اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

299 ــ باب كراهة المشي في نعل واحدة أو خُفّ واحد لغير عذر ، وكراهة لبس النعل والخف قائماً لغير عذر

id

299- BAB DIMAKRUHKAN BERJALAN MENGGUNAKAN SATU SANDAL ATAU SATU SEPATU TANPA UZUR, SERTA DIMAKRUHKAN MEMASANG SANDAL DAN SEPATU SAMBIL BERDIRI TANPA UZUR

1/1649 ــ عَن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لا يَمْشِ أحدُكُم في نعلٍ واحدةٍ، لِيَنعلْهُما جميعاً، أو لِيَخلعْهُما جميعاً».

id

1/1649- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah salah seorang dari kalian berjalan dengan menggunakan satu sandal. Tetapi hendaknya dia memakai keduanya atau melepaskan keduanya sekalian."

وفي رواية: «أو ليُحْفِهما جميعاً». متفقٌ عليه.

id

Dalam riwayat lainnya disebutkan, "Atau menelanjangi keduanya sekalian." (Muttafaq ‘Alaih)

2/1650 ــ وعنه قَالَ: سمعتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إذَا انقَطَعَ شِسْعُ نَعْلِ أحَدِكُمْ، فلا يمشِ في الأخرىٰ حَتَّىٰ يصلحَهَا». رواه مسلم.

id

2/1650- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apabila tali sandal salah seorang dari kalian putus, maka janganlah dia berjalan dengan satu sandal sampai dia memperbaikinya." (HR. Muslim)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

لينعلْهما: ليلبسهما.

id

لِيَنعلْهُما (li yan'alhumā): hendaklah dia memakai keduanya.

الشِّسْع: أحد سيور النعل يُدخل بين الإصبعين.

id

الشِّسْع (asy-syasy'): salah satu tali sandal yang dimasukkan di antara dua jari.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) النهي عن المشي وإحدىٰ الرجلين في نعل والأخرىٰ حافية، لأن ذلك من الظلم بين الجوارح، والواجب العدل وإعطاء كل ذي حق حقه، ولئلا يُعاب فاعل ذلك.

id

1) Larangan berjalan dalam keadaan salah satu kaki menggunakan sandal sedangkan yang lain tidak memakai sandal, karena yang demikian itu termasuk sikap zalim di antara anggota tubuh, sementara kita wajib bersikap adil, memberikan setiap pemilik hak apa yang menjadi haknya, dan agar pelaku hal tersebut tidak dicela.

2) الاحتفاء ــ وهو المشي حافياً ــ أحياناً، دون قصد الشهرة، من هدي السنة، لأن النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم نهىٰ عن كثرة الترفُّه، وكان يأمر بالاحتفاء أحياناً.

id

2) Sesekali berjalan tanpa sandal tanpa bertujuan agar terkenal termasuk Sunnah, karena Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melarang perbuatan banyak bermewah-mewah dan memerintahkan supaya sesekali berjalan tanpa sandal.

3/1651ــ وعن جابر رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم نهىٰ أنْ يَنْتعلَ الرَّجُلُ قائماً.

id

3/1651- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melarang seseorang mengenakan sandal sambil berdiri.

رواهُ أبو داود بإسنادٍ حسن.

id

(HR. Abu Daud dengan sanad hasan)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كراهية الانتعال قائماً خشية الأذية بالوقوع.

id

1) Dimakruhkan memakai sandal sambil berdiri karena dikhawatirkan terjatuh.

2) اهتمام الإسلام بالآداب العامة، ليبدو المسلم علىٰ أحسن حال وأجمل صورة.

id

2) Perhatian Islam terhadap adab-adab yang umum agar seorang muslim tampil dalam keadaan dan penampilan paling bagus.

تنبيـه:

id

Peringatan:

النهي الوارد خاص بالنعال التي تحتاج إلىٰ معالجة لإدخالها في الرِّجْل، خشية السقوط أثناء لبسها، وأما النعل التي لا تحتاج إلىٰ معالجة، ولا يخشىٰ معها الأذية، فإنه لابأس أن يلبسها وهو قائم، فلا تدخل في النهي.

id

Larangan ini khusus pada sandal yang membutuhkan proses ketika dimasukkan ke kaki, karena dikhawatirkan terjatuh ketika memasangnya. Adapun sandal yang pemakaiannya tidak membutuhkan proses dan tidak dikhawatirkan adanya risiko, maka tidak mengapa bila dipasang sambil berdiri, karena hal itu tidak masuk dalam larangan.