قَالَ الله تَعَالىٰ: {لَا يُؤَاخِذُكُمُ ٱللَّهُ بِٱللَّغوِ فِي أَيمَٰنِكُم وَلَٰكِن يُؤَاخِذُكُم بِمَا عَقَّدتُّمُ ٱلأَيمَٰنَ فَكَفَّٰرَتُهُۥ إِطعَامُ عَشَرَةِ مَسَٰكِينَ مِن أَوسَطِ مَا تُطعِمُونَ أَهلِيكُم أَو كِسوَتُهُم أَو تَحرِيرُ رَقَبَة فَمَن لَّم يَجِد فَصِيَامُ ثَلَٰثَةِ أَيَّام ذَٰلِكَ كَفَّٰرَةُ أَيمَٰنِكُم إِذَا حَلَفتُم وَٱحفَظُواْ أَيمَٰنَكُم} [المائدة: 89].
Allah -Ta'ālā- berfirman, "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafaratnya (denda pelanggaran sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian atau memerdekakan seorang hamba sahaya. Barang siapa tidak mampu melakukannya, maka (kafaratnya) berpuasalah tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu apabila kamu bersumpah. Dan jagalah sumpahmu." (QS. Al-Mā`idah: 89).
1/1719ــ وعن عائشةَ رضي الله عنها قَالَت: أُنزلتْ هذه الآية: ﴿لَا يُؤَاخِذُكُمُ ٱللَّهُ بِٱللَّغوِ فِي أَيمَٰنِكُم ﴾ في قول الرَّجُلِ: لاواللهِ، وبلىٰ واللهِ. رواه البخاري.
1/1719- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Ayat ini: Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah) ...' diturunkan pada perkataan seseorang, 'tidak, demi Allah' dan 'ya, demi Allah'." (HR. Bukhari)
لغو اليمين: هي اليمين التي يقولها الإنسان علىٰ لسانه، ولا يقصدها بقلبه.
لَغْوُ الْيَمِيْنِ (lagwul-yamīn): sumpah yang diucapkan seseorang pada lisannya namun tidak diniatkan oleh hatinya.
1) بيان رحمة الله _عز وجل_ بعباده، حيث لم يؤاخذهم فيما يجري علىٰ ألسنتهم من الحلف غير المقصود، فلا يلزمهم الوفاء به.
1) Menjelaskan rahmat Allah -'Azza wa Jalla- kepada hamba-Nya, yaitu Allah tidak menghukum mereka pada sumpah yang mengalir pada lisan mereka tanpa disengaja, sehingga tidak harus mereka penuhi.
2) التنبيه علىٰ قاعدة الشريعة: اعتبار النيات والقصود، في الألفاظ والعقود.
2) Mengingatkan kaidah agama yang berbunyi, "Niat dan tujuan menjadi acuan dalam lafal dan akad transaksi."
3) السنة النبوية ملازمة للكتاب الكريم؛ تفسّره، وتُوضّح مُبهمه.
3) Sunnah Nabi tidak bisa dipisahkan dari Al-Qur`ān Al-Karīm, karena Sunnah menafsirkan Al-Qur`ān dan menjelaskan yang samar darinya.