قَالَ الله تَعَالىٰ: {وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلبَيتِ مَنِ ٱستَطَاعَ إِلَيهِ سَبِيلا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ ٱلعَٰلَمِينَ} [آل عمران 97].
Allah -Ta'ālā- berfirman, "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barang siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Āli 'Imrān: 97)
هذه الآية نزلت في العام التاسع من الهجرة، وهو عام الوفود، وفيه فُرِض الحج علىٰ الناس جميعاً، مؤمنهم وكافرهم، لكن الكافر نخاطبه بالإسلام أولاً، ثُمَّ بالحج، وشرط وجوب الحج استطاعة الوصول إلىٰ البيت، وهذا يختلف بحسب الزمان والمكان.
Ayat ini turun pada tahun ke-9 H, yaitu tahun delegasi. Pada tahun itulah haji diwajibkan terhadap seluruh manusia, yang beriman dan yang kafir. Tetapi orang kafir diajak kepada Islam terlebih dahulu kemudian haji. Syarat kewajiban haji ialah mampu mengadakan perjalanan menuju Baitullah, dan ini berbeda-beda sesuai zaman dan tempat.
1/1271ــ وَعَنِ ابنِ عُمَرَ، رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «بُنِيَ الإسْلامُ علىٰ خَمْسٍ؛ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إلهَ إلَّا الله وَأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ الله، وَإقَامِ الصَّلاةِ، وَإيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ». متفقٌ عليهِ.
1/1271- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Islam dibangun di atas lima perkara; syahadat 'Lā ilāha illallāh Muḥammad rasūlullāh', penegakan salat, pembayaran zakat, haji ke Baitullah, dan puasa di bulan Ramadan." (Muttafaq 'Alaih)
2/1272ــ وَعَنْ أبي هُرَيْرَةَ، رضي الله عنه قالَ: خَطَبَنَا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمُ الحَجَّ فَحُجُّوا» فَقَالَ رَجُلٌ: أَكُلَّ عَامٍ يَا رَسولَ الله؟ فَسَكَتَ، حَتَّىٰ قَالَها ثَلاثاً. فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لَوْ قُلْتُ: نَعَمْ لَوَجَبَتْ، وَلَما اسْتَطَعْتُمْ». ثُمَّ قالَ: «ذَرُوني مَا تَرَكْتُكُمْ، فَإنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ، وَاخْتِلافِهِمْ عَلىٰ أَنْبِيَائِهِمْ، فَإذَا أَمَرْتكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُم، وَإذَا نَهَيْتكُم عَن شَيءٍ فَدَعُوهُ». رواه مسلمٌ.
2/1272- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berpidato kepada kami, beliau bersabda, "Wahai sekalian manusia! Allah telah mewajibkan haji atas kalian, maka berhajilah." Seorang laki-laki berkata, "Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?" Namun beliau diam. Sampai laki-laki itu mengucapkannya tiga kali, maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Andainya aku katakan ya, niscaya akan diwajibkan (setiap tahun), dan kalian tidak akan mampu." Kemudian beliau bersabda, "Biarkanlah apa yang telah aku tinggalkan untuk kalian. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena banyaknya pertanyaan dan perselisihan mereka kepada nabi mereka. Jika kalian aku perintahkan kepada sesuatu, maka laksanakanlah apa yang kalian mampu. Dan jika kalian aku larang dari sesuatu maka jauhilah." (HR. Muslim)
1) الحج أحد أركان الإسلام الخمسة، التي لا يتم إسلام عبد حَتَّىٰ يأتي بها.
1) Haji adalah satu dari lima rukun Islam, yang tidak akan sempurna keislaman seorang hamba hingga ia mengerjakannya.
2) الحج لا يجب في العمر إلَّا مرة واحدة، وهذا من رحمة الله تَعَالىٰ بعباده، فقد أمرهم بما يطيقون، كل ذلك لرفع الحرج والمشقة علىٰ العباد {وَمَا جَعَلَ عَلَيكُم فِي ٱلدِّينِ مِن حَرَج}.
2) Haji tidak diwajibkan sepanjang umur kecuali satu kali, dan ini termasuk rahmat Allah -Ta'ālā- kepada hamba-Nya karena Allah mewajibkan pada mereka sesuatu yang mereka mampui. Semua itu untuk mengangkat kesulitan dan memberikan kemudahan pada hamba; "Dan Allah tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama." (QS. Al-Ḥajj: 78)
3) إن كثرة المسائل والاختلاف سبب من أسباب الهلاك.
3) Banyak pertanyaan dan penyelisihian adalah salah satu sebab kebinasaan.
4) يجب علىٰ العبد أن يفعل ما استطاع من الأوامر الشرعية، أما المناهي الشرعية فيجب تركها كلياً، ولا يجوز التساهل فيها.
4) Wajib atas seorang hamba untuk mengerjakan apa yang dia sanggupi di antara perintah-perintah agama. Adapun larangan agama, maka wajib ditinggalkan secara total dan tidak boleh digampangkan.
3/1273ــ وعنه قَالَ: سُئل النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم ، أيُّ العَمَل أفضلُ؟ قَالَ: «إيمانٌ بالله ورسوله» قيل: ثُمَّ ماذا؟ قَالَ: «الجهادُ في سبيل الله» قيل: ثُمَّ ماذا؟ قَالَ: «حجٌّ مبْرُورٌ». متفق عليه.
3/1273- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ditanya, "Amalan apakah yang paling utama?" Beliau bersabda, "Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Beliau ditanya, "Kemudian apa?" Beliau bersabda, "Berjihad di jalan Allah." Beliau ditanya lagi, "Kemudian apa?" Beliau bersabda, "Haji yang mabrur." (Muttafaq 'Alaih)
«المَبْرُورُ»: هُوَ الَّذِي لا يَرتكِبُ صَاحِبُهُ فِيهِ مَعْصِيَةً.
المَبْرُورُ (al-mabrūr - haji mabrur): haji yang pelakunya tidak mengerjakan sebuah maksiat pun di dalamnya.
1) تفاضل الأعمال والطاعات بحسب قدرة العامل، فكلٌّ يخاطَب بما يليق بحاله.
1) Perbedaan tingkat amal saleh dan ketaatan sesuai dengan kemampuan orang yang beramal, dan masing-masing diperintahkan sesuai dengan keadaannya.
2) الحج المبرور هو الَّذي يكون الحاج مخلصاً لله تَعَالىٰ فيه، متبعاً لهدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم في صفة الحج، مجتنباً الرفث والفسوق والجدال، فهذا الحج من أفضل الأعمال عند الله تَعَالىٰ.
2) Haji yang mabrur adalah haji yang dilakukan dengan ikhlas kepada Allah -Ta'ālā-, mengikuti petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam tata cara haji, dan meninggalkan kekejian, kefasikan, dan perdebatan. Haji yang seperti ini merupakan amal yang paling utama di sisi Allah -Ta'ālā-.
4/1274ــ وعنه قَالَ: سمعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «مَنْ حجَّ فلم يَرْفُثْ، ولَمْ يَفْسُقْ، رجَعَ كَيَوْمِ ولَدَتْهُ أمُّهُ». متفق عليه.
4/1274- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menunaikan ibadah haji tanpa berbuat keji dan kefasikan, maka ia pulang (tanpa dosa) seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya." (Muttafaq 'Alaih)
1) الحج سبب لغفران الذنوب جميعاً.
1) Haji adalah sebab pengampunan semua dosa.
2) رحمة الله تَعَالىٰ بعباده، فقد شرع لهم من الطاعات ما تغفر معها الذنوب والخطيئات.
2) Besarnya rahmat Allah -Ta'ālā- kepada hamba-Nya; yaitu Allah telah mensyariatkan bagi mereka berbagai ibadah yang dengannya dosa dan kesalahan mereka diampuni.
5/1275ــ وعنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ: «العُمرةُ إلىٰ العُمْرةِ كفَّارةٌ لما بينَهُمَا، والحَجُّ المبرورُ ليسَ لهُ جزاءٌ إلَّا الجنَّةَ». متفق عليه.
5/1275- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak memiliki balasan kecuali surga." (Muttafaq 'Alaih)
6/1276ــ عَنْ عائشةَ رضي الله عنها قَالَت: قلْتُ: يارسولَ الله، نَرَىٰ الجهادَ أفضلَ العَمَلِ، أفلا نُجَاهدُ؟ فقالَ: «لَكُنَّ أفضلُ الجهادِ حجٌّ مبرورٌ». رواه البخاري.
6/1276- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, Aku bertanya, "Wahai Rasulullah! Kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling utama, apakah kami boleh berjihad?" Beliau menjawab, "Bagi kalian (kaum wanita) jihad yang paling utama adalah haji yang mabrur." (HR. Bukhari)
1) الحج نوع من أنواع الجهاد في سبيل الله، لمن فاته شرف الجهاد بعذر.
1) Haji adalah salah satu jenis jihad fi sabilillah bagi siapa yang tidak mendapatkan kemuliaan jihad karena suatu uzur.
2) تعظيم أجر الحج لما أتىٰ به علىٰ صفته الشرعية ظاهراً وباطناً.
2) Besarnya pahala haji bila dikerjakan sesuai tata caranya yang disyariatkan, baik secara lahir maupun batin.
3) الخطاب بقوله: «لكُنَّ أفضل الجهاد..» موجه إلىٰ جماعة النساء، فالحج هو جهاد النساء من غير قتال.
3) Sapaan dalam sabda beliau, "Bagi kalian jihad yang paling utama adalah haji yang mabrur" ditujukan kepada jemaah perempuan, sehingga haji adalah jihad bagi perempuan yang tanpa adanya peperangan.
7/1277 ــ وعنها: أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَا مِنْ يَوْمٍ أَكثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْداً مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ». رواه مسلم.
7/1277- Masih dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tiada hari di mana Allah lebih banyak memerdekakan hamba dari neraka lebih dari hari Arafah." (HR. Muslim)
1) فضيلة يوم عرفة، لكثرة العتقاء فيه من النار.
1) Besarnya keutamaan hari Arafah karena banyaknya hamba yang dimerdekakan pada hari itu dari neraka.
2) رحمة الله تَعَالىٰ بالمؤمنين، إذ خصَّ هذه الأمة بمواسم الخير والمغفرة.
2) Rahmat Allah -Ta'ālā- kepada kaum mukminin, yaitu Allah telah mengistimewakan umat ini dengan musim-musim kebaikan dan ampunan.
8/1278 ــ وعن ابن عباس رضي الله عنهما أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: «عُمرَةٌ في رَمَضَانَ تَعدِلُ حَجَّةً» وفي لفظ: «أوْ حَجَّةً مَعي». متفق عليه.
8/1278- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Umrah di bulan Ramadan sebanding dengan haji." Di sebagian redaksi, "atau haji bersamaku." (Muttafaq 'Alaih)
1) العمرة في رمضان تعدل الحجة في الثواب والجزاء، وليس في إسقاط الفرض والإجزاء.
1) Umrah di bulan Ramadan sebanding dengan haji dalam hal pahala dan balasan, bukan dalam hal menggugurkan kewajiban haji.
2) ثواب العمل يزيد بفضيلة الوقت، فالعمرة عَظُم أجرها لـمّا وقعت في رمضان.
2) Pahala amalan akan bertambah dengan keutamaan waktu; yaitu pahala ibadah umrah menjadi besar manakala dilakukan di bulan Ramadan.
9/1279ــ وعنه أَنَّ امْرَأَةً قالَتْ: يَا رسُولَ الله، إنَّ فَريضَةَ الله عَلىٰ عِبَادِهِ في الحَجِّ أَدْرَكتْ أَبي شَيخاً كَبِيراً، لا يَثبتُ عَلىٰ الرَاحِلَةِ، أَفأَحُجُّ عَنْهُ؟ قالَ: «نَعَم». متفقٌ عليهِ.
9/1279- Juga dari Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā-, bahwa seorang perempuan bertanya, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kewajiban haji yang Allah wajibkan atas hamba-Nya datang ketika ayahku sudah tua renta, dia tidak bisa duduk di atas kendaraan, maka apakah boleh aku menghajikannya?" Beliau menjawab, "Ya." (Muttafaq 'Alaih)
10/1280 ــ وعن لقيط بن عامر رضي الله عنه أنَّه أتىٰ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم، فقالَ: إنَّ أبي شيخٌ كبيرٌ لا يستطيعُ الحجَّ ولا العمرةَ ولا الظَّعَنَ؟ قَالَ: «حجَّ عَنْ أَبِيكَ وَاعْتَمِرْ».
10/1280- Laqīṭ bin 'Āmir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa dia datang kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- seraya bertanya, "Sesungguhnya ayahku telah tua renta, dia tidak mampu melakukan haji, umrah dan perjalanan." Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Berhaji dan berumrahlah untuk menggantikan ayahmu."
رواهُ أبو داود، والترمذيُّ وقالَ: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.
(HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih")
الظعن: الارتحال والسير.
الظَّعَنَ (aẓ-ẓa'an): perjalanan.
1) الإنسان إذَا عجز عَنِ الحج عجزاً لا يُرجىٰ زواله، كمرض دائم أوْ كِبَر سِنّ، فإنه يُحَجّ عَنْهُ حجة بدل.
1) Bila seseorang tidak mampu mengerjakan haji dengan ketidakmampuan yang tidak ada harapan akan hilang seperti sakit yang terus-menerus dan usia tua, maka ia boleh dihajikan dengan haji badal.
2) يجوز للمرأة أن تحج عَنِ الرجل، وللرجل أن يحج عَنِ المرأة.
2) Perempuan boleh untuk menghajikan laki-laki dan laki-laki menghajikan perempuan.
11/1281ــ وعَنِ السّائِبِ بنِ يزيدَ، رضي الله عنه قالَ: حُجَّ بي مَعَ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم في حَجةِ الوَدَاعِ، وأنا ابنُ سَبْعِ سِنِينَ. رواه البخاريُّ.
11/1281- As-Sā`ib bin Yazīd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Aku dibawa menunaikan haji bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika haji wadak saat aku berusia tujuh tahun." (HR. Bukhari)
12/1282 ــ وَعَنِ ابنِ عبَّاسٍ رضي الله عنهما أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم لَقِيَ رَكْباً بِالرَّوْحَاءِ، فَقَالَ: «مَنِ الْقَوْمُ ؟» قَالُوا: المُسْلِمُونَ. قَالُوا: مَنْ أَنْتَ؟ قَال: «رسولُ الله»، فَرَفَعَتِ امْرَأَةٌ صَبِيّاً فَقَالَتْ: أَلِهذا حَجٌّ ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَلكِ أَجْرٌ» رواهُ مُسلم.
12/1282- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertemu serombongan pengendara di Ar-Rauḥā`. Beliau lalu bertanya, "Rombongan siapakah kalian?" Mereka menjawab, "Rombongan orang-orang Islam. Lalu Anda, siapa?" Beliau menjawab, "Rasulullah." Lantas seorang perempuan mengangkat seorang anak kecil dan bertanya, "Apakah sah haji anak kecil ini?" Beliau menjawab, "Ya, sah. Dan engkau juga mendapatkan pahala." (HR. Muslim)
الروحاء: موضع بين مكة والمدينة.
الرَّوْحَاءِ (ar-rauḥā`): sebuah tempat di perbatasan antara Mekah dan Madinah.
1) صحة حج الصبيان، ولو كان الصبي صغيراً دون التمييز.
1) Sahnya haji anak kecil, walaupun anak kecil tersebut belum mencapai usia tamyiz.
2) للصبي أجر حجِّه، ولوليه مثل أجره، لأنه سبب في حج الصغير، فالدالُّ علىٰ الخير كفاعله.
2) Anak kecil tersebut mendapatkan pahala hajinya, dan walinya pun mendapatkan pahala yang semisal dengan pahalanya karena telah menjadi sebab dalam haji anak kecil tersebut. Sehingga orang yang menunjukkan kepada kebaikan sama seperti pelakunya.
الصبي في الحج يفعل ما يفعله الكبير، وإن عجز عَنْ شيءٍ لصغر سنه، كالرضيع مثلاً، فله أحوال:
Anak kecil ketika berhaji, dia mengerjakan apa yang dikerjakan oleh orang dewasa. Seandainya dia tidak mampu melakukan sebagiannya karena umurnya yang kecil, seperti anak yang masih menyusu, maka dia memiliki beberapa keadaan:
1) إن كان مما تدخله النيابة مثل رمي الجمرات، فإن الكبير ينوب عَنْهُ في ذلك.
1) Jika perbuatan tersebut termasuk yang bisa digantikan, seperti melempar jamrah, maka dalam hal itu dia digantikan oleh orang dewasa.
2) وإن كان مما لا تدخله النيابة ويستطيع الصغير فعله، كالطواف والسعي، فإنه يحمل فيها.
2) Jika perbuatan tersebut termasuk yang tidak bisa digantikan dan tidak bisa juga dikerjakan oleh anak kecil tersebut, seperti tawaf dan sai, maka dalam hal itu dia dibawa serta dalam menunaikannya.
13/1283 ــ وعن أنس رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم حجَّ علىٰ رحْلٍ، وكانت زاملتَهُ. رواه البخاري.
13/1283- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwasanya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menunaikan haji dengan menunggang unta yang sekaligus menjadi pengangkut barang-barangnya. (HR. Bukhari)
الزاملة: البعير الَّذي يُحمل عليه الطعام والمتاع.
الزَّامِلَةُ (az-zāmilah): unta yang digunakan untuk membawa makanan dan barang.
1) بيان ضيق العيش، وقلة الحال، الَّذي كان عليه رَسُول الله صلى الله عليه وسلم ، فكان الزاد والمتاع محمولاً علىٰ الراحلة، ومع ذلك كان أوسع الناس صدراً، وأعظمهم صبراً صلى الله عليه وسلم، فالسعيد من اقتدىٰ به وتخلّق بأخلاقه وشمائله.
1) Menjelaskan kesulitan hidup dan kekurangan rezeki yang dialami oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sehingga bekal dan barang-barang beliau dibawa di atas kendaraan. Kendati demikian, beliau adalah orang yang paling lapang dada dan paling bersabar. Maka orang yang bahagia adalah yang meneladani beliau serta berakhlak dengan akhlak dan perangai beliau.
2) جواز التنقل في مشاعر الحج راكباً، ولا يُنقص ذلك الأجر.
2) Boleh berpindah di antara masyā'ir haji (tempat-tempat ibadah haji) dengan berkendara, dan hal itu tidak mengurangi pahala haji.
14/1284ــ وَعَنِ ابنِ عَبَّاسٍ، رضي الله عنهما قَالَ: كَانَتْ عُكاظُ ومَجِنَّة وَذو المَجَازِ أَسْوَاقاً في الجَاهِلِيَّةِ، فَتَأثَّمُوا أن يَتَّجِرُوا في المَوَاسِمِ، فَنَزَلَتْ: {لَيسَ عَلَيكُم جُنَاحٌ أَن تَبتَغُواْ فَضلا مِّن رَّبِّكُم} [البقرة 198] في مَوَاسِمِ الحَجِّ. رواه البخاريُّ.
14/1284- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, "Dahulunya 'Ukāẓ, Majinnah, dan Żul-Majāz adalah pasar-pasar di masa jahiliah. Maka mereka merasa berdosa bila berjualan pada musim (haji), maka turunlah ayat: "Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu" (QS. Al-Baqarah: 198) Yaitu pada musim-musim haji. (HR. Bukhari)
تأثموا: تحرَّجوا وخافوا من الوقوع في الإثم.
تَأثَّمُوا (ta`aṡṡamū): mereka merasa berat dan takut jatuh dalam dosa.
1) التجارة في الحج من المنافع التي لا حرج علىٰ الحاج في فعلها، مع كون مقصوده الأول هو أداء الحج.
1) Berjualan ketika berhaji termasuk manfaat yang diperbolehkan bagi jemaah haji selama tujuan utamanya adalah menunaikan haji.
2) فضيلة صحابة رَسُول الله صلى الله عليه وسلم في تورّعهم عن فعل الشيء، ولو فيه منفعة، حَتَّىٰ يعلموا حكم الله تَعَالىٰ فيه.
2) Keutamaan sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam sikap warak mereka dari mengerjakan sesuatu, walaupun di dalamnya terdapat manfaat, sampai mereka mengetahui hukum Allah -Ta'ālā- padanya.