اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

كتاب الجهاد

id

KITAB JIHAD

234 ــ باب فضل الجهاد

id

234- BAB KEUTAMAAN JIHAD

قال الله تعالىٰ: {وَقَٰتِلُواْ ٱلمُشرِكِينَ كَآفَّة كَمَا يُقَٰتِلُونَكُم كَآفَّة وَٱعلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلمُتَّقِينَ} [التوبة 36]، وقال تعالىٰ: {كُتِبَ عَلَيكُمُ ٱلقِتَالُ وَهُوَ كُره لَّكُمۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكرَهُواْ شَي‍ٔا وَهُوَ خَير لَّكُمۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَي‍ٔا وَهُوَ شَرّ لَّكُم وَٱللَّهُ يَعلَمُ وَأَنتُم لَا تَعلَمُونَ} [البقرة 216]، وقال تعالىٰ: {ٱنفِرُواْ خِفَافا وَثِقَالا وَجَٰهِدُواْ بِأَموَٰلِكُم وَأَنفُسِكُم فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ} [التوبة41]، وقال تعالىٰ: {إِنَّ ٱللَّهَ ٱشتَرَىٰ مِنَ ٱلمُؤمِنِينَ أَنفُسَهُم وَأَموَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلجَنَّةَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقتُلُونَ وَيُقتَلُونَۖ وَعدًا عَلَيهِ حَقّا فِي ٱلتَّورَىٰةِ وَٱلإِنجِيلِ وَٱلقُرءَانِ وَمَن أَوفَىٰ بِعَهدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِ فَٱستَبشِرُواْ بِبَيعِكُمُ ٱلَّذِي بَايَعتُم بِهِۦ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلفَوزُ ٱلعَظِيمُ} [التوبة 111]، وقال الله تعالىٰ: {لَّا يَستَوِي ٱلقَٰعِدُونَ مِنَ ٱلمُؤمِنِينَ غَيرُ أُوْلِي ٱلضَّرَرِ وَٱلمُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَموَٰلِهِم وَأَنفُسِهِم فَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلمُجَٰهِدِينَ بِأَموَٰلِهِم وَأَنفُسِهِم عَلَى ٱلقَٰعِدِينَ دَرَجَة وَكُلّا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلحُسنَىٰ وَفَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلمُجَٰهِدِينَ عَلَى ٱلقَٰعِدِينَ أَجرًا عَظِيما * دَرَجَٰت مِّنهُ وَمَغفِرَة وَرَحمَة وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورا رَّحِيمًا} [النساء 95_96]، وقال تعالىٰ: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ هَل أَدُلُّكُم عَلَىٰ تِجَٰرَة تُنجِيكُم مِّن عَذَابٍ أَلِيم * تُؤمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَموَٰلِكُم وَأَنفُسِكُم ذَٰلِكُم خَير لَّكُم إِن كُنتُم تَعلَمُونَ * يَغفِر لَكُم ذُنُوبَكُم وَيُدخِلكُم جَنَّٰت تَجرِي مِن تَحتِهَا ٱلأَنهَٰرُ وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَة فِي جَنَّٰتِ عَدن ذَٰلِكَ ٱلفَوزُ ٱلعَظِيمُ * وَأُخرَىٰ تُحِبُّونَهَاۖ نَصر مِّنَ ٱللَّهِ وَفَتح قَرِيب وَبَشِّرِ ٱلمُؤمِنِينَ} [الصف 10_13]، والآياتُ في الباب كثيرةٌ مَشْهُورةٌ.

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah: 36) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagi kamu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal tidak baik bagi kamu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Berangkatlah kamu, baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah." (QS. At-Taubah: 41) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Sesungguhya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur`ān. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah: 111) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari-Nya, serta ampunan dan rahmat. Dan sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nisā`: 95-96) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung. Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai, (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin." (QS. Aṣ-Ṣaff: 10-13) Ayat-ayat dalam bab ini sangat banyak dan masyhur.

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) إغراء المؤمنين بقتال عامة الكافرين، لإعلاء كلمة الله، وإذلال الكفر وأهله.

id

1) Mengobarkan semangat kaum mukminin untuk memerangi seluruh orang kafir demi menegakkan kalimat Allah serta menghinakan kekafiran dan pemeluknya.

2) الجهاد، وإن كان من مكروهات النفوس، فإن فيه من المصالح العظيمة ما يجعله خيراً للمؤمنين، فالله تَعَالىٰ قد يجري بقضائه وقدره وحكمته شيئاً تكرهه النفوس، ثُمَّ تكون العاقبة خيراً.

id

2) Walaupun jihad tidak disukai oleh jiwa, namun ia memiliki maslahat besar yang menjadikannya baik bagi orang beriman, karena Allah -Ta'ālā- kadang menetapkan sesuatu yang tak disukai jiwa sesuai dengan takdir serta hikmah-Nya, lalu menjadikan kesudahannya sebagai kebaikan.

3) الجهاد المأمور به هو الجهاد بالنفس والمال، لإعلاء دين الله تَعَالىٰ، لا رياء ولا عصبية.

id

3) Jihad yang diperintahkan adalah jihad dengan jiwa dan harta untuk menegakkan agama Allah -Ta'ālā-, bukan karena ria dan fanatisme.

4) إظهار صفقة الجهاد العظيمة: المشتري هو الله سبحانه، والبائع هم أهل الإيمان، والعِوض من المؤمنين الأنفس والأموال، والعوض من الله الجنة، والوثيقة المثبتة للبيع والشراء هو وعد من الله في أعظم الكتب المنزلة، فما أعظمها من صفقة! فأين التجار الراغبون في الربح؟

id

4) Menampakkan perniagaan besar dalam jihad; pembelinya adalah Allah Yang Mahasuci, penjualnya adalah orang-orang beriman, alat tukarnya dari pihak orang beriman adalah jiwa dan harta, alat tukar dari Allah adalah surga, dan dokumen yang menetapkan jual beli tersebut adalah janji Allah dalam kitab paling agung yang diturunkan di muka bumi. Sungguh, betapa agungnya perniagaan itu! Maka, di manakah para pebisnis yang menginginkan keuntungan surga?!

5) المعذورون في تخلفهم عن الجهاد هم أولو الضرر،من الضعفاء والعاجزين بأبدانهم أو أموالهم، أو من قعد للتفقه في دين الله، فمن ترك مصلحة الجهاد الكفائي لمصلحة العلم والدعوة إلىٰ الله تَعَالىٰ، فهو علىٰ خير.

id

5) Orang-orang yang diberi uzur untuk tidak ikut serta dalam jihad adalah orang-orang yang memiliki halangan dari kalangan orang-orang lemah yang tidak mampu secara fisik ataupun harta, atau orang yang duduk mendalami agama Allah. Sehingga siapa saja yang meninggalkan maslahat jihad kifayah untuk maslahat ilmu dan dakwah kepada Allah -Ta'ālā-, maka dia berada di atas kebaikan.

6) الجهاد هو التجارة الرابحة التي ينال العبد بها كل مطلوب، ويدفع عَنْهُ كل مرهوب، لكن لا يعقلها إلَّا العالمون!.

id

6) Jihad adalah perniagaan menguntungkan, dengannya seorang hamba akan meraih semua yang diinginkan dan menghilangkan semua yang ditakuti, tetapi tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang berilmu!

فائدة نفيسة:

id

Faedah Penting:

ذكر العلماء ــ رحمهم الله تَعَالىٰ ــ أن الجهاد ثلاثة أقسام:

id

Para ulama -raḥimahumullāh- menyebutkan bahwa jihad terbagi tiga:

جهاد النفس، وجهاد المنافقين، وجهاد الكفار المحاربين.

id

jihad melawan jiwa, jihad melawan kaum munafikin, dan jihad melawan orang-orang kafir harbi.

فالمقدَّم منها جهاد النفس والهوىٰ والشيطان، فإن نال العبد ذلك، ووفّقه الله تَعَالىٰ لتحقيقه ينبني عليه جهاد المنافقين وجهاد الكافرين، وإن عجز عَنْ جهاد نفسه وهواه والشيطان فهو عن باقي الأنواع أشد عجزاً، فلْيحرصِ المؤمن علىٰ جهاد نفسه، وذلك بحملها علىٰ القيام بالواجبات، وترك المحرمات، وهذا يحتاج منه إلىٰ علم وبصيرة، ثم مثابرة ومرابطة، ومعاناة ومجاهدة، حَتَّىٰ تأتي نفسه راغبةً في الخير وتاركةً للشر، فإن صَدَقَ في هذا الجهاد أكرمه الله تَعَالىٰ بجهاد الكافرين، ووعده بالنصر العظيم، وأما من عجز عَنِ المرابطة علىٰ صلاة الجماعة مثلاً، وخان أمانة (حي علىٰ الصلاة)، فكيف يلبّي (حي علىٰ الجهاد)؟

id

Yang didahulukan di antara semua macam jihad ini adalah jihad melawan jiwa, hawa nafsu, dan setan. Bila seorang hamba telah meraih kemenangan dari jihad ini serta diberikan taufik oleh Allah -Ta'ālā- untuk merealisasikannya, maka setelah itu ia dituntut berjihad melawan kaum munafikin dan melawan orang-orang kafir. Bila dia tidak mampu berjihad melawan jiwanya, hawa nafsunya, dan setan, maka ia akan lebih tidak mampu terhadap jenis jihad yang lain. Oleh karena itu, seorang mukmin harus gigih berjihad menaklukkan dirinya, yaitu dengan membimbingnya untuk melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan. Dan ini membutuhkan ilmu, kesabaran dan ketabahan, serta pengorbanan dan perjuangan, sampai jiwanya menjadi senang pada kebaikan dan meninggalkan keburukan. Bila dia jujur dalam jihad ini, Allah -Ta'ālā- akan mengaruniakan kepadanya jihad melawan orang-orang kafir serta menjanjikan pada dirinya kemenangan yang besar. Adapun orang yang lemah dari berjihad untuk melaksanakan salat berjamaah, misalnya, dan dia mengkhianati panggilan "Ḥayya 'alaṣ-ṣalāh", maka bagaimana dia bisa menyambut panggilan "Ḥayya 'alal-jihād"?

وأما الأحاديث في فضل الجهاد فأكثر من أن تحصر، فمن ذلك:

id

Adapun hadis-hadis tentang keutamaan jihad maka sangatlah banyak, di antaranya:

1/1285ــ عَنْ أبي هُرَيْرَة رضي الله عنه قَالَ: سُئل رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: أيُّ الأعمال أفضلُ؟ قَالَ: «إيمانٌ بالله ورسوله» قيل: ثُمَّ ماذا؟ قَالَ: «الجهادُ في سبيل الله» قيل: ثُمَّ ماذا؟ قَالَ: «حَجٌّ مَبْرُورٌ». متفق عليه.

id

1/1285- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah ditanya, "Amalan apakah yang paling utama?" Beliau bersabda, "Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Beliau ditanya lagi, "Kemudian apa?" Beliau bersabda, "Berjihad di jalan Allah." Beliau ditanya lagi, "Kemudian apa?" Beliau bersabda, "Haji yang mabrur." (Muttafaq 'Alaih)

2/1286 ــ وَعَنِ ابنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ الله، أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إلىٰ الله تَعَالىٰ؟ قَالَ: «الصّلاةُ عَلىٰ وَقْتِهَا» قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قالَ: «بِرُّ الوَالِدَيْنِ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ في سَبِيلِ الله». متفقٌ عليهِ.

id

2/1286- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku bertanya kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Amal apakah yang paling Allah -Ta'ālā- cintai?" Beliau menjawab, "Salat di awal waktunya." Aku bertanya, "Kemudian amalan apa?" Beliau menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua." Aku bertanya lagi, "Kemudian amalan apa?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah." (Muttafaq 'Alaih)

3/1287 ــ وعن أبي ذرٍّ رضي الله عنه قَالَ: قلتُ: يارسولَ الله، أيُّ العَمَل أفضلُ؟ قَالَ: «الإيمانُ باللهِ، والجهادُ في سبيلِهِ». متفق عليه.

id

3/1287- Abu Żarr -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku bertanya, "Wahai Rasulullah! Amalan apakah yang paling afdal?" Beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Beriman kepada Allah dan berjihad di jalan Allah." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ من أحب وأفضل الأعمال إلىٰ الله تَعَالىٰ.

id

1) Jihad fi sabilillah termasuk amalan yang paling dicintai dan diutamakan di sisi Allah -Ta'ālā-.

2) تنوع أعمال الخير والبر لأهل الإيمان، فكلٌّ ينافس فيما يقدر عليه من الطاعات. وهذا من كمال هذه الشريعة.

id

2) Bervariasinya amal kebaikan dan kebajikan bagi orang beriman, sehingga setiap orang bisa berpacu pada ketaatan yang mampu dia kerjakan, dan ini bagian dari kesempurnaan syariat Islam.

4/1288ــ وعن أنس رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لَغدْوَةٌ في سبيلِ اللهِ، أوْ روحةٌ، خيرٌ من الدُّنْيا وما فيها». متفق عليه.

id

4/1288- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh, keluar satu kali ketika pagi atau sore untuk berjihad di jalan Allah, itu lebih baik dari dunia dan segala isinya." (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

غدوة: الخروج أول النهار.

id

غَدْوَةُ (gadwah): keluar berjalan di waktu pagi.

روحة: الخروج آخر النهار.

id

رَوْحَةُ (rawḥah): keluar berjalan di waktu sore.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ من أفضل القُرَب، فهو خير من الدنيا وما فيها من أنواع النعيم.

id

1) Jihad fi sabilillah termasuk ibadah yang paling utama, yaitu lebih baik dari dunia dengan segala isinya.

2) الترغيب في إخلاص الجهاد لله تَعَالىٰ؛ بأن يكون في سبيل الله، لا في سبيل العصبية وأنواع الجاهلية.

id

2) Anjuran untuk mengikhlaskan jihad karena Allah -Ta'ālā-, yaitu dilakukan di jalan Allah, bukan dalam rangka fanatisme dan macam-macam slogan jahiliah lainnya.

5/1289 ــ وعَنْ أَبي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: أَتىٰ رَجُلٌ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «مُؤْمِنٌ يُجَاهِدُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فِي سَبيلِ الله». قال: ثُمَّ مَنْ؟ قَال: «مُؤْمِنٌ في شِعْبٍ مِنْ الشِّعَابِ يَعْبُدُ اللهَ، وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّه». متفق عليهِ.

id

5/1289- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, lalu bertanya, "Siapakah orang yang paling utama, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Seorang mukmin yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah." Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau bersabda, "Kemudian seseorang yang menyendiri di salah satu lembah gunung untuk beribadah kepada Tuhannya, dan menjauhkan manusia dari keburukan dirinya." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الجهاد المطلوب هو الجهاد بالنفس والمال، وذلك أعز ما يملكه الإنسان.

id

1) Jihad yang diperintahkan adalah jihad dengan jiwa dan harta, dan itu adalah hal paling berharga yang dimiliki seseorang.

2) إن العزلة في زمن الفتن والشرور والخوف من الوقوع في المعاصي خير من الخلطة.

id

2) Beruzlah (menyendiri) pada masa fitnah dan keburukan serta karena khawatir terjatuh ke dalam maksiat, lebih baik daripada hidup bermasyarakat.

6/1290ــ وَعَنْ سَهْلِ بنِ سَعْدٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «رِبَاطُ يَوْمٍ في سَبيلِ الله خَيْرٌ من الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا، وَمَوْضِعُ سَوْطِ أحَدِكُمْ مِنَ الجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا، والرَّوْحَةُ يَرُوحُها العَبْدُ في سَبيلِ الله تَعَالىٰ، أَوِ الغَدْوَةُ، خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا». متفق عليه.

id

6/1290- Sahl bin Sa'ad -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ribāṭ (berjaga di daerah perbatasan) sehari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Tempat dalam surga seukuran tempat cemeti salah seorang kalian lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan berangkat di sore hari atau berangkat di pagi hari untuk berperang di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إظهار فضيلة عظيمة للمرابطة والجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ.

id

1) Menampakkan keutamaan berjuang dan berjihad fi sabilillah.

2) الدنيا بما فيها لا تعدل عند الله شيئاً، ولا خير فيها، إلَّا ما كان سبباً يقرِّب إلىٰ الله تَعَالىٰ، فأيسر قدر من الجهاد أعظم من جميع ما في الدنيا.

id

2) Dunia beserta semua isinya tidak sebanding dengan apa pun di sisi Allah, bahkan ia tak memiliki kebaikan apa pun, kecuali yang menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah -Ta'ālā-, karena ukuran paling kecil dalam surga itu lebih agung dari semua yang ada di dunia.

3) إن سبب التخلف عَنِ الجهاد هو التعلق بالدنيا والتثاقل إليها، فهل عرفنا لماذا هجرنا الجهاد؟!.

id

3) Faktor ketidakikutsertaan dari jihad adalah bergantungnya hati dan kecondongannya kepada dunia; maka, apakah kita telah tahu mengapa kita meninggalkan jihad?!

7/1291 ــ وَعَنْ سَلْمَانَ رضي الله عنه قالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «رِباطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ، وَإنْ ماتَ فيهِ جَرَىٰ عَلَيْه عَمَلُهُ الَّذِي كانَ يَعْمَلُ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ، وَأَمِنَ الفتَّانَ». رواهُ مُسلمٌ.

id

7/1291- Salmān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ribāṭ (berjaga di garis perbatasan) sehari semalam lebih baik daripada puasa dan salat malam selama satu bulan. Jika ia meninggal dunia, maka amalan yang biasa ia lakukan tetap mengalir (pahalanya), rezekinya terus diberikan, dan ia aman dari pertanyaan dua malaikat dalam kubur." (HR. Muslim)

8/1292ــ وعَنْ فضَالَة بن عُبَيْد رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، قالَ: «كُلُّ مَيِّتٍ يُخْتَمُ عَلىٰ عَمَلِهِ إلَّا المُرَابِطَ في سَبِيلِ الله، فإنَّهُ يَنْمِي لَهُ عَمَلُهُ إلىٰ يَوْمِ القِيَامَةِ، وَيُؤَمَّنُ من فِتْنَةِ القَبر». رواه أبو دَاود، والترمذيُّ وقَالَ: حديث حسنٌ صحيحٌ.

id

8/1292- Faḍālah bin 'Ubaid -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Setiap orang yang meninggal akan ditutup amalnya, kecuali orang yang berjihad menjaga perbatasan di jalan Allah. Sesungguhnya amalnya tetap bertambah sampai hari Kiamat dan ia aman dari fitnah (pertanyaan) kubur." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

الفتان: هو ما يُفتن به الإنسان في القبر من سؤال الملكين له عن معبوده، ودينه، ونبيِّه.

id

الفَتَّانُ (al-fattān): sesuatu yang dengannya seseorang diuji dalam kubur berupa pertanyaan dua malaikat kepadanya tentang sesembahannya, agamanya, dan nabinya.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) فضيلة خاصة للمرابط في سبيل الله؛ أنه يُنَمَّىٰ له عمله ولا ينقطع، وهذا مما يشوق النفوس المؤمنة إلىٰ الجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ.

id

1) Keutamaan khusus bagi mujahid yang menjaga perbatasan di jalan Allah, bahwa amalnya terus dikembangkan dan tidak terhenti, dan ini termasuk yang menjadikan jiwa orang beriman terus merindukan jihad fi sabilillah.

2) إثبات فتنة القبر وأن المرابط في سبيل الله يعصمه الله تَعَالىٰ منها.

id

2) Penetapan adanya fitnah atau pertanyaan dalam kubur, dan bahwa mujahid yang menjaga perbatasan di jalan Allah dilindungi oleh Allah -Ta'ālā- dari pertanyaan tersebut.

9/1293 ــ وعن عثمان رضي الله عنه قَالَ: سمعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «رباطُ يوم في سبيل الله خيرٌ من ألْف يومٍ فيما سواهُ من المَنازل». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

9/1293- 'Usmān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Berjaga di garis perbatasan sehari di jalan Allah lebih baik daripada seribu hari di tempat kebaikan lainnya." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان مضاعفة الحسنات للمرابط في سبيل الله، وهذا من شرف الجهاد وفضيلته.

id

1) Menjelaskan pelipatgandaan pahala bagi mujahid yang menjaga perbatasan di jalan Allah, dan ini termasuk kemuliaan dan keutamaan jihad.

2) الموفَّق مَن وفّقه الله تَعَالىٰ لأن يكون علىٰ رتبةٍ من رتب الجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ.

id

2) Orang yang mendapat taufik adalah yang dimudahkan oleh Allah -Ta'ālā- untuk berada di salah satu tingkatan jihad fi sabilillah.

10/1294ــ وَعَنْ أَبِي هُريرةَ، رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «تَضَمَّنَ اللهُ لِمَنْ خَرَجَ في سَبِيلِهِ، لا يُخْرِجُهُ إلا جِهَادٌ في سَبِيلي وَإِيمانٌ بي وَتَصْدِيقٌ بِرُسُلي، فهوَ ضامنٌ عليَّ أَن أُدْخِلَهُ الجَنَّةَ، أَوْ يُرْجِعَهُ إلىٰ مَنْزِلِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ بِما نَالَ مِنْ أَجْرٍ، أَوْ غَنِيمَةٍ. وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، ما مِنْ كَلْمٍ يُكْلَمُ في سَبِيلِ الله إلَّا جاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ كُلمَ، لَوْنُهُ لَوْنُ دَمٍ، وَرِيحُهُ رِيحُ مِسْكٍ. وَالَذِي نَفْسُ مُحَمَدٍ بِيَدِهِ، لَوْلا أَنْ أَشُقَّ عَلىٰ المُسْلِمِينَ مَا قَعَدْتُ خِلاَفَ سَرِيَّةٍ تَغْزُو في سَبِيلِ الله أَبَداً، ولكِنْ لا أَجِدُ سَعَةً فأَحْمِلَهُمْ، وَلا يَجِدُونَ سَعَةً، وَيَشُقُّ عَلَيْهِمْ أَن يَتَخَلَّفُوا عَنِّي. وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّد بِيدهِ، لَوَدِدْتُ أَني أَغْزُو في سَبِيلِ الله فَأُقْتَلُ، ثُمَّ أَغْزُو، فَأُقْتَلُ، ثُمَّ أَغْزُو، فَأُقتَلُ». رواهُ مسلم، وروىٰ البخاريُّ بَعْضَهُ.

id

10/1294- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Allah menjamin bagi orang yang keluar berjihad di jalan-Nya, 'Tidak ada yang mengeluarkannya kecuali karena berjihad di jalan-Ku, beriman kepada-Ku dan membenarkan rasul-rasul-Ku, maka dia dijamin atas-Ku, bahwa Aku akan memasukkannya ke surga atau mengembalikannya ke tempat tinggalnya yang dia berangkat darinya dengan membawa pahala ataupun ganimah.' Demi Zat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Tidaklah ada luka yang terluka di jalan Allah, kecuali akan datang pada hari Kiamat seperti keadaannya ketika terluka; warnanya warna darah, dan aromanya aroma kesturi. Demi Zat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Kalaulah aku tidak akan memberatkan kaum muslimin, aku tidak akan absen dari sebuah pasukan yang berperang di jalan Allah, selamanya. Tetapi, aku tidak mendapatkan kecukupan untuk memberi mereka semua kendaraan, dan mereka pun tidak memiliki kecukupan, sementara mereka merasa sangat berat bila tidak ikut bersamaku. Demi Zat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Sungguh aku menginginkan bila aku berperang di jalan Allah lalu aku terbunuh, kemudian aku berperang lagi lalu terbunuh, kemudian aku berperang lagi kemudian terbunuh." (HR. Muslim, sebagiannya diriwayatkan oleh Bukhari)

«الكَلْمُ»: الجرحُ.

id

الكَلْمُ (al-kalm): luka.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إنَّ تحقق الإخلاص في الجهاد أمر عظيم مقصود، حَتَّىٰ يفوز العبد بالأجر الموعود.

id

1) Mewujudkan keikhlasan dalam berjihad adalah perkara besar yang menjadi tujuan, supaya hamba mendapatkan pahala yang dijanjikan.

2) المجاهد له إحدىٰ الحسنيَيْن، إما الشهادة، وإما الظفر بالنصر، والعود سالماً إلىٰ أهله.

id

2) Seorang mujahid memiliki dua kebaikan; antara meraih mati syahid atau memperoleh kemenangan dan pulang dengan selamat ke keluarganya.

3) تمنىٰ الرسول صلى الله عليه وسلم الشهادة في سبيل الله، وذلك لما يعلم من عظم مرتبة الشهيد عند الله تَعَالىٰ!.

id

3) Harapan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk mati syahid di jalan Allah, karena beliau mengetahui mulianya kedudukan orang yang mati syahid di sisi Allah -Ta'ālā-!

4) جواز الحلف بقول الرجل: «والذي نفسي بيده»، لأنه قسم بالله تَعَالىٰ، أما الحلف بغير الله تَعَالىٰ وأسمائه وصفاته وكلامه فهو حرام لا يجوز، وقد قَالَ صلى الله عليه وسلم: «من كان حالفاً فَلْيحلفْ بالله أوْ لِيصمُتْ»، رواه البخاري.

id

4) Boleh bersumpah dengan ucapan, "Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya!" Karena sumpah ini termasuk bersumpah dengan Allah -Ta'ālā-. Adapun bersumpah dengan selain Allah -Ta'ālā-, juga selain nama-Nya, sifat-Nya, dan kalam-Nya, maka hukumnya haram, tidak diperbolehkan. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah bersabda, "Siapa yang bersumpah hendaklah bersumpah dengan Allah, atau jika tidak, hendaklah dia diam." (HR. Bukhari)

11/1295ــ وعنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «ما من مَكلومٍ يُكلَمُ في سبيل الله إلَّا جاءَ يومَ القيامَة، وكَلْمُهُ يَدْمَىٰ: اللونُ لونُ دم، والريحُ ريحُ مسْك». متفق عليه.

id

11/1295- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhumā-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah ada satu orang yang terluka di jalan Allah, melainkan dia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan lukanya mengeluarkan darah; warnanya warna darah dan wanginya wangi kesturi." (Muttafaq 'Alaih)

12/1296ــ وعن معاذ رضي الله عنه عَنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ قَاتَلَ في سبيلِ اللهِ مِنْ رجُلٍ مُسلِمٍ فُواقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ له الجَنَّةُ، ومَنْ جُرحَ جُرحاً في سبيل الله أوْ نُكبَ نَكبَةً، فإنَّها تجيءُ يومَ القيامة كأغزَر ما كانت: لونُها الزَّعْفرانُ، وريحُها كالمسكِ». رواه أبو داود، والترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

12/1296- Mu'āż -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Lelaki muslim mana saja yang berperang di jalan Allah, meskipun sejenak, maka wajib baginya mendapatkan surga. Siapa yang terluka di jalan Allah karena musuh atau ditimpa musibah, maka luka tersebut akan datang pada hari Kiamat dengan mengeluarkan darah yang banyak; warnanya seperti warna safron dan wanginya seperti wangi minyak kesturi." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

مكلوم: مجروح، والكلم هو الجرح. كلمه يَدمىٰ: جرحه يسيل دماً.

id

مَكْلُوْمٌ (maklūm): orang yang terluka. الكَلْمُ (al-kalm) artinya luka, dan "كَلْمُهُ يَدْمَى" (kalmuhu yadmā): lukanya mengeluarkan darah.

فُواق ناقة: وقت ما بين الحلبتين من الراحة، والمعنىٰ: ولو بجهاد قليل.

id

فُواقَ نَاقَةٍ (fuwāqa nāqah): waktu jeda antara dua perahan, maksudnya: walau dengan jihad yang sangat sebentar.

نكب نكبة: ما يصيب الإنسان من المصائب ولو كانت يسيرة.

id

نُكبَ نَكبَةً (nukiba nakbatan): musibah yang menimpa seseorang walaupun sedikit.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) لمّا شهد الشهيد أن دين الله تَعَالىٰ أغلىٰ عنده من روحه؛ شهدت علىٰ صدقه جوارحه، فانبعث دمه يشهد علىٰ صدقه، لونه لون الدم، وريحه ريح المسك، فكان الجزاء من جنس العمل.

id

1) Manakala orang yang mati syahid telah bersaksi bahwa agama Allah -Ta'ālā- baginya lebih mahal dari nyawanya, maka anggota badannya memberi kesaksian atas kejujurannya, sehingga darahnya datang bersaksi atas kejujurannya; warnanya warna darah, tetapi aromanya aroma kesturi. Sungguh, balasannya setimpal dengan jenis perbuatannya.

2) ما يحل بالشهيد من جراحة أوْ مصيبة إلَّا كتب الله تَعَالىٰ بها الأجر، وشهدت له بذلك.

id

2) Tidaklah orang yang mati syahid mengalami luka atau musibah kecuali dengan sebab itu Allah -Ta'ālā- tuliskan baginya pahala dan luka tersebut menjadi saksi untuknya dalam hal itu.

13/1297ــ وَعَنْ أبي هُريرةَ رضي الله عنه قَالَ: مَرَّ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم بِشِعْبٍ فيهِ عُيَيْنَةٌ مِن مَاءٍ عَذبَةٌ، فَأَعْجَبتهُ، فَقَال: لو اعتَزَلتُ النَاسَ فَأَقَمْتُ في هذا الشّعبِ، ولَنْ أَفعَلَ حَتىٰ أسْتأذِنَ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، فذكَرَ ذلِكَ لِرسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: «لا تفعلْ، فإنَّ مُقامَ أحَدِكُمْ في سَبِيلِ الله أَفْضَلُ مِنْ صَلاتِهِ في بَيْتِهِ سَبْعِينَ عَاماً، أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَيُدْخِلَكُمُ الجَنَّةَ؟ اغزُوا في سبيلِ الله، مَنْ قَاتَلَ في سَبِيلِ الله فُوَاقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ له الجَنَّةُ». رواهُ الترمذي وقَالَ: حديثٌ حَسَنٌ.

id

13/1297- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Salah seorang sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melewati sebuah jalan di lereng gunung yang memiliki sebuah mata air tawar yang membuatnya takjub. Dia berkata, “Andai aku melakukan uzlah (menyendiri) meninggalkan manusia, lalu aku tinggal di tempat ini. Namun aku tidak akan melakukannya hingga aku meminta izin kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.” Maka dia pun menyampaikan hal itu kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, lalu beliau bersabda, “Jangan engkau lakukan! Karena keberadaan salah seorang kalian di jalan Allah itu lebih utama daripada salatnya di rumah selama tujuh puluh tahun. Tidakkah kalian mau bila Allah mengampuni kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga? Berperanglah di jalan Allah! Siapa yang berperang di jalan Allah, walau sejenak seukuran jarak antara dua perahan unta, maka dia berhak mendapatkan surga.” (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

«والفُوَاق»: مَا بَيْنَ الحَلْبَتَيْنِ.

id

الفُوَاق (al-fuwāq): jarak antara dua perahan.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تعظيم قدر الجهاد؛ لأن نفعه عام للأمة والأفراد، أما العبادة الخاصة فنفعها قاصر علىٰ العبد غالباً.

id

1) Menjunjung kedudukan jihad, karena manfaatnya umum untuk semua umat dan pribadi. Sedangkan ibadah yang bersifat khusus, maka manfaatnya terbatas pada hamba tersebut.

2) إن الغزو في سبيل إعلاء كلمة الله، مع الصدق في النية، موجب لدخول الجنة.

id

2) Berperang di jalan Allah untuk meninggikan kalimat Allah disertai niat yang tulus menjadi sebab masuk surga.

3) فضيلة صحابة رَسُول الله صلى الله عليه وسلم، حَيْن امتنعوا عن أي عمل ديني دون إذن رَسُول الله صلى الله عليه وسلم.

id

3) Keutamaan para sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- manakala mereka menahan diri dari amal agama apa pun sebelum mendapat izin dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

14/1298ــ وعَنْهُ قالَ: قِيلَ: يا رَسُولَ الله، مَا يَعْدِلُ الجِهَادَ في سَبِيلِ الله ؟ قَالَ: «لا تَسْتَطِيعُونَهُ»: فَأَعَادُوا عليهِ مَرَّتَيْنِ أو ثَلاثاً، كُلُّ ذلِكَ يَقُولُ: «لا تَسْتَطِيعُونَه»! ثمَّ قالَ: «مَثَل المُجَاهِدِ في سَبِيلِ الله كَمَثَلِ الصائِمِ القَائمِ القَانِتِ بآياتِ الله، لا يَفْتُرُ مِنْ صِيامِ ولا صَلاةٍ، حَتىٰ يَرجعَ المجَاهِدُ في سَبِيلِ الله». متفقٌ عليه، وهذا لفظُ مسلِمٍ.

id

14/1298- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ditanya, "Wahai Rasulullah! Adakah amalan yang menyamai jihad fi sabilillah?" Beliau menjawab, "Kalian tidak akan menyanggupinya." Mereka mengulangi pertanyaannya dua atau tiga kali, setiap kalinya beliau tetap menjawab, "Kalian tidak akan menyanggupinya." Selanjutnya beliau bersabda, "Perumpamaan orang yang berjihad fi sabilillah seperti orang yang berpuasa dan salat malam dengan berdiri lama membaca ayat-ayat Allah, dia tidak pernah berhenti dari puasa dan salatnya, sampai orang yang berjihad di jalan Allah itu kembali." (Muttafaq 'Alaih, dan ini redaksi Muslim)

وفي روايةِ البخاريِّ: أَنَّ رَجلاً قَالَ: يا رَسُولَ الله، دُلَّني عَلىٰ عَمَلٍ يَعْدِلُ الجِهَادَ؟ قالَ: «لا أَجِدهُ».

id

Dalam riwayat Bukhari disebutkan: Bahwa seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah padaku amalan yang menyamai jihad!" Beliau menjawab, "Aku tidak menemukannya."

ثمَّ قالَ: «هَلْ تَسْتَطِيعُ إذا خَرَجَ المُجَاهِدُ أَنْ تَدخُلَ مَسجِدَكَ، فَتَقُومَ وَلا تَفتُرَ، وتَصُومَ ولا تُفْطِرَ؟» فقال: ومَنْ يَستطيعُ ذلكَ؟!.

id

Kemudian beliau bersabda, "Sanggupkah engkau, bila seorang mujahid berangkat, engkau masuk ke masjidmu lalu berdiri salat tanpa henti dan berpuasa tanpa berbuka?" Laki-laki itu menjawab, "Siapakah yang sanggup melakukan itu?!"

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) أجر المجاهد في سبيل الله يعادل أجر المنقطع للعبادة انقطاعاً تاماً.

id

1) Pahala orang yang berjihad di jalan Allah menyamai pahala orang yang fokus untuk beribadah secara total tanpa henti.

2) فضائل الأعمال هي إحسان من الله تَعَالىٰ لمن شاء من عباده، فالعبد لا يبلغ بعلمه وعمله فقط، ولكن برحمة الله تَعَالىٰ وفضله.

id

2) Keutamaan amal saleh adalah kebaikan dari Allah -Ta'ālā- bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-Nya, sehingga seorang hamba tidak akan sampai ke surga hanya dengan sekadar ilmu dan amalnya saja, melainkan dengan adanya rahmat dan karunia Allah -Ta'ālā-.

15/1299ــ وَعَنْهُ أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَال: «مِنْ خَيرِ مَعَاشِ النَّاسِ لَهُم رَجُلٌ مُمسِكٌ بِعنَانِ فَرَسِهِ في سَبِيلِ الله، يَطِيرُ عَلىٰ مَتْنِهِ، كُلَّمَا سَمعَ هَيعةً أوْ فَزعَةً طَارَ عليه، يَبْتَغِي القتلَ والمَوْتَ مَظَانَّهُ، أَوْ رَجُلٌ في غُنيْمَةٍ في رأسِ شَعَفَةٍ مِن هذه الشعَفِ، أَو بَطنِ وادٍ من هذِهِ الأودِيَةِ، يقِيمُ الصَّلاةَ ، وَيُؤْتي الزَّكَاةَ، وَيَعْبَدُ رَبَّهُ حَتَّىٰ يَأْتِيَهُ اليقِينُ، لَيْسَ مِنَ النَّاسِ إلا في خَيْرٍ». رواهُ مسلمٌ.

id

15/1299- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Di antara sebaik-baik sumber kehidupan manusia adalah seorang pria yang memegang tali kekang kudanya (berjihad) di jalan Allah, ia terbang di atas punggung kudanya; setiap kali ia mendengar suara atau gemuruh perang, ia terbang di atas punggung kudanya karena ingin berperang atau mencari mati (syahid) di tempat kematian. Atau seseorang yang menggembala kambing di puncak salah satu gunung atau di salah satu lembah, ia tetap menegakkan salat, menunaikan zakat, dan beribadah kepada Tuhannya hingga kematian menjemputnya, dan tidaklah (ia bersama) manusia melainkan dalam kebaikan.” (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

عنان فرسه: الحبل الَّذي يشد به الفرس.

id

عنَانِ فَرَسِهِ ('anān farasihi): tali kekang yang digunakan mengendalikan kuda.

متنه: ظهره.

id

مَتْنُهُ: (matnuhu): punggungnya.

هيعة أوْ فزعة: الصوت ينادي للحرب.

id

هَيعةً أوْ فَزعَةً (hai'ah aw faz'ah): suara panggilan perang.

مظانه: مظان الشيء: المواضع التي يغلب وجوده فيها.

id

مَظَانُّ الشَّيءِ (maẓānn asy-syai`): tempat-tempat yang diprediksi sesuatu itu ada di sana.

شعَفَة: أعلىٰ الجبل.

id

شعَفَة (sya'afah): puncak gunung.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إن طلب الموت في سبيل الله تَعَالىٰ وترقّبه والاستعداد له من خير أحوال العباد.

id

1) Mengharapkan kematian di jalan Allah -Ta'ālā- serta bersiap untuk itu termasuk kondisi hamba yang paling baik.

2) العزلة عند فساد الناس لابد أن تكون مع القيام بالواجبات الشرعية، ولا تُجعل سبباً في ترك الطاعات، كما يغلط بعض الناس؛ فيعتزل الجماعة والجمعة، بحجة فساد الزمان.

id

2) Beruzlah ketika masyarakat rusak harus disertai dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban syariat, dan tidak boleh dijadikan alasan untuk meninggalkan ketaatan, sebagaimana yang disalahpahami oleh sebagian orang, sehingga dia meninggalkan salat berjamaah dan salat Jumat dengan hujah zaman telah rusak.

16/1300ــ وعنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إنَّ في الجَنَّة مائةَ دَرَجَةٍ أعدَّها اللهُ للمُجاهدينَ في سبيل الله، ما بَيْنَ الدَّرجَتَيْن كَمَا بَيْنَ السَّماء والأرْض». رواهُ البخاري.

id

16/1300- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus tingkatan yang disiapkan oleh Allah untuk para mujahid di jalan Allah; jarak antara dua tingkat seperti jarak antara langit dan bumi." (HR. Bukhari)

17/1301ــ وعَن أبي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَال: «مَنْ رَضِيَ بِالله رَبّاً، وَبالإسْلامِ دِيناً، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ» فَعَجِبَ لهَا أبو سَعِيدٍ، فَقَال: أَعِدْها عَلَيَّ يَا رَسُولَ الله، فَأَعَادَهَا عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «وَأخْرَىٰ يَرْفَعُ اللهُ بِهَا العَبْدَ مِئَةَ دَرَجَةٍ في الجَنَّةِ، ما بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّماءِ والأرْض» قالَ: وما هِيَ يا رسولَ الله؟ قال: «الجِهادُ في سَبِيلِ الله، الجِهَادُ في سَبِيلِ الله». رواهُ مُسلم.

id

171301- Abu Sa‘īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang rida Allah sebagai tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasulnya, maka ditetapkan baginya surga." Abu Sa'īd heran dengan hal ini lalu berkata, "Ulangilah untukku, wahai Rasulullah!" Beliau pun mengulanginya lalu bersabda, "Ada amalan yang lain, dengannya Allah mengangkat hamba seratus derajat di dalam surga. Jarak antara dua derajatnya seperti jarak antara langit dan bumi." Abu Sa'īd bertanya, "Amalan apakah itu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Jihad fi sabilillah. Jihad fi sabilillah." (HR. Muslim)

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان عظم سعة الجنة، وما فيها من أنواع النعيم والدرجات العلىٰ لأهل الجهاد.

id

1) Penjelasan tentang luasnya surga serta berbagai macam kenikmatan dan derajat tinggi yang ada padanya bagi para mujahid.

2) تفاوت أهل الجنة بحسب تفاوتهم في الإيمان والعمل الصالح، والموفَّق السعيد من كان في الدنيا من أهل الرتب العالية في العبودية، ليفوز في الجنة بالدرجات العلية. {أُوْلَٰٓئِكَ يُجزَونَ ٱلغُرفَةَ بِمَا صَبَرُواْ وَيُلَقَّونَ فِيهَا تَحِيَّة وَسَلَٰمًا}.

id

2) Perbedaan tingkat penghuni surga sesuai dengan tingkat perbedaan mereka dalam keimanan dan amal saleh; orang yang diberi taufik lagi bahagia adalah yang ketika di dunia ia memiliki derajat tinggi dalam ibadah demi meraih derajat-derajat tertinggi dalam surga; "Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam." (QS. Al-Furqān: 75)

18/1302ــ وعَنْ أَبي بكْرِ بنِ أَبي مُوسىٰ الأشْعَرِيّ قَالَ: سَمِعْتُ أبي رضي الله عنه، وَهُوَ بِحَضْرَةِ العَدُوِّ، يقول: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إنَّ أَبْوَابَ الجَنَّةِ تَحْتَ ظِلالِ السُّيُوفِ» فَقَامَ رَجُلٌ رَثُّ الهَيْئَةِ، فَقَالَ: يَا أَبَا مُوسَىٰ، أَأَنْتَ سَمِعْتَ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول هذا؟ قالَ:نَعَمْ، قَالَ: فَرَجَعَ إلىٰ أصْحَابِهِ، فَقَالَ: أَقْرَأُ عَلَيْكُمُ السَّلامَ، ثُم كَسَرَ جَفْنَ سَيْفِهِ فَأَلْقَاهُ، ثُمّ مَشَىٰ بسَيْفِهِ إلىٰ العَدُوّ، فَضَرَبَ بِهِ حَتَّىٰ قُتِلَ. رواه مسلمٌ .

id

18/1302- Abu Bakar bin Abu Mūsā Al-Asy'ariy berkata, Aku telah mendengar ayahku -raḍiyallāhu 'anhu- berkata ketika dia sedang di hadapan musuh, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya pintu-pintu surga di bawah naungan pedang." Maka seorang laki-laki yang berpakaian lusuh bangkit dan berkata, "Wahai Abu Musa! Apakah engkau yang mendengar sendiri Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengucapkan hadis ini?" Ayahku menjawab, "Ya." Maka dia kembali kepada rekan-rekannya dan berkata, "Aku sampaikan salam (perpisahan) kepada kalian." Kemudian dia menghancurkan sarung pedangnya dan membuangnya. Kemudian dia berjalan dengan menghunus pedangnya menuju musuh, dan dia berperang dengan pedangnya hingga ia terbunuh. (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

رث الهيئة: بالي الثياب.

id

رَثُّ الهَيْئَةِ (raṡṡul-hai`ah): berpakaian lusuh dan usang.

جفن سيفه: غمد السيف.

id

جَفْنَ سَيْفِهِ (jafna saifihi): sarung pedangnya.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) فضيلة الصحابة رضي الله عنهم في امتثالهم العلم بالعمل، فقد مارسوا الجهاد علماً وعملاً.

id

1) Keutamaan para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- dalam hal merealisasikan ilmu dalam wujud amalan, yaitu mereka telah melaksanakan jihad secara ilmu dan amal.

2) وجوب التثبت في صدق النقل عن رسول الله صلى الله عليه وسلم.

id

2) Kewajiban memastikan kesahihan riwayat yang dinukil dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

3) جواز إظهار الشجاعة والإقدام والخيلاء في ساحات القتال.

id

3) Bolehnya menampakkan keberanian, kehebatan, dan kesombongan di medan perang.

19/1303 ــ وعن أبي عبس عبد الرحمن بن جَبْر رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «ما اغْبرَّتْ قَدَمَا عبْدٍ في سَبيلِ اللهِ فَتَمَسَّه النَّارُ». رواه البخاري.

id

19/1303- Abu 'Abs Abdurrahman bin Jabr -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah kedua kaki seorang hamba berdebu di jalan Allah lalu ia disentuh api neraka." (HR. Bukhari)

20/1304ــ وعن أبي هُرَيْرَة رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لا يلجُ النَّارَ رجُلٌ بَكَىٰ من خَشْية الله حَتَّىٰ يعودَ اللَّبنُ في الضَّرعِ، ولا يجتمعُ علىٰ عَبْد غُبَارٌ في سبيل الله ودَخَانُ جَهَنَّمَ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

20/1304- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali lagi ke kantungnya, dan tidak akan menyatu pada hamba antara debu dalam perjuangan di jalan Allah dan asap neraka Jahanam." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

21/1305ــ وعن ابن عبَّاس رضي الله عنهما قَالَ: سمعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «عَيْنَان لا تَمَسُّهُما النَّارَ؛ عينٌ بَكَتْ من خَشْيَةِ اللهِ، وعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ في سبيلِ اللهِ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ.

id

21/1305- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ada dua mata yang tidak akan disentuh api neraka; yakni mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang begadang untuk berjaga di jalan Allah." (HR. Tirmizi, dan dia berkata, "Hadis hasan")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

لا يلج: لا يدخل.

id

لَا يَلِجُ (lā yaliju): tidak masuk.

يعود اللبن في الضرع: بمعنىٰ استحالة الشيء، أي: كما يستحيل أن يعود اللبن بعد حلبه من الضرع، فكذلك يستحيل أن يدخل النارَ رجلٌ بكىٰ من خشية الله.

id

يعودَ اللَّبنُ في الضَّرعِ: artinya hal itu mustahil, yaitu sebagaimana air susu setelah diperah mustahil kembali ke kantung, maka demikian juga mustahil masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) فضل الحراسة والجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ، فَلْيهنأ القائمون بواجب المرابطة دفاعاً عن حرمات المسلمين.

id

1) Keutamaan berjaga dan berjihad fi sabilillah, maka berbahagialah orang-orang yang melaksanakan tugas menjaga perbatasan untuk melindungi kehormatan umat Islam.

2) فضل البكاء من خشية الله تَعَالىٰ، وهذا لا يكون نافعاً إلَّا من صادق إيمان، صاحب هدي وسنة، حاضر دمعة.

id

2) Keutamaan menangis karena takut kepada Allah -Ta'ālā-, dan hal ini tidak akan bermanfaat kecuali dari orang yang tulus imannya, yang mengikuti petunjuk dan Sunnah, dan meneteskan air mata kekhusyukan.

22/1306ــ وعن زَيْدِ بنِ خَالدٍ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ: «مَنْ جَهَّزَ غَازِياً في سَبِيلِ الله فَقَدْ غَزا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً في أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا». متفقٌ عليهِ.

id

22/1306- Zaid bin Khālid -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menyiapkan bekal untuk orang yang berperang di jalan Allah, maka sungguh dia telah (ikut) berperang. Dan siapa yang mengurus keluarga orang yang berperang di jalan Allah, maka sungguh dia telah (ikut) berperang." (Muttafaq 'Alaih)

23/1307 ــ وَعَنْ أَبِي أمَامَةَ، رضي الله عنه قَال: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «أَفْضَلُ الصَّدَقَاتِ ظِلُّ فُسْطَاطٍ في سَبِيلِ الله، وَمَنِيحَةُ خادِمٍ في سبِيلِ الله، أو طَروقةُ فَحْلٍ في سبيلِ الله». رواه الترمذي وقالَ: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

23/1307- Abu Umāmah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sedekah yang paling utama adalah memberikan naungan kemah di jalan Allah, meminjamkan pembantu di jalan Allah, atau memberikan unta betina yang sudah layak dibuahi pejantan di jalan Allah." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

24/1308 ــ وَعَن أنس رضي الله عنه أَنَّ فَتىٰ مِنْ أَسْلَمَ قَالَ: يَا رسولَ الله، إنِّي أُرِيدُ الغَزْوَ وَلَيْسَ مَعِي مَا أتجَهَّزُ بِهِ، قَالَ: «ائْتِ فُلاناً، فَإنَّهُ قَدْ كانَ تَجَهَّزَ فَمَرِضَ». فَأَتاهُ فَقَالَ: إنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقْرِئُكَ السَّلامَ، ويقولُ: أَعْطِني الذي تَجَهَّزتَ بِه، قالَ: يَا فُلانَةُ، أَعْطِيْهِ الذي كُنْتُ تَجَهَّزْتُ بِهِ، وَلا تَحْبِسي عَنْهُ شَيْئاً، فَوَاللهِ لا تَحْبِسي مِنْهُ شَيْئاً فَيُبَارَكَ لَكِ فِيه. رَوَاه مسلمٌ.

id

24/1308- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa seorang pemuda dari Bani Aslam berkata, "Ya Rasulullah! Aku ingin ikut berperang. Tetapi aku tidak punya harta sebagai bekal?" Beliau bersabda, "Datanglah kepada polan. Dia telah menyiapkan bekalnya, tetapi dia jatuh sakit." Lantas pemuda itu datang kepadanya dan berkata, "Sungguh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengucapkan salam kepadamu. Beliau menyampaikan agar engkau memberikan persiapan perang yang telah engkau siapkan kepadaku." Maka laki-laki itu berkata kepada istrinya, "Ya polan! berikan dia persiapan perang yang telah aku siapkan, dan jangan tahan sedikit pun. Demi Allah! Jangan engkau tahan sedikit pun, agar semoga Allah memberkahimu di dalamnya." (HR. Muslim)

25/1309 ــ وَعن أبي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم بَعَثَ إلىٰ بَني لَحيَانَ، فَقَالَ: «لِيَنْبَعِثْ مِنْ كُلِّ رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا، وَالأَجْرُ بَيْنَهُمَا». رواهُ مسلمٌ.

id

25/1309- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengirim sebuah pasukan ke Bani Laḥyān; beliau bersabda, "Hendaklah berangkat salah satu dari setiap dua orang, sedangkan pahala bagi keduanya." (HR. Muslim)

وفي روايةٍ لهُ: «لِيَخْرُجْ مِنْ كُلِّ رَجُلَيْنِ رَجُلٌ» ثُمَّ قَالَ لِلقَاعِدِ: «أَيُّكُمْ خَلَفَ الخَارِجَ في أَهْلِهِ وَمَالِهِ بِخَيْرٍ كانَ لَهُ مِثْلُ نِصْفِ أَجْرِ الخَارِجِ».

id

Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan, "Hendaklah berangkat seorang saja dari tiap-tiap dua orang." Kemudian beliau bersabda kepada yang yang tidak berangkat, "Siapa di antara kalian menggantikan orang yang berangkat dalam mengurus keluarga dan hartanya dengan baik, baginya seperti setengah pahala yang berangkat."

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

ظل فسطاط: بيت من شعر.

id

ظِلُّ فُسْطَاطٍ (ẓill fusṭāṭ): tenda dari bulu kambing.

منيحة خادم: ما تمنح علىٰ سبيل العطية والهبة.

id

مَنِيحَةُ خادِمٍ (manīatu khādim): pembantu yang diberikan sebagai pemberian dan hibah.

طروقة فحل: الناقة التي بلغت سناً بحيث يأتيها الفحل.

id

طَروقةُ فَحْلٍ (ṭarūqatu faḥl): unta betina yang telah mencapai usia siap dibuahi pejantan.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) وجوب التعاون بين المسلمين علىٰ تجهيز جيوش الجهاد، فمن جهّز الغازي فله مثل أجره.

id

1) Kewajiban tolong-menolong di antara kaum muslimin dalam menyiapkan bekal pasukan perang, karena siapa saja yang menyiapkan bekal untuk orang yang berperang maka dia mendapatkan pahala yang semisal dengan pahalanya.

2) حسن تدبير النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم في أصحابه، فالعاجز عَنْ الجهاد ينوب عَنْهُ القادر عليه.

id

2) Indahnya pengaturan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pada sahabat-sahabatnya, yaitu orang yang tidak mampu berjihad digantikan oleh yang mampu.

3) إن القيام بحوائج أسر المجاهدين في سبيل الله لمن أعظم الطاعات التي تعدل أجر الجهاد.

id

3) Memenuhi kebutuhan keluarga para mujahid di jalan Allah termasuk ketaatan paling agung yang setara dengan pahala jihad.

26/1310 ــ وَعَنِ البَراءِ رضي الله عنه قال: «أتىٰ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ مُقَنَّعٌ بِالحَدِيدِ، فَقَالَ: يا رَسُولَ الله أُقاتِلُ وأُسْلِمُ ؟ قَالَ: «أَسْلِمْ، ثُمَّ قَاتِلْ» فَأَسْلَمَ، ثُمَّ قَاتَلَ فَقُتِلَ. فَقَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «عَمِلَ قَلِيلاً، وَأُجِرَ كَثِيراً». متفقٌ عليه، وهذا لفظُ البخاريّ.

id

26/1310- Al-Barā` -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Ada seorang lelaki yang mengenakan topeng besi datang kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu berkata, "Wahai Rasulullah! Aku berperang atau masuk Islam (terlebih dahulu)?" Beliau menjawab, "Masuklah Islam (terlebih dahulu) kemudian berperanglah." Maka laki-laki itu masuk Islam lalu berperang dan terbunuh. Lantas Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ia beramal sedikit, tapi diberi pahala banyak." (Muttafaq 'Alaih, dan ini redaksi Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

مقنع بالحديد: مغطىٰ بالسلاح، أوْ علىٰ رأسه ما يشبه الخوذة.

id

مُقَنَّعٌ بِالحَدِيدِ (muqanna' bil-ḥadīd): wajahnya ditutupi dengan senjata, atau di kepalanya ada semacam pelindung kepala.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الإسلام شرط لكل عبادة، ولا تصح أي عبادة إلَّا بالإسلام.

id

1) KeIslaman adalah syarat sahnya semua ibadah, ibadah apa pun tidak sah kecuali dengan masuk Islam terlebih dahulu.

2) حُرْمة الاستعانة بالمشركين في قتالٍ أبداً، حَتَّىٰ ولو كان قتالاً ضد المشركين، فكيف بمن يستعين بالمشركين الحاقدين علىٰ قتال إخوانه المؤمنين؟

id

2) Diharamkannya meminta bantuan kepada orang musyrik dalam perang, selamanya, bahkan sekalipun perang itu melawan orang musyrik, lalu bagaimana dengan orang yang meminta bantuan orang musyrik yang penuh kedengkian untuk memerangi saudaranya sesama mukmin?

3) العمل اليسير مع صدق النية له ثواب كبير.

id

3) Amal yang sedikit ketika disertai dengan niat ikhlas akan memiliki pahala yang besar.

27/1311 ــ وَعَنْ أنسٍ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قالَ: «مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إلىٰ الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلىٰ الأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إلَّا الشَّهِيْد، يَتَمَنَّىٰ أَنْ يَرْجِعَ إلىٰ الدُّنْيَا، فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ، لِما يَرَىٰ مِنَ الكَرَامَة».

id

27/1311- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak ada seorang pun yang masuk surga ingin kembali ke dunia walau dia akan mendapatkan segala sesuatu di muka bumi, kecuali seseorang yang mati syahid; dia ingin kembali ke dunia lalu terbunuh sebanyak sepuluh kali, karena dia telah melihat kemuliaannya."

وفي روايةٍ: «لِمَا يَرَىٰ مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَة». متفقٌ عليهِ.

id

Dalam riwayat lain, "Karena dia telah melihat keutamaan mati syahid." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إن الجزاء العظيم الذي يراه الشهيد مُقدَّماً، يُنسيه مرارة القتل، وكراهية النفوس للموت.

id

1) Pahala besar yang dilihat oleh orang yang syahid sebelum wafat, menjadikannya lupa akan rasa sakitnya dibunuh serta kebencian jiwa pada kematian.

2) إنَّ الغفلة عَنْ ثواب الله تَعَالىٰ تصرف العبد عن العبادات والمقامات العالية.

id

2) Cuek dengan pahala yang Allah -Ta'ālā- siapkan akan memalingkan hamba dari ibadah dan kedudukan-kedudukan mulia.

3) لو علم العبد ما له من ثواب الله تَعَالىٰ لسارع إلىٰ الجنة، وخطبها بغالي الأثمان.

id

3) Sekiranya hamba mengetahui pahala yang Allah -Ta'ālā- siapkan untuknya, niscaya dia akan berpacu menuju surga dan melamarnya dengan harga mahal.

28/1312ــ وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «يَغْفرُ اللهُ للشَّهيدِ كلَّ ذَنْبٍ إلَّا الدَّينَ». رواه مسلم.

id

28/1312- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Allah akan mengampuni semua dosa orang yang mati syahid, kecuali utang." (HR. Muslim)

وفي رواية له: «القَتْلُ في سبيل الله يُكَفِّر كلَّ شيءٍ إلَّا الدَّيْنَ».

id

Dalam riwayat Muslim lainnya, "Mati syahid di jalan Allah akan menghapus semua dosa, kecuali utang."

29/1313ــ وَعَنْ أَبي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَامَ فِيهمْ، فَذَكَرَ «أَنَّ الجِهَادَ في سَبِيلِ الله وَالإيمَانَ بِاللهِ أَفْضَلُ الأَعْمَال»، فَقَامَ رَجُلٌ، فَقَالَ: يا رَسُولَ الله، أَرَأَيْتَ إنْ قُتِلْتُ في سَبِيلِ الله، أَتكَفّرُ عَنّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «نَعَمْ، إنْ قُتِلْتَ في سَبِيلِ الله، وَأَنْتَ صَابِرٌ، مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ» ثُمَّ قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «كَيْفَ قُلْتَ؟» قَالَ: أَرَأَيْتَ إنْ قُتِلْتُ في سَبِيلِ الله، أتكَفَّرُ عَنِّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «نَعَمْ ، وَأَنْتَ صَابِرٌ، مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ، إلَّا الدَّيْنَ، فَإنَّ جِبْرِيلَ –عليه السلام_ قالَ لي ذلكَ». رواهُ مسلمٌ.

id

29/1313- Abu Qatādah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berdiri di tengah-tengah para sahabat lalu menyebutkan, "Sesungguhnya jihad di jalan Allah dan iman kepada-Nya adalah amal yang paling utama." Lantas seorang laki-laki berdiri lalu bertanya, "Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapatmu jika aku gugur di jalan Allah, apakah dosa-dosaku akan dihapus?" Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ya, kalau engkau gugur di jalan Allah dalam keadaan sabar dan mengharap pahala, serta maju menghadapi musuh dan tidak lari." Kemudian Rasululullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- balik bertanya, "Bagaimana pertanyaanmu?" Laki-laki itu berkata, "Bagaimana pendapatmu jika aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa-dosaku akan dihapus?" Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ya, kalau engkau bersabar dan mengharap pahala, serta maju menghadapi musuh dan tidak lari. Kecuali utang. Sesungguhnya Jibril -'alaihis-salām- mengatakan hal itu kepadaku." (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

محتسب: الاحتساب: طلب الثواب من الله تَعَالىٰ.

id

مُحْتَسِبٌ (muḥtasib): al-iḥtisāb ialah mengharap pahala dari Allah -Ta'ālā-.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تحذير النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم الأمة من الدَّين، فهو يمنع العبد من دخول الجنة حَتَّىٰ يؤدي حق الناس.

id

1) Peringatan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada umat ini terhadap bahaya utang, karena utang akan menahan hamba dari masuk surga hingga dia menunaikan hak utang tersebut kepada pemiliknya.

2) الشهادة في سبيل الله تَعَالىٰ تكفِّر ذنوب العبد كلها، بشرط احتساب الثواب والصبر.

id

2) Mati syahid di jalan Allah -Ta'ālā- akan menghapuskan semua dosa hamba dengan syarat dia mengharap pahala dan bersabar.

30/1314ــ وعن جابر رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رجلٌ: أين أنا يارسولَ الله إنْ قُتلتُ؟ قَالَ: «في الجَنَّة»، فألقَىٰ تَمَرَات كُنَّ في يَده، ثُمَّ قَاتَلَ حَتَّىٰ قُتلَ. رواه مسلم.

id

30/1314- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Ada seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah! Di manakah tempatku jika aku terbunuh?" Beliau menjawab, "Di surga." Laki-laki itu serta-merta membuang beberapa butir kurma yang ada di tangannya, lalu berperang hingga gugur terbunuh. (HR. Muslim)

31/1315ــ وعَنْ أَنسٍ رضي الله عنه قَالَ: انْطَلَقَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم وَأَصْحَابُهُ، حَتَّىٰ سَبَقُوا المشرِكينَ إلىٰ بَدرٍ، وَجَاءَ المُشرِكُونَ، فَقالَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لا يقدمَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ إلىٰ شَيْءٍ حَتَىٰ أَكُونَ أَنا دُونَهُ» فَدَنَا المُشْرِكُونَ، فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «قُومُوا إلىٰ جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّموَاتُ وَالأَرْضُ» قال: يَقولُ عُمَيْرُ بنُ الحُمَامِ الأَنصَارِيُّ رضي الله عنه: يا رسولَ الله جَنَّةٌ عَرْضُهَا السَّمَاواتُ وَالأرْضُ؟ قالَ: «نَعَم» قالَ: بَخٍ بَخٍ! فقالَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «ما يَحمِلُكَ علىٰ قَولكَ بَخٍ بَخٍ ؟» قالَ: لا وَاللهِ يا رَسُولَ الله إلَّا رَجَاءَ أَنْ أَكُونَ مِنْ أَهْلِهَا، قال: «فَإنَّكَ مِنْ أَهْلِهَا»، فَأَخْرَجَ تَمَراتٍ مِنْ قَرَنهِ، فَجَعَلَ يَأْكُلُ مِنْهُنَّ، ثمَّ قَالَ: لَئِنْ أَنا حَيِيتُ، حتَّىٰ آكُلَ تَمَراتي هذِهِ، إنَّهَا لَحَيَاةٌ طَوِيلةٌ، فَرَمَىٰ بمَا كانَ مَعَهُ مِنَ التَّمْرِ، ثم قَاتَلَهُمْ حَتَّىٰ قُتِل. رواه مسلمٌ.

id

31/1315- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertolak bersama para sahabatnya hingga mereka berhasil mendahului kaum musyrikin ke Badar, dan kaum musyrikin datang setelahnya. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu bersabda, "Tidak boleh ada seorang pun dari kalian yang mengambil keputusan hingga aku berada di depannya." Tiba-tiba kaum musyrikin mendekat. Lantas Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi." Anas melanjutkan, 'Umair bin Al-Ḥumām Al-Anṣāriy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, 'Wahai Rasulullah! Surga seluas langit dan bumi?" Beliau bersabda, "Ya." Ia berkata, "Hebat, hebat." Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apa yang mendorongmu untuk mengucapkan hebat, hebat?" Ia menjawab, "Demi Allah! Tidak ada wahai Rasulullah, selain harapan agar aku menjadi penghuninya." Beliau bersabda, "Engkau termasuk penghuninya." Lantas dia mengeluarkan beberapa kurma dari kantongnya dan mulai memakannya. Kemudian dia berkata, "Seandainya aku masih hidup hingga aku makan semua kurma ini, sesungguhnya itu merupakan kehidupan yang panjang." Lantas dia melemparkan kurma yang ada bersamanya lalu maju memerangi mereka (musuh) hingga ia gugur. (HR. Muslim)

«القَرَن» بفتح القاف والراء:هو جُعْبَةُ النَّشَّابِ.

id

القَرَن (al-qaran), dengan memfatahkan "qāf" dan "rā`", yaitu kantong anak panah.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

بخٍ بخٍ: كلمة تُقال عند المدح والرضىٰ بالشيء، وتُكرر للمبالغة، ومعناها: تعظيم الأمر وتفخيمه.

id

بخٍ بخٍ (bakhin bakhin): kata ungkapan senang dan puas dengan sesuatu, dan ia diulangi untuk menunjukkan makna yang berlebihan. Maknanya ialah: menjunjung dan menganggap besar sesuatu.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من طلب الشهادة بصدق بلّغه الله منازل الشهداء، و«إنما يدرك الرجل علىٰ حسب صدق نيته».

id

1) Siapa yang mengejar mati syahid dengan jujur, niscaya Allah akan menyampaikannya ke derajat para syuhada, karena "sesungguhnya seseorang akan memperoleh sesuatu sesuai ketulusan niatnya."

2) فضيلة الصحابة رضي الله عنهم في حرصهم علىٰ الخير والتسابق إليه، فأين أهل الهمم؟!

id

2) Keutamaan para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- dalam kegigihan dan perlombaan mereka dalam kebaikan. Maka, di manakah para pemilik cita-cita tinggi yang ingin meneladani mereka?!

3) استحباب تحريض المؤمنين علىٰ القتال وطلب الشهادة.

id

3) Anjuran menyemangati kaum mukminin untuk berperang dan mencari mati syahid.

4) شأن القائد المخلص أن يكون في مقدم الجيش، ليحرّض المجاهدين علىٰ القتال.

id

4) Panglima perang yang tulus akan berada di depan pasukan untuk mengobarkan semangat perang para mujahidin.

32/1316ــ وعنه قال:جَاءَ ناسٌ إلىٰ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنِ ابْعَث مَعَنَا رِجَالاً يُعَلِّمُونَا القُرآنَ وَالسُّنَةَ،فَبَعَثَ إلَيْهِمِ سَبعِينَ رَجُلاً مِنَ الأَنْصَارِ، يُقَالُ لَهُمُ:القُرَّاءُ، فِيهِم خَالي حَرَامٌ، يَقْرَؤُونَ القُرآنَ، وَيَتَدَارَسُونَ بِاللَّيْلِ يَتَعَلَّمُونَ، وكانُوا بِالنَّهَارِ يَجِيئُونَ بالمَاءِ، فَيَضَعُونَه في المَسْجِدِ، وَيَحتَطِبونَ فَيَبِيعُونَه، ويَشتَرُونَ بِهِ الطَّعَامَ لأَهْلِ الصُّفَّةِ، ولِلفُقَرَاءِ، فَبَعَثهُمُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، فَعَرَضُوا لهُم، فَقَتَلُوهُمْ قَبْلَ أَنْ يَبْلُغُوا المَكانَ، فَقَالُوا:اللّهم بَلِّغْ عَنَّا نَبِيّنَا أَنّا قَدْ لَقِينَاكَ، فَرَضِينَا عَنْكَ وَرَضِيتَ عَنَّا، وأتىٰ رَجُلٌ حَرَاماً ــ خَالَ أنسٍ ــ مِنْ خَلْفِهِ، فَطَعَنَهُ بِرُمْحٍ حَتَّىٰ أَنْفَذَهُ، فَقَالَ حَرَامٌ: فُزْتُ وَرَبِّ الكَعْبَةِ، فقالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إِنَّ إخْوَانَكُمْ قَد قُتِلُوا، وإنَّهُم قَالُوا: اللّهم بَلَغْ عَنَّا نَبِيَّنا أنّا قَدْ لَقِينَاكَ، فَرَضِينَا عَنْكَ وَرَضِيتَ عَنَّا». متفقٌ عليه، وهذا لفظ مسلم.

id

32/1316- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Sejumlah orang datang menemui Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan berkata, 'Utuslah bersama kami orang-orang yang akan mengajarkan kami Al-Qur`ān dan Sunnah.' Maka Nabi mengirim kepada mereka tujuh puluh orang dari kaum Anṣār, mereka dikenal dengan sebutan Al-Qurrā` (para penghafal Al-Qur`ān). Di antara mereka adalah pamanku (saudara ibuku), Ḥarām. Mereka selalu membaca Al-Qur`ān, mengkaji, dan mempelajarinya di malam hari. Sedangkan pada siang hari mereka mengambil air dan menaruhnya di masjid, juga mereka mencari kayu bakar untuk mereka jual dan hasilnya mereka gunakan membeli makanan untuk Ahli Sufah dan orang-orang fakir. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu mengutus mereka, akan tetapi di perjalanan mereka dihadang dan dibunuh sebelum sampai ke tujuan, mereka berkata, 'Ya Allah! Sampaikanlah (kabar) tentang kami kepada Nabi kami bahwa kami telah berjumpa dengan-Mu, maka kami rida kepada-Mu dan Engkau pun rida kepada kami.' Seseorang datang mendekati Ḥarām -paman Anas- dari belakangnya, kemudian menusuknya dengan tombak sampai tembus. Ḥarām berkata, 'Aku telah menang, demi Rabb Kakbah!' Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya saudara-saudara kalian telah dibunuh, dan sesungguhnya mereka mengatakan, 'Ya Allah! Sampaikanlah tentang (berita) kami kepada Nabi kami, bahwasanya kami telah berjumpa dengan-Mu dan kami rida kepada-Mu dan Engkau pun rida kepada kami.'" (Muttafaq 'Alaih, dan ini redaksi Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) للشهيد عند الله تَعَالىٰ حياة برزخية ينعم بها قبل نعيم الآخرة {أَحيَآءٌ عِندَ رَبِّهِم يُرزَقُونَ}.

id

1) Orang yang mati syahid mendapatkan kenikmatan alam barzakh di sisi Allah -Ta'ālā- sebelum meraih kenikmatan akhirat; "Mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki." (QS. Āli 'Imrān: 169)

2) «فزت ورب الكعبة»؛ كلمة إيمانية، خرجت من قلبٍ ذاق طعم الإيمان، فكان الموت عندهم، دفاعاً عَنْ دين الله تَعَالىٰ، فوزاً عظيماً، فرضي الله تَعَالىٰ عَنْ صحابة رَسُول الله صلى الله عليه وسلم.

id

2) "Aku telah menang, demi Rabb Kakbah!" ialah sebuah kalimat keimanan, yang keluar dari hati yang telah merasakan manisnya iman, baginya kematian dalam rangka membela agama Allah -Ta'ālā- adalah kemenangan besar. Semoga Allah -Ta'ālā- meridai sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

33/1317ــ وعنْهُ قالَ: غَابَ عَمِّي أنسُ بنُ النَضْرِ رضي الله عنه عن قِتَالِ بَدرٍ، فقالَ: يا رسولَ الله غِبتُ عن أَوَّلِ قِتَالٍ قَاتَلْتَ المُشْرِكِينَ، لَئِنِ اللهُ أَشْهَدَني قِتَالَ المُشرِكِينَ ليُرِيَنَّ اللهُ مَا أَصنَعُ. فَلَمَّا كانَ يَومُ أُحُدٍ انكَشَفَ المُسلِمُونَ، فقالَ: «اللهم إنّي أَعْتَذِرُ إلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هؤُلاَءِ ــ يَعْني أَصْحَابَهُ ــ وَأَبْرَأُ إليْكَ مِمَّا صَنَعَ هؤُلاَء ــ يعني المُشرِكِينَ ــ ثم تَقَدَّمَ، فَاسْتَقْبَلَهُ سعدُ بنُ مُعَاذٍ فقال: يَا سَعدُ بنَ مُعَاذٍ، الجَنَّةَ وَربِّ النَّضْرِ، إنِّي أَجِدُ رِيحَهَا مِنْ دُونِ أُحُدٍ! قالَ سعدٌ: فمَا استطَعتُ يا رَسُولَ الله مَا صَنَعَ! قالَ أنسٌ: فَوَجَدنَا بِهِ بِضعاً وَثَمَانِينَ ضَربةً بالسَّيفِ، أَوْ طَعْنَةً بِرُمْحٍ، أَوْ رَمْيَةً بِسَهمٍ، وَوَجَدْناهُ قد قُتِلَ وَمَثَّلَ بِهِ المُشرِكُونَ، فَمَا عرَفَهُ أَحَدٌ إلَّا أُختُهُ بِبَنَانِه.قال أنسٌ: كُنَّا نُرَىٰ أَوْ نَظُنُّ أَنَّ هذِه الآية نَزَلَتْ فِيهِ وَفي أَشْبَاهِهِ: {مِّنَ ٱلمُؤمِنِينَ رِجَال صَدَقُواْ مَا عَٰهَدُواْ ٱللَّهَ عَلَيهِۖ فَمِنهُم مَّن قَضَىٰ نَحبَهُۥ} إلىٰ آخرها [الأحزاب23] متفقٌ عليه، وقد سَبَق في (باب المجاهَدَةِ).

id

33/1317- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Pamanku, Anas bin An-Naḍr -raḍiyallāhu 'anhu- absen dari perang Badar. Lantas dia berkata, "Ya Rasulullah! Aku telah absen dari peperangan pertamamu melawan orang-orang musyrik. Sekiranya Allah menakdirkanku mengikuti perang melawan kaum musyrikin, niscaya Allah akan memperlihatkan apa yang aku perbuat." Anas melanjutkan: Ketika perang Uhud terjadi, sebagian pasukan Islam lari meninggalkan tempat mereka. Maka Anas bin An-Naḍr berkata, "Ya Allah! Aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang dilakukan oleh mereka itu (yakni rekan-rekannya), dan aku berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh mereka itu (yakni orang-orang musyrik)." Kemudian dia maju dan disambut oleh Sa'ad bin Mu'āż. Dia berkata, "Wahai Sa'ad bin Mu'āż! Demi Rabb-nya An-Naḍr! Di sanalah surga. Sungguh, aku mencium aroma surga di dekat Uhud." Sa'ad berkata, "Ya Rasulullah! Aku tidak mampu melakukan seperti yang dia lakukan!" Anas berkata, "Kami menemukan padanya ada delapan puluhanluka antara tebasan pedang, tusukan tombak, ataupun lemparan panah. Kami menemukannya telah terbunuh dan dicincang oleh orang-orang musyrik. Tidak ada yang dapat mengenalnya kecuali saudarinya melalui jemarinya." Anas berkata, "Kami melihat atau meyakini bahwa ayat ini turun padanya dan orang-orang yang serupa dengannya: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur ... " sampai akhir ayat. (QS. Al-Aḥzāb: 23) (Muttafaq 'Alaih) Hadis ini telah disebutkan dalam Bab Mujāhadah.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

بضعاً: يُستعمل من الثلاثة إلىٰ التسعة.

id

بِضْعًا (biḍ'an): bilangan antara tiga sampai sembilan.

ببنانه: البنان: أطراف الأصابع.

id

بِبَنَانِهِ (bi banānihi): al-banān ialah ujung jari.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من الكرامات التي يكرم الله تَعَالىٰ بها مَنْ شاءَ مِنْ عباده أن يجد العبد ريح الجنة وهو في الأرض، والجنة في السماء.

id

1) Di antara karāmah yang Allah -Ta'ālā- anugerahkan kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-Nya ialah seorang hamba mencium aroma surga padahal dia masih di bumi, sedangkan surga di langit.

2) إنَّ المغامرة والخوض في صفوف الكفار لإعمال القتل فيهم من مواقف البطولة والشجاعة الإيمانية.

id

2) Masuk dan menerobos ke dalam barisan pasukan orang kafir untuk membunuh mereka termasuk sikap kepahlawanan dan kekuatan iman.

3) فضل الصحابة رضي الله عنهم في صدق إيمانهم. وهذا يدل دلالة واضحة أن الله اختار لنبيه صلى الله عليه وسلم أفضل الخلق بعد الأنبياء، وأنه لا كان ولا يكون مثل الصحابة، فرضي الله عنهم.

id

3) Keutamaan para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- dalam kejujuran iman mereka, dan hal ini memberi petunjuk jelas bahwa Allah telah memilihkan untuk nabi-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- orang-orang yang paling utama setelah para nabi, dan bahwasanya belum pernah dan tidak akan pernah ada yang semisal dengan para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum-.

34/1318 ــ وعَنْ سَمُرَةَ رضي الله عنه قالَ: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتيانِي،فصَعدَا بِيَ الشَّجَرَةَ، فَأَدْخَلاني دَاراً هِي أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ، لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْها، قالا: أَمَّا هذِه الدَّارُ فَدَارُ الشُّهَدَاءِ». رواه البخاري وهو بعضٌ من حديثٍ طويلٍ فيه أنواع العلم، سيأتي في (باب تحريمِ الكذِب) إنْ شاءَ الله تَعَالىٰ.

id

34/1318- Samurah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tadi malam aku melihat dalam mimpi dua orang laki-laki datang kepadaku lalu membawaku naik pohon, lalu keduanya memasukkanku ke sebuah rumah yang paling indah dan paling bagus, belum pernah sama sekali aku melihat yang lebih bagus darinya. Mereka berdua berkata, 'Adapun rumah ini, ini adalah rumah para syuhada.'" (HR. Bukhari). Ini adalah sebagian dari hadis panjang yang berisikan berbagai macam ilmu, dan akan disebutkan dalam Bab Pengharaman Dusta, Insya Allah.

35/1319ــ وعن أنس رضي الله عنه أنَّ أمَّ الرُّبيع بنتَ البراء، وهي أمُّ حارثةَ ابنِ سُراقَةَ، أتت النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم، فقالت: يارسولَ الله، ألَّا تُحَدِّثُني عَنْ حارثَةَ ـ وكانَ قُتلَ يومَ بدْر ـ فإنْ كانَ في الجَنَّة صَبَرْتُ، وإنْ كانَ غيرَ ذلكَ اجْتَهَدْتُ عليه في البُكاء؟ فقال: «يا أمَّ حارثَةَ، إنَّها جنانٌ في الجَنَّة، وإنَّ ابنَكِ أصابَ الفردَوْسَ الأعْلىٰ». رواه البخاري.

id

35/1319- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Ummu Ar-Rubai' binti Al-Barā` -yaitu ibu dari Hāriṡah bin Surāqah- datang kepada Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan berkata, "Wahai Rasulullah! Tidakkah engkau menceritakan kepadaku tentang Hāriṡah -yang gugur dalam perang Badar-? Jika ia di surga, aku pasti bersabar. Tetapi jika selain itu, niscaya aku menangisinya sejadi-jadinya." Beliau bersabda, "Wahai Ummu Ḥāriṡah! Sesungguhnya di dalam surga itu ada banyak tingkatan, dan sesungguhnya putramu mendapatkan Surga Firdaus yang paling tinggi." (HR. Bukhari)

36/1320ــ وعن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قَالَ: جيء بأبي إلىٰ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم، وقد مُثِّلَ به، فوُضعَ بينَ يَدَيْهِ، فذهبتُ أكشفُ عَنْ وجْهِهِ، فَنَهَاني قَوْمي، فقال النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: «ما زَالَت الملائكةُ تُظلُّهُ بأجْنحَتِها». متفق عليه.

id

36/1320- Jābir bin Abdillāh -raḍiyallāhu 'anhuma- berkata, "Jenazah ayahku dibawa kepada Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- dalam keadaan telah dimutilasi, dan dia diletakkan di hadapan beliau. Lalu aku hendak membuka wajahnya, tapi kaumku mencegahku. Nabi Muhammad -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- lalu bersabda, Para malaikat senantiasa menaunginya dengan sayap-sayapnya.'" (Muttafaq 'Alaih)

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إنَّ العلم بما أعد الله تَعَالىٰ للشهداء من أصناف النعيم في الجنان مما يُهوِّن مصائب الموت علىٰ المؤمنين.

id

1) Mengetahui berbagai macam nikmat yang Allah -Ta'ālā- siapkan dalam surga bagi orang-orang yang mati syahid termasuk sebab yang akan meringankan musibah kematian atas orang-orang beriman.

2) فضيلة خاصة لعبد الله والد جابر رضي الله عنهما أن الملائكة أظلته بأجنحتها.

id

2) Keutamaan khusus bagi Abdullah, ayah Jābir -raḍiyallāhu 'anhumā-, yaitu bahwa para malaikat menaunginya dengan sayap-sayapnya.

3) جواز البكاء علىٰ الميت من غير نياحة ورفع صوت، وإنما يكون حزن القلب ودمع العين، مع الرضا والتسليم لقضاء الله تَعَالىٰ وقدره.

id

3) Boleh menangisi jenazah jika tidak disertai ratapan dan mengangkat suara, tetapi hanya berupa kesedihan dalam hati dan tetesan air mata disertai rida dan tunduk kepada ketetapan dan takdir Allah -Ta'ālā-.

37/1321ــ وعن سهل بن حُنيْف رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ سَألَ اللهَ تَعَالىٰ الشَّهادةَ بصدْقٍ بلَّغهُ اللهُ مَنَازلَ الشُّهداءِ، وإنْ ماتَ علىٰ فِراشِهِ». رواه مسلم.

id

37/1321- Sahl bin Ḥunaif -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang meminta kepada Allah agar mati syahid dengan jujur, Allah akan menyampaikannya ke tingkatan syuhada, walaupun dia meninggal di atas tempat tidurnya." (HR. Muslim)

38/1322ــ وعن أنس رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ طَلَبَ الشَّهَادَةَ صَادِقاً أُعطِيَها، وَلو لم تُصِبْهُ». رواه مسلم.

id

38/1322- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang memohon agar mati syahid dengan jujur, niscaya dia akan diberi (pahala) mati syahid, meskipun dia tidak mendapatkan mati syahid itu." (HR. Muslim)

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) نيّة المؤمن الصادقة تقوم مقام العمل ــ إن حبسه عنه حابس ــ وكأنه قام بالطاعة.

id

1) Niat jujur seorang mukmin akan menggantikan amal -jika ia dihalangi oleh suatu penghalang dari mengamalkannya- seakan-akan dia melaksanakan ketaatan tersebut.

2) سؤال العبدِ الشهادةَ بصدق من الأدعية المستحبة في حياة المؤمن.

id

2) Permohonan mati syahid dengan jujur dari seorang hamba termasuk doa yang mustajab dalam kehidupan orang beriman.

39/1323ــ وعن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَا يَجِدُ الشَّهِيدُ مِنْ مَسِّ القتلِ، إلَّا كما يَجِدُ أَحَدُكمْ مِنْ مَسِّ القَرصَةِ». رواه الترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

39/1323- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Seorang syahid itu tidak merasakan sakitnya kematian kecuali seperti salah seorang kalian yang merasakan gigitan semut." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) يسهّل الله تعالىٰ علىٰ الشهيد القتل، وهذا من إكرام الله إياه، وعاجل البشرىٰ له.

id

1) Allah -Ta'ālā- memudahkan proses kematian bagi orang yang mati syahid, dan ini termasuk karunia Allah kepadanya serta kabar gembira yang disegerakan.

2) روح الشهيد لمّا بُشرت برضوان من الله _عز وجل_ سهل عليها الخروج.

id

2) Ruh orang yang syahid keluar dengan mudah ketika diberikan kabar gembira berupa rida dari Allah -'Azza wa Jalla-.

40/1324 ــ وعن عبد الله بن أوفىٰ رضي الله عنهما أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم في بعض أيامه التي لقي فيها العَدُوَّ، انتظر حَتَّىٰ مالَتِ الشَّمسُ، ثُمَّ قام في النَّاس، فقال: «أَيُّهَا النَّاسُ، لا تَتَمَنَّوا لِقَاءَ العَدُوِّ، وَسَلُوا اللهَ العَافِيَةَ، فإذا لقِيتُمُوهُم فاصْبِرُوا، وَاعلَمُوا أَنَّ الجَنَّةَ تَحْتَ ظِلالِ السيوفِ». ثُمَّ قَالَ: «اللَّهم مُنزِلَ الكِتَابِ، وَمُجْرِيَ السَحَابِ، وَهَازِمَ الأحْزَابِ، اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهم». متفق عليه.

id

40/1324- Abu Ibrahim Abdullah bin Abi Aufā -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- di beberapa kesempatan ketika bertemu musuh, beliau menunggu (tidak menyerang), hingga ketika matahari telah condong beliau berdiri di tengah-tengah sahabat seraya berpidato, "Wahai sekalian manusia! Janganlah kalian berharap bertemu musuh. Mohonlah kepada Allah keselamatan. Lalu, bila kalian telah bertemu musuh, maka bersabarlah. Ketahuilah, bahwa surga di bawah bayang-bayang pedang." Kemudian beliau berdoa, "Ya Allah! Rabb Yang menurunkan kitab, Yang menjalankan awan, Yang mengalahkan sekutu kaum musyrikin. Kalahkanlah mereka dan menangkanlah kami atas mereka." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الجنة تحت ظلال السيوف، ومُختصرُ طريقِ الجنة: نيل الشهادة بصدق نية.

id

1) Surga di bawah bayangan pedang dan jalan pintas surga adalah meraih mati syahid disertai niat yang benar.

2) إن سؤال العافية والثبات عند الممات؛ من أحسن ما يسأل العبدُ ربَّه.

id

2) Memohon afiat dan keteguhan ketika menjelang kematian adalah permohonan terbaik yang dipanjatkan hamba kepada Rabb-nya.

3) الالتجاء إلىٰ الله تَعَالىٰ بالدعاء في مواطن الاضطرار؛ دليل علىٰ فقه العبد والتزامه هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم.

id

3) Kembali kepada Allah -Ta'ālā- dengan berdoa pada kondisi-kondisi darurat adalah tanda kedalaman pemahaman agama seorang hamba serta komitmennya dalam mengikuti petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

41/1325ــ وعن سهل بن سعد رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «ثِنْتانِ لا تُرَدَّانِ، أوْ قلَّمَا تُرَدَّانِ؛ الدُّعاءُ عندَ النِّداءِ، وعندَ البَأْسِ حينَ يُلْحِمُ بعضُهُمْ بعضاً». رواه أبو داود بإسناد صحيح.

id

41/1325- Sahl bin Sa'ad -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Dua doa yang tidak akan ditolak atau sedikit sekali ditolak: doa ketika azan dan ketika perang berkecamuk." (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

النداء: الأذان.

id

النِّدَاءِ (an-nidā`): azan.

البأس: القتال.

id

البَأْسُ (al-ba` s): perang.

يلحم بعضهم بعضاً: يشتد القتال حَتَّىٰ تلتحم الصفوف.

id

يُلْحِمُ بعضُهُمْ بَعْضًا (yulḥimu ba'ḍuhum ba'ḍan): ketika perang sengit sampai barisan pasukan saling bertemu.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من مواطن الإجابة: الدعاء عند القتال، وعند النداء إلىٰ الصلاة.

id

1) Di antara waktu mustajab untuk berdoa adalah ketika perang dan ketika ada panggilan salat.

2) بيان تفاضل الأوقات والأحوال في إجابة الدعاء، ومن ذلك: عند الاضطرار، واشتداد القتال.

id

2) Menjelaskan adanya perbedaan keutamaan waktu dan kondisi dalam hal pengabulan doa, di antaranya ketika kondisi darurat dan perang berkecamuk.

42/1326ــ وعن أنس رضي الله عنه قَالَ: كان رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم إذَا غَزَا قَالَ: «اللهم أَنتَ عَضُدِي وَنَصِيرِي، بِكَ أَحُولُ، وَبِكَ أَصُولُ، وَبِكَ أُقاتِلُ». رواهُ أبو داودَ، والترمذيُّ وقالَ: حَدِيث حَسَن.

id

42/1326- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Dahulu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bila berperang, beliau biasa membaca doa, “Allāhumma anta 'aḍudī wa naṣīrī, bika aḥūlu, wa bika aṣūlu, wa bika uqātilu (artinya: Ya Allah! Engkaulah tempatku bertumpu dan penolongku. Dengan pertolongan-Mu aku bergerak, dengan pertolongan-Mu aku menyerang, dan dengan pertolongan-Mu aku berperang).” (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan")

43/1327ــ وعن أبي موسىٰ رضي الله عنه أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم كانَ إذَا خَافَ قَوماً قَالَ: «اللهم إنَّا نَجعلُكَ في نُحُورِهِمْ، ونعوذُ بك من شُرورِهِمْ». رواه أبو داود بإسناد صحيح.

id

43/1327- Abu Mūsā -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa apabila Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- takut terhadap suatu kaum, beliau berdoa, "Allāhumma innā naj'aluka fī nuḥūrihim, wa na'ūżu bika min syurūrihim (artinya: Ya Allah! Sesungguhnya kami menjadikan-Mu di leher mereka dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka)." (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

عضدي: من العضد، وهو موضع القوة من الإنسان، والمعنىٰ: أنت نصيري.

id

عَضُدِيْ ('aḍudī), berasal dari kata "al-'aḍud", yaitu tempat kekuatan manusia, maksudnya: Engkau adalah penolongku.

أَحُولُ: من الحول وهو التغير، والمعنىٰ: لا قدرة لي علىٰ الحركة إلَّا بك.

id

أَحُولُ (aḥūlu), berasal dari kata "al-ḥaul", artinya: berpindah, atau berubah. Maksudnya: aku tidak memiliki kemampuan untuk bergerak kecuali dengan pertolongan-Mu.

أَصُولُ: صال عليه إذَا هجم عليه.

id

أَصُولُ (aṣūlu), bila dikatakan, "ṣāla 'alaih", artinya: ia menyerangnya.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الإلحاح علىٰ الله تَعَالىٰ في الدعاء، والاعتصام به سبحانه، من هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم الدائم، في حال الرخاء أو البلاء.

id

1) Mengulang-ulang permintaan kepada Allah -Ta'ālā- ketika berdoa dan berlindung kepada-Nya merupakan petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang terus-menerus, baik dalam keadaan lapang ataupun ketika diuji.

2) إن تفويض العبدِ أمره إلىٰ الله سببٌ عظيم للنجاة؛ فالله سبحانه لا يخذل عبداً أقبل عليه، وفوّض أمره إليه.

id

2) Menyerahkan urusan kepada Allah adalah fakktor besar untuk keselamatan, karena Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- tidak akan menyia-nyiakan hamba yang kembali dan menyerahkan urusannya kepada-Nya.

44/1328ــ وعن ابنِ عُمرَ رضي الله عنهما أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «الخَيْلُ مَعْقُودٌ في نَوَاصِيْهَا الخَيرُ إلىٰ يَوْمِ القِيَامَةِ». متفقٌ عليه.

id

44/1328- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kuda itu, di ubun-ubunnya terikat kebaikan sampai hari Kiamat." (Muttafaq 'Alaih)

45/1329ــ وعَن عُرْوَةَ البَارِقِيِّ رضي الله عنه أَنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قال: «الخَيْلُ مَعْقُودٌ في نَوَاصِيْهَا الخَيرُ إلىٰ يَوْمِ القِيَامَةِ، الأَجْرُ وَالمَغْنَمُ». متفقٌ عليه.

id

45/1329- 'Urwah Al-Bāriqiy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kuda itu, di ubun-ubunnya terikat kebaikan hingga hari Kiamat, yaitu berupa pahala dan ganimah." (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

نواصيها: الناصية: مقدم الرأس.

id

نَوَاصِيْهَا (nawāṣīhā), ia jamak "an-nāṣiyah": bagian depan kepala, ubun-ubun.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الخير في الخيل عامة، ويدخل فيها خيل الجهاد، إذ جعل الله سبحانه فيها الخير إلىٰ قيام الساعة.

id

1) Banyak kebaikan yang ada pada kuda, termasuk kuda yang disiapkan untuk jihad, karena Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- menjadikan padanya kebaikan hingga hari Kiamat.

2) الجهاد ماض إلىٰ يوم القيامة، لأن الخير الَّذي منه: الأجر والمغنم، لا يكون إلَّا مع الجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ.

id

2) Jihad tetap disyariatkan hingga hari Kiamat, karena kebaikan yang ada dalam jihad yang berupa pahala dan ganimah tidak akan terwujud kecuali dengan berjihad fi sabilillah.

3) بشرىٰ لأهل الإيمان ببقاء عزّ هذا الدين ورفعته إلىٰ يوم القيامة.

id

3) Kabar gembira bagi orang beriman berupa kekalnya kejayaan dan kemuliaan agama ini hingga hari Kiamat.

46/1330ــ وَعَن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قالَ: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنِ احتَبَسَ فَرَساً في سَبِيلِ الله، إيمَاناً بِالله، وَتَصْدِيقاً بِوَعْدهِ، فَإنَّ شِبَعَهُ وَرِيَّهُ وَرَوْثَهُ وَبَوْلَهُ في مِيزَانِهِ يَوْمَ القِيَامَة». رواه البخاريُّ.

id

46/1330- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang mewakafkan seekor kuda di jalan Allah karena beriman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya, maka makanan dan minumannya, serta kotoran dan kencingnya akan dimasukkan dalam timbangan amalnya pada hari Kiamat." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

احتبس: اتخذه وقفاً للجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ.

id

احتَبَسَ (iḥtabasa): ia menjadikannya sebagai wakaf untuk jihad fi sabilillah.

ريّه: الري: الشرب حَتَّىٰ الشبع.

id

رِيَّهُ (riyyahu), ar-rīy ialah minum hingga kenyang.

روثه: الفضلات الخارجة.

id

رَوْثَهُ (rauṡahu): kotorannya yang keluar.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إظهار الأجر العظيم لمن جعل الخيل وقفاً للجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ.

id

1) Menerangkan adanya pahala besar bagi orang yang mewakafkan kuda untuk jihad fi sabilillah.

2) إنَّ المؤمنَ صادقُ النيّة، يُؤجرُ علىٰ العمل الصالح، وعلىٰ ما يترتب علىٰ عمله من الآثار والعاقبة.

id

2) Orang beriman yang memiliki niat benar dan tulus akan diberi pahala pada amal salehnya dan pada dampak positif yang dilahirkan oleh amalnya itu.

47/1331 ــ وعَن أبي مَسْعُود رضي الله عنه قالَ: جَاءَ رَجُلٌ إلىٰ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم بِنَاقَةٍ مَخْطُومَةٍ، فقالَ: هذه في سَبِيلِ الله، فقالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لكَ بِهَا يَومَ القِيَامَةِ سَبْعُمِائَةِ نَاقَةٍ، كُلُهَا مَخطُومَةٌ». رواهُ مسلم.

id

47/1331- Abu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Seorang laki-laki datang kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan membawa seekor unta yang telah diberi kekang, dia berkata, "Unta ini sedekah di jalan Allah." Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Dengan unta ini, kelak pada hari Kiamat engkau akan mendapatkan tujuh ratus ekor unta, semuanya bertali kekang." (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

مخطومة: جُعل في رأسها الخطام، وهو الحبل الَّذي تُشدّ به الناقة.

id

مَخطُومَةٌ (makhṭūmah): kepalanya telah diberi tali kekang, yaitu tali yang digunakan untuk mengendalikan unta.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إن تضاعفَ الحسنات إلىٰ سبعمائة ضعف، فضلٌ من الله تَعَالىٰ يؤتيه من يشاء.

id

1) Pelipatgandaan pahala hingga tujuh ratus kali lipat adalah karunia dari Allah -Ta'ālā- yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

2) الجزاء من جنس العمل، فضاعف الله أجر نفقة الجهاد، لعظيم نفعه في الأمة.

id

2) Balasan setimpal dengan jenis perbuatan; Allah melipatgandakan pahala infak dalam jihad karena besarnya kadar manfaatnya terhadap umat.

48/1332ــ وعن أبي حَمّاد ــ ويُقال: أبو سُعاد، ويُقَالُ: أبو أَسَدٍ، ويُقال: أبو عامِرٍ، ويُقالُ: أبو عَمْرو، ويُقال: أبو الأسْوَدِ، ويُقالُ: أبو عَبْسٍ ـ عُقْبةَ بنِ عامِرٍ الجُهَنيِّ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، وَهُوَ عَلىٰ المِنبَرِ، يقولُ: «وَأَعِدُّوا لَهُم ما استَطَعْتُم من قُوَّةٍ، أَلا إنَّ القُوَّةَ الرَّميُ، أَلا إنَّ القُوَّةَ الرَّميُ، أَلا إنَّ القوَّةَ الرَّمْيُ». رواه مسلم.

id

48/1332- Abu Ḥammād -juga dikatakan: Abu Su'ād, atau Abu Asad, atau Abu 'Āmir, atau Abu 'Amr, atau Abul-Aswad, atau Abu 'Abs- 'Uqbah bin 'Āmir Al-Juhaniy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berpidato dari atas mimbar, "'Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu mampui.' (QS. Al-Anfāl: 60). Ketahuilah! Kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah! Kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah! Kekuatan itu adalah memanah." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الرمي نوع من أنواع القوة الواجب أن يعدها أهل الإيمان في إرهاب أهل الكفر والطغيان، وهو من أصول التربية الجهادية.

id

1) Memanah adalah salah satu jenis kekuatan yang wajib disiapkan oleh orang beriman untuk menggetarkan orang-orang kafir dan zalim, dan memanah termasuk pokok pendidikan jihad.

2) يتفاوت الرمي بحسب الوقت الَّذي يكون فيه أهل الإيمان، فالواجب اليوم مقابلة الرمي الحديث المتطور بمثله، وهذا من إرشادات القرآن بحسب الزمان والمكان.

id

2) Jenis panahan berbeda-beda sesuai perkembangan zaman, maka yang diwajibkan hari ini ialah menghadapi serangan teknologi modern dengan yang semisalnya, dan ini termasuk bimbingan Al-Qur`ān yang mengikuti perkembangan masa dan tempat.

49/1333ــ وعنه قَالَ: سمعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «سَتُفتَحُ عليكُمْ أرَضُونَ، ويكْفيكُمُ اللهُ، فلا يَعْجزْ أحَدُكُمْ أن يَلْهُوَ بأسْهُمِهِ». رواه مسلم.

id

49/1333- Juga dari 'Uqbah bin 'Āmir -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Akan ditaklukkan untuk kalian banyak (belahan) bumi dan Allah akan mencukupkan kalian. Maka, janganlah salah seorang kalian malas untuk memainkan anak panahnya!" (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الجهاد في سبيل الله من أعظم أسباب كفاية المؤمنين في أمور معاشهم وسعة أرزاقهم، لأن رزق هذه الأمة جعل تحت ظل الرماح، ويوم تخلفت الأمة عَنْ الجهاد أذلّها الله تَعَالىٰ وأفقرها. فهل عقل المسلمون اليوم لماذا تنزل بهم الضائقات المالية؟!

id

1) Jihad fi sabilillah termasuk sebab terbesar dalam memberikan kecukupan hidup dan kelapangan rezeki kaum mukimin, karena rezeki umat ini ditempatkan di bawah bayangan tombak. Kemudian ketika umat ini meninggalkan jihad, maka Allah -Ta'ālā- akan menghinakan mereka dan menimpakan kepada mereka kefakiran. Maka, apakah umat Islam hari ini paham kenapa mereka ditimpa kesulitan ekonomi?!

2) الإسلام يحث المؤمنين علىٰ الإعداد والاستعداد أبداً، ولو بعد النصر وأداء الفرض، فلا يُلقىٰ السلاح إخلاداً إلىٰ الأرض.

id

2) Islam mendorong orang-orang beriman supaya terus-menerus mempersiapkan diri serta bersiap-siap untuk berjihad, sekalipun setelah meraih kemenangan dan menunaikan kewajiban, sehingga mereka tidak meletakkan senjata dan cenderung kepada kehidupan dunia.

50/1334ــ وعنه أنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ عُلِّمَ الرَّميَ، ثُمَّ تَرَكَهُ، فليْسَ منَّا، أوْ فَقَدْ عَصَىٰ». رواه مسلم.

id

50/1334- Juga dari 'Uqbah bin 'Āmir -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang telah diberi ilmu memanah lalu dia meninggalkannya, maka dia bukan bagian dari kami -atau dia telah bermaksiat-." (HR. Muslim)

51/1335ــ وعنهُ رضي الله عنه قالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «إنَّ اللهَ يُدخِلُ بِالسَّهمِ الوَاحِدِ ثَلاثَةَ نَفَرٍ الجَنَّةَ؛ صَانِعَهُ يحتَسِبُ في صَنْعَتِهِ الخَيرَ، وَالرَّامِي بِهِ، وَمُنْبِلَهُ. وَارْمُوا وَارْكَبُوا، وَأَنْ تَرمُوا أَحَبُّ إليَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا، ومَنْ تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَ مَا عُلِّمَهُ رَغْبَةً عنه، فَإنَّهَا نِعْمَةٌ تَرَكَهَا». أَوْ قال: «كَفَرَهَا». رواهُ أبو داود[4].

id

51/1335- Juga dari Uqbah bin 'Āmir -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh dengan satu anak panah Allah memasukkan tiga orang ke surga: pembuatnya yang mengharapkan pahala dalam membuatnya, orang yang memanahkannya, dan orang yang menyiapkannya. Berlatihlah memanah dan mengendarai (kuda), dan kalian berlatih memanah lebih aku sukai daripada kalian mengendarai kuda. Siapa yang meninggalkan latihan memanah setelah dia diberikan ilmunya karena tidak suka padanya, maka sesungguhnya itu kenikmatan yang dia tinggalkan." Atau beliau bersabda, "... yang dia tidak syukuri." (HR. Abu Daud) [4].

[4]() الحديث إسناده ضعيف.
id
[4] (1) Hadis ini sanadnya daif.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

مُنبله: الَّذي يمد الرامي بالنبل، لما ورد في رواية عند ابن ماجه: «صانعه.. والرامي به، والمُمِدّ به».

id

مُنْبِلَهُ (munbilahu): orang yang menyiapkan anak panah kepada pemanah; yaitu disebutkan dalam sebuah riwayat Ibnu Majah, "Pembuatnya, pemanahnya, dan yang menyiapkannya."

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الحث علىٰ تعلم فنون القتال والرماية، لأن هذا من أكبر أنواع القوة المأمور بها لمقاتلة الكفار.

id

1) Motivasi untuk mempelajari semua keterampilan berperang dan memanah karena hal ini termasuk jenis kekuatan paling besar yang diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir.

2) ترك الرماية من المعاصي التي يأثم بها العبد، لأنه نوع من الخذلان والضعف.

id

2) Berhenti memanah termasuk maksiat yang dengannya seorang hamba jatuh dalam dosa karena perbuatan tersebut bagian dari kelalaian dan kelemahan.

3) الترغيب في التعاون بين أهل الإيمان علىٰ البر والتقوىٰ ،فالسهم الواحد يدخل بسببه الجنة ثلاثة.

id

3) Anjuran untuk saling tolong-menolong di antara kaum mukminin pada kebajikan dan ketakwaan, yaitu dengan satu anah panah tiga orang yang saling bekerjasama melepaskannya dijanjikan akan dimasukkan ke dalam surga.

52/1336ــ وعن سلمةَ بنِ الأكوعِ رضي الله عنه قَالَ: مَرَّ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم علىٰ نَفَرٍ يَنْتَضلُون، فقال: «ارْموا بَني إسماعيل فإنَّ أبَاكم كانَ رَامياً». رواه البخاري.

id

52/1336- Salamah bin Al-Akwa' -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah melewati beberapa orang yang sedang berlomba panahan, lalu beliau bersabda, “Memanahlah, wahai Bani Ismail, karena leluhur kalian dahulunya adalah ahli memanah!" (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

ينتضلون: يترامون بالسهام أيُّهم يسبق.

id

يَنْتَضلُونَ (yantaḍilūna): mereka berlomba memanah.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) حثّ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم جماعة الصحابة علىٰ تعلُّم الرمي، ومدحهم بذلك لما فيه من القوة.

id

1) Motivasi Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada sekelompok sahabat untuk belajar memanah serta memuji mereka dengan dasar itu karena di dalamnya tersimpan sumber kekuatan.

2) استحباب اتباع خصال الآباء المحمودة والعمل بمثلها.

id

2) Anjuran mengikuti serta mengamalkan perangai nenek moyang yang terpuji.

53/1337ــ وعن عمرو بن عَبَسَةَ رضي الله عنه قَالَ: سمعتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: «مَنْ رَمَىٰ بسَهْمٍ في سَبيل اللهِ فَهُوَ لَهُ عدْلُ مُحَرَّرةٍ». رواه أبو داودَ، والترمذي وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

53/1337- 'Amr bin 'Abasah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menembakkan satu anak panah di jalan Allah, maka pahalanya sebanding dengan membebaskan hamba sahaya." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih")

54/1338ــ وعن أبي يحيىٰ خُرَيمِ بنِ فاتكٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ أنْفق نَفَقَةً في سبيل الله كُتبَ لهُ سبعُمائةِ ضعْفٍ». رواهُ الترمذي وقالَ: حديثٌ حسنٌ.

id

54/1338- Abu Yahya Khuraim bin Fātik -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menginfakkan suatu nafkah di jalan Allah, maka ditulis baginya pahala tujuh ratus kali lipat." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

عدل محررة: مثل من حرر رقبة من الرّقّ.

id

عَدْلُ مُحَرَّرةٍ ('adl muḥarrarah): sebanding dengan orang yang memerdekakan seorang budak.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تعظيم أجر الجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ، وتنوع الثواب فيه لتنشط النفوس عليه.

id

1) Adanya pengagungan terhadap pahala jihad fi sabilillah serta banyaknya jenis pahala di dalamnya; agar jiwa bersemangat melakukannya.

2) النفقة في سبيل الجهاد تضاعف إلىٰ سبعمائة ضعف.

id

2) Infak di jalan jihad dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali lipat.

55/1339ــ وعن أبي سعيد رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَا مِن عبدٍ يَصومُ يَوْماً في سبيل الله إلَّا باعَدَ اللهُ بذلكَ اليوم وجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعينَ خَريفاً». متفقٌ عليه.

id

55/1339- Abu Sa'īd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali dengan hari itu Allah akan jauhkan wajahnya dari neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun." (Muttafaq 'Alaih)

56/1340ــ وعن أبي أمامةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ صامَ يوماً في سبيل الله جَعَلَ اللهُ بيْنَهُ وبينَ النَّار خَنْدَقاً، كَمَا بينَ السَّمَاءِ والأرضِ». رواهُ الترمذي وقالَ: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

56/1340- Abu Umāmah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Siapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, pasti Allah menjadikan antara dirinya dan api neraka satu parit (sebagai penghalang) yang luasnya seperti jarak langit dan bumi." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

خريفاً: الخريف فصل من فصول السنة، والمراد بذلك سَنة.

id

خَرِيْفًا (kharīfan): al-kharīf ialah salah satu musim dalam setahun, maksudnya dalam hadis ini adalah tahun.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الأجر العظيم لمن صام يوماً في الجهاد، شريطة ألَّا يؤثر ذلك علىٰ قوته البدنية ونشاطه في القتال.

id

1) Pahala besar bagi orang yang berpuasa satu hari ketika berjihad, dengan syarat puasanya itu tidak berpengaruh terhadap kekuatan badannya serta semangatnya dalam berperang.

2) مباشرة الأعمال الصالحة زمن الشدة والمعارضات النفسية، سبب لمضاعفة الثواب والمباعدة عَنِ النار.

id

2) Mengerjakan amal saleh pada masa sulit dan perlawanan jiwa adalah sebab pelipatgandaan pahala dan dijauhkan dari api neraka.

57/1341ــ وعن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ مَاتَ ولمْ يَغْزُ، ولم يُحَدِّثْ نفسَه بغَزْوٍ، ماتَ علىٰ شُعْبةٍ منَ النِّفَاق». رواهُ مسلمٌ.

id

57/1341- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang meninggal dunia dalam keadaan tidak pernah berperang (di jalan Allah), dan tidak pernah berniat untuk berperang, maka ia mati di atas salah satu cabang kemunafikan." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) ترك الجهاد بمراتبهِ المختلفة، وعدم تحديث النفس به، سبب لمرض القلب بالنفاق، وسوء الخاتمة.

id

1) Meninggalkan jihad dengan berbagai tingkatannya dan tidak meniatkannya adalah sebab adanya penyakit kemunafikan dalam hati dan sū`ul-khātimah.

2) نية المؤمن الصادقة تقوم مقام العمل عند العجز.

id

2) Niat yang jujur dari seorang mukmin akan menggantikan amal ketika ia tidak mampu melakukannya.

58/1342ــ وعَنْ جابر رضي الله عنه قَالَ: كنَّا مَعَ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم في غَزَاة، فَقَال: «إنَّ بِالمَدِينَةِ لَرِجَالاً ما سِرْتُمْ مَسِيراً، وَلا قَطَعْتُمْ وَادِياً إلاّ كانُوا مَعَكُمْ، حَبَسَهُمُ المَرضُ».

id

58/1342- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Kami pernah bersama Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam sebuah peperangan, beliau lalu bersabda, "Sungguh di Madinah terdapat beberapa laki-laki, tidaklah kalian menempuh suatu perjalanan atau melewati sebuah lembah melainkan mereka menyertai kalian (dalam hal pahala); karena mereka tertahan oleh sakit."

وفي رواية: «حَبَسَهُمُ العُذْرُ». وفي روايةٍ؛ «إلَّا شَركُوكُمْ في الأَجْرِ». رواهُ البخاري من روايةِ أنسٍ، ورواهُ مُسلمٌ من روايةِ جابرٍ واللفظ له.

id

Dalam riwayat lain disebutkan, "... karena mereka tertahan oleh uzur." Dalam riwayat lainnya lagi, "... melainkan mereka menyertai kalian dalam pahala." (HR. Bukhari dari riwayat Anas dan Muslim dari riwayat Jābir, dan redaksi ini miliknya).

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من اجتهد في القيام بالعمل الصالح، ثُمَّ حُبس عنه لعذر، فإن الله يكتب لَهُ الأجر كاملاً لصدق نيته.

id

1) Siapa yang bersungguh-sungguh untuk melaksanakan amal saleh kemudian ia tertahan oleh suatu uzur, Allah akan menuliskan untuknya pahala secara sempurna karena kesungguhan niatnya.

2) بيان رحمة الله تَعَالىٰ بالمؤمنين، حيث اعتُبرت النية الصالحة مقام العمل.

id

2) Menjelaskan luasnya rahmat Allah -Ta'ālā- kepada orang beriman; yaitu niat yang baik dijadikan sama dengan amalan bila tidak sanggup dilakukan.

59/1343ــ وعنْ أبي مُوسىٰ رضي الله عنه أنَّ أَعْرَابياً أَتَىٰ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: يارسولَ الله، الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْنَمِ، وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُذْكَرَ، وَالرَّجُلُ يقَاتِلُ لِيُرَىٰ مَكانُهُ؟.

id

59/1343- Abu Mūsā -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa seorang badui datang kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu berkata, "Wahai Rasulullah! Seorang laki-laki berperang untuk mendapatkan ganimah, seorang laki-laki berperang agar dipuji, dan seorang laki-laki berperang agar dilihat kehebatannya?"

وفي روايةٍ: يقَاتِلُ شَجَاعَةً، وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً.

id

Dalam riwayat lain, "... berperang untuk menunjukkan keberaniannya dan berperang karena fanatisme."

وفي رواية: وَيُقَاتِلُ غَضَباً، فَمَنْ في سَبِيلِ الله ؟ فَقَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ قَاتَلَ لِتكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ العُلْيَا فَهُوَ في سَبِيلِ الله». متفقٌ عليهِ.

id

Dalam riwayat lain, "... dan berperang karena amarah; siapakah di antara mereka yang berada di jalan Allah?" Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa saja yang berperang agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi, maka dialah yang berada di jalan Allah." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الجهاد في سبيل الله تَعَالىٰ لإعلاء كلمة الله هُوَ الجهاد الشرعي، وما عداه فإنه قتال في سبُل الشيطان والنفس والعصبيات الجاهلية.

id

1) Jihad fi sabilillah untuk meninggikan kalimat Allah ialah jihad yang disyariatkan, sedangkan yang lainnya ialah jihad di jalan setan, hawa nafsu, dan fanatisme jahiliah.

2) لا يؤجَر العبد علىٰ العمل ولو تكلَّفه وقام به إلَّا إذَا كَانَ خالصاً لله تَعَالىٰ، وكان علىٰ طريقة السنة النبوية، ومن عمل طاعة علىٰ غير ذلك فقد أتعب نفسه، بعمل غير مأجور ولا مشكور.

id

2) Seorang hamba tidak akan diberi pahala atas sebuah amal walaupun dia membebani dirinya dan telah mengerjakannya, kecuali jika ia ikhlas melakukannya karena Allah -Ta'ālā- dan sesuai dengan Sunnah Nabi. Siapa yang mengerjakan suatu ketaatan di atas selain itu, maka dia telah melelahkan dirinya dengan amal yang tidak berpahala.

60/1344ــ وعَنْ عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَا مِنْ غَازِيَةٍ، أَوْ سَرِيَّةٍ تَغْزُو، فَتَغْنَمُ وَتَسْلَمُ، إلَّا كانُوا قَدْ تَعَجَّلُوا ثُلُثَي أُجورِهِمْ، وَمَا مِنْ غازِيةٍ أَوْ سَرِيَّةٍ تُخفِقُ وَتُصَابُ إلا تَمَّ أُجُورُهُمْ». رواه مسلم.

id

60/1344- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah suatu pasukan atau ekspedisi perang berperang lalu ia mendapatkan ganimah dan selamat, melainkan mereka telah menyegerakan dua dari tiga pahalanya. Dan tidaklah suatu pasukan atau ekspedisi perang tidak mendapatkan ganimah dan terkena bencana (mati syahid atau luka-luka), melainkan pahala mereka sempurna." (HR. Muslim)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الغنيمة التي يأخذها المجاهدون جزء من أجر غزوهم، ولو حلَّت لهم!.

id

1) Ganimah yang didapatkan oleh para mujahid adalah sebagian dari pahala perang mereka, sekalipun ganimah itu halal untuk mereka!

2) من أُصيب في سبيل الله، أو سَلِمَ ولم يأخذ من المغنم شيئاً، فقد تمّ أجره كاملاً.

id

2) Siapa yang ditimpa bencana di jalan Allah, atau dia selamat tetapi tidak mengambil ganimah sedikit pun, maka pahalanya sempurna.

61/1345ــ وعَنْ أبي أمامةَ رضي الله عنه أنَّ رجُلاً قَالَ: يارسولَ الله، ائْذنْ لي في السِّيَاحَة، فَقَال النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: «إنَّ سيَاحَةَ أمَّتي الجهادُ في سَبيل الله _عز وجل_». رواه أبو داود بإسناد جيد.

id

61/1345- Abu Umāmah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa ada seorang pria berkata, “Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk berwisata.” Maka Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Sesungguhnya wisata umatku adalah berjihad di jalan Allah -'Azza wa Jalla-.” (HR. Abu Daud dengan sanad jayyid)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) خروج هذه الأمة المنصورة المؤيَّدة يكون بالمرابطة دفاعاً عَنْ حمىٰ الدين، وغزواً لإظهاره على الدِّين كله في العالمين.

id

1) Wisata umat ini adalah berjihad untuk membela agama Allah serta berperang untuk meninggikannya di atas semua agama di semesta alam.

2) الإسلام يغيّر المفاهيم الخاطئة في حياة الناس، ويحملهم علىٰ أحسن الأحوال والعادات، أما مجرد الخروج في الأرض، من غير هدف أو مقصد شرعي، فهو من أعمال أهل اللهو وأهل الدنيا المتلعبين.

id

2) Islam meluruskan pemahaman-pemahaman yang keliru dalam kehidupan manusia lalu membawa mereka pada kondisi dan kebiasaan yang paling baik. Adapun sekadar keluar melancong di muka bumi tanpa tujuan dan maksud yang disyariatkan, itu adalah perbuatan orang-orang lalai dan penduduk dunia yang hanya bermain-main.

62/1346ــ وعَنْ عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما عَنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «قَفْلةٌ كَغَزْوَة». رواه أبو داود بإسناد جيد.

id

62/1346- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Pulang dari perang itu seperti berperang." (HR. Abu Daud dengan sanad jayyid)

«القَفْلَةُ»: الرُّجُوعُ، والمراد: الرُّجُوعُ مِنَ الغَزْوِ بَعْدَ فَرَاغِهِ، ومعناه: أنه يُثابُ في رُجُوعِهِ بعد فَرَاغِهِ مِنَ الغَزْوِ.

id

القَفْلَةُ (al-qaflah): pulang. Maksudnya pulang dari perang setelah peperangan selesai; artinya, dia akan diberikan pahala pada perjalanan pulangnya setelah selesai berperang.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من خرج للطاعة فإنه يثاب في ذهابه وإيابه، وهذا من فضل الله تَعَالىٰ علىٰ عباده المؤمنين.

id

1) Orang yang keluar untuk sebuah ketaatan, maka dia akan diberi pahala dalam perjalanan pergi dan pulangnya. Ini merupakan karunia Allah -Ta'ālā- kepada hamba-Nya yang beriman.

2) كل مَا ترتب علىٰ العمل الصالح فهو داخل في أجر هذا العمل.

id

2) Semua yang menjadi konsekuensi amal saleh maka ia masuk dalam pahala amal saleh tersebut.

63/1347ــ وعنِ السائِبِ بنِ يزيدَ رضي الله عنه قالَ: لمَا قَدِمَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ تَلَقَّاه النَّاسُ، فَتَلَقَّيْتُهُ مَعَ الصِّبْيانِ عَلىٰ ثَنِيَّةِ الوَدَاعِ. رواه أبو داود بإسنادٍ صَحِيحٍ بهذا اللفظ.

id

63/1347- As-Sā`ib bin Yazīd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Manakala Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pulang dari perang Tabuk, maka orang-orang menyambut beliau, dan aku bersama anak-anak menyambut beliau di atas Ṡaniyyatul-Wadā'." (HR. Abu Daud dengan sanad sahih dengan redaksi ini). [15].

ورَوَاه البخاريُّ قالَ: ذَهَبْنَا نتَلَقَّىٰ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم مَعَ الصِّبيَانِ إلىٰ ثَنِيَّةِ الوَدَاعِ.

id

Juga diiriwayatkan oleh Bukhari, dia berkata, "Kami keluar menyambut Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersama anak-anak menuju Ṡaniyyatul-Wadā'."

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

ثنية الوداع: الثنية: مَا ارتفع من الأرض، وثنية الوداع: محل قريب في المدينة النبوية، يقع شماليها من جهة الشام، سُمي بالوداع لأن المسافر شمالاً كَانَ يُودّع عندها.

id

Ṡaniyyatul-Wadā': Aṡ-Ṡaniyyah ialah bagian permukaan bumi yang tinggi. Ṡaniyyatul-Wadā' adalah sebuah tempat yang dekat di dalam Kota Madinah, terletak di sebelah utara Madinah menuju arah Syam. Dinamakan Al-Wadā' karena seorang musafir ke arah utara biasa dilepas di tempat itu.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) استحباب استقبال المجاهدين عند رجوعهم من الجهاد، تكريماً لهم، ومشاركة للفرح بنصر الله.

id

1) Anjuran menyambut para mujahidin ketika mereka pulang dari jihad bentuk memuliakan mereka serta ikut berbahagia dengan pertolongan Allah.

2) وصف الحياة الإيمانية التي عاشها المجتمع المسلم في عهد النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم، فكان همَّ الجميع نصرُ دين الله، حَتَّىٰ النساء والصبيان يفرحون بالجهاد وأخباره، فما هو اهتمام نسائنا وأطفالنا اليوم؟

id

2) Menggambarkan kehidupan iman yang ada dalam kehidupan masyarakat muslim pada masa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-; yaitu dahulu, cita-cita mereka semua adalah menolong agama Allah, bahkan sampai para wanita dan anak-anak, mereka bergembira dengan jihad dan berita-beritanya. Maka, apakah yang menjadi perhatian dan cita-cita para wanita dan anak-anak kita hari ini?

تنبيـه:

id

Peringatan:

شاع بين بعض الناس أنشودة تذكر في الهجرة النبوية، وهي: أنّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم لما قدم المدينة خرج النساء والأطفال ينشدون ويضربون بالدف: «طلع البدر علينا من ثنيات الوداع...».

id

Tersebar di tengah masyarakat tentang nasyid yang dilantunkan ketika perjalanan hijrah Nabi; bahwa manakala Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sampai di Madinah, para wanita dan anak-anak keluar melantunkan syair sambil memukul rebana, "Ṭala'al-badru 'alainā min ṡaniyyatil-wadā' ..."

وهذه القصة ليس لها سند صحيح عند علماء السيرة والحديث.

id

Kisah ini tidak memiliki sanad yang sahih menurut ulama sirah dan hadis.

ثُمَّ هي غير صحيحة من حيث الواقع، والحديث الذي معنا يدل علىٰ بطلانها؛ لأن ثنية الوداع هي خارج المدينة من ناحية الشام، والقادم من مكة إلىٰ المدينة ــ كحال النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم عند هجرته ــ لا يمرّ بها إلَّا إذَا توجه إلىٰ الشام، فكيف يأتيها رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم وهو قادم من جهة مكة؟

id

Kemudian kisah ini juga tidak sahih bila dilihat dari sisi fakta yang ada. Hadis yang sedang kita bahas ini menunjukkan ketidaksahihaannya, karena Ṡaniyyatul-Wadā' adalah batas luar Kota Madinah di arah Syam, sedangkan orang yang datang dari Mekah menuju Madinah -seperti halnya keadaan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika beliau hijrah- tidak akan melewatinya kecuali kalau dia pergi menuju Syam. Maka bagaimana Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- akan melewatinya sementara beliau datang dari arah Mekah?

64/1348ــ وعَنْ أبي أمَامةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ لمْ يَغْزُ، أو يُجهِّزْ غازياً، أو يَخْلُفْ غازياً في أهلِهِ بخَيرٍ، أصابَهُ اللهُ بقَارعةٍ قبلَ يوْمِ القيَامةِ». رواه أبو داودَ بإسناد صحيح.

id

64/1348- Abu Umāmah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Siapa yang tidak pernah berperang, tidak pula pernah menyiapkan keperluan orang yang berperang atau menggantikan orang yang berperang dalam mengurus keluarganya dengan baik, Allah pasti menimpakan kepadanya bencana besar sebelum hari Kiamat." (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

قارعة: مصيبة كبيرة، ويُحتمل أن معناها مَا ورد في الحديث المتقدم: «مات علىٰ شعبة من النفاق».

id

قَارِعَةٌ (qāri'ah): musibah besar. Dan bisa jadi maksudnya adalah apa yang disebutkan dalam hadis terdahulu, "Dia mati di atas salah satu cabang kemunafikan."

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) المجتمع المسلم متعاونٌ بمجموعه علىٰ البر والتقوىٰ، فالقاعدون عَنِ الجهاد يحمون أعراض أهل المجاهدين، فهم كالبنيان المرصوص يشد بعضه بعضاً.

id

1) Masyarakat muslim saling tolong-menolong secara kolektif dalam kebajikan dan ketakwaan, sehingga orang yang tidak ikut serta dalam jihad harus menjaga kehormatan keluarga yang ditinggal oleh para mujahid, sehingga mereka seperti satu bangunan kukuh, saling menopang satu sama lain.

2) بيان الوعيد الشديد للأمة لمَّا تتخلف عَنِ الجهاد، فيحلّ بها العذاب الأليم، بقوله تَعَالىٰ: {إِلَّا تَنفِرُواْ يُعَذِّبكُم عَذَابًا أَلِيما}.

id

2) Menjelaskan ancaman keras terhadap umat manakala mereka meninggalkan jihad sehingga azab yang keras menimpa mereka, sesuai firman Allah -Ta'ālā-: "Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih." (QS. At-Taubah: 39)

65/1349ــ وعَنْ أنسٍ، رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قال: «جَاهِدُوا المُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُم وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلسِنَتِكُم». رواهُ أبو داود بإسناد صحيحٍ.

id

65/1349- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Berjihadlah melawan orang-orang musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian." (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تنوع أبواب الجهاد بالمال، والنفس، واللسان، وهذا من رحمة الله تَعَالىٰ بعباده، فـكــلٌّ يجاهد بما يستطيعه.

id

1) Beragamnya pintu jihad; dengan harta, jiwa, dan lisan. Ini termasuk keluasan rahmat Allah -Ta'ālā- kepada hamba-Nya, yaitu masing-masing bisa berjihad dengan apa yang dia mampui.

2) الدفاع عَنِ الإسلام ونصرة الدِّين، ولو بالكلمة الصادقة، والرأي السديد، نوع من الجهاد في سبيل الله، وخاصة: لما كثر الناعقون اليوم ضد الإسلام وأهله، ورموهم بالفظائع والألقاب المنفّرة.

id

2) Membela dan menolong agama Islam walaupun hanya dengan kalimat dan pendapat yang benar adalah salah satu jenis jihad di jalan Allah, khususnya pada hari ini ketika banyak orang yang berbicara lancang melawan Islam dan umat Islam serta menuduh mereka dengan tuduhan-tuduhan keji dan gelar-gelar yang menakutkan.

3) من فقه الجهاد: أن يعلم العبد أن إبلاغ السنة النبوية إلىٰ الناس أجمعين، لا ينزل رتبة عن إبلاغ السهام إلىٰ الكفار المحاربين.

id

3) Di antara fikih jihad yaitu hendaklah seorang hamba mengetahui bahwa menyampaikan Sunnah Nabi kepada semua manusia tidaklah kalah dari tingkatan menembakkan anak panah kepada orang-orang kafir yang diperangi.

66/1350 ــ وعَنْ أبي عَمْرو ـ ويقال: أبو حَكيم ـ النُّعْمَانِ بنِ مُقَرِّنٍ رضي الله عنه قَالَ: شَهدتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، إذَا لمْ يُقاتلْ مِنْ أوَّلِ النَّهارِ أخَّرَ القتالَ حَتَّىٰ تزُولَ الشَّمسُ، وتهبَّ الرِّياحُ، وينزلَ النَّصْرُ. رواه أبو داود، والترمذي، وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

id

66/1350- Abu 'Amr -ada yang mengatakan: Abu Ḥakīm- An-Nu'mān bin Muqarrin -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Aku menyaksikan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bila beliau tidak menyerang di pagi hari, beliau mengakhirkan serangan hingga matahari tergelincir (setelah waktu zawal) dan angin berhembus, dan kemenangan pun turun." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata "Hadis hasan sahih")

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) يُستحب اختيار الأوقات المناسبة للقتال، لتكون النفوس في كمال النشاط والقوة.

id

1) Dianjurkan memilih waktu yang tepat untuk berperang supaya jiwa dalam keadaan semangat dan kekuatan yang sempurna.

2) من هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم القتال أول النهار، فهو أبلغ إغارة، أو تأخير القتال إلىٰ ما بعد الزوال.

id

2) Di antara petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ialah berperang di pagi hari karena itu lebih hebat serangannya, atau menunda serangan hingga setelah waktu zawal.

67/1351 ــ وعَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لا تتمَنَّوا لِقَاءَ العَدُوِّ، وَأسْأَلُوا اللهَ الْعَافِيَةَ، فإذا لَقِيتُمُوهُم فَاصْبِرُوا». متفق عليه.

id

67/1351- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah kalian berharap bertemu musuh. Tetapi, mohonlah kepada Allah keselamatan. Lalu, bila kalian telah bertemu musuh, maka bersabarlah." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) وصية أهل الإيمان ألا يتمنوا البلاء، بل يسألوا الله العافية.

id

1) Wasiat kepada orang-orang mukmin supaya tidak mengharapkan adanya musibah, melainkan mereka hendaknya memohon keselamatan kepada Allah.

2) إذَا لقي المسلمون أعداء الله وجب عليهم الثبات والصبر والمصابرة.

id

2) Bila umat Islam bertemu musuh Allah, mereka wajib bertahan, bersabar, dan tabah.

3) العافية مَعَ الإيمان أحسن مَا يُعطاه المؤمن.

id

3) Keselamatan disertai iman adalah anugerah terbaik yang diberikan kepada orang beriman.

68/1352ــ وعنه وعَنْ جابر رضي الله عنهما أنَّ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «الحَرْبُ خَدْعةٌ». متفقٌ عليه.

id

68/1352- Abu Hurairah dan Jābir -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Perang itu muslihat.” (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الترغيب في مخادعة الكفار في الحروب، للإيقاع بهم ومفاجأتهم بالغارة أو الكمين ونحوه.

id

1) Anjuran memperdaya orang-orang kafir ketika perang untuk menaklukkan mereka serta menyerang mereka dengan tiba-tiba atau menjebak mereka dengan bersembunyi dan semisalnya.

2) الإسلام دين المسامحة والرحمة، وهو دين القوة والملحمة، ولكل مقام مَا يناسبه.

id

2) Islam adalah agama kedamaian dan kasih sayang, juga agama kekuatan dan perang, dan masing-masing memiliki tempat dan kondisinya yang tepat.