اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

54 ـ باب فضل البكاء من خشية الله تعالى وشوقاً إليه

id

54- KEUTAMAAN MENANGIS KARENA TAKUT DAN RINDU KEPADA ALLAH -TA'ĀLĀ-

قال الله تعالىٰ: {وَيَخِرُّونَ لِلأَذقَانِ يَبكُونَ وَيَزِيدُهُم خُشُوعا} [الإسراء: 109] ، وقال تعالىٰ: {أَفَمِن هَٰذَا ٱلحَدِيثِ تَعجَبُونَ * وَتَضحَكُونَ وَلَا تَبكُونَ} [النجم: 59 _60].

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk." (QS. Al-Isrā`: 109) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu tertawakan dan tidak menangis?" (QS. An-Najm: 59-60)

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) بكاء العبد من خشية الله، سببُه إمّا الخوفُ منه؛ إذا كان بعد معصية أورثت بعداً وطرداً، أو الشوقُ إليه؛ إذا كان بعد طاعة وُفـِّق لها العبد أورثت قرباً وحبّاً.

id

1) Tangisan hamba karena takut kepada Allah; entah disebabkan karena dia takut kepada Allah, bila hal itu terjadi setelah melakukan suatu maksiat yang menyebabkan dirinya terjauhkan dari rahmat-Nya, atau entah karena rindu kepada-Nya, bila hal itu terjadi setelah melakukan ketaatan yang dimudahkan kepadanya yang menyebabkan dirinya mendapatkan kedekatan dan cinta dari Allah.

2) الإنكار علىٰ القاسية قلوبهم، الذين جف دمع عيونهم من قسوة قلوبهم.

id

2) Pengingkaran terhadap orang-orang yang hatinya keras; yaitu orang-orang yang air matanya kering akibat hatinya yang keras.

1/446 ــ وعَنْ ابن مَسعودٍ رضي الله عنه قالَ: قال لي النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: «اقْرَأ عليَّ القُرآنَ» قلتُ: يا رسُولَ الله، أَقْرَأُ عَلَيْكَ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟! قالَ: «إنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْري» فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّسَاءِ، حتىٰ جِئْتُ إلىٰ هذِه الآية: {فَكَيفَ إِذَا جِئنَا مِن كُلِّ أُمَّةِ بِشَهِيد وَجِئنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدا} [النساء: 41]، قال: «حَسبُكَ الآنَ» فَالْتَفَتُّ إلَيْهِ، فَإذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ. متّفقٌ عليه.

id

1/446- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata kepadaku, "Bacakanlah kepadaku Al-Qur`ān!" Aku berkata, "Wahai Rasulullah! Apakah aku akan membacakannya kepadamu, padahal kepadamulah Al-Qur`ān diturunkan?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya aku ingin mendengarnya dari orang lain." Lantas aku membacakan kepada beliau Surah An-Nisā`. Hingga ketika aku sampai pada ayat: "Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka." (QS. An-Nisā`: 41) Beliau berkata, "Cukup sekarang." Aku menoleh ke arah beliau, ternyata kedua matanya mencucurkan air mata. (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الحث علىٰ تدبر القرآن عند تلاوته أو سماعه، فإنه سبب في دمع العين، وخشية القلب، فإن (رِوىٰ القلب ذكر الله فاستسق مقبلاً ... ولا تعدُ روضَ الذاكرين فتُمحِلا).

id

1) Anjuran untuk menadaburi Al-Qur`ān ketika membaca atau mendengarnya. Hal itu akan menjadi sebab mata menangis dan hati takut, karena (disebutkan dalam syair): "Air penghilang dahaga hati adalah zikir kepada Allah, maka bergegaslah meraihnya... dan jangan langkahi taman orang-orang yang berzikir sehingga engkau berada di tempat yang tandus."

2) من الأدب النبوي في قراءة القرآن حصول الخشية والدمعة، والله يقول: {لَّقَد كَانَ لَكُم فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٞ}.

id

2) Di antara adab yang diajarkan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam membaca Al-Qur`ān adalah mewujudkan rasa takut dan tangisan, karena Allah berfirman, "Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagimu."

2/447 ــ وعن أنسٍ رضي الله عنه قالَ: خَطَبَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم خُطْبَةً، ما سَمعتُ مِثْلَها قَطُّ، فقالَ: «لَوْ تَعْلَمُونَ ما أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً، وَلَبَكَيْتُمْ كثيراً»، قال: فَغَطَّىٰ أَصْحَابُ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم وَجُوهَهُمْ، ولَهُمْ خَنِينٌ. متفقٌ عليه، وسَبَقَ بَيَانُهُ في بابِ الخَوْفِ.

id

2/447- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyampaikan kepada kami sebuah pidato yang belum pernah sama sekali aku mendengar pidato semisalnya, beliau bersabda, "Kalau saja kalian tahu apa yang kutahu, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Sehingga sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menutup wajah mereka sambil menangis. (Muttafaq 'Alaih). Hadis ini telah dijelaskan dalam Bab Khauf (Takut).

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

خنين: البكاء مع صوت ضعيف يخرج من الأنف.

id

خَنِينٌ (khanīn): tangisan disertai suara lemah yang keluar dari hidung.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم في وعظ الناس، وحثهم علىٰ البكاء من خشية الله تعالىٰ.

id

1) Menjelaskan petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam menasihati manusia serta anjuran kepada manusia supaya menangis karena takut kepada Allah -Ta'ālā-.

2) جهلُ العبدِ وظلمُه سببٌ في عدم البكاء.

id

2) Kebodohan dan kezaliman seseorang menjadi sebab tidak bisa menangis.

3) فضيلة الصحابة رضي الله عنهم في تأثرهم بالموعظة النبوية مباشرة. فأين حال مَن تُتلىٰ عليه الآيات البينات، والأحاديث الزاجرات، ثم لا يتأثر؟! ولربما خشع وبكىٰ من سماع الأناشيد والأبيات!!. فهل إلى إحياء منهج الصحابة في السماع من سبيل؟

id

3) Keutamaan para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- karena langsung tersentuh dengan nasihat Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Lalu, bagaimana keadaan orang-orang yang dibacakan kepadanya ayat-ayat yang jelas serta hadis-hadis yang memberi peringatan, lantas hatinya tidak tersentuh?! Padahal mungkin dia akan khusyuk dan menangis ketika mendengar nasyid dan syair!! Maka marilah menghidupkan metode para sahabat ketika mendengarkan bacaan ayat-ayat dan hadis-hadis.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

في رواية للحديث: «وأوحىٰ الله _عز وجل_ إليه: يا محمد لم تقنط عبادي؟ فرجع النبي صلى الله عليه وسلم فقال: أبشروا وسددوا، وقاربوا».

id

Dalam sebagian riwayat hadis ini disebutkan: Allah -'Azza wa Jalla- mewahyukan kepada beliau, "Ya Muhammad! Mengapa engkau jadikan hamba-hamba-Ku putus asa?" Maka Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kembali seraya bersabda, "Bergembiralah! Kerjakanlah yang seharusnya atau berusahalah yang mendekati."

ففي هذا الحديث: الجمع بين الخوف والرجاء، لأن الخوف وحده يورث القنوط واليأس، والرجاء وحده يورث الكبر والعجب.

id

Di dalam hadis ini terdapat penggabungan antara takut dan harap. Karena takut saja akan melahirkan sifat putus asa dan kehilangan harapan. Sedangkan harap saja akan melahirkan kesombongan dan ujub.

3/448 ــ وعن أبي هريرةَ رضي الله عنه قالَ: قالَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لاَ يَلجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَىٰ مِنْ خَشْيَةِ الله حَتَّىٰ يَعُودَ اللَّبَنُ في الضَّرْعِ، وَلا يَجْتَمِعُ غُبَارٌ في سَبِيلِ الله وَدُخانُ جَهَنَّمَ». رواهُ الترمذي، وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

3/448- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali lagi ke kantungnya, dan tidak akan menyatu antara debu dalam perjuangan di jalan Allah dan asap neraka Jahanam." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

يلج: يدخل.

id

يَلِجُ (yaliju): masuk.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) البكاء من خشية الله تعالىٰ يبعث علىٰ الاستقامة، فيكون وقاية من عذاب النار.

id

1) Menangis karena takut kepada Allah -Ta'ālā- akan mendorong sikap istikamah sehingga menjadi pelindung dari azab neraka.

2) إن من علامة صدق الإيمان دمعُ العين من خشية الله تعالىٰ.

id

2) Di antara tanda ketulusan iman ialah cucuran air mata karena takut kepada Allah -Ta'ālā-.

4/449 ــ وعنه قالَ: قالَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ الله في ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إلَّا ظِلُّه: إمامٌ عادِلٌ، وشَابٌ نَشَأَ في عِبَادَةِ الله تَعالىٰ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّق في المَسَاجدِ، وَرَجُلانِ تَحَابَّا في الله؛ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ، وتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وجَمَالٍ، فَقَالَ: إنِّي أَخَافُ اللهَ، ورَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفاها، حتَىٰ لاَ تَعْلَمَ شِمالُهُ ما تُنْفِقُ يَمِينُه، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ». متفقٌ عليه.

id

4/449- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya, yaitu; pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah -Ta'ālā-, seseorang yang hatinya tertaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah di atasnya, seseorang yang diajak berzina oleh perempuan terpandang nan cantik lalu dia mengatakan: aku takut kepada Allah, seseorang yang memberi sedekah lalu dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian lalu mengucurkan air matanya." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الباكي خشيةً من الله واحدُ سبعةٍ يظلهم الله في ظله.

id

1) Orang yang menangis karena takut kepada Allah adalah salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah.

2) يستحسن للعبد أن يذكر الله خالي القلب مما سوىٰ الله _عز وجل_، خالي الجسم ليس عنده أحد، فيكون بكاؤه خالصاً لله تعالىٰ.

id

2) Seseorang dianjurkan untuk berzikir kepada Allah ketika hati kosong dari memikirkan selain Allah -'Azza wa Jalla- serta dalam kondisi menyendiri, tidak bersama siapa pun, sehingga tangisannya murni karena Allah -Ta'ālā-.

5/450 ــ وعَن عبدِ الله بنِ الشِّخِّيرِ رضي الله عنه قال: أَتَيْتُ رسُولَ الله صلى الله عليه وسلم وهُوَ يُصَلِّي، ولجوْفِهِ أَزِيزٌ كَأَزِيزِ المِرْجَلِ مِنَ البُكاءِ. حديث صحيح رواه أبو داود، والتِّرْمذي في الشّمائِلِ بإسنادٍ صحيحٍ.

id

5/450- Abdullah bin Asy-Syikhkhīr -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Aku pernah mendatangi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika beliau sedang mengerjakan salat sementara dari dada beliau ada suara (tangisan) seperti suara periuk yang mendidih karena menangis." (Hadis sahih; riwayat Abu Daud dan Tirmizi dalam Asy-Syamā`il dengan sanad sahih).

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

لجوفه: لصدره وداخله.

id

لِجَوْفِهِ (li jaufihi): dari dada beliau.

أزيز الرجل: صوت القدر وهو يغلي.

id

أَزِيزِ المِرْجَلِ (azīz al-mirjal): suara periuk ketika mendidih.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان ماكان عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم من كمال الخوف، فصوت بكائه دليل علىٰ كمال الخشية لله تعالىٰ.

id

1) Menjelaskan tingginya rasa takut Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-; yaitu suara tangis beliau menunjukkan tingginya rasa takut beliau kepada Allah -Ta'ālā-.

2) مَن ظهرت عليه أمارات الخشوع مِن غير تكلف فلا حرج عليه، فإن للحسنة نوراً ونضرة في وجوه الطائعين.

id

2) Orang yang terlihat pada dirinya tanda-tanda khusyuk yang tidak dipaksakan tidaklah bersalah, karena kebaikan akan melahirkan cahaya di wajah orang-orang yang taat.

6/451 ــ وعن أنسٍ رضي الله عنه قالَ: قالَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم لأبيِّ بن كَعْبِ رضي الله عنه: «إنَّ الله _عز وجل_ أَمَرَني أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ: {لَم يَكُنِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ}»، قَالَ: وسَمَّانِي؟ قالَ: «نَعَمْ» فَبَكىٰ أُبَيّ. متفقٌ عليه.

id

6/451- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada Ubay bin Ka'ab -raḍiyallāhu 'anhu-, "Sesungguhnya Allah -'Azza wa Jalla- memerintahku untuk membacakanmu Surah Lam Yakunillażīna Kafarū." Ubay berkata, "Apakah Allah menyebut namaku?" Rasulullah menjawab, "Ya." Lantas Ubay pun menangis. (Muttafaq 'Alaih)

وفي روايةٍ: فَجَعَلَ أُبـَيٌّ يَبْكي.

id

Dalam riwayat lain disebutkan, "Sehingga Ubay langsung menangis."

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) فضيلة الصحابي أُبي بن كعب رضي الله عنه؛ فهو من الراسخين في حفظ القرآن وتلاوته، فقد سمّاه رب العزة تبارك وتعالىٰ.

id

1) Keutamaan sahabat Ubay bin Ka'ab -raḍiyallāhu 'anhu-. Beliau termasuk orang-orang yang kukuh ilmunya dalam menghafal Al-Qur`ān dan membacanya, dan Allah -Tabāraka wa Ta'ālā- sebut namanya.

2) جواز البكاء عند الفرح والسرور وحصول النعم.

id

2) Dibolehkan menangis ketika senang dan bahagia serta mendapatkan karunia.

3) فضيلة سورة البينة؛ لِـمَا اشتملت عليه من التوحيد، والرسالة، والمعاد، والصحف، والكتب المنزلة علىٰ الأنبياء عليهم الصلاة والسلام، وذكر الصلاة والزكاة، والإخلاص، وبيان حال أهل الجنة والنار، ففيها بيان خير الدنيا والآخرة.

id

3) Keutamaan Surah Al-Bayyinah karena berisi pembahasan tentang tauhid, kerasulan, hari akhir, suhuf dan kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi -ṣallallāhu 'alaihim wa sallam-, penyebutan salat, zakat, dan keikhlasan, serta menjelaskan keadaan penghuni surga dan neraka, sehingga di dalamnya mengandung penjelasan tentang kebaikan dunia dan akhirat.

7/452 ــ وعنهُ قالَ: قالَ أبو بَكْرٍ لعمرَ رضي الله عنهما بعدَ وفاةِ رسُولِ الله صلى الله عليه وسلم: انْطَلِقْ بِنا إلىٰ أُمِّ أَيْمَنَ رضي الله عنها نَزُورُها، كما كانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم يَزُورُها، فَلَمَّا انْتَهَيْنَا إلَيْهَا بكَتْ، فَقالا لها: ما يُبْكِيكِ؟ أَمَا تَعْلَمينَ أَنَّ ما عِنْدَ الله تَعالىٰ خَيْرٌ لِرَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم؟ قالَتْ: إنّي لاَ أَبْكِي أَنـِّي لا أَعْلَمُ أَنَّ مَا عِنْدَ الله خَيْرٌ لِرَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، ولكِنِّي أَبكِي أَنَّ الْوَحْيَ قَدِ انْقَطَعَ مِنَ السَّمَاءِ، فَهَيَّجَتْهُما عَلَىٰ البُكاءِ، فَجَعَلاَ يَبْكِيَانِ مَعَها. رواهُ مسلم. وقد سبق في باب زيارَةِ أهل الخير.

id

7/452- Masih dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu-, dia menuturkan bahwa Abu Bakar berkata kepada Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- setelah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- wafat, "Mari kita pergi berkunjung ke rumah Ummu Aiman -raḍiyallāhu 'anhā- sebagaimana dulu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa mengunjunginya." Ketika keduanya sampai, Ummu Aiman menangis. Keduanya bertanya, "Apa yang membuatmu menangis? Tidak tahukah engkau bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-?" Ummu Aiman menjawab, "Aku menangis bukan karena tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit." Ucapan Ummu Aiman ini membuat keduanya terharu, sehingga keduanya ikut menangis bersamanya. (HR. Muslim). Hadis telah dijelaskan sebelumnya dalam Bab Berkunjung kepada Orang Baik.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) رقة قلوب الصحابة رضي الله عنهم، فأدنىٰ شيء من حديث الإيمان يحرك قلوبهم.

id

1) Kelembutan hati para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum-; sehingga pembahasan tentang iman yang sangat kecil sekalipun dapat menggetarkan hati mereka.

2) علىٰ العبد إذا تفقد إخوانه أن يذكر لهم مايحرك إيمانهم، ويكون سبباً في فيض دمعهم من خشية الله تعالىٰ.

id

2) Kewajiban seseorang ketika menjenguk saudaranya adalah agar mengingatkannya dengan sesuatu yang dapat menggerakkan iman sehingga menjadi sebab air matanya mengalir karena takut kepada Allah -Ta'ālā-.

8/453 ــ وعن ابنِ عمَر رضي الله عنهما قال: لمَّا اشْتَدَّ بِرَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم وَجَعُهُ، قيلَ له في الصَّلاةِ، فقال: «مُرُوا أبَا بكْرٍ فَلْيُصَلِّ بالنّاسِ»، فقالتْ عائشةُ رضي الله عنها: إنَّ أبَا بكْرٍ رَجُلٌ رَقِيقٌ، إذا قَرَأَ القُرآنَ غَلَبَهُ البُكاءُ، فقالَ: «مُرُوهُ فَلْيُصَلِّ». وفي روايةٍ عن عائشَةَ رضي الله عنها قالَتْ: قلتُ: إنَّ أَبَا بَكْرٍ إذا قامَ مَقَامَكَ لَمْ يُسْمعِ النَّاسَ مِنَ البُكاءِ. متفقٌ عليه.

id

8/453- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Ketika sakit Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- semakin keras, ada yang bertanya kepada beliau tentang imam salat. Beliau bersabda, "Suruhlah Abu Bakar untuk mengimami orang-orang dalam salat!" Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- lantas berkata, "Sesungguhnya Abu Bakar itu orang yang sangat lembut hatinya (sensitif). Ketika membaca Al-Qur`ān dia tidak dapat menahan tangisnya." Namun beliau tetap bersabda, "Suruhlah dia (Abu Bakar) untuk menjadi imam!" Dalam satu riwayat dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- dia berkata, "Sesungguhnya apabila Abu Bakar menggantikan tempatmu (menjadi imam), orang-orang tidak dapat mendengar bacaannya karena dia akan menangis." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) صفة أبي بكر رضي الله عنه، لِـمَـا كان عليه من خشية الله _عز وجل_.

id

1) Besarnya rasa takut Abu Bakar -raḍiyallāhu 'anhu- kepada Allah -'Azza wa Jalla-.

2) استحباب رقة القلب والبكاء عند تلاوة القرآن من غير تكلّف.

id

2) Anjuran berhati lembut dan menangis ketika membaca Al-Qur`ān tanpa dipaksakan.

9/454 ــ وعن إبراهيمَ بنِ عبدِ الرَّحمنِ بنِ عوْفٍ أَنَّ عبدَ الرَحمنِ بنَ عَوْفٍ رضي الله عنه أُتِيَ بطَعامٍ وكانَ صائماً، فقالَ: قُتِلَ مُصعبُ بنُ عُمَيرٍ رضي الله عنه، وَهُوَ خَيْرٌ منِّي، فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ ما يُكَفَّنُ فيهِ، إلَّا بُرْدَةٌ إنْ غُطِّيَ بها رَأْسُهُ بَدَتْ رِجْلاَهُ، وإنْ غُطِّيَ بها رِجْلاهُ بَدَا رأسُهُ، ثُمَّ بُسِطَ لَنَا مِنَ الدُّنْيَا ما بُسِطَ، أَوْ قالَ: أُعْطِينا مِنَ الدُّنْيا مَا أعْطِينَا، وقَدْ خَشِينَا أنْ تكُونَ حَسَنَاتُنا عُجِّلَتْ لَنا، ثُمَّ جَعَلَ يبْكي حتَّىٰ تَرَكَ الطَّعامَ. رواهُ البخاري.

id

9/454- Ibrāhīm bin Abdurraḥmān bin 'Auf meriwayatkan bahwasanya Abdurraḥmān bin 'Auf -raḍiyallāhu 'anhu- disuguhi hidangan makanan sementara dia sedang berpuasa. Abdurraḥmān bin 'Auf berkata, "Muṣ'ab bin 'Umair -raḍiyallāhu 'anhu- terbunuh, dan dia lebih baik dariku, tetapi dia tidak memiliki kain yang dapat digunakan untuk mengafaninya kecuali sehelai selimut yang bermotif garis. Jika kepalanya ditutup, maka terbukalah kakinya. Jika kakinya ditutup, maka tampaklah kepalanya. Selanjutnya dunia dibentangkan kepada kita seluas-luasnya." Atau dia mengatakan, "Kita telah diberi kekayaan dunia yang sangat banyak. Kita khawatir, jika kebaikan-kebaikan kita telah dipercepat balasannya (dengan kekayaan ini)." Abdurraḥmān bin 'Auf seketika menangis hingga tidak menyentuh makanan itu." (HR. Bukhari)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) استحباب تذكّر سير الصالحين، فهي زاد يوصل إلىٰ طريق الآخرة.

id

1) Anjuran mengambil pelajaran dari perjalanan hidup orang-orang saleh sebagai bekal yang dapat mengantar ke jalan akhirat.

2) علىٰ المرء أن يذكر أصحابه وإخوانه بجميل فعالهم، وحسن مناقبهم، وأن يستغفر لهم، وأن يتجنب ذكر مايسوؤهم.

id

2) Seseorang hendaknya mengenang teman dan saudara dengan menyebutkan perbuatan mulia dan kebaikan-kebaikan mereka, memohonkan mereka ampunan, dan menghindari menyebutkan sesuatu yang menyakiti mereka.

3) المؤمن ينظر في الطاعة إلىٰ مَنْ هو فوقه، وفي أمور الدنيا إلىٰ مَن هو دونه؛ ليبقىٰ حريصاً علىٰ الإكثار من الطاعة، شاكراً لأنعم الله.

id

3) Orang yang beriman akan melihat orang di atasnya dalam hal ketaatan dan orang di bawahnya dalam hal perkara dunia sehingga dia tetap bersemangat menambah ketaatan dan bersyukur kepada nikmat Allah.

10/455 ــ وعن أبي أُمامةَ صُدَيِّ بنِ عجلانَ الباهليِّ رضي الله عنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: «لَيْسَ شيءٌ أَحَبَّ إلىٰ الله تعالىٰ من قَطْرَتَيْنِ وَأَثَرَيْنِ: قَطْرَةُ دُمُوعٍ من خَشيَةِ الله، وَقَطرَةُ دَمٍ تُهرَاقُ في سَبِيلِ الله. وَأَمَّا الأثرَانِ: فَأَثَرٌ في سَبِيلِ الله تعالىٰ، وَأَثرٌ في فَرِيضَةٍ مِنْ فَرَائِضِ الله تعالىٰ». رواه الترمذي وقال: حديث حسنٌ.

id

10/455- Abu Umāmah Ṣudāy bin 'Ajlān Al-Bāhiliy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai oleh Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Yaitu tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah: bekas berjihad di jalan Allah dan bekas mengerjakan salah satu kewajiban yang Allah -Ta'ālā- wajibkan." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

تُهراق: تسيل.

id

تُهراق (tuhrāqu): ditumpahkan.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) البكاء خشيةً من الله تعالىٰ من أحب الأعمال الفاضلة .

id

1) Menangis karena takut kepada Allah -Ta'ālā- termasuk amal perbuatan mulia yang paling dicintai.

2) فضل التقرُّب إلىٰ الله بما افترضه علىٰ عباده، من أجناس الطاعات.

id

2) Keutamaan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai jenis ketaatan yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya.

وفي الباب أحاديث كثيرة منها:

id

Dalam pembahasan ini terbanyak banyak sekali hadis, di antaraya:

11/456 ــ حديث العرْباضِ بنِ ساريةَ رضي الله عنه، قال: «وَعَظَنَا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنها القُلُوبُ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُونُ». وقد سبق في باب النهي عن البدع.

id

11/456- Hadis Al-'Irbāḍ bin Sāriyah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menasihati kami dengan nasihat yang dalam, menggetarkan hati dan membuat mata berlinang." Hadis ini telah dijelaskan sebelumnya dalam Bab Larangan terhadap Bidah.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان صفة الموعظة؛ أن تكون بليغة مؤثرة، تجلب دمع العيون وخشية القلوب.

id

1) Menjelaskan sifat nasihat, yaitu supaya mendalam serta membekas, membuat mata berlinang dan menggetarkan hati.

2) الكلام المؤثر هو ماخرج من مشكاة الشرع وهدي التنزيل، فدخل القلب.

id

2) Kalimat yang berkesan adalah yang keluar dari lentera agama dan petunjuk wahyu sehingga akan masuk ke dalam hati.