اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

259 ــ باب ذم ذي الوَجهيْن

id

259- BAB CELAAN TERHADAP ORANG YANG BERMUKA DUA

قَالَ الله تَعَالىٰ: {يَستَخفُونَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَلَا يَستَخفُونَ مِنَ ٱللَّهِ وَهُوَ مَعَهُم إِذ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرضَىٰ مِنَ ٱلقَولِ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا يَعمَلُونَ مُحِيطًا} [النساء: 108].

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. An-Nisā`: 108)

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) ذم ذي الوجهين، الذي يأتي هذا بوجه، وهذا بوجه، لأنه من صفات المنافقين.

id

1) Celaan terhadap orang yang bermuka dua; yaitu yang datang ke sebagian orang dengan satu wajah dan kepada yang lain dengan wajah yang lain, karena itu termasuk salah satu sifat orang munafik.

2) من علامة خذلان الإنسان أن يخشىٰ الناس ولا يخشىٰ الله تعالىٰ.

id

2) Di antara tanda hinanya seseorang adalah bila dia takut kepada manusia tetapi tidak takut kepada Allah -Ta'ālā-.

1/1540ــ وعن أَبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قالَ: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «تجِدُونَ النَّاسَ مَعَادِنَ. خِيَارُهُمْ في الجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ في الإسْلامِ إذا فَقُهُوا، وَتجدُونَ خِيَارَ النّاسِ في هذا الشَّأْنِ أَشَدَّهُمْ لَهُ كَرَاهِيَةً، وَتَجدُونَ شَرَّ النَّاسِ ذَا الْوَجْهَيْنِ، الَّذِي يَأْتي هؤُلاَءِ بِوَجْهٍ، وهؤُلاَءِ بِوَجْهٍ». متفقٌ عليه.

id

1/1540- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kalian akan mendapati manusia itu seperti barang tambang. Orang terbaik pada masa jahiliah adalah orang terbaik setelah masa Islam jika mereka memahami (agama). Kalian akan mendapati orang terbaik dalam urusan ini (kekuasaan) adalah yang paling membencinya. Dan kalian akan mendapati orang yang paling buruk adalah yang bermuka dua; yaitu yang datang kepada satu kelompok dengan satu wajah, dan kepada kelompok lain dengan wajah lain pula." (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

معادن: المعدن: الشيء المستقر في الأرض، والمراد في الحديث: أنهم ذوو أصول ينسبون إليها ويتفاخرون بها.

id

مَعَادِنَ (ma'ādin): al-ma'din ialah sesuatu yang terpendam dalam bumi. Maksudnya dalam hadis ini adalah bahwa mereka memiliki garis nasab yang mereka menisbahkan diri kepadanya serta berbangga dengannya.

الشأن: الإمارة والمنصب.

id

الشَّأْنِ (asy-sya`n): kekuasaan dan jabatan.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) أعلىٰ مراتب الشرف هو الفقه في الدين، فهنيئاً لعبد فقه في شرع الله تعالىٰ.

id

1) Derajat kemuliaan paling tinggi adalah memahami agama, maka sungguh beruntung orang yang memahami agama Allah -Ta'ālā-.

2) تحريم المداهنة والمخادعة ، لما فيها من الإفساد بين الناس.

id

2) Pengharaman mudāhanah (cari muka) dan tipu daya karena dapat merusak dan membuat permusuhan di antara manusia.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

إن إتيان الناس بوجهين لقصد الإصلاح بينهم محمود، مرّخصٌ الكذب فيه، وسبيل ذلك أن يأتي لكل طائفة بكلام فيه صلاح الأخرىٰ، ويعتذر لكل واحدة عن الأخرىٰ، وينقل إلىٰ المتخاصمين ما أمكنه من الجميل المليح، ويستر الرذيل القبيح، فهذا من باب إصلاح ذات البين، والله أعلم.

id

Datang kepada orang-orang dengan muka berbeda dengan tujuan mendamaikan mereka adalah sesuatu yang terpuji, bahkan diizinkan untuk berdusta di dalamnya. Caranya yaitu dia datang ke masing-masing pihak sembari membawa ucapan yang membawa kebaikan pihak lain, menyampaikan uzur masing-masing kepada yang lain, dan berupaya menyampaikan kepada kedua pihak yang bertikai sesuatu yang indah dan menarik serta menutupi yang buruk dan jelek. Yang seperti ini termasuk mendamaikan antara pihak yang bertikai. Wallāhu a'lam.

2/1541 ــ وعنْ محمدِ بنِ زَيْدٍ أَنَّ نَاساً قَالُوا لجَدِّه عبدِ الله بنِ عُمَرَ رضي الله عنهما: إنَّا نَدْخُلُ عَلىٰ سَلاطِينِنَا، فنقولُ لَهُمْ بِخلافِ ما نتكلَّمُ إذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِهِمْ، قَالَ: كُنَّا نَعُدُّ هذَا نِفاقاً عَلىٰ عَهْدِ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم. رواه البخاريّ.

id

2/1541- Muhammad bin Zaid meriwayatkan bahwa sekelompok orang berkata kepada kakeknya, Abdullah bin Umar -raḍiyallāhu 'anhumā-, "Sesungguhnya kami masuk menemui penguasa-penguasa kami, lalu kami mengatakan pada mereka hal yang berbeda dengan apa yang kami katakan ketika telah keluar dari hadapan mereka." Ibnu Umar berkata, "Kami dulu di masa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, menganggap hal ini sebagai kemunafikan." (HR. Bukhari)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) علىٰ العبد أن يكون ظاهره كباطنه، وأن يقول الحق ولا يخشىٰ في الله لومة لائم.

id

1) Seorang hamba harus menjadikan perkara lahirnya seperti batinnya, berani mengucapkan kebenaran, dan tidak takut kepada celaan siapa pun dalam membela agama Allah.

2) اعتبار فهم الصحابة رضي الله عنهم لأمور تزكية النفوس وصلاحها، فهم كانوا أبر الناس قلوباً، وأعمقهم علماً، وأحسنهم حالاً، وأقومهم هدياً.

id

2) Memegang pemahaman para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- terkait penyucian hati karena mereka adalah manusia yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling bagus keadaannya, dan paling lurus jalannya.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

قال شيخ الإسلام ابن تيمية ــ رحمه الله تعالىٰ ــ:

id

Syaikhul-Islām Ibnu Taimiyyah -raḥimahullāh- telah berkata,

«فالعلم المشروع، والنسك المشروع، مأخوذ عن أصحاب رسول صلى الله عليه وسلم، وأما ما جاء عمن بعدهم، فلا ينبغي أن يُجعل أصلاً، وإن كان صاحبه معذوراً، بل مأجوراً، لاجتهاد أو تقليد.

id

"Ilmu dan ibadah yang disyariatkan diambil dari sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Adapun yang berasal dari orang setelah mereka, maka tidak bisa dijadikan sebagai pegangan, sekalipun pelakunya diberikan uzur, bahkan diberikan pahala; baik dia berijtihad ataupun bertaklid.

فمن بنى الكلام في العلم: الأصول والفروع، علىٰ الكتاب والسنة، والآثار المأثورة عن السابقين، فقد أصاب طريق النبوة. وكذلك من بنىٰ الإرادة، والعبادة، والعمل، والسماع المتعلق بأصول الأعمال وفروعها من الأحوال القلبية، والأعمال البدنية، على الإيمان والسنة والهدىٰ، الذي كان عليه محمد صلى الله عليه وسلم وأصحابه، فقد أصاب طريق النبوة.

id

Siapa yang membangun pembahasan dalam ilmu, baik ilmu usul maupun furuk, di atas pondasi Al-Qur`ān dan Sunnah serta aṡar yang diriwayatkan dari generasi terdahulu, maka dia telah sukses menempuh jalan kenabian. Demikian halnya orang yang membangun persoalan niat, ibadah, amal, dan ilmu yang berkaitan dengan pokok-pokok amal dan furuknya yang berupa amalan hati maupun amalan badan, di atas iman, Sunnah, dan petunjuk yang dilalui oleh Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan sahabat-sahabatnya, maka dia telah sukses menempuh jalan kenabian.

وهذه طريقة أئمة الهدىٰ تجد الإمام أحمد إذا ذكر (أصول السنة)، قال: هي التمسك بما كان عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم». (الفتاوى: 10/363).

id

Inilah jalan para imam pembawa petunjuk. Engkau akan dapatkan Imam Ahmad ketika menyebutkan pokok-pokok Sunnah, dia berkata, "Yaitu berpegang teguh dengan ajaran yang dilakukan oleh sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-." (Al-Fatāwā, 10/363)