اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

71 ــ باب التواضع وخفض الجناح للمؤمنين

id

71- BAB TAWADUK DAN MERENDAH KEPADA ORANG BERIMAN

قال الله تعالىٰ: {وَٱخفِض جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلمُؤمِنِينَ} [الشعراء: 215]، وقال تعالىٰ: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرتَدَّ مِنكُم عَن دِينِهِۦ فَسَوفَ يَأتِي ٱللَّهُ بِقَوم يُحِبُّهُم وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلمُؤمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلكَٰفِرِينَ} [المائدة: 54] ، وقال تعالَىٰ: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقنَٰكُم مِّن ذَكَر وَأُنثَىٰ وَجَعَلنَٰكُم شُعُوبا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْ إِنَّ أَكرَمَكُم عِندَ ٱللَّهِ أَتقَىٰكُم} [الحجرات: 13] ، وقال تعالىٰ: {فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُمۖ هُوَ أَعلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ} [النجم: 32] ، وقال تعالىٰ: {وَنَادَىٰٓ أَصحَٰبُ ٱلأَعرَافِ رِجَالا يَعرِفُونَهُم بِسِيمَىٰهُم قَالُواْ مَآ أَغنَىٰ عَنكُم جَمعُكُم وَمَا كُنتُم تَستَكبِرُونَ * أَهَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَقسَمتُم لَا يَنَالُهُمُ ٱللَّهُ بِرَحمَةٍ ٱدخُلُواْ ٱلجَنَّةَ لَا خَوفٌ عَلَيكُم وَلَآ أَنتُم تَحزَنُونَ} [الأعراف: 48 ـ 49].

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang beriman yang mengikutimu." (QS. Asy-Syu'arā`: 215) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Mā`idah: 54) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa." (QS. Al-Ḥujurāt: 13) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS. An-Najm: 32) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan orang-orang yang di atas A`rāf (tempat yang tertinggi) menyeru beberapa pemuka (kafir) yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, 'Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu. Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?' (Allah berfirman), 'Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut pada kamu dan tidak pula kamu akan bersedih hati.'" (QS. Al-A'rāf: 48-49)

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) التواضع وخفض الجناح للمؤمنين خاصة، أما الكافر فلا تواضع له، بل يُعلىٰ عليه، قال صلى الله عليه وسلم: «الإسلام يعلو ولا يُعلىٰ». رواه الدارقطني.

id

1) Tawaduk dan rendah hati khusus diberikan kepada sesama orang beriman. Adapun orang kafir, maka tidak ada tawaduk kepadanya, bahkan harus mengangkat diri. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Islam berada di atas, dan tidak ada yang merendahkannya." (HR. Ad-Dāraquṭniy)

2) إظهار وصف النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم وأصحابه رضي الله عنهم فهم: أشداء علىٰ الكفار، رحماء فيما بينهم.

id

2) Menampilkan karakter mulia Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan sahabat-sahabat beliau -raḍiyallāhu 'anhum-; yaitu mereka bersikap keras terhadap orang kafir dan lembut kepada sesama mereka.

3) إثبات المحبة لله _عز وجل_، فهو يُحِبُّ ويُحَبُّ {فَسَوفَ يَأتِي ٱللَّهُ بِقَوم يُحِبُّهُم وَيُحِبُّونَهُۥٓ}.

id

3) Menetapkan sifat cinta bagi Allah -'Azza wa Jalla-; bahwa Allah mencintai dan dicintai; "... maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya."

4) بيان الحكمة من أن الله جعلنا شعوباً وقبائل؛ من أجل أن يعرف بعضنا بعضاً، لا من أجل أن يفخر بعضنا علىٰ بعض، فالفضل في الإسلام بالتقوىٰ والعمل الصالح.

id

4) Menjelaskan hikmah Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, yaitu agar mereka saling kenal satu sama lain, bukan untuk saling berbangga, karena tolok ukur keutamaan dalam Islam terletak pada ketakwaan, dan amal saleh.

1/602 ــ وعن عِيَاضِ بن حِمَارٍ رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الله أَوحَىٰ إليَّ أَنْ تَوَاضَعُوا، حتىٰ لا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلىٰ أَحَدٍ، وَلا يَبغِيَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ». رواه مسلم.

id

1/602- 'Iyāḍ bin Ḥimār -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah -Ta'ālā- telah memberikan wahyu kepadaku; hendaklah kalian bersikap tawaduk (rendah hati), sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan diri atas yang lain dan tidak ada yang menzalimi yang lain." (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

لا يبغي: لا يظلم ولا يعتدي.

id

لا يَبغِيَ (lā yabgī): tidak menzalimi dan melampaui batas.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) علىٰ الإنسان أن يتصف بالتواضع لله _عز وجل_ ولإخوانه من المسلمين، فينظر لمن هو أكبر منه نظرة إكرامٍ وإجلالٍ، وإلىٰ من هو دونه نظرة رحمة وإشفاقٍ، وإلىٰ من هو مثله نظرة مساواة، فالتواضع لأهل الإيمان من أسباب انتشار العدل والإحسان.

id

1) Seseorang harus bersikap tawaduk kepada Allah -'Azza wa Jalla- dan kepada saudara-sadaranya yang muslim. Ia seharusnya memandang orang yang lebih tua dengan penuh memuliakan, memandang orang yang di bawahnya dengan penuh kasih sayang, dan memandang orang yang sebaya dengan penuh persamaan. Tawaduk kepada orang beriman termasuk sebab tersebarnya keadilan dan kebaikan.

2) السنّة النبوية وحيٌ من الله تعالىٰ، وهي تتنزل كما ينزل القرآن.

id

2) Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- adalah wahyu dari Allah -Ta'ālā-, ia turun seperti Al-Qur`ān turun.

3) الكِبْر يولد التفاخر، والتفاخر يولد البغي والقطيعة. فليحذر العبد من خصال المتكبرين.

id

3) Sombong akan melahirkan sifat bangga diri, lalu bangga diri akan melahirkan kezaliman dan pemutusan silaturahmi. Sebab itu, seorang hamba harus waspada dan menghindari perangai-perangai orang yang sombong.

2/603 ــ وعَنْ أبي هريرةَ رضي الله عنه أن رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «ما نَقَصَتْ صَدَقَةٌ من مالٍ، وما زادَ اللهُ عَبداً بِعَفْوٍ إلَّا عِزّاً، ومَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لله إلاّ رَفَعَهُ الله». رواه مسلم.

id

2/603- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah sedekah itu akan mengurangi harta, Allah pasti akan mengangkat kemuliaan seseorang yang suka memaafkan, dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah, kecuali Allah -Ta'ālā- angkat derajatnya." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الحث علىٰ العفو، لكنه عفو مقيّد بما يترتب عليه إصلاح؛ لقول الله تعالىٰ: {فَمَن عَفَا وَأَصلَحَ فَأَجرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ}.

id

1) Anjuran memberi maaf, tetapi dengan syarat pemberiaan maaf itu akan melahirkan perbuatan baik, berdasarkan firman Allah -Ta'ālā-, "Tetapi Siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim."

2) مَن تواضع لله رفعه الله _عز وجل_ في الدنيا والآخرة، فالجزاء من جنس العمل.

id

2) Siapa yang tawaduk karena Allah, maka Allah -'Azza wa Jalla- akan memuliakannya di dunia dan akhirat, karena balasan setimpal dengan jenis perbuatan.

3/604 ــ وعن أنس رضي الله عنه أنَّهُ مَرَّ عَلىٰ صِبيانٍ ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ ، وقال: كان النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَفْعَلُهُ. متفق عليه.

id

3/604- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa dia melewati sejumlah anak-anak lalu mengucapkan salam kepada mereka. Ia berkata, “Dahulu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa melakukannya.” (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) استحباب السلام علىٰ الصغار؛ لتربيتهم علىٰ الآداب الشرعية، وتعويد النفوس علىٰ التواضع.

id

1) Anjuran memberi salam kepada anak kecil untuk mendidik mereka tentang adab-adab Islam, serta melatih diri untuk bersikap tawaduk.

2) حرص الصحابة رضي الله عنهم علىٰ متابعة الرسول صلى الله عليه وسلم، وهذا حال كل مؤمن موفق، يبتغي في عمله الإخلاص لله والمتابعة للرسول صلى الله عليه وسلم.

id

2) Semangat para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- untuk meneladani Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-; dan ini adalah sifat semua mukmin yang diberi taufik, yang berusaha untuk ikhlas karena Allah dan meneladani Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam perbuatannya.

3) إن سلوك التواضع مع الصغار يشعر الصبيان بالرفعة والمنزلة العالية، وينمي في أنفسهم توقير الكبير واحترامه.

id

3) Bersikap tawaduk terhadap anak kecil akan menanamkan rasa tinggi dan kedudukan mulia di dalam diri anak-anak tersebut serta menumbuhkan dalam jiwa mereka penghormatan dan pemuliaan kepada orang yang tua.

4/605 ــ وعنه قال: إنْ كانَتِ الأَمَةُ مِن إمَاءِ أَهْلِ المَدينَةِ لتَأْخُذُ بِيَدِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم، فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءتْ. رواه البخاري.

id

4/605- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, “Sungguh ada seorang budak wanita di Madinah mengambil tangan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu membawa beliau pergi ke mana saja ia mau.” (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

الأَمة: الجارية الصغيرة.

id

الأَمة (al-amah): budak perempuan yang masih kecil.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كمال تواضعه صلى الله عليه وسلم؛ بوقوفه مع الضعفاء وذوي الحاجة، وهو أشرف الخلق، عليه الصلاة والسلام.

id

1) Kesempurnaan sifat tawaduk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika beliau bersama orang-orang lemah dan yang membutuhkan padahal beliau makhluk paling mulia -'alaihiṣ-ṣalātu was-salām-.

2) إن من الهدي النَّبويِّ المرغب فيه بذل العون لكل محتاج، وقضاء حاجات الناس، قَرُب مكانها أو بَعُد.

id

2) Di antara petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang dianjurkan ialah memberikan bantuan kepada semua orang yang membutuhkan dan membantu menyelesaikan kebutuhan manusia, baik kebutuhan tersebut ada di tempat dekat atau jauh.

5/606 ــ وعن الأسوَدِ بن يَزيدَ قال: سُئِلَتْ عَائِشَةُ رضي الله عنها: ما كانَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم يَصنَعُ في بَيْتِهِ؟ قالت: كانَ يَكونُ في مِهْنَةِ أَهْلِهِ ـ يَعني: خِدمَةِ أَهلِهِ ـ فإذا حَضَرَتِ الصَّلاةُ، خَرَجَ إلىٰ الصلاةِ. رواه البخاري.

id

5/606- Al-Aswad bin Yazīd berkata bahwa Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- ditanya tentang apa yang dilakukan oleh Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- di rumahnya. Aisyah menjawab, "Biasanya beliau melakukan pekerjaan keluarganya -maksudnya membantu keluarganya-, apabila waktu salat telah tiba maka beliau pergi melaksanakannya." (HR. Bukhari)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كمال تواضعه صلى الله عليه وسلم وإحسانه بأهله، فمساعدة الأهل في مهنتهم فيه مصلحة منوعة، من دوام الألفة والمحبة، واتباع هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم.

id

1) Kesempurnaan sifat tawaduk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- serta kebaikan beliau kepada keluarganya. Sesungguhnya membantu pekerjaan keluarga mengandung beragam maslahat seperti meningkatkan keakraban dan cinta serta mengikuti petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

2) الأعمال الدنيوية يجب ألا تلهي العبد عن الصلاة، فالواجبات الدينية مقدمة علىٰ الدنيوية.

id

2) Pekerjaan duniawi tidak boleh melalaikan hamba dari mengerjakan salat, karena kewajiban agama harus lebih didahulukan di atas pekerjaan duniawi.

3) العبودية التامّة هو أن يقوم العبد بكل طاعة في وقتها المخصوص.

id

3) Peribadatan yang sempurna adalah seseorang mengerjakan setiap ketaatan pada waktunya yang telah ditentukan.

6/607 ــ وعن أبي رِفَاعَةَ تَميمِ بن أُسَيدٍ رضي الله عنه قال: انْتَهَيْتُ إلىٰ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم وهو يَخْطُبُ، فقلتُ: يا رسولَ الله، رجُلٌ غَرِيبٌ جاءَ يَسْأَلُ عن دِينِهِ، لا يَدرِي مَا دِينُهُ؟ فَأقْبَلَ عَليً رسولُ الله صلى الله عليه وسلم، وتَرَكَ خُطْبَتَهُ حتىٰ انْتَهىٰ إليَّ، فَأُتِيَ بِكُرْسِيٍّ، فَقَعَدَ عَلَيهِ، وَجَعَلَ يُعَلِّمُني مِمَّا عَلَّمَه الله، ثم أَتَىٰ خُطْبَتَهُ، فَأَتَمَّ آخِرَهَا. رواه مسلم.

id

6/607- Abu Rifā'ah Tamīm bin Usaid -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku datang menemui Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika beliau sedang berpidato. Kemudian aku menyelanya, "Wahai Rasulullah! Aku orang asing yang datang untuk bertanya tentang agama, yang tidak mengerti agama." Lantas Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- datang kepadaku dan menghentikan pidatonya. Hingga beliau tiba di hadapanku, lalu kursi didatangkan dan beliau duduk di atasnya. Kemudian beliau mengajariku apa yang diajarkan Allah kepadanya. Setelah itu beliau melanjutkan pidatonya sampai selesai. (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كمال تواضعه صلى الله عليه وسلم ورفقه بالمسلمين، وبيان حكمته، حيث كان في تعليمه تأليفاً للقلوب علىٰ الإسلام.

id

1) Kesempurnaan sifat tawaduk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- serta sifat lembut beliau kepada umat Islam, dan menjelaskan sifat bijaksana beliau karena cara pengajaran beliau mengandung trik menarik hati orang lain agar memeluk Islam.

2) إن العناية بالمهم الذي قد يفوت وقته من الحكمة المطلوبة، وهذا من رعاية (وظيفة الوقت) ولذلك قدّر النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم المصلحة في قطع الخطبة، وتعليم الرجل.

id

2) Memperhatikan perkara urgen yang bisa hilang peluang melakukannya termasuk sifat bijaksana yang dituntut, dan ini termasuk bagian dari manajemen waktu. Oleh karena itu, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sangat atensi kepada maslahat tersebut dengan menghentikan pidatonya lalu mengajar laki-laki tersebut.

7/608 ــ وعن أنسٍ رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم كان إذا أكَلَ طَعَاماً لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثّلاثَ، قال: وقال: «إذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيُمِطْ عَنْها الأذىٰ، ولْيَأْكُلْها، وَلا يَدَعْها للشّيْطَانِ». وَأَمَرَ أَنْ تُسْلَتَ القَصعةُ، قالَ: «فَإنَّكُمْ لاَ تَدْرُونَ في أَيِّ طَعَامِكُمُ البَرَكَةُ». رواه مسلم.

id

7/608- Anas - raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwasanya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- jika telah makan maka beliau mengisap ketiga jarinya. Beliau bersabda, "Jika ada butiran makanan kalian yang jatuh, maka buanglah kotoran yang menempel padanya dan makanlah makanan itu, jangan biarkan makanan itu untuk setan!" Beliau pun memerintahkan agar nampan dibersihkan (menghabiskan makanan yang ada di dalamnya). Beliau bersabda, "Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di bagian makanan mana keberkahan itu ada." (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

لعق أصابعه: لَحَسَهَا.

id

لَعِقَ أَصَابِعَهُ (la'iqa aṣābi'ahu): ia menjilat jarinya.

فلْيُمِط: فلْيُزِل.

id

فَلْيُمِطْ (fal-yumiṭ): hendaklah dia membuang.

تُسْلَت: أي تتبع ما علق فيها من طعام بأصابعك وتلعقها.

id

تُسْلَت (tuslat): dibersihkan, yaitu mengambil sisa makanan yang masih menempel menggunakan jari lalu diisap.

القصعة: إناء يأكل منه الجماعة.

id

القَصعةُ (al-qaṣ'ah): wadah tempat makan sejumlah orang.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) حسن تعليم الرسول صلى الله عليه وسلم؛ فكان إذا ذكر الحُكمَ ذكر الحِكْمة منه، وهذا يفيد فائدتين عظيمتين:

id

1) Cara mengajar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang sangat bagus; yaitu bila menyebutkan suatu hukum maka beliau akan menerangkan hikmahnya, dan hal ini memberikan dua faedah besar:

الأولىٰ: بيان سموّ الشريعة، فهي مبنية علىٰ جانب المصالح، ودفع المفاسد، فما من شيء أُمرنا به إلا والمصلحة في وجوده، وما من شيء نُهينا عنه إلا والمصلحة في عدمه.

id

Pertama: menerangkan keluhuran agama Islam, bahwa Islam dibangun di atas dasar maslahat dan menolak mafsadat, sehingga tidak ada suatu perkara yang kita diperintahkan melaksanakannya kecuali maslahat ada bersama keberadaannya dan tidak ada suatu perkara yang kita dilarang mengerjakannya kecuali maslahat ada pada ketiadaannya.

الثانية: زيادة اطمئنان النفس، فإذا ذُكرت الحكمة ازداد العبد إيماناً ويقيناً، ونشِط علىٰ فعل المأمور، أو ترك المحظور.

id

Kedua: menambah ketenangan jiwa, karena ketika hikmah disebutkan maka seseorang akan bertambah iman dan yakin serta bersemangat untuk mengerjakan apa yang diperintahkan ataupun meninggalkan apa yang dilarang.

2) الشيطان قد يشارك العبد في طعامه وشرابه، إذا لم يحترز منه بالوسائل الشرعية.

id

2) Ada kalanya setan ikut serta dalam santapan makanan dan minuman seseorang jika dia tidak membentengi diri darinya dengan sarana-sarana yang disyariatkan.

3) إن المحافظة علىٰ الطعام الساقط فيه تعليمٌ علىٰ حفظ المال، مهما كان قليلاً.

id

3) Memungut makanan yang jatuh mengandung pelajaran agar kita menjaga harta sekalipun sedikit.

فائـدة:

id

Faedah Tambahan:

لعق الأصابع بعد الطعام فيه فائدتان:

id

Mengisap jari setelah makan mengandung dua faedah:

ــ شرعية : وهي الاقتداء بالنَّبيِّ صلى الله عليه وسلم.

id

- Faedah agama; yaitu meneladani Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

ــ وصحية طبية: ذكرها بعض الأطباء، وهي: أن الأنامل تفرز عند مباشرة الأكل بها شيئاً يعين علىٰ هضم الطعام، والله أعلم.

id

- Faedah kesehatan; yaitu disebutkan oleh sebagian dokter bahwa ruas jari ketika digunakan makan akan mengeluarkan sesuatu yang membantu pencernaan makanan tersebut. Wallāhu a'lam.

8/609 ــ وعن أبي هُريرةَ رضي الله عنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: «ما بَعَثَ اللهُ نبيّاً إلَّا رَعَىٰ الغَنَمَ»، قالَ أصحابُه: وَأَنْتَ؟ فقال: «نَعَمْ، كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلىٰ قَرَارِيطَ لأَهْلِ مَكَّةَ». رواه البخاري.

id

8/609- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali dia pernah menggembala kambing." Para sahabat bertanya, "Termasuk engkau juga?" Beliau menjawab, "Ya. Aku pernah menggembala kambing milik penduduk Mekah dengan upah beberapa qīrāṭ." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

قراريط: جمع قيراط، وهو مقدار من المال.

id

قَرَارِيطَ (qarārīṭ), bentuk jamak dari kata "قِيْرَاطُ" (qīrāṭ), yaitu jumlah tertentu dari harta/uang.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) رعي الغنم فيه تربية علىٰ التواضع ونبذ الكبر.

id

1) Menggembala kambing mengandung pembinaan diri agar bersifat tawaduk dan membuang kesombongan.

2) علىٰ الذي يتصدر لتعليم الناس وتربيتهم، أن يتأسىٰ بأنبياء الله عليهم الصلاة والسلام في تواضعهم وحُسن أخلاقهم.

id

2) Orang yang berprofesi dalam dunia pendidikan wajib meneladani para nabi -'alaihimuṣ-ṣalātu was-salām- dalam hal tawaduk dan akhlak baik mereka.

9/610 ــ وعنهُ عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: «لَو دُعِيْتُ إلىٰ كُرَاعٍ أو ذِرَاعٍ لأَجَبْتُ، وَلَوْ أُهْدِيَ إليَّ ذِراعٌ أو كُراعٌ لَقَبلْتُ». رواه البخاري.

id

9/610- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Seandainya aku diundang untuk makan kurā’ atau żirā’ (kaki kambing), pasti aku akan mendatanginya, dan seandainya aku diberi hadiah berupa kurā’ atau żirā’, pasti aku akan menerimanya." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

الكُراع: في البقر والغنم، مستدق الساق من الرِّجْل.

id

الكُراع (al-kurā’): bagian betis yang runcing pada kaki kambing atau sapi.

الذِراع: من رؤوس الأصابع إلىٰ المرفق في اليد.

id

الذِّرَاع (aż-żirā’): dari ujung jari hingga siku pada tangan.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الترغيب في إجابة الدعوة ولو إلىٰ شيءٍ يسير من الطعام، وقبول الهدية مهما قلّت، لما في ذلك من التواضعِ وإيجاد الألفة بين المسلمين.

id

1) Anjuran memenuhi undangan walaupun berupa hidangan makanan yang sedikit serta anjuran menerima hadiah sekalipun sedikit, karena hal itu menunjukkan ketawadukan serta menciptakan keakraban di antara sesama muslim.

2) كمال تواضعه صلى الله عليه وسلم وجبره قلوبَ الناس، وخاصة الضعفة من القوم.

id

2) Kesempurnaan sifat tawaduk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- serta upaya beliau dalam menghibur hati manusia, khususnya orang-orang yang lemah.

10/611 ــ وعن أنسٍ رضي الله عنه قال: كانَتْ نَاقَةُ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم العَضْبَاءُ لاَ تُسْبَقُ، أَوْلا تكَادُ تُسْبَقُ، فَجَاءَ أعْرابِيٌّ عَلىٰ قَعُودٍ لَهُ، فَسَبَقَهَا، فَشَقَّ ذلِكَ عَلىٰ المُسْلِمِين حَتَّىٰ عَرَفَهُ، فَقَالَ: «حَقٌّ عَلىٰ الله أَلاَ يَرْتَفعَ شَيْءٌ مِنَ الدُّنْيَا إلَّا وَضَعَهُ». رواه البخاري.

id

10/611- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Unta Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang bernama Al-'Aḍbā` tidak pernah kalah atau hampir tidak bisa dikalahkan. Kemudian ada seorang badui yang mengendarai untanya dan dapat mendahului unta beliau, sehingga hal itu cukup menggelisahkan kaum muslimin. Kemudian hal ini diketahui oleh Rasulullah, beliau pun bersabda, "Telah menjadi kepastian bagi Allah, apa saja dari dunia ini yang naik, melainkan Allah pasti akan menurunkannya." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

قَعود: هو الفَتِيُّ من الإبل الذي استحق أن يُركب عليه.

id

قَعُودٍ (qa'ūd): unta muda yang sudah bisa ditunggang.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان هوان الدنيا علىٰ الله، والترغيب في ترك المباهاة والمفاخرة، والحث علىٰ التواضع وطرح رداء التكبر.

id

1) Menjelaskan kehinaan dunia bagi Allah, anjuran untuk tidak bermegah-megahan dan berbangga-banggaan, dan anjuran untuk tawaduk dan membuang keangkuhan.

2) كل ارتفاع في الدنيا فإنه لا بد أن يؤول إلىٰ انخفاض.

id

2) Semua yang naik dan tinggi dalam perkara dunia maka pasti akan kembali turun dan rendah.

3) ما ارتفع من أمور الآخرة فإن الله تعالىٰ لا يضعه {يَرفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُم وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلعِلمَ دَرَجَٰت}.

id

3) Apa yang tinggi dari perkara akhirat maka Allah -Ta'ālā- tidak akan merendahkannya: "Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujādalah: 11)