قال الله تعالىٰ: {وَإِيَّٰيَ فَٱرهَبُونِ} [البقرة: 40] ، وقال تعالىٰ: {إِنَّ بَطشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ} [البروج:12]، وقال تعالىٰ: {وَكَذَٰلِكَ أَخذُ رَبِّكَ إِذَآ أَخَذَ ٱلقُرَىٰ وَهِيَ ظَٰلِمَةٌ إِنَّ أَخذَهُۥٓ أَلِيمٞ شَدِيدٌ * إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَة لِّمَن خَافَ عَذَابَ ٱلأٓخِرَةِ ذَٰلِكَ يَومٞ مَّجمُوعٞ لَّهُ ٱلنَّاسُ وَذَٰلِكَ يَومٞ مَّشهُودٞ * وَمَا نُؤَخِّرُهُۥٓ إِلَّا لِأَجَل مَّعدُود * يَومَ يَأتِ لَا تَكَلَّمُ نَفسٌ إِلَّا بِإِذنِهِۦ فَمِنهُم شَقِيّٞ وَسَعِيدٞ * فَأَمَّا ٱلَّذِينَ شَقُواْ فَفِي ٱلنَّارِ لَهُم فِيهَا زَفِيرٞ وَشَهِيقٌ} [هود: 102ــ 106]، وقال تعالىٰ: {وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفسَهُ} [آل عمران: 28] ، وقال تعالىٰ: {يَومَ يَفِرُّ ٱلمَرءُ مِن أَخِيهِ * وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ * وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ * لِكُلِّ ٱمرِيٕ مِّنهُم يَومَئِذ شَأنٞ يُغنِيهِ} [عبس: 34ــ37]، وقال تعالىٰ: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُم إِنَّ زَلزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَيءٌ عَظِيمٞ * يَومَ تَرَونَهَا تَذهَلُ كُلُّ مُرضِعَةٍ عَمَّآ أَرضَعَت وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَملٍ حَملَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٞ} [الحج: 1ـ 2]، وقال تعالىٰ: {وَلِمَن خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ} [الرحمن: 46] الآيات، وقال تعالىٰ: {وَأَقبَلَ بَعضُهُم عَلَىٰ بَعض يَتَسَآءَلُونَ * قَالُوٓاْ إِنَّا كُنَّا قَبلُ فِيٓ أَهلِنَا مُشفِقِينَ * فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَينَا وَوَقَىٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ * إِنَّا كُنَّا مِن قَبلُ نَدعُوهُۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلبَرُّ ٱلرَّحِيمُ} [الطور: 25 ــ 28]. والآيات في الباب كثيرة جداً معلومات، والغرض الإشارةُ إلىٰ بعضها وقد حَصلَ.
Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan takutlah hanya kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah: 40) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Sungguh, azab Tuhanmu sangat keras." (QS. Al-Burūj: 12) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk). Dan Kami tidak akan menunda, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara kecuali dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka; di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik napas (dengan merintih)." (QS. Hūd: 102-106) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya." (QS. Āli 'Imrān: 28) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya." (QS. 'Abasa: 34-37) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras." (QS. Al-Ḥajj: 1-2) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga." (QS. Ar-Raḥmān: 46) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling bertegur sapa. Mereka berkata, 'Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab). Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu. Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang.'" (QS. Aṭ-Ṭūr: 25-28) Ayat-ayat dalam hal ini sangat banyak sekali dan masyhur, tetapi kita cukup mengingatkan sebagiannya saja.
1) علىٰ العبد أن يخاف ربَّه خوفاً يدفعه إلىٰ تعظيمه؛ بفعل ما أمر، واجتناب ما نهىٰ عنه وزجر.
1) Kewajiban seorang hamba untuk takut kepada Rabb-nya dengan rasa takut yang akan mendorongnya untuk mengagungkan Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
2) الترهيب الشديد من أهوال يوم القيامة، فمن خاف ذاك اليوم أمَّنه الله تعالىٰ.
2) Peringatan keras terhadap huru-hara hari Kiamat; Siapa yang yang takut terhadap hari itu maka Allah -Ta'ālā- akan memberinya keamanan.
فكثيرة جداً، فنذكرُ مِنها طَرَفاً، وبالله التوفيقُ.
sangat banyak sekali, dan kami akan sebutkan sebagiannya. Semoga Allah memberikan kami kemudahan.
1/396 ــ عن ابنِ مسعودٍ رضي الله عنه قال: حدَّثَنا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم، وهو الصَّادِقُ المَصدوقُ: «إنَّ أحَدَكُم يُجْمَعُ خَلْقُهُ في بَطْنِ أُمَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْماً نُطْفَةً، ثمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ المَلَكُ، فَيَنْفُخُ فيهِ الرُّوحَ، ويُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِماتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أو سَعِيدٌ. فَوَالَّذِي لا إلهَ غَيْرُهُ إنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أهْلِ الجَنَّةِ حَتَّىٰ مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلَّا ذِراعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، فَيَدْخُلُهَا، وَإنَّ أَحَدكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّىٰ مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ ، فَيَدْخُلُهَا». متفقٌ عليه.
1/396- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah bercerita kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan, "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah (air mani), kemudian menjadi 'alaqah (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi muḍgah (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutus kepadanya malaikat untuk meniupkan ruh padanya dan diperintahkan menulis empat kalimat; yaitu menulis rezeki, ajal, dan amalnya serta sengsara atau bahagia. Demi Zat yang tidak ada ilah selain Dia, sesungguhnya salah seorang kalian akan beramal dengan amalan penghuni surga hingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tersisa satu hasta, namun catatan takdir mendahuluinya, maka dia beramal dengan amalan ahli neraka sehingga dia pun masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang kalian akan beramal dengan amalan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tersisa satu hasta, namun catatan takdir mendahuluinya, maka dia beramal dengan amalan ahli surga, sehingga dia pun masuk surga." (Muttafaq 'Alaih)
الصادق الصدوق: يعني الصادق فيما يقول؛ فلا يُخبر إلا بالصدق، والمصدوق فيما يُوحَىٰ إليه من الوحي؛ فلا يُنَبَّأُ إلا بالصدق.
الصَّادِقُ المَصدوقُ (aṣ-ṣādiq al-maṣdūq): aṣ-ṣādiq adalah yang benar atau jujur dalam ucapannya, yaitu beliau tidak mengabarkan kecuali dengan kebenaran. Adapun al-maṣdūq adalah yang dibenarkan dengan wahyu yang disampaikan kepadanya, sehingga beliau tidak dberikan wahyu kecuali dengan kebenaran.
يجمع خلقه: يُقدَّر ويمكث ويخلق منه. علقة: الدم الجامد.
يُجْمَعُ خَلْقُهُ (yujma'u khalquhu): ditentukan masa penciptaannya, menetap, dan diciptakan darinya. عَلَقَةٌ ('alaqah): darah yang beku.
المضغة: قطعة من اللحم.
المُضْغَةُ (al-muḍgah): segumpal daging.
الكتاب: كتاب العبد من كل ما قُدِّر عليه مدة حياته.
الكِتَابُ (al-kitāb): catatan hamba tentang segala yang ditakdirkan untuknya selama masa hidupnya.
1) الإيمان بالقضاء والقدر خيره وشرِّه من الله _عز وجل_.
1) Beriman kepada kada dan kadar dari Allah -'Azza wa Jalla-, baik yang baik ataupun yang buruk .
2) علىٰ العبد أن يسأل الله دائماً الثبات وحسن الخاتمة، وأن يخاف من سوء الخاتمة، ومن الكتاب السابق الذي قُدَّر عليه.
2) Seorang hamba wajib untuk selalu meminta kepada Allah keteguhan iman dan husnulkhatimah (kematian yang baik), serta takut dari suulkhatimah (kematian yang buruk) dan catatan takdir yang telah ditetapkan untuknya.
3) الحرص علىٰ هداية الخلق.
3) Antusiasme untuk memberi petunjuk kepada manusia.
4) الحث علىٰ المبادرة إلىٰ الأعمال الصالحة، والاستقامة والمداومة عليها، فإنها سبب عظيم لحسن الخاتمة.
4) Anjuran untuk bersegera melakukan amal saleh serta istikamah dan konsisten di atasnya karena hal itu merupakan sebab utama untuk meraih husnulkhatimah.
2/397 ــ وعنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «يُؤْتَىٰ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ، مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا». رواه مسلم.
2/397- Juga dari Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Pada hari itu (kiamat), Jahanam akan didatangkan dengan tujuh puluh ribu tali kendali, pada setiap tali kendali itu ada tujuh puluh ribu malaikat yang menariknya." (HR. Muslim)
الزمام: ما يجعل في أنف البعير يُشدُّ به.
الزِّمَامُ (az-zimām): tali yang dipasang di hidung unta untuk menahannya.
1) بيان عظم نار جهنم، فهذا العدد الكبير الهائل من الملائكة الذين لا يعلم قوتهم إلا الله _عز وجل_ يجرونها. فكيف بحال هذه النار؟!
1) Menjelaskan dahsyatnya neraka Jahanam; yaitu malaikat penjaganya dengan jumlah besar ini, tidak ada yang mengetahui kekuatan mereka kecuali Allah -'Azza wa Jalla-, mereka akan menyeretnya. Lalu kira-kira seperti apa neraka Jahanam itu?!
2) تخويف الله عباده ليتَّقوه ويعبدوه. فحريٌّ بعبد عَلِمَ هول جهنم أن يخاف ربَّه _عز وجل_.
2) Allah menakuti hamba-hamba-Nya agar mereka bertakwa dan beribadah kepada-Nya; sehingga pantas bagi hamba yang mengetahui kedahsyatan Jahanam agar takut kepada Rabb -'Azza wa Jalla-.
3/398 ــ وعن النُّعْمَانِ بنِ بَشِيرٍ رضي الله عنهما قال: سمِعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَاباً يَوْمَ الْقِيَامَة لَرَجُلٌ يُوضعُ في أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جمرتَانِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ، مَا يَرَىٰ أَنَّ أَحَداً أَشِدُّ مِنْهُ عَذَاباً، وَإنَّهُ لأَهْوَنُهُمْ عَذَاباً». متفقٌ عليه.
3/398- An-Nu'mān bin Basyīr -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya siksa ahli neraka yang paling ringan pada hari Kiamat ialah orang yang di bawah kedua telapak kakinya bagian dalam diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Dia mengira bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada dirinya, padahal dia adalah ahli neraka yang paling ringan siksanya." (Muttafaq 'Alaih)
أخمص قدميه: باطن القدم.
أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ (akhmaṣi qadamaihi): telapak kaki bagian dalam.
1) تحذير العبد من الوقوع في المعاصي، حتىٰ لا يكون من أهل النار المتوعدين بالعذاب.
1) Peringatan terhadap hamba agar tidak jatuh dalam maksiat sehingga tidak menjadi bagian dari ahli neraka yang diancam dengan azab.
2) عذاب النار دركات، وأهلها علىٰ تفاوتٍ في العذاب، أهونه يَظن أنه من أشد الناس عذاباً.
2) Azab neraka bertingkat-tingkat dan penghuninya berada dalam siksa yang berbeda-beda, orang yang paling ringan siksanya mengira bahwa dia adalah orang yang paling berat siksanya.
4/399 ــ وعن سَمُرَةَ بنِ جُنْدُبٍ رضي الله عنه أنَّ نبِيَّ الله صلى الله عليه وسلم قال: «مِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إلىٰ كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذهُ إلىٰ رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذهُ إلَىٰ حُجْزَتِهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ إلىٰ تَرْقُوَتِهِ». رواه مسلم.
4/399- Samurah bin Jundub -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Di antara mereka ada yang dibakar (disiksa) oleh api neraka hingga kedua mata kakinya, ada yang sampai kedua lututnya, ada yang sampai ke pinggangnya, dan ada yang sampai ke lehernya.” (HR. Muslim)
«الحُجْزَةُ»: مَعْقِدُ الإزَارِ تحْتَ السُّرَةِ ، و«التَّرْقُوَةُ» بفتْحِ التاءِ وضم القاف: هِيَ العَظْمُ الَّذِي عِنْدَ ثُغْرَةِ النَّحْرِ، وللإنسَانِ تَرْقُوَتَانِ في جَانِبَي النَّحْرِ.
الحُجْزَةُ (al-ḥujzah): bagian bawah pusar tempat mengikat sarung. التَّرْقُوَةُ (at-tarquwah), dengan memfatahkan "fā`" dan mendamahkan "qāf", yaitu: tulang di samping lekukan leher. Manusia memiliki dua tulang tarquwah di kanan dan kiri leher.
1) التخويف من النار، والوعيد لمن يعمل بعمل أهلها.
1) Menanamkan rasa takut terhadap api neraka serta ancaman terhadap orang yang mengerjakan perbuatan ahli neraka.
2) علىٰ قدر الذنوب يكون العذاب يوم القيامة. فليحرص المؤمن علىٰ القدوم إلىٰ ربِّه وهو مُطَهَّرٌ من الذنوب، لينجو من تطهير النار لذنوبه.
2) Azab pada hari Kiamat akan sesuai dosa. Oleh karena itu, seorang mukmin harus bersungguh-sungguh supaya nanti menghadap kepada Rabb-nya dalam keadaan bersih dari dosa agar dia selamat dari pembersihan dosa oleh api neraka.
5/400 ــ وعن ابنِ عُمرَ رضي الله عنهما أنّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ العَالمِينَ، حَتَّىٰ يَغِيبَ أَحَدُهُمْ في رَشْحِهِ إلىٰ أَنْصَافِ أُذُنـَيْهِ». متفق عليه.
5/400- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Manusia bangkit untuk menghadap Tuhan alam semesta, hingga salah seorang dari mereka tenggelam dalam keringatnya yang mencapai separuh telinganya." (Muttafaq 'Alaih)
الرشح: العرق.
الرَّشْحُ (ar-rasyḥ): keringat.
1) هول الموقف يوم القيامة، حتىٰ يبلغ العرق بالناس هذا المبلغ العظيم.
1) Kedahsyatan padang mahsyar di hari Kiamat, hingga keringat manusia mencapai tingkat yang besar seperti dalam hadis.
2) العرق الذي يأخذ الناس يختلف باختلاف أعمالهم، فأعمالهم تؤثر علىٰ منازلهم في المحشر. فطوبىٰ لعبد قدَّم خيراً بين يديه، وكان ممن يظلهم الله في ظله.
2) Keringat yang menenggelamkan manusia akan berbeda sesuai amal mereka; amal mereka berpengaruh terhadap derajat tempat dan kondisi mereka di mahsyar. Beruntunglah hamba yang telah mempersembahkan kebaikan untuk masa depannya, dan termasuk di antara orang yang diberikan naungan oleh Allah.
6/401 ــ وعن أنس رضي الله عنه قال: خَطَبَنَا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم خُطْبَةً ما سَمِعْتُ مِثْلَهَا قَطُّ، فقال: «لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً، ولَبَكَيْتُمْ كَثِيراً» فَغَطَّىٰ أصْحَابُ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم وجُوهَهُمْ، وَلَهُمْ خَنينٌ. متفقٌ عليه.
6/401- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah menyampaikan kepada kami sebuah pidato yang belum pernah sama sekali aku mendengar pidato semisalnya, beliau bersabda, "Kalau saja kalian tahu apa yang kutahu, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Maka sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menutup wajah mereka sambil menangis. (Muttafaq 'Alaih)
وفي روايةٍ: بَلَغَ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم عَنْ أصْحَابِهِ شَيْءٌ، فَخَطَبَ، فقال: «عُرِضَتْ عَلَيَّ الجنَّةُ وَالنَّارُ، فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ في الخَيْرِ والشرِّ، ولَوْ تَعْلَمُونَ ما أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيراً» فَمَا أَتَىٰ عَلىٰ أصْحَابِ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم يَوْمٌ أَشَدُّ مِنْهُ، غَطَّوْا رُؤُوسَهُمْ وَلَهُمْ خَنِينٌ.
Dalam riwayat lain: Sebuah berita sampai kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tentang para sahabat, lalu beliau berkhotbah, seraya bersabda, "Diperlihatkan kepadaku surga dan neraka. Aku belum pernah melihat yang seperti hari ini dalam kebaikan dan keburukan. Kalau saja kalian tahu apa yang kutahu, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Belum pernah sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melewati suatu hari yang lebih berat dari hari itu, mereka saat itu menutup kepala sambil menangis.
«الخَنِين» بِالخاءِ المعجمة: هُوَالبُكَاءُ مَعَ غُنَّةٍ ، وَانْتِشَاقِ الصَوْتِ مِنَ الأَنْفِ.
الخَنِين (al-khanīn), dengan huruf "khā`", yaitu tangis yang disertai sengau dan tertahannya suara dari hidung
1) الأنبياء عليهم السلام يعلمون ما لا يعلم الناس بواسطة الوحي، يطلعهم الله سبحانه علىٰ ما شاء من الغيب، حتىٰ يكونوا أعظم خشية لربهم.
1) Para nabi -'alaihimus-salām- mengetahui apa yang tidak diketahui manusia selain mereka lewat perantara wahyu; yaitu Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- memperlihatkan kepada mereka apa yang Dia kehendaki dari perkara gaib sehingga mereka lebih takut kepada Allah.
2) استحباب البكاء خوفاً من عقاب الله، وأما إكثار الضحك فيدل علىٰ الغفلة وقسوة القلب. قال صلى الله عليه وسلم: «ولا تكثر الضحك فإن كثرة الضحك تميت القلب». رواه أحمد.
2) Anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allah. Adapun banyak tertawa, hal itu menunjukkan kelalaian dan hati yang keras. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati." (HR. Ahmad)
3) تأثر الصحابة رضي الله عنهم بالموعظة؛ لأنهم أصدق الناس إيماناً. فمن سلك طريقهم فهو الموفق في الدنيا والآخرة.
3) Tanggap dan sensitifnya hati para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- terhadap nasihat karena mereka adalah orang-orang yang paling tulus imannya. Siapa yang mengikuti jalan mereka, maka dialah orang yang mendapat taufik di dunia dan akhirat.
7/402 ــ وعن المِقْدَادِ رضي الله عنه قال: سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «تُدْنَىٰ الشَّمْسُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنَ الخَلْقِ، حَتَّىٰ تكُونَ مِنْهُمْ كَمِقدَارِ مِيل» قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ الرَّاوِي عَنْ المِقْدَادِ: فَوَالله مَا أَدْرِي ما يَعْنِي بِالمِيلِ، أَمَسَافَةَ الأَرْضِ أَمِ المِيلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ العَيْنُ؟ «فَيَكُونُ النَّاسُ عَلىٰ قَدْرِ أَعْمَالِهم في العَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إلىٰ كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إلىٰ رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إلىٰ حِقْوَيْهِ، ومِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُه العَرَقُ إلجاماً» وَأَشَارَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم بِيَدِهِ إلىٰ فِيهِ. رواه مسلم.
7/402- Al-Miqdād -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Pada hari Kiamat, matahari didekatkan kepada segenap makhluk hingga jaraknya kira-kira hanya satu mil." Sulaim bin 'Āmir selaku perawi yang meriwayatkan hadis ini dari Al-Miqdād berkata, "Demi Allah! Aku tidak tahu apa yang beliau maksudkan dengan mil; apakah ukuran jarak bumi, ataukah mīl yang merupakan alat bercelak mata?" Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melanjutkan, "Manusia dalam keringat mereka sesuai amal perbuatannya. Ada yang keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lututnya, ada yang sampai pinggangnya, dan ada yang ditenggelamkan oleh keringatnya hingga mulut." Sembari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menunjuk mulutnya. (HR. Muslim)
8/403ــ وعن أبي هريرة رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ القِيَامَةِ، حَتَّىٰ يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ في الأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعاً، وَيُلْجِمُهُمْ حَتَىٰ يَبْلُغَ آذَانَهُمْ». متفقٌ عليه.
8/403- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Manusia akan berkeringat pada hari Kiamat hingga keringatnya mengalir ke dalam tanah sejauh tujuh puluh hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinganya." (Muttafaq 'Alaih)
ومعنىٰ «يَذْهَبُ في الأَرْضِ»: ينزِل ويغوص.
Makna (يَذْهَبُ في الأَرْضِ): turun dan masuk ke dalam tanah.
حقويه: هما معقد الإزار، والمراد: ما يحاذي ذلك الموضع في جنبيه.
حِقْوَيْهِ (ḥiqwaihi): tempat mengikat sarung, maksudnya: yang sejajar dengan tempat tersebut dari dua sisi.
يلجمه: يصل إلىٰ فمه وأذنيه، فيكون له بمنزلة اللِّجام من الحيوان.
يُلْجِمُهُ (yuljimuhu): sampai ke mulut dan telinganya, sehingga keringatnya laksana tali kekang pada mulut hewan.
1) بيان هول يوم القيامة وشدة المحشر؛ ليحذر العباد من مخالفة ربهم.
1) Menjelaskan dahsyatnya hari Kiamat serta alam mahsyar agar hamba waspada supaya tidak menyelisihi Rabb mereka.
2) إن الترغيب في أعمال الخير والترهيب من أعمال الشر، هو منهج الأنبياء عليهم السلام في وعظ الناس وتعليمهم.
2) Menyebutkan motivasi dan pahala bagi perbuatan baik dan menyebutkan ancaman bagi perbuatan buruk adalah metode para nabi -'alaihimus-salām- dalam menasihati dan mendidik manusia.
9/404 ــ وعنه قال: كُنَّا مع رسولِ الله صلى الله عليه وسلم إذ سَمعَ وَجْبَةً، فقال: «هَلْ تَدْرُونَ ما هذا؟» قُلْنَا: الله وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قال: «هذا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ في النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَريفاً، فَهُو يَهْوِي في النَّارِ الآنَ حَتَّىٰ انْتَهَىٰ إلىٰ قَعْرِهَا، فَسَمِعْتُمْ وَجْبَتَهَا». رواه مسلم.
9/404- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Kami pernah bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau mendengar suara sebuah benda jatuh, beliau bertanya, "Tahukah kalian suara apa ini?" Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau bersabda, "Ini adalah batu yang dilontarkan ke neraka sejak tujuh puluh tahun, sekarang ia baru saja jatuh di neraka hingga dasarnya, lalu kalian pun mendengar dentuman suara jatuhnya." (HR. Muslim)
وجبة: صوت سقطة.
وَجْبَةٌ (wajbah): suara jatuh.
خريفاً: عاماً.
خَرِيْفًا (kharīfan): tahun.
1) الترهيب من عمق جهنم وبُعدِ قعرها، وهذا العلم يوجب للمؤمن الخوف الشديد من نار جهنم.
1) Memperingatkan kedalaman Jahanam serta kejauhan dasarnya. Bagi seorang mukmin, pengetahuan tentang ini akan melahirkan rasa takut yang besar terhadap neraka Jahanam.
2) من أساليب التعليم: إثارةُ المعلِّمِ الاهتمامَ والانتباهَ قبل البيان، فقد أخبرهم النبي صلى الله عليه وسلم عن هذا الأمر بصيغة الاستفهام.
2) Di antara metode mengajar ialah guru membangkitkan perhatian anak didik sebelum menjelaskan; sebagaimana halnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan mereka tentang perkara ini dalam format pertanyaan.
10/405 ــ وعن عدِيِّ بنِ حَاتِمٍ رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَا مِنْكُم مِنْ أَحَدٍ إلاَ سيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ، لَيْس بَيْنَهُ وبَينَهُ تَرْجُمَانٌ، فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلا يَرَىٰ إلَّا مَا قَدَّمَ، ويَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلا يَرَىٰ إلَّا ما قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلا يَرَىٰ إلَّا النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ». متفقٌ عليه.
10/405- 'Adiy bin Ḥātim -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah ada salah seorang dari kalian kecuali Rabb-nya akan berbicara kepadanya, tanpa ada seorang penerjemah pun sebagai perantara. Lalu dia melihat ke sebelah kanannya, tidak ada yang dia lihat kecuali amal yang telah dia kerjakan. Dia melihat ke sisi kirinya, tidak ada yang dia lihat kecuali amal yang telah dia kerjakan. Dia melihat ke depannya, tidak ada yang dia lihat kecuali neraka di hadapan mukanya. Maka berlindungkan dari neraka walau dengan bersedekah setengah kurma." (Muttafaq 'Alaih)
1) دنو العبد من ربّه ليريه أعماله كلها، مما يُوجب للعبد الخوف الشديد من هذا الموقف.
1) Dekatnya seorang hamba kepada Rabb-nya pada hari Kiamat untuk diperlihatkan kepadanya seluruh amal perbuatannya; merupakan perkara yang akan melahirkan rasa takut yang besar pada seorang hamba terhadap situasi ini.
2) الحث علىٰ النجاة من العذاب بتقديم صالح القول والعمل، ولو كان يسيراً.
2) Anjuran untuk menyelamatkan diri dari azab dengan mengerjakan amal saleh berupa ucapan dan perbuatan, walaupun sedikit.
11/406 ــ وعن أبي ذرٍّ رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ؟ وأَسْمَعُ ما لا تَسْمَعونَ، أَطَّتِ السَّماءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ، مَا فِيهَا مَوْضعُ أَرْبَعِ أَصَابعَ إلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِداً لله تَعَالىٰ، والله لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُم قَلِيلاً، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيراً، وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلىٰ الْفُرُشِ، وَلَخَرَجْتُمْ إلىٰ الصُّعُداتِ تَجْأَرُونَ إلىٰ الله تَعَالىٰ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ.
11/406- Abu Żarr -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhya aku bisa melihat apa yang tidak bisa kalian lihat dan aku bisa mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit berbunyi karena menahan beban, dan wajar saja langit berbunyi. (Sebab) tidak tersisa satu tempat pun di langit seukuran empat jari melainkan ada satu malaikat meletakkan keningnya bersujud kepada Allah -Ta'ālā-. Demi Allah! Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa, banyak menangis dan kalian tidak akan bersenang-senang dengan wanita di atas ranjang. Tetapi kalian pasti akan keluar ke jalan-jalan memohon pertolongan kepada Allah -Ta'ālā- dengan sepenuh hati." (HR. Tirmizi, dan dia berkata, "Hadis hasan")
و«أَطَّتْ» بفتح الهمزة وتشديد الطاءِ، وَ«تَئِطُّ» بفتح التاءِ وبعدها همزة مكسورة، والأَطِيطُ: صَوْتُ الرَّحْلِ وَالْقَتَبِ وَشِبْهِهِما، وَمَعْنَاهُ: أَنَّ كَثْرَةَ مَنْ في السَّمَاءِ مِنَ المَلائِكَةِ الْعَابِدِينَ قَدْ أَثْقَلَتْهَا حَتَّىٰ أَطَّتْ. وَ«الصُّعُدَات» بضم الصاد والعين: الطُرُقَاتُ. ومعنىٰ «تَجْأَرُونَ»: تَسْتَغِيثُونَ.
أَطَّتْ (aṭṭat), dengan memfatahkan hamzah dan mentasydid "ṭā`"; تَئِطُّ (ta`iṭṭu), dengan memfatahkan "tā`", setelahnya hamzah yang kasrah. الأَطِيطُ (al-aṭīṭ) ialah suara pelana dan semisalnya ketika memikul beban yang berat. Maksudnya, bahwa saking banyaknya malaikat yang beribadah di langit menjadikan langit terbebani hingga berbunyi. الصُّعُدَات (aṣ-ṣu'udāt), dengan mendamahkan "ṣād" dan "'ain", artinya: jalan. Makna "تَجْأَرُونَ" (taj`arūn): memohon pertolongan.
1) من صفات المؤمن الخوف والخشية من الله تعالىٰ، دون القنوط من رحمته؛ فهو يجمع بين الخوف والرجاء.
1) Di antara sifat orang beriman adalah takut kepada Allah -Ta'ālā- dan tidak putus asa dari rahmat-Nya; sehingga orang beriman menggabungkan antara rasa khauf (takut) dan rajā` (harapan).
2) أهل السماء طائعون لله، ساجدون له، لا يغفلون عن ذكره، لأنهم أعلم بالله تعالىٰ. وكلما كان العبد بالله أعلم كان لله أخشىٰ.
2) Penduduk langit semuanya taat kepada Allah dan bersujud; mereka tidak lalai dari mengingat Allah karena mereka paling tahu tentang Allah -Ta'ālā-. Seorang hamba yang semakin mengenal Allah, maka dia akan semakin takut kepada-Nya.
3) الحث علىٰ التضرع والاستكانة إلىٰ الله تعالىٰ، فلا مفرَّ للعباد من الله إلا إليه.
3) Anjuran untuk berdoa dan merendah kepada Allah -Ta'ālā-, karena tidak ada tempat bagi hamba untuk lari menyelamatkan diri dari Allah kecuali kepada-Nya.
12/407 ــ وعن أبي بَرْزَةَ ـ براءٍ ثم زايٍ ـ نَضْلَةَ بنِ عُـبَيْدٍ الأَسْلَمِيِّ رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لا تَزُولُ قَدَما عَبْدٍ حَتَّىٰ يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ، وَعَن عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ فِيهِ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكتَسَبَهُ، وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلاهُ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسن صحيحٌ.
12/407- Abu Barzah Naḍlah bin 'Ubaid Al-Aslamiy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari Kiamat hingga ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan? Tentang ilmunya, untuk apa ia pergunakan? Tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan? Dan tentang tubuhnya, untuk apa ia persembahkan?" (HR. Tirmizi, dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")
1) العبد المؤمن يجعل نعم الله فيما يرضي ربّه، فهذا من شكر النعمة.
1) Hamba yang beriman akan menggunakan nikmat-nikmat Allah pada perkara yang diridai oleh Rabb-nya, dan ini termasuk mensyukuri nikmat.
2) التذكير بمسؤولية العبد يوم القيامة، فهو مُحاسب عن عمره، وعلمه، وماله، وعمله.
2) Mengingatkan tentang pertanggungjawaban hamba pada hari Kiamat; yaitu dia akan dihisab tentang umurnya, ilmunya, hartanya, dan amalnya.
13/408ــ وعن أبي هريرةَ رضي الله عنه قال: قرأَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: {يَومَئِذ تُحَدِّثُ أَخبَارَهَا} [الزلزلة: 4] ، ثم قال: «أَتَدْرُونَ مَا أَخْبَارُهَا؟» قالوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قال: «فَإنَّ أَخبَارَهَا أنْ تَشْهَدَ عَلىٰ كُلِّ عَبْدٍ أَوْ أَمَةٍ بِمَا عَمِلَ عَلىٰ ظَهْرِهَا، تَقُولُ: عَمِلْتَ كَذا وَكَذَا في يَوْمِ كَذَا وَكَذَا، فهذِهِ أَخْبَارُهَا». رواه التِّرْمِذِي وقال: حديثٌ حسنٌ.
13/408- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membaca ayat: "Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya," (QS. Az-Zalzalah: 4) Kemudian beliau bertanya, "Tahukah kalian apa berita bumi itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Berita bumi maksudnya bumi akan menjadi saksi terhadap perbuatan semua manusia di atasnya, baik laki-laki ataupun perempuan. Bumi itu akan berkata, "Kamu telah berbuat begini dan begitu pada hari ini dan hari itu." Inilah berita yang diberitakan bumi." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")
1) خير طريقة للتفسير أن نفسر كتاب الله بكلام رسول الله صلى الله عليه وسلم. فَلْيحرصِ المؤمن قارئ التفسير أن يعتني بهذه الطريقة.
1) Metode tafsir yang terbaik ialah agar kita menafsirkan Al-Qur`ān dengan hadis Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Oleh karena itu, orang beriman yang belajar tafsir harus bersungguh-sungguh memperhatikan metode ini.
2) الحث علىٰ فعل الطاعة والبعد عن المعصية، فهذا من آثار عبودية الخوف.
2) Anjuran untuk mengerjakan ketaatan dan menjauhi maksiat, dan ini adalah buah dari ibadah hati berupa khauf (takut).
3) بيان قدرة الله تعالىٰ علىٰ إنطاق ما شاء من خلقه، حتىٰ إنَّ الأرض تشهد بما حدث عليها.
3) Menjelaskan kekuasaan Allah -Ta'ālā- untuk menjadikan sebagian makhluk-Nya berbicara seperti yang Dia kehendaki, hingga bumi pun akan bersaksi tentang apa yang terjadi di atasnya.
14/409 ــ وعن أبي سعيدٍ الخُدْريِّ رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِب الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ، وَاسْتَمَعَ الإِذْنَ، مَتَىٰ يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ، فَيَنْفُخُ» فَكَأَنَّ ذلِكَ ثَقُلَ عَلىٰ أَصْحَابِ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم، فقال لَهُمْ: «قُولُوا: حَسْبُنا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسن.
14/409- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bagaimana aku bisa bersenang-senang padahal malaikat peniup sangkakala telah memasukkan (sangkakala) ke dalam mulutnya (siap siaga) dan hanya menunggu izin, kapan diperintahkan untuk meniup sangkakala maka dia segera meniupnya." Ternyata berita ini tampaknya sangat berat di hati sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sehingga Rasulullah bersabda kepada mereka, "Ucapkanlah, 'Ḥasbunallāh wa ni'mal-wakīl' (cukuplah Allah sebagai Penolong kami, dan Dialah sebaik-baik Pelindung)." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")
«الْقَرْنُ»: هُوَ الصُورُ الَّذِي قال الله تعالىٰ فيه: {وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ}، كَذَا فَسَّرَهُ رسول الله صلى الله عليه وسلم.
الْقَرْنُ (al-qarn): sangkakala yang telah Allah -Ta'ālā- sebutkan dalam firman-Nya: "Lalu ditiuplah sangkakala." Demikianlah juga yang ditafsirkan oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
كيف أنعم: كيف أطيب عيشاً وأفرح.
كَيْفَ أَنْعَمُ: bagaimana aku akan merasa nyaman dan senang.
صاحب القرن: المَلَكُ الموكَّل بالنفخ في البوق، وهو إسرافيل –عليه السلام_.
صَاحِب الْقَرْنِ: malaikat yang ditugaskan untuk meniup sangkakala, yaitu Israfil -'alaihis-salām-.
التقم القرن: وضع فمه عليه.
الْتَقَمَ الْقَرْنَ: dia telah meletakkan sangkakala di mulutnya.
1) ترك التنعّم خوفاً من يوم القيامة هو هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم.
1) Meninggalkan kehidupan bersenang-senang karena takut terhadap hari Kiamat merupakan petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
2) الحث علىٰ الاستعانة بالله تعالىٰ وحده، والمسارعة إلىٰ العمل الصالح.
2) Anjuran agar memohon pertolongan kepada Allah -Ta'ālā- semata serta bersegera mengerjakan amal saleh.
3) إشفاق النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم علىٰ أمته، وخوفه أن تقوم الساعة عليهم، وقد علم أنها لا تقوم إلا علىٰ شرار الخلق.
3) Rasa iba Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada umat beliau serta kekhawatiran beliau bila kiamat terjadi pada masa mereka, karena beliau telah mengetahui bahwa kiamat tidak akan terjadi kecuali kepada orang-orang yang terburuk.
4) من ثقل عليه شيء وقال: {حَسبُنَا ٱللَّهُ وَنِعمَ ٱلوَكِيلُ} لم يمسسه سوء، فذِكرُ الله يُسَهِّل الصعاب علىٰ العباد.
4) Siapa yang merasakan beratnya sesuatu atau suatu kesedihan lalu membaca, "Ḥasbunallāh wa ni'mal-wakīl", maka dia tidak akan ditimpa suatu keburukan. Maka, berzikir kepada Allah dapat meringankan sesuatu yang sulit bagi hamba.
15/410ــ وعن أبي هريرةَ رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ خَافَ أَدْلَجَ، وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ المَنْزِلَ. أَلا إنَّ سِلْعَةَ الله غَالِيَةٌ، أَلا إنَّ سِلْعَةَ اللهِ الجَنَّةُ». رواه الترْمذي وقال: حديثٌ حسن.
15/410- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang takut musuh, hendaklah ia segera berjalan di awal malam. Siapa yang berjalan di awal malam, niscaya dia sampai rumah. Ketahuilah, bahwa barang dagangan Allah itu mahal. Ingatlah, bahwa barang dagangan Allah itu adalah surga." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadisnya hasan")
وَ«أَدْلَجَ» بإسْكان الدَّال، ومعناه: سَارَ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ، وَالمُرَادُ: التَّشْمِيرُ في الطَّاعَة. والله أعلم.
أَدْلَجَ (adlaja), dengan mensukunkan "dāl", artinya: berjalan di awal malam. Maksudnya dalam hadis ini: bersungguh-sungguh dalam ketaatan. Wallāhu a'lam.
1) الاهتمام بالطاعة، والمبادرة إلىٰ الخلاص من المعصية.
1) Memerhatikan ketaatan serta bersegera meninggalkan maksiat.
2) الجنة سلعة غالية، لا ينالها خُطَّابُها إلا بالمهر الغالي من الطاعات والقربات، فعالي الهمة هو الذي ينال الجنة برحمة الله تعالىٰ.
2) Surga adalah barang mahal, tidak akan bisa didapatkan oleh para pelamarnya kecuali dengan mahar berharga berupa berbagai ketaatan dan ibadah. Hanya orang yang berantusias tinggi yang akan mendapatkan surga dengan sebab rahmat Allah -Ta'ālā-.
16/411ــ وعن عائشةَ رضي الله عنها قالت: سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً» قُلْتُ: يا رسولَ الله الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيعاً، يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إلىٰ بَعْضٍ؟! قال: «يَا عَائِشَةُ الأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذلِكَ».
16/411- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, dan tidak dikhitan." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah! Laki-laki dan perempuan semuanya, sebagian akan melihat (aurat) yang lain?" Beliau bersabda, "Wahai Aisyah! Perkaranya lebih dahsyat daripada mereka memerhatikan hal itu."
وفي روايةٍ: «الأَمْرُ أَهَمّ مِن أَن يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إلىٰ بَعْضِ». متفقٌ عليه.
Dalam riwayat lain: "Perkaranya lebih dahsyat daripada sebagian mereka melihat kepada (aurat) sebagian yang lain." (Muttafaq 'Alaih)
«غُرلاً» بضَمِّ الغَيْنِ المُعْجَمَةِ، أَي: غَيْرَ مختُونِينَ.
غُرلاً (gurlan), dengan mendamahkan "gain", artinya: tidak berkhitan.
1) الناس يخرجون من قبورهم كيوم ولدتهم أمهاتهم، في أصل الخلقة.
1) Manusia akan keluar dari kubur mereka seperti ketika mereka dilahirkan oleh ibu mereka pertama kali.
2) بيان أهوال يوم القيامة، فالمرء يومئذ لا يشغله شيء عن حسابه وأعماله.
2) Menjelaskan huru-hara hari Kiamat; pada hari itu seseorang tidak akan dipalingkan oleh apa pun dari hisab dan amalnya.
3) كمال حياء النساء في عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم؛ فهذه أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها تفزع عندما تسمع أن الخلق يحشرون عراة رجالاً ونساءً، فتخشىٰ أن ينظر بعضهم إلىٰ بعض، ولذلك كان مجتمع الصحابة رضي الله عنهم مجتمع عفة وطهر وتقوىٰ {أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۖ فَبِهُدَىٰهُمُ ٱقتَدِهۗ}.
3) Kesempurnaan sifat malu para wanita di zaman Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Lihatlah Ummul-Mu`minīn Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-! Dia merasa kaget bercampur takut ketika mendengar bahwa manusia, laki-laki dan perempuan, akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang. Dia takut sebagian akan melihat yang lain. Oleh karena itu, masyarakat sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- adalah masyarakat yang terhormat, suci, dan bertakwa: "Mereka itulah yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutlah petunjuk mereka." (QS. Al-An'ām: 90)