قَالَ الله تَعَالىٰ: {وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلإِثمِ وَٱلعُدوَٰنِ} [المائدة: 2] . وفي الباب الأحاديث السابقة في الباب قبله.
Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (QS. Al-Mā`idah: 2) Hadis-hadis yang berkaitan dengan bab ini juga telah disebutkan dalam bab sebelumnya.
1/1539 ــ وعن ابن مسعود رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لا يُبلِّغني أحدٌ من أصحابي عن أحدٍ شيئاً، فإنِّي أحبُّ أن أخْرُجَ إليكُمْ وأنَا سليمُ الصَّدْر». رواه أبو داود والترمذي[8].
1/1539- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah ada seorang pun di antara sahabatku menyampaikan sesuatu tentang (sahabat) yang lain, karena aku ingin keluar menemui kalian dalam keadaan hati yang bersih." (HR. Abu Daud dan Tirmizi) [8]
1) وجوب ستر حَال المسلم، وعدم تتبع عثراته، لأن ذلك يورث البغضاء والغل في الأنفس.
1) Kewajiban menutup aib seorang muslim dan tidak mencari-cari kesalahannya karena hal itu akan melahirkan sikap saling benci dan dendam dalam hati.
2) حث النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم علىٰ سلامة الصدر بين المؤمنين، لأن هذا من أعظم أسباب قوتهم وجمع كلمتهم. {وَٱعتَصِمُواْ بِحَبلِ ٱللَّهِ جَمِيعا وَلَا تَفَرَّقُواْ}.
2) Anjuran Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk menjaga kebersihan hati di antara orang beriman karena hal ini termasuk sebab paling besar untuk mewujudkan kekuatan dan menyatukan kalimat mereka; "Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Āli 'Imrān: 103)