1/1715 ــ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمن بْنِ سَمُرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لي رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «وَإذَا حَلَفْتَ عَلَىٰ يَمِينٍ، فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْراً مِنْهَا فَائْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ، وَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ». متفقٌ عليه.
7/1715- Abdurrahman bin Samurah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah bersabda kepadaku, "Bila engkau bersumpah pada suatu sumpah lalu engkau melihat ada hal lain yang lebih baik, maka kerjakanlah yang lebih baik itu dan bayarlah kafarat untuk sumpahmu." (Muttafaq 'Alaih)
2/1716 ــ وَعَنْ أَبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ حَلَفَ عَلَىٰ يَمِينٍ، فَرَأَىٰ غَيْرَهَا خَيْراً مِنْهَا، فَلْيُكَفِّرْ عَنْ يَمِينِهِ، وَلْيَفْعَلِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ». رواهُ مسلم.
2/1716- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang bersumpah atas suatu sumpah lalu dia melihat ada hal lain yang lebih baik dari sumpahnya, hendaklah dia membayar kafarat untuk sumpahnya dan mengerjakan yang lebih baik itu." (HR. Muslim)
3/1717 ــ وَعَنْ أَبي مُوسَىٰ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إنِّي ــ واللهِ، إنْ شَاءَ اللهُ ــ لاَ أَحْلِفُ عَلَىٰ يَمِينٍ، ثُمَّ أَرَىٰ خَيْراً مِنهَا إلَّا كَفَّرْتُ عَنْ يَمِيني، وَأَتَيْتُ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ». متفق عليه.
3/1717- Abu Mūsā -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Demi Allah! Insya Allah, sungguh tidaklah aku bersumpah atas suatu sumpah lalu aku melihat selainnya lebih baik kecuali aku membayar kafarat untuk sumpahku dan aku melakukan yang lebih baik itu." (Muttafaq 'Alaih)
4/1718 ــ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لأنْ يَلِجَّ أَحَدُكُمْ في يَمِينِهِ في أَهْلِهِ آثمُ لَهُ عِنْدَ الله تَعَالَىٰ مِنْ أَنْ يُعْطِيَ كَفَّارَتَهُ الَّتي فَرَضَ الله عَلَيْهِ». متفقٌ عليه.
4/1718- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh bila salah seorang di antara kalian bersikukuh dalam sumpahnya pada keluarganya, itu lebih berdosa baginya di sisi Allah -Ta'ālā- daripada dia membayar kafarat sumpah yang telah Allah wajibkan kepadanya." (Muttafaq 'Alaih)
قولُهُ: «يَلَجَّ» بِفَتْحِ اللاَّمِ، وَتَشْدِيدِ الجِيمِ: أَيْ يَتَمَادَىٰ فِيهَا، وَلاَ يُكَفِّر. وقولُهُ: «آثمُ» هو بالثاءِ المثَلَّثَة، أيْ: أَكْثَرُ إثْماً.
Sabda beliau: "يَلَجَّ" (yalajja), dengan memfatahkan "lām" dan mentasydid "jīm", yaitu dia bersikukuh melanjutkan (sumpah)nya dan tidak membayar kafarat. Sedangkan "آثمُ" (āṡam), dengan "ṡā`", artinya: lebih berdosa.
1) الواجب علىٰ العبد إذا حلف علىٰ شيء، ورأىٰ غيره خيراً منه أن يكفر عن يمينه، ويأتي الذي هو خير.
1) Bila seorang hamba telah bersumpah atas sesuatu kemudian dia melihat ada hal lain yang lebih baik dari sumpahnya, hendaklah dia membatalkan sumpahnya tersebut dan membayar kafarat, kemudian mengerjakan hal yang lebih baik itu.
2) إن التكفير عن اليمين وفعل الأفضل، خيرٌ للعبد من أن يتورع عن ارتكاب ما حلف ألا يفعله خشية الإثم، بل استمراره علىٰ عدم الحنث وحصول الضرر أشد إثماً.
2) Membayar kafarat sumpah dan mengerjakan yang lebih utama dari objek sumpahnya adalah lebih baik bagi hamba daripada bersikap warak (hati-hati) dari melanggar sumpahnya karena takut dosa. Bahkan bila sikap bersikukuhnya untuk tidak melanggar sumpah menyebabkan terjadinya keburukan, maka itu lebih berdosa.
ذكر (الأهل) في الحديث الأخير خرج مخرج الغالب، وهو في مقام المبالغة، وإلا فإن الحكم يتناول غير الأهل أيضاً.
Penyebutan kata "keluarga" dalam hadis terakhir ialah hanya menyebutkan hal yang dominan, yaitu disebutkan sebagai bentuk hiperbola, tetapi sebenarnya hukum tersebut berlaku juga bagi selain keluarga.