اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

279 ــ باب النهي عن الافتخار والبغي

id

279- BAB LARANGAN MEMBANGGAKAN DIRI DAN MELAMPAUI BATAS

قَالَ الله تَعَالىٰ: {فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُم هُوَ أَعلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ} [ النجم: 32]، وقالَ تَعَالىٰ: {إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَظلِمُونَ ٱلنَّاسَ وَيَبغُونَ فِي ٱلأَرضِ بِغَيرِ ٱلحَقِّ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُم عَذَابٌ أَلِيم} [الشورىٰ: 42].

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS. An-Najm: 32) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Sesungguhnya dosa itu hanyalah atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih." (QS. Asy-Syūrā: 42)

1/1589 ــ وعن عياض بن حمَار رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الَله تَعَالىٰ أوْحَىٰ إليَّ أن تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لا يَبْغيَ أحدٌ علىٰ أحدٍ، ولا يَفْخرَ أحدٌ علىٰ أحدٍ». رواه مسلم.

id

1/1589- 'Iyāḍ bin Ḥimār -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah -Ta'ālā- telah mewahyukan kepadaku, hendaklah kalian bersikap tawaduk (rendah hati), sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan diri atas yang lain dan tidak ada seorang pun yang menzalimi yang lain." (HR. Muslim)

قالَ أهلُ اللُّغةِ: البَغْي: التَّعَدِّي والاسْتِطَالَةُ.

id

Para ahli bahasa menerangkan, "Al-Bagyu ialah melampaui batas dan berbuat zalim."

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان فضيلة التواضع بين المؤمنين، فهو خلق محبوب لله تعالىٰ، والموفَّق من هُدي إلىٰ ما يحبه الله تعالىٰ.

id

1) Menjelaskan keutamaan tawaduk kepada sesama mukmin, karena ia merupakan akhlak yang dicintai oleh Allah -Ta'ālā-, dan orang yang diberikan taufik adalah yang dibimbing melakukan hal yang dicintai oleh Allah -Ta'ālā-.

2) ذم الافتخار والبغي، لأنه من صفات الظالمين.

id

2) Celaan terhadap sikap bangga diri dan melampaui batas karena merupakan sifat orang-orang zalim.

2/1590 ــ وعن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إذَا قَالَ الرَّجُلُ: هَلَكَ النَّاسُ، فهُوَ أهْلَكُهُمْ». رواه مسلم.

id

2/1590- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jika seseorang berkata, 'Orang-orang telah binasa,' maka dialah yang paling binasa di antara mereka." (HR. Muslim)

الرِّوَايَةُ المَشْهُورَةُ: «أَهْلَكُهُمْ» بِرَفعِ الكَافِ، وَرُوِيَ بِنَصْبِهَا. وهذا النَّهْيُ لمَنْ قَالَ ذلكَ عُجْباً بنَفْسِهِ، وَتَصَاغُراً للنَّاسِ، وَارْتِفَاعاً عَلَيْهِمْ، فهذَا هُوَ الحَرَامُ، وَأَمَّا مَنْ قَالَهُ لمَا يَرىٰ في النَّاسِ مِنْ نَقْصٍ في أمْرِ دِينِهِمْ، وَقَالَهُ تَحَزُّناً عَلَيْهِمْ، وَعَلَىٰ الدِّينِ، فَلا بَأْسَ بِهِ. هكَذَا فَسَّرَهُ العُلَمَاءُ وَفَصَّلُوهُ، وَمِمَّن قَالَهُ مِنَ الأئِمَّةِ الأعْلامِ: مالكُ بنُ أَنسٍ، وَالخَطَّابيُّ، وَالحُمَيْدِيُّ وآخرون، وقد أوضَحْته في كِتَابِ «الأذْكَارِ».

id

Riwayat yang masyhur adalah "أَهْلَكُهُمْ" (ahlakuhum), dengan mendamahkan "kāf" (artinya: yang paling binasa di antara mereka). Juga diriwayatkan dengan memfatahkannya (artinya: yang membinasakan mereka). Larangan ini berlaku bagi orang yang mengucapkan hal itu dengan tujuan membanggakan diri, merendahkan orang lain, dan menyombongkan dirinya atas mereka. Inilah yang diharamkan. Adapun orang yang mengucapkannya berdasarkan kelalaian yang dia saksikan pada orang-orang itu dalam urusan agama mereka, maka tidak mengapa. Seperti inilah yang dijelaskan dan dirincikan oleh para ulama. Di antara ulama besar yang berpendapat seperti ini ialah Mālik bin Anas, Al-Khaṭṭābiy, Al-Ḥumaidiy, dan lainnya, dan aku telah menerangkannya dalam kitab Al-Ażkār.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) النهي عن الإعجاب بالنفس واحتقار الآخرين.

id

1) Larangan membanggakan diri (ujub) dan merendahkan orang lain.

2) إن ذكر عيوب الناس سبب في إشاعة المنكرات بينهم، لأن الناس يقلِّدُ بعضهم بعضاً.

id

2) Menceritakan kekurangan manusia adalah sebab tersebarnya kemungkaran di tengah-tengah mereka karena orang-orang akan saling mengikuti satu sama lain.