1/1082- Jābir bin Samurah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- keluar menemui kami lalu beliau bersabda, "Tidakkah kalian bersaf sebagaimana para malaikat bersaf di hadapan Rabb mereka?" Kami menjawab, "Wahai Rasulullah! Bagaimana para malaikat bersaf di hadapan Rabb mereka?" Beliau bersabda, "Mereka menyempurnakan saf-saf yang terdepan dan saling merapatkan diri dalam saf." (HR. Muslim)
1) Di antara petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ialah sangat menjaga kesempurnaan saf dan kerapatannya, serta menganjurkan para sahabat dan umatnya untuk melakukannya.
2) Anjuran agar orang beriman meneladani para malaikat Allah ketika bersaf dalam salat.
2/1083- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sekiranya manusia mengetahui keutamaan azan dan saf pertama kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan berundi, pastilah mereka akan berundi." (Muttafaq 'Alaih)
يَستَهِمُوا (yastahimū): mereka membuat undian untuk menentukan siapa di antara mereka yang berhak menempati saf pertama.
1) Disyariatkannya undian dalam ibadah dan ketaatan ketika orang-orang yang bersegera padanya tidak kebagian semua, seperti undian untuk saf pertama.
2) Kejahilan adalah penyebab banyak orang berpaling dari berlomba-lomba dalam kebaikan dan amal saleh.
3/1084- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sebaik-baik saf laki-laki adalah yang paling depan dan sejelek-jeleknya adalah yang paling belakang. Dan sebaik-baik saf wanita adalah yang paling belakang dan sejelek-jeleknya adalah yang paling depan." (HR. Muslim)
1) Anjuran agar saf laki-laki jauh di depan saf perempuan, semakin saf laki-laki lebih ke depan maka ia lebih afdal, dan sebaliknya semakin saf perempuan ke belakang maka ia lebih afdal.
2) Apabila perempuan berada di tempat khusus yang terpisah dari laki-laki, maka sebaik-baik saf mereka ialah yang paling depan, seperti laki-laki, karena pada saat itu tidak ada lagi kekhawatiran dari dekat dan campur baurnya saf wanita dengan saf laki-laki.
4/1085- Abu Sa‘īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melihat sebagian sahabatnya mundur, maka beliau bersabda kepada mereka, "Majulah kalian dan ikutilah aku, kemudian hendaklah yang di belakang mengikuti kalian. Suatu kaum akan senantiasa mundur ke belakang hingga Allah membelakangkan mereka." (HR. Muslim)
1) Anjuran mengikuti imam dan dekat darinya ketika salat.
2) Menunda amal saleh menyebabkan keterlambatan pahala dan rahmat Allah -Ta'ālā-.
3) Anjuran agar orang yang berilmu mengajarkan rekan-rekannya berbagai persoalan ilmu serta membimbing mereka jika mereka berbuat salah.
5/1086- Abu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- selalu meluruskan pundak kami ketika salat dan bersabda, "Luruskanlah (saf) kalian dan jangan berselisih sehingga hati kalian ikut berselisih. Hendaknya yang berada di belakangku adalah orang yang dewasa dan berakal, lalu yang setelahnya, kemudian yang setelahnya." (HR. Muslim)
6/1087- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Luruskanlah saf kalian, karena meluruskan saf termasuk kesempurnaan salat." (Muttafaq 'Alaih)
Dalam riwayat Bukhari yang lain disebutkan, "Karena meluruskan saf termasuk menegakkan salat."
لِيَلِنِيْ (li-yalinī): hendaklah berada langsung di belakangku.
الأَحْلَام وَالنُّهىٰ (al-aḥlām wa an-nuhā): akal.
1) Perhatian yang sempurna dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- terhadap kelurusan dan kerapatan saf dalam salat dengan ucapan dan perbuatan beliau.
2) Larangan berselisih (tidak lurus) dalam posisi berdiri dalam saf karena hal itu dapat menyebabkan perselisihan hati.
3) Anjuran agar yang berdiri di belakang imam adalah orang-orang dewasa dan berakal.
4) Meluruskan saf termasuk kebaikan penegakan salat, sehingga tujuan wasiat Nabi agar kita meluruskan saf sebagaimana yang diperintahkan adalah agar kita mendapatkan pahala sempurna, manfaat yang besar, serta agar meneladani sang Teladan -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
7/1088- Juga dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Ikamah salat telah dikumandangkan lalu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menghadap kepada kami dengan wajahnya seraya bersabda, "Luruskanlah saf kalian dan saling merapatlah. Sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang punggungku." (HR. Bukhari dengan redaksi ini dan Muslim dengan yang semakna)
Dalam riwayat Bukhari yang lain disebutkan, "Masing-masing kami menempelkan pundaknya dengan pundak yang lain serta kakinya dengan kaki yang lain."
1) Meluruskan saf dengan berdiri sejajar sehingga saf menjadi lurus adalah petunjuk Nabi yang sahih.
2) Di antara keistimewaan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam salat adalah bahwa beliau dapat melihat manusia di belakang punggungnya. Adapun di luar salat, beliau sama dengan manusia lainnya.
8/1089- An-Nu'mān bin Basyīr -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Hendaklah kalian meluruskan saf kalian, atau (jika tidak), Allah akan menjadikan kalian berselisih pada wajah-wajah kalian." (Muttafaq 'Alaih)
Dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- meluruskan saf kami sampai seakan beliau meluruskan anak panah, hingga beliau telah yakin bahwa kami telah memahami maksud beliau. Kemudian beliau keluar di suatu hari, lalu berdiri dan hampir bertakbir, ternyata beliau melihat seseorang dadanya maju, maka beliau bersabda, 'Wahai hamba-hamba Allah! Hendaklah kalian meluruskan saf kalian, atau (jika tidak), Allah akan menjadikan kalian berselisih pada wajah-wajah kalian.'"
القِدَاحَ (al-qidāḥ), bentuk jamak dari "قَدْحٌ" (qadḥ), yaitu anak panah setelah ditatah, diraut, dan diluruskan.
عَقَلْنَا عَنْهُ ('aqalnā 'anhu): kami paham maksud beliau.
1) Tidak meluruskan saf merupakan sebab munculnya perselisihan dan permusuhan hati, dan ini adalah dalil bahwa perselisihan secara lahiriah akan mendatangkan perselisihan pada batin.
2) Perhatian imam terhadap kelurusan dan kerapatan saf adalah petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau selalu menganjurkannya dengan ucapan dan perbuatan beliau.
9/1090- Al-Barā` bin 'Āzib -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa masuk ke tengah-tengah saf dari ujung ke ujung sambil meratakan dada dan pundak kami seraya bersabda, Janganlah kalian saling berselisih sehingga hati kalian ikut berselisih.' Beliau juga bersabda, 'Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada saf-saf yang terdepan.'" (HR. Abu Daud dengan sanad hasan)
يَتَخَلَّلُ (yatakhallalu): ia masuk di sela-selanya.
1) Anjuran Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk meluruskan saf serta merapatkannya dengan ucapan dan perbuatan beliau.
2) Keutamaan saf-saf terdepan karena Allah -Ta'ālā- dan malaikat-Nya berselawat kepada mereka. Oleh karena itu, seorang hamba yang diberikan petunjuk oleh Allah untuk salat berjamaah harus gigih dalam bersegera mendatanginya supaya mendapat pahala yang besar ini.
10/1091- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Luruskanlah saf kalian, sejajarkanlah antara pundak, tutup semua celah, bersikap lembutlah pada tangan saudara kalian, dan jangan tinggalkan celah untuk setan. Siapa yang menyambung saf, Allah akan menyambungnya, dan siapa yang memutus saf, Allah akan memutusnya." (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)
11/1092- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Rapatkanlah saf kalian, dekatkanlah jarak antara saf, dan sejajarkanlah antara leher. Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Sesungguhnya aku melihat setan masuk dari sela-sela saf seperti kambing hitam yang kecil." (Hadis sahih; HR. Abu Daud dengan sanad yang sesuai syarat Muslim)
الحذَفُ (al-ḥażaf), dengan "ḥā`", dan "żāl" yang berharakat fatah, kemudian "fā`", yaitu: kambing hitam kecil yang terdapat di daerah Yaman.
حَاذُوْا (ḥāżū): perintah untuk sejajar.
الخَلَلُ (al-khalal): celah antara saf.
لِيْنُوْا (līnū), berasal dari kata al-luyūnah (kelembutan) dan as-suhūlah (kemudahan).
لا تَذَرُوا (lā tażarū): jangan tinggalkan.
1) Meluruskan dan menyambung saf ialah sebab adanya rahmat dan pertolongan Allah -Ta'ālā- kepada hamba-Nya, sedangkan memutus saf adalah sebab terputusnya rahmat-Nya.
2) Kegigihan setan untuk merusak salat seseorang serta mengganggunya, dan orang yang mendapat taufik adalah yang memutus semua jalan setan dengan melaksanakan petunjuk manusia terbaik -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
12/1093- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sempurnakanlah saf yang terdepan kemudian yang berikutnya. Kalaupun ada saf yang kurang, hendaklah di saf terbelakang." (HR. Abu Daud dengan sanad hasan)
1) Berdiri di saf kedua sebelum saf pertama penuh adalah tindakan melalaikan petunjuk dan Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
2) Besarnya perhatian agama pada kesempurnaan saf salat karena hal itu mengandung pembinaan terjalinnya keakraban antara orang-orang beriman.
13/1094- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada bagian kanan saf." (HR. Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat Muslim; di dalamnya terdapat perawi yang diperselisihkan derajat ṡiqah-nya). [13].
14/1095- Al-Barā` -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Dahulu, apabila kami mengerjakan salat di belakang Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kami senang berada di sebelah kanan beliau, karena beliau akan menghadap kami dengan wajahnya. Aku mendengar beliau membaca, Rabbi qinī 'ażābaka yauma tab'aṡu -atau: tajma'u- 'ibādaka (Ya Rabbi! Lindungilah aku dari azab-Mu pada hari Engkau membangkitkan -atau mengumpulkan- hamba-hamba-Mu.'" (HR. Muslim)
1) Kutamaan berdiri di bagian kanan saf supaya mendapat pahala selawat dari Allah dan para malaikat-Nya kepada orang yang ada di bagian kanan saf.
2) Fikih yang benar dalam permasalahan ini adalah kita tetap bersungguh-sungguh untuk mendapatkan bagian kanan saf tanpa memboikot saf bagian kiri, karena imam harus ada di bagian tengah.
15/1096- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jadikanlah imam berada di tengah-tengah kalian dan tutuplah semua celah dalam saf." (HR. Abu Daud) [14].
1) Tujuan penempatan imam di bagian tengah adalah agar bagian kanan dan kiri sama-sama dekat, ketika keduanya sama maka bagian kanan lebih afdal.
2) Di antara tindakan meluruskan saf dengan baik yaitu menutup celah dengan merapatkan kaki dan menyejajarkan bahu dan leher.
1) Baris kedua dari hadis ini, "Tutuplah semua celah" adalah sahih, karena telah disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Umar (no. 1091), yaitu: "Luruskanlah saf kalian, sejajarkan antara bahu, dan tutuplah semua celah." Adapun kalimat, "Jadikanlah imam berada di tengah-tengah kalian" adalah daif dan tidak sahih dari perkataan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
2) Sebelumnya telah diingatkan tentang kedaifan hadis, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada bagian kanan saf." Namun riwayat yang sahih adalah dengan redaksi, "... mereka berselawat kepada orang yang menyambung saf." (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, Abu Daud dalam Sunan-nya, dan Al-Baihaqiy dalam As-Sunan Al-Kubrā dari hadis Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-)