قال الله تعالىٰ: {مُّحَمَّدٞ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡۖ} [الفتح: 29] إلىٰ آخِرِ السورة، وقال تعالىٰ: {وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ} [الحشر: 9].
Allah -Ta'ālā- berfirman, "Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." [(QS. Al-Fatḥ: 29, hingga akhir ayat) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka." (QS. Al-Ḥasyr: 9)
1) محبة المؤمنين بعضهم بعضاً علامة صدق الإيمان، ومن لوازم الأخوة في الله.
1) Saling cinta di antara orang-orang beriman adalah tanda ketulusan iman dan konsekuensi persaudaraan karena Allah.
2) أكمل المؤمنين إيماناً أحبهم إلىٰ الخلق، وأنفعهم لعباد الله تعالىٰ.
2) Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling cinta kepada makhluk dan paling bermanfaat kepada hamba-hamba Allah -Ta'ālā-.
1/375 ــ وعن أنسٍ رضي الله عنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: « ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَ حَلاَوَةَ الإيمَان: أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُما، وَأنْ يُحِبَّ المَرْءَ لا يُحِبُّهُ إلَّا لله، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ في الكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ في النَّارِ». متفقٌ عليه.
1/375- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Ada tiga perkara, Siapa yang memilikinya niscaya dia merasakan manisnya iman. Yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lain, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya darinya sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka." (Muttafaq ‘Alaih)
1) محبة الرسول صلى الله عليه وسلم تابعة ونابعة من محبة الله سبحانه وتعالىٰ، لقوله في الحديث: «الله ورسوله»، ولم يقل ثم رسوله.
1) Cinta kepada Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengikuti dan sekaligus lahir dari cinta kepada Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-, berdasarkan sabda Rasulullah dalam hadis di atas: "Allah dan Rasul-Nya", beliau tidak mengatakan: kemudian Rasul-Nya.
2) حلاوة الإيمان تكون بالشعور بلذة الطاعة والرغبة فيها، وإيثارها علىٰ أهواء النفس.
2) Rasa manisnya iman adalah dengan merasakan nikmatnya ketaatan dan senang kepadanya serta mendahulukannya di atas hawa nafsu.
2/376 ــ وعن أبي هريرةَ رضي الله عنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: «سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ: إمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ في عِبَادَةِ الله _عز وجل_، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ، وَرَجُلانِ تَحَابَّا في الله اجْتَمَعَا عَلَيْهِ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ حُسْنٍ وَجَمَالٍ، فقال: إنِّي أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ، فَأَخْفَاهَا حَتَّىٰ لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ». متفق عليه.
2/376- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Tujuh golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Yaitu: penguasa yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, orang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka bertemu dan berpisah karena Allah, orang yang diajak berzina oleh perempuan mulia nan cantik lalu dia mengatakan: aku takut kepada Allah, orang yang memberi sedekah dan dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya, dan orang yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian lalu mengucur air matanya." (Muttafaq 'Alaih)
سبعة: ليس المراد بالسبعة حقيقة العدد، ولكنهم سبعة أصناف، ومن كل صنف عددٌ لا يحصيهم إلا الله _عز وجل_.
سَبْعَةٌ (tujuh): bukan bermakna tujuh orang menurut hakikat bilangan, tetapi maksudnya tujuh golongan/kelompok; dari setiap golongan terdapat sejumlah orang yang tidak diketahui banyaknya kecuali oleh Allah -'Azza wa Jalla-.
الإمام: من ولي شيئاً من أمور المسلمين.
الإِمَامُ (penguasa): orang yang mengurus berbagai urusan kaum muslimin.
تفرقا عليه: بأجسادهما وأبدانهما لسفر أو موت.
تَفَرُّقًا عَلَيْهِ (berpisah karena Allah): yaitu berpisah badan karena suatu perjalanan atau kematian.
1) المتحابون في الله لايقطع محبتهم في الله شيء من أمور الدنيا، ولا يفرقهم إلا الموت.
1) Orang-orang yang saling mencintai karena Allah, ikatan cinta mereka tidak akan diputuskan oleh urusan dunia dan tidak akan dipisahkan oleh kematian.
2) المعنىٰ الصحيح للمحبة في الله، ألا تبنىٰ هذه المحبة علىٰ مصلحة دنيوية، بحيث إذا زالت أو نقصت هذه المصلحة فاتت المحبة.
2) Makna yang benar tentang cinta karena Allah adalah bahwa cinta tersebut tidak dibangun di atas kepentingan dunia yang apabila kepentingan tersebut hilang atau berkurang cinta juga menjadi hilang.
3/377 ــ وعنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إنّ الله تعالىٰ يقولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: أَيْنَ المُتَحَابُّونَ بِجَلالي؟ الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ في ظِلِّي يَوْمَ لاَ ظِلَّ إلاّ ظِلِّي». رواه مسلم.
3/377- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah -Ta'ālā- berfirman pada hari Kiamat, 'Di manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku menaungi mereka dalam naungan-Ku ketika tidak ada naungan selain naungan-Ku'." (HR. Muslim)
1) فضل الحب في الله، وحث أهل الإيمان علىٰ التحابب في الله تعالىٰ.
1) Keutamaan mencintai karena Allah serta anjuran kepada orang-orang beriman supaya saling mencintai karena Allah -Ta'ālā-.
2) الجزاء من جنس العمل؛ فمن آثر محبة الله تعالىٰ علىٰ الشهوات، وتَعبَ في الطاعة، آثره الله تعالىٰ بالظل يوم القيامة.
2) Balasan sesuai jenis perbuatan; yaitu orang yang mengedepankan cinta kepada Allah di atas hawa nafsu serta dia lelah di dalam ketaatan, maka Allah -Ta'ālā- akan mengutamakannya pada naungan di hari Kiamat.
4/378 ــ وعنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «وَالَّذِي نَفْسي بِيَدِهِ لا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا، وَلا تُؤْمِنُوا حَتَّىٰ تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلىٰ شَيْءٍ إذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلامَ بَينكم». رواه مسلم.
4/378- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya! Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu, jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!" (HR. Muslim)
1) لا يكمل إيمان العبد حتىٰ يحب لأخيه مايحب لنفسه من الخير.
1) Tidak sempurna iman seorang hamba sampai dia mencintai kebaikan bagi saudaranya sebagaimana yang dia cintai untuk dirinya.
2) من أسباب المحبة أن يُظهر المسلم السلام بين إخوانه، يُسلم علىٰ مَن لقيه مِن المسلمين، سواء عرفه أو لم يعرفه.
2) Di antara sebab saling mencintai adalah menghidupkan salam di tengah-tengah saudara seIslam, yaitu memberi salam kepada siapa pun yang dia jumpai di antara kaum muslimin, baik dia mengenalnya maupun tidak.
3) علىٰ العبد أن يسعىٰ لكل سبب يوجب المودة والمحبة بين المسلمين.
3) Wajib atas seorang hamba untuk mengerjakan semua faktor yang akan melahirkan cinta dan kasih sayang di antara kaum muslimin.
4) السلام لا يُلقىٰ إلا علىٰ المسلمين، لقوله عليه الصلاة والسلام: «بينكم»، فلا يجوز البدء بإلقاء السلام علىٰ الكافرين.
4) Ucapan salam tidak diberikan kecuali kepada orang Islam; berdasarkan sabda Nabi -'alaihiṣ-ṣalātu was-sallām-: "di antara kalian", sehingga tidak boleh memulai salam kepada orang kafir.
5/379 ــ وعنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم: «أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخاً لَهُ في قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ عَلىٰ مَدْرَجَتِهِ مَلَكاً» وذكر الحديث إلىٰ قوله: «إنَّ الله قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبتَهُ فِيهِ». رواه مسلم. وقد سبق بالباب قبله.
5/379- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ada seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di desa lain. Kemudian Allah mengutus seorang malaikat untuk menunggunya di jalan yang dia lalui... Dia membawakan hadis ini sampai di ucapan: "... bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya karena Allah." (HR. Muslim, dan telah dibawakan di bab sebelumnya)
مدرجته: طريقه.
مَدْرَجَتِهِ (madrajatihi): jalannya.
1) مَن أحبَّ أهل الإيمان أحبَّهُ الله تعالىٰ.
1) Siapa yang mencintai orang beriman maka Allah -Ta'ālā- akan mencintainya.
2) أعظم حظٍّ يناله العبد هو نيل محبة الله تعالىٰ له، فالحظ العظيم هو أن يحب اللهُ تعالىٰ عبدَه بالاتباع والاقتداء، وليس الشأن أن يحب العبدُ ربَّه بالادعاء {قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّه}.
2) Keuntungan terbesar yang didapatkan oleh seorang hamba yaitu meraih cinta Allah -Ta'ālā- kepadanya. Sehingga keuntungan yang paling besar adalah ketika Allah -Ta'ālā- mencintai hamba-Nya karena dia mengikuti dan meneladani Rasulullah. Bukan urusan hamba itu mencintai Rabb-nya dengan klaim semata; "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu.'" (QS. Āli 'Imrān: 31)
6/380 ــ وعن البَرَاءِ بن عَازِبٍ رضي الله عنهما عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم أنه قال في الأَنْصَارِ: «لا يُحِبُّهُمْ إلَّا مُؤْمِنٌ، وَلا يُبْغِضُهُمْ إلَّا مُنَافِقٌ، مَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللهُ، وَمَنْ أَبْغَضَهم أَبْغَضَهُ اللهُ». متفقٌ عليه.
6/380- Al-Barā` bin 'Āzib -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda tentang orang-orang Anṣār, "Tidaklah mencintai mereka kecuali orang beriman, dan tidak membenci mereka kecuali orang munafik. Siapa yang mencintai mereka niscaya Allah mencintainya, dan siapa yang membenci mereka niscaya Allah membencinya." (Muttafaq ‘Alaih)
1) حبّ الأنصار من الإيمان، وبغضهم من شعب النفاق والكفران، فهم الذين ناصروا رسول الله صلى الله عليه وسلم والمهاجرين. رضي الله عنهم أجمعين.
1) Mencintai orang-orang Ansar adalah bagian dari keimanan, sedangkan membenci mereka adalah bagian dari cabang kemunafikan dan kekafiran; karena merekalah yang membela Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan kaum Muhajirin. Semoga Allah meridai mereka semuanya.
2) حبّ أولياء الله سبحانه ونصرتهم سبب في حب الله عبدَه.
2) Mencintai dan membela wali Allah adalah sebab Allah mencintai hamba-Nya.
قال الإمام الطحاوي ــ رحمه الله ــ : «ونُحبُّ أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم، ولا نفرط في حب أحد منهم، ولا نتبرأ من أحد منهم. ونبغض مَن يبغضهم، وبغير الخير يذكرهم، ولا نذكرهم إلا بخير. وحبهم دين وإيمان وإحسان، وبغضهم كفر ونفاق وطغيان».
Imam Aṭ-Ṭaḥāwiy -raḥimahullāh- berkata, "Kita (Ahli Sunnah) mencinta sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Kita tidak berlebihan dalam mencintai sebagian mereka dan tidak berlepas diri dari sebagian yang lain. Kita membenci orang yang membenci mereka dan yang menyebut mereka dengan sebutan yang buruk. Kita tidak menyebut mereka kecuali dengan yang baik. Mencintai mereka adalah bagian dari agama, iman, dan ihsan. Sedangkan membenci mereka adalah kekufuran, kemunafikan, dan kezaliman."
7/381 ــ وعن مُعَاذٍ رضي الله عنه قال: سَمِعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «قَالَ اللهُ _عز وجل_: المُتَحَابُّونَ في جَلاَلِي، لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ، يَغْبِطُهُمُ النَّبِيُّونَ وَالشّهَدَاءُ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحّ.
7/381- Mu'āż -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Allah berfirman, 'Orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku, mereka mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat iri para nabi dan orang-orang yang syahid.'" (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadisnya hasan sahih")
يغبطهم: يتمنون أن لهم مثلهم من المنزلة والشرف دون زوالها عنهم، وهو المسمّىٰ: حسد الغبطة.
يَغْبِطُهُمُ (yagbiṭuhum): berharap seandainya dia mendapatkan kedudukan dan kemuliaan semisal mereka tanpa mengharapkan hilangnya kedudukan dan kemuliaan tersebut dari mereka. Inilah yang disebut hasad jenis gibṭah.
1) للمتحابين في جلال الله منزلة عظيمة ومقام كريم، فهم علىٰ نور في الدنيا ولهم منابر من نور يوم القيامة.
1) Orang-orang yang saling mencintai karena Allah akan mendapatkan kedudukan yang besar dan tempat yang mulia; yaitu mereka berada di atas cahaya di dunia dan akan mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya di hari Kiamat.
2) التنافس في الخيرات سبيل المؤمنين الصادقين.
2) Berlomba dalam kebaikan adalah jalannya orang-orang beriman yang tulus.
8/382 ــ وعن أبي إدريسٍ الخَوْلانيِّ ــ رَحِمَهُ الله ــ قال: دَخَلْتُ مَسْجِدَ دِمَشْقَ، فَإذَا فَتىٰ بَرَّاقُ الثَّنَايَا، وَإذَا النَّاسُ مَعَهُ، فَإذَا اخْتَلَفُوا في شَيْءٍ أسْنَدُوهُ إلَيْهِ، وَصدَرُوا عَنْ رَأْيِهِ، فَسَأَلْتُ عَنْهُ، فَقِيلَ: هَذَا مُعَاذُ بنُ جَبَلٍ رضي الله عنه، فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ هَجَّرْتُ، فَوَجَدْتُهُ قَدْ سَبَقَنِي بِالتَّهْجِيرِ، وَوَجَدْتُهُ يُصَلِّي، فَانْتَظَرْتُهُ حَتَّىٰ قَضَىٰ صلاتَهُ، ثُمَّ جِئْتُهُ مِنْ قِبَلِ وَجْهِهِ، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، ثُمَّ قُلْتُ: وَاللهِ إنِّي لأُحِبُّكَ لله، فَقَالَ: آلله؟ فَقُلْتُ: الله، فقال: آلله؟ فَقُلتُ: الله، فَأَخَذَنِي بِحَبْوَةِ رِدَائِي، فَجَبَذَني إلَيْهِ، فَقَالَ: أَبْشِر، فَإنِّي سَمِعْتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «قال اللهُ تعالَى: وَجبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتحابِّينَ فِيَّ، وَالمُتَجَالِسِيْنَ فِيَّ، وَالمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ، وَالمُتبَاذِلِينَ فِيَّ». حديث صحيح رواه مالِك في المُوَطَّأ بإسنادِهِ الصَّحيحِ.
8/382- Abu Idrīs Al-Khaulāniy -raḥimahullāh- berkata: Aku pernah masuk Masjid Damaskus, ternyata ada seorang pemuda yang murah senyum, dan orang-orang mengerumuninya; apabila mereka berbeda pendapat, mereka menyerahkan dan meminta pertimbangannya lalu melaksanakannya. Lantas aku bertanya tentang orang itu. Ada yang menjawab, "Dia adalah Mu'āż bin Jabal -raḍiyallāhu 'anhu-." Keesokan harinya, pagi-pagi aku datang ke masjid tetapi dia telah datang lebih pagi dariku. Aku mendapatinya sedang salat. Lantas aku menunggunya sampai dia menyelesaikan salatnya. Lalu aku mendekatinya dari arah depan. Aku mengucapkan salam lalu berkata, "Demi Allah! Aku mencintaimu karena Allah." Dia berkata, "Apakah benar, karena Allah?" Aku menjawab, "Ya, karena Allah." Dia bertanya, "Apakah benar, karena Allah?" Aku menjawab, "Ya, karena Allah." Lantas dia menarik ujung selendangku dan mendekatkanku kepadanya. Dia berkata, "Bergembiralah! Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Allah -Ta'ālā- berfirman, 'Kecintaan-Ku pasti diperoleh oleh orang yang saling mencintai karena-Ku, saling berkumpul karena-Ku, saling mengunjungi karena-Ku, dan saling memberi karena-Ku.'" (Hadis sahih; HR. Malik dalam Al-Muwaṭṭa` dengan sanad sahih)
قَوْلُهُ: «هَجَّرْتُ» أَيْ بكَّرْتُ، وَهُوَ بتشديد الجيم. قوله: «آلله، فَقُلْتُ: الله» الأوَّلُ بهمزةٍ ممدودةٍ للاستفهامِ، والثاني بِلا مدّ.
Kata: "هَجَّرْتُ" (hajjartu) maksudnya: aku pergi dengan segera; yaitu dengan mentasydidkan "jīm". Kalimat: (آلله، فَقُلْتُ: الله), yang pertama dengan "hamzah" yang bermad yang menunjukkan pertanyaan, sedangkan yang kedua tanpa mad.
برّاق الثنايا: حسن الثغر، لايرىٰ إلا مبتسماً.
بَرَّاقُ الثَّنَايَا: giginya mengkilat, tidak terlihat kecuali tersenyum.
صدروا عن رأيه: رجعوا إليه وأخذوا به.
صدَرُوا عَنْ رَأْيِهِ: mereka berkonsultasi kepadanya dan mengamalkannya.
المتباذلين فيَّ: المتعاونين والمنفقين من أجلي.
المُتبَاذِلِينَ فِيَّ: orang-orang yang saling bantu dan saling memberi karena-Ku.
1) استحباب إخبار المحب لمن يحبه، فيقول له: إني أحبك في الله.
1) Anjuran agar orang yang mencintai memberi tahu orang yang dicintainya dengan mengatakan: aku mencintaimu karena Allah.
2) من الأدب لمن قصد إنساناً في حاجة أن يأتِيَه من تلقاء وجهه، حتىٰ لايفزع.
2) Di antara adab menemui orang lain karena suatu keperluan agar datang dari arah depannya supaya dia tidak terkejut.
3) لابد للناس من عالم يأخذهم بكتاب الله وسنة رسوله صلى الله عليه وسلم، إليه يرجعون، وعن فتواه يصدرون.
3) Masyarakat harus memiliki orang berilmu yang akan membimbing mereka kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan sebagai tempat mereka bertanya dan berkonsultasi.
4) بيان عظيم فضل المحبة في الله، التي من ثمارها التزاور والتباذل والتعاون، وكلها روابط تقوي عرىٰ المحبة في الله.
4) Menjelaskan besarnya keutamaan cinta karena Allah yang akan melahirkan sikap saling mengunjungi, saling membantu, dan saling menolong, di mana kesemuanya adalah bentuk pertalian yang akan menguatkan tali cinta karena Allah.
9/383 ــ عن أبي كَرِيمَةَ المِقْدَامِ بْن مَعْدِ يَكرِبَ رضي الله عنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: «إذا أَحَبَّ الرَّجُلُ أخَاهُ فَلْيُخْبِرْه أنّهُ يُحِبُّهُ». رواه أبو داود، والترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ.
9/383- Abu Karīmah Al-Miqdām bin Ma'dī Karib -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Jika seseorang mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahukan kepadanya bahwa dia mencintainya." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadisnya hasan")
1) من أحب أخاه في الله فليخبره، فهذا من هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم.
1) Siapa yang mencintai saudaranya karena Allah hendaklah dia memberitahukan hal itu kepadanya; ini termasuk petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
2) إعلام الرجل أخاه أنه يحبه في الله: سببٌ لتوثيق الأخوة، وزيادة الألفة، وتأكيد عرىٰ المودة.
2) Pemberitahuan seseorang kepada saudaranya bahwa dia mencintainya karena Allah adalah sarana memperkuat persaudaraan, meningkatkan keakraban, dan memperkukuh tali kasih sayang.
10/384 ــ وعن مُعَاذٍ رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم أَخَذَ بِيَدِهِ ، وقال: «يَا مُعَاذُ، واللهِ إنِّي لأُحِبُّكَ، ثُمَّ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ: لاَ تَدَعَنَّ في دُبُرِ كُلِّ صَلاةٍ تَقُولُ: اللَّهم أَعِنِّي عَلىٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ». حديثٌ صحيحٌ، رواه أبو داود والنسائي بإسناد صحيح.
10/384- Mu'āż -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menggandeng tangannya dan bersabda, "Wahai Mu'āż! Demi Allah! Sungguh aku mencintaimu. Kemudian, aku wasiatkan kepadamu, wahai Mu'āż, jangan sekali-kali engkau tinggalkan di akhir setiap salat membaca, 'Allāhumma a'innī 'alā żikrika wa syukrika wa ḥusni 'ibādatika (Ya Allah! Bantulah aku untuk berzikir mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu serta beribadah dengan baik kepada-Mu)." (Hadis sahih; HR. Abu Daud, Tirmizi, dan An-Nasā`iy dengan sanad sahih)
دُبر كل صلاة: يعني في آخر كل صلاة مفروضة قبل السلام.
دُبُرِ كُلِّ صَلاةٍ: di akhir setiap salat fardu, sebelum salam.
1) من السنة إذا أحببت شخصاً أن تقول له: إني أحبك.
1) Termasuk Sunnah, ketika Anda mencintai seseorang untuk mengatakan kepadanya: aku mencintaimu.
2) فضل معاذ بن جبل رضي الله عنه؛ لأن النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم خصّه بهذه الوصية الخالصة لمحبته صلى الله عليه وسلم له.
2) Besarnya keutamaan Mu'āż bin Jabar -raḍiyallāhu 'anhu- karena Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengkhususkannya dengan wasiat khusus ini lantaran kecintaan beliau kepadanya.
3) استحباب التزام هذا الدعاء قبل السلام من الصلاة.
3) Anjuran merutinkan doa ini di dalam salat sebelum salam.
قال أهل العلم: ما ورد من قوله صلى الله عليه وسلم: «دُبر كل صلاة» يُنظر في سياقه، فإن كان من باب الثناء والذكر، كالتسبيح والتحميد والتكبير، فمحله بعد الصلاة. وما كان من باب الدعاء، كحديث معاذ فمحله قبل الصلاة.
Para ulama berkata, "Hadis-hadis Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang menyebutkan (دُبُرِ كُلِّ صَلاةٍ/di akhir setiap salat) hendaknya dilihat konteksnya; jika terkait pujian dan zikir seperti tasbīḥ, taḥmīd, dan takbīr, maka momen membacanya adalah setelah salat. Tetapi bila terkait doa, seperti hadis Mu'āż ini, maka momen membacanya adalah sebelum salam."
قال العلَّامة ابن القيم ــ رحمه الله تعالىٰ ــ:
Al-'Allāmah Ibnul Qayyim -raḥimahullāh- berkata,
«وبالجملة... فلا ريب أن عامة أدعيته التي كان يدعو بها وعلمها الصدِّيق إنما هي في صلب الصلاة، وأما حديث معاذ بن جبل: لا تنسَ أن تقول دُبر كل صلاة... فدبر الصلاة يُراد به آخرها قبل السلام منها... ويراد به ما بعد السلام كقوله: تسبحون الله وتكبرون وتحمدون دبر كل صلاة...».
"Secara umum... tidak diragukan, bahwa mayoritas doa yang beliau baca dan yang beliau ajarkan kepada Aṣ-Ṣiddīq adalah doa dalam salat. Adapun hadis yang diriwayatkan oleh Mu'āż bin Jabal: "Jangan lupa membaca di setiap akhir salat..." Kata akhir salat "dubur aṣ-ṣalāh" maksudnya akhir salat sebelum salam... Juga, kadang maksudnya setelah salam, seperti dalam sabda beliau: "Agar kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid kepada Allah di akhir setiap salat..."
وقال أيضاً: «ودبر الصلاة يحتمل قبل السلام وبعده».
Beliau juga berkata, "Dubur aṣ-ṣalāh (akhir salat) berpotensi memiliki makna sebelum salam dan juga setelah salam."
(زاد المعاد في هدي خير العباد)
(Zādul-Ma'ād fī Hadyi Khairil-'Ibād)
11/385 ــ وعن أنس ٍرضي الله عنه أنَّ رَجُلاً كانَ عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ، فَقال: يَا رسولَ الله إنِّي لأُحِبّ هذَا، فقال له النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «أَأَعلَمْتَهُ ؟» قَالَ: لا، قَالَ: «أَعْلِمْهُ» فَلَحِقَهُ، فَقَالَ: إنِّي أُحِبُّكَ في الله، فقالَ: أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ. رواه أبو داود بإسنادٍ صحيح.
11/385- Anas bin Mālik -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa ada seorang laki-laki yang sedang berada di sisi Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Tiba-tiba ada orang yang melintas. Laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku mencintai orang itu." Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertanya, "Apakah engkau sudah memberitahukan kepadanya tentang itu?" Dia menjawab, "Belum." Beliau bersabda, "Beri tahukan kepadanya!" Lantas orang itu menyusulnya dan berkata, "Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah." Orang itu menjawab, "Semoga Allah yang engkau mencintaiku karena-Nya mencintai dirimu." (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)
1) إعلام الشخص بمحبتك له مما يقوي الصلة ويزيد الألفة.
1) Memberi tahu seseorang bahwa Anda mencintainya akan memperkuat hubungan persaudaraan dan meningkatkan keakraban.
2) من أخبره أخوه أنه يحبه، فليخبره ويدعو له بقوله: أحبك الله الذي أحببتني له.
2) Siapa yang diberitahukan oleh saudaranya bahwa dia mencintainya hendaklah dia mengabarkannya serta mendoakannya dengan doa: Aḥabbakallāh al-lażī aḥbabtanī lahu (Semoga Allah yang engkau mencintaiku karena-Nya mencintai dirimu).
3) ما من خير إلا ودل رسول الله صلى الله عليه وسلم الأمة عليه، ومن ذلك أنّه علّمهم كيف يحبون بعضهم، وكيف تزداد محبتهم. فأين بعض المسلمين اليوم من هدي نبيهم صلى الله عليه وسلم؟
3) Tidak ada suatu kebaikan kecuali telah ditunjukkan oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada umat ini, di antaranya beliau mengajarkan mereka cara agar mereka saling mencintai dan cara agar cinta tersebut dapat bertambah. Maka, di manakah sebagian kaum muslimin hari ini dari petunjuk Nabi mereka -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam?