الله تعالىٰ بحرمانه من الجنة.

id

2) Siapa yang menjadikan ilmu agama -yang merupakan ibadah paling mulia- sebagai anak tangga untuk meraih sebagian dunia, maka Allah -Ta'ālā- mengancamnya dengan diharamkan dari surga.

17/1392ــ وَعَنْ عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قَالَ: سمعتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إنّ اللهَ لا يقبضُ العلمَ انتزاعاً ينتزعُهُ من النَّاس، ولكن يقبضُ العلمَ بقبض العُلَماء، حَتَّىٰ إذَا لم يُبْقِ عالماً اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوساً جُهَّالاً، فسُئلوا، فأفْتَوا بغيرِ علْمٍ، فَضَلُّوا وأضلُّوا». متفق عليه.

id

17/1392- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan cara mencabutnya dari (dada) manusia, tapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga ketika Allah tidak lagi menyisakan seorang pun yang berilmu, maka orang-orang pun menjadikan orang yang bodoh menjadi pemimpin mereka, kemudian mereka ditanya lalu mereka pun memberi fatwa tanpa ilmu, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان صفة قبض العلم، وذلك بموت أهله، وهم العلماء الذين يُستضاء بهم في ظلمات الجهل، فَلْيحرصِ المؤمن علىٰ الاستفادة من حياة العلماء قبل فقدهم!

id

1) Menjelaskan cara dicabutnya ilmu, yaitu dengan wafatnya orang-orang berilmu yang merupakan para ulama yang dijadikan sebagai lentera dalam gelapnya kejahilan. Oleh karena itu, hendaklah orang beriman gigih untuk mengambil faedah di masa hidupnya para ulama sebelum dia kehilangan mereka!

2) الحث علىٰ طلب العلم، فقد أخبرنا رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم بهذا الخبر لنحذر قبض العلم، فالإخبار بالواقع لا يعني إقراره، بل من أجل التحذير منه، فهو إخبار تحذير وإرشاد، لا إخبار تقرير وإشهاد.

id

2) Motivasi untuk menuntut ilmu; Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan kita dengan berita ini supaya kita waspada sebelum ilmu dicabut. Beliau memberitakan apa yang terjadi bukan berarti membenarkannya, melainkan agar diwaspadai. Sehingga ia adalah berita peringatan dan arahan, bukan berita menetapkan dan membenarkan.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

ذكر المصنف النووي ــ رحمه الله تعالىٰ ــ (كتاب العِلم) بعد (كتاب الجهاد) مباشرة، وهذا فيه إشارة واضحة إلىٰ أن العلمَ، حملَه وإبلاغَه، نوعٌ من الجهاد في سبيل الله تعالىٰ.

id

Penyebutan Imam An-Nawawiy -raḥimahullāh- Kitab Ilmu setelah Kitab Jihad secara langsung mengandung isyarat jelas bahwa mempelajari ilmu dan menyampaikannya adalah salah satu bentuk jihad fi sabilillah.

* قال أبو الدرداء رضي الله عنه:

id

Abu Ad-Dardā` -raḍiyallāhu 'anhu- berkata,

«من رأىٰ الغدو والرواح إلىٰ العلم ليس بجهاد فقد نقص عقله ورأيه». رواه ابن عبد البر في (جامع بيان العلم وفضله).

id

"Siapa yang berpandangan bahwa keluar menimba ilmu ketika pagi dan sore bukan jihad, sungguh akal dan pandangannya telah cacat." (Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abdil-Barr dalam Jāmi' Bayānil-'Ilmi wa Faḍlihi).

* وقال ابن مفلح ــ رحمه الله تعالىٰ ــ في (الآداب الشرعية):

id

Ibnu Mufliḥ -raḥimahullāh- berkata dalam Al-Ādāb Asy-Syar'iyyah,

«قال المروزي: قيل لأبي عبد الله أحمد بن حنبل: رجل له خمسمائة درهم، ترىٰ أن يصرفه في الغزو والجهاد أو يطلب العلم؟ قال: إذا كان جاهلاً يطلب العلم أحب إليَّ».

id

Al-Marwaziy bercerita: Pernah ditanyakan kepada Abu Abdillah Ahmad bin Ḥanbal, "Seseorang yang memiliki lima ratus dirham, menurut Anda, apakah dia menggunakannya dalam peperangan dan jihad atau menuntut ilmu?" Beliau menjawab, "Bila dia tidak berilmu, maka aku lebih suka bila dia menuntut ilmu."

* وقال ابن قيم الجوزية ــ رحمه الله تعالىٰ ــ في (جلاء الأفهام):

id

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah -raḥimahullāh- berkata dalam Jilā`ul-Afhām,

«... وتبليغُ سُنة النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم إلىٰ الأمة أفضل من تبليغ السهام إلىٰ نحور العدو، لأن ذلك التبليغ يفعله كثير من الناس، وأما تبليغ السنن فلا تقوم به إلا ورثة الأنبياء وخلفاؤهم في أممهم، جعلنا الله تعالىٰ منهم بمنِّه وكرمه».

id

"... menyampaikan Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada umat lebih utama daripada mengirimkan anak panah ke leher musuh. Karena mengirimkan anak panah kepada leher musuh dilakukan oleh banyak orang, adapun menyampaikan Sunnah maka tidak dilaksanakan kecuali oleh ahli waris para nabi dan penerus mereka di tengah-tengah umat. Semoga Allah -Ta'ālā- menjadikan kita sebagai bagian dari mereka itu dengan karunia dan kemurahan-Nya."