اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

27ـ باب تعظيم حرمات المسلمين وبيان حقوقهم والشفقة عليهم ورحمتهم

id

27- BAB MENGAGUNGKAN KEHORMATAN MUSLIM DAN PENJELASAN TENTANG HAK MEREKA SERTA KASIH SAYANG KEPADA MEREKA

قَالَ الله تَعَالَى: {وَمَن يُعَظِّمۡ حُرُمَٰتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ} [الحج: 30] ، وَقَالَ تَعَالَى: {وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ} [الحج: 32] ، وَقَالَ تَعَالَى: {وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ لِلۡمُؤۡمِنِينَ} [الحجر: 88] ، وَقَالَ تَعَالَى: {مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا} [المائدة: 32].

id

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan siapa yang mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (ḥurumāt), maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya." (QS. Al-Ḥajj: 30) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati." (QS. Al-Ḥajj: 32) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman." (QS. Al-Ḥijr: 88) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Siapa yang membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia." (QS. Al-Mā`idah: 32)

هداية الآيات:

id

Pelajaran dari Ayat:

1) وجوب تعظيم حرمات المسلمين، وتنزيلهم منازلهم.

id

1) Kewajiban menjunjung tinggi kehormatan kaum muslimin serta menempatkan mereka sesuai tempatnya.

2) المؤمن مأمور بالتواضع لإخوانه، وأن يكون هيِّناً ليِّناً بالقول والفعل.

id

2) Orang beriman diperintahkan untuk merendah kepada saudaranya; agar bersikap lembut dalam ucapan dan perbuatan.

3) إن انتهاك حرمة شخص من المسلمين هو انتهاك لحرمة جميع المسلمين.

id

3) Melanggar kehormatan seorang muslim sama dengan melanggar kehormatan semua muslim.

1/222 ــ وَعَنْ أَبِي مُوسَىٰ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «المُؤْمِنُ للْمُؤْمِنِ كَالبُنْيَانِ يَشُدُّ بعضُهُ بَعْضاً» وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْه.

id

1/222- Abu Musa -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Orang beriman terhadap orang beriman lainnya bagaikan satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan." Beliau lalu mencontohkannya dengan menyilangkan jari-jemarinya. (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) وجوب التعاون بين المؤمنين علىٰ البر والتقوىٰ.

id

1) Kewajiban saling tolong-menolong di antara orang beriman di atas kebajikan dan ketakwaan.

2) المؤمن في حاجة إخوانه؛ لأنه بهم يقوىٰ، فأهل الإيمان يكمل بعضهم بعضاً.

id

2) Orang beriman selalu butuh kepada saudaranya, karena dia akan kuat dengan mereka. Orang-orang yang beriman saling menyempurnakan antara yang satu dengan yang lain.

2/223 ــ وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ مَرَّ فِي شَيْءٍ مِنْ مَسَاجِدِنَا، أَوْ أَسْوَاقِنَا، وَمَعَهُ نَبْلٌ فَلْيُمْسِكْ، أَوْلِيَقْبِضْ عَلَىٰ نِصَالِهَا بِكَفِّهِ أَنْ يُصِيبَ أَحداً مِنَ الْمُسْلِمِينَ مِنْهَا بِشَيْءٍ». مُتـَّفَقٌ عَلَيْه.

id

2/223- Juga dari Abu Musa Al-Asy'ariy -raḍiyallāhu 'anhu-, dia meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang melewati masjid-masjid kami, atau pasar-‎pasar kami dengan membawa anak panah maka hendaklah ia ‎memegangnya erat-erat dan menjaga ujungnya, agar tidak melukai seorang ‎muslim pun.‎" (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

نبلٌ: السهام التي يُرمىٰ بها.

id

نَبْلٌ (nabl): anak panah.

النصال: حديدة الرمح والسهم والسكين.

id

النِّصَالُ (an-niṣāl): mata tombak, panah, dan pisau.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) علىٰ الإنسان أن يتجنب كل شيء يسبب أذية للمسلمين، سواءٌ أكان أذىٰ معنوياً أم أذىً حسياً، كأن يطعن في أعراضهم، أو يغشهم في أموالهم.

id

1) Seseorang harus menjauhi segala sesutu yang dapat menyakiti kaum muslimin, baik yang bersifat maknawi ataupun fisik, seperti menyerang kehormatan mereka atau menipu harta kekayaan mereka.

2) هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم فيه الرفق والرحمة بعموم المؤمنين.

id

2) Petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berisikan kelembutan dan kasih sayang kepada semua muslim.

3/224 ــ وَعَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إذَا اشْتكىٰ مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَىٰ لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بالسهَرِ وَالحُمّى». مُتَّفَق عَلَيْه.

id

3/224- An-Nu'mān bin Basyīr -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kecintaan, kasih sayang, dan tolong-menolong di antara mereka seperti satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh mengalami sakit, maka sekujur tubuh ikut mengeluh tidak dapat tidur dan merasakan demam." (Muttafaq 'Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

تداعى: بمعنىٰ استجاب وأقبل.

id

تَدَاعَىٰ (tadā'ā): menyambut dan datang.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الدعوة إلىٰ تعظيم حقوق المسلمين، والحضّ علىٰ تعاونهم، وملاطفة بعضهم بعضاً، ونشر المحبة والتراحم بينهم.

id

1) Ajakan untuk menjunjung hak-hak muslim dan anjuran agar mereka saling menolong dan bersikap lembut satu dengan yang lain, serta menebar cinta dan kasih sayang di antara mereka.

2) المجتمع الذي يسوده التآلف والتعاون مجتمع قوي متماسك.

id

2) Masyarakat yang dipenuhi oleh sikap bahu-membahu serta tolong-menolong adalah masyarakat yang kuat dan solid.

3) الحث علىٰ اهتمام المسلم بأحوال المسلمين وتفقد أخبارهم.

id

3) Anjuran agar seorang muslim memperhatikan keadaan muslim lainnya serta mencari tahu tentang kondisi mereka.

4/225 ــ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَبَّلَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ رضي الله عنهما، وَعِنْدَهُ الأقْرَعُ بْنُ حَابِسِ، فَقَالَ الأقْرعُ: إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَداً، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ: «مَنْ لا يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ». مُتَّفَقٌ عَلَيْه.

id

4/225- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- mengisahkan, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mencium Al-Ḥasan bin Ali -raḍiyallāhu 'anhumā-, dan pada saat itu di sisi beliau ada Al-Aqra' bin Ḥābis. Al-Aqra' berkata, "Sungguh, aku mempunyai sepuluh anak. Namun belum pernah aku mencium seorang pun di antara mereka." Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memandanginya lalu bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إن استعمال الرحمة في معاملة الصغار ونحوهم، من هدي النبي صلى الله عليه وسلم.

id

1) Memperlakukan anak kecil dan semisalnya dengan kasih sayang termasuk petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

2) إن من أسباب رحمة الله _عز وجل_ لعباده رحمتُهم لأنفسهم.

id

2) Di antara faktor adanya rahmat Allah -'Azza wa Jalla- kepada hamba-hamba-Nya adalah sikap kasih sayang di antara mereka.

3) حسنُ تعليم النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم وتوجيهِهِ أمّتَه.

id

3) Bagusnya cara mengajar Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- serta cara beliau mengarahkan umatnya.

5/226 ــ وَعَنْ عَائشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: قَدِم نَاسٌ مِنَ الأَعْرَابِ عَلَىٰ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، فَقَالُوا: أتقَبِّلُونَ صِبْيَانكُمْ؟ فَقَالَ: «نَعَمْ»، قَالُوا: لكنَّا وَاللهِ مَا نُقَبّلُ! فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «أَوَ أَمْلِكُ إِنْ كَانَ اللهُ نَزَعَ مِنْ قُلُوبِكُمُ الرَّحْمَةَ؟». مُـتَّفَقٌ عَلَيْه.

id

5/226- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Sekelompok orang dari Arab Badui mendatangi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan bertanya, 'Apakah kalian mencium anak-anak kecil kalian?' Nabi menjawab, 'Ya.' Mereka berkata, 'Namun, demi Allah, kami tidak mencium mereka.' Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Aku tak dapat berbuat apa-apa jika Allah telah mencabut rasa sayang dari hati kalian." (Muttafaq ‘Alaih)

6/227 ــ وَعَنْ جَرِير بْنِ عَبْدِ الله رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ لا يَرْحَمِ النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ الله». مُتَّفَقٌ عَلَيْه.

id

6/227- Jarīr bin Abdullah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi manusia, tidak akan disayangi oleh Allah." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تقبيل الصبيان شفقة عليهم ورحمة بهم، هو من سُنَّة النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم.

id

1) Mencium anak-anak karena sayang kepada mereka termasuk Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

2) إذا جعل الله تعالىٰ في قلب الإنسان الرحمة، فهذا من أسباب رحمته تعالىٰ بالعبد.

id

2) Ketika Allah -Ta'ālā- memberikan rasa kasih sayang dalam hati seseorang maka hal itu termasuk sebab turunnya rahmat Allah -Ta'ālā- kepada hamba tersebut.

7/228 ــ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إِذَا صَلَّىٰ أَحَدُكُمْ للنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ، فَإِنَّ فِيهِمُ الضَّعِيفَ والسَّقِيمَ وَالْكَبِيرَ، وَإِذَا صَلَّىٰ أَحَدُكُمْ لِنَفْسِهِ فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ». مُتَّفَقٌ عَلَيْه.

id

7/228- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jika salah seorang dari kalian menjadi imam salat, maka ringankanlah. Karena di antara mereka (para jemaah) ada orang lemah, orang sakit, dan orang tua. Adapun jika salah seorang dari kalian salat sendirian, maka silakan ia memanjangkan salat sesukanya." (Muttafaq 'Alaih)

وَفِي رِوَايةٍ: «وَذا الْحَاجَةِ».

id

Di sebagian riwayat, "... dan orang yang memiliki hajat."

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

السقيم: المريض.

id

السَّقِيْمُ (as-saqīm): orang sakit.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) علىٰ الإمام مراعاة حال إخوانه المصلين، وأن يصلِّي بهم صلاة أضعفهم.

id

1) Imam wajib memperhatikan keadaan saudara-saudaranya yang salat bersamanya, serta dia melaksanakan salat sesuai kemampuan salat orang yang paling lemah di antara mereka.

2) التخفيف نوعان: تخفيف دائم: وهو ما وافق هدي النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم، وتخفيف طارئ: يكون أخف من الأول، وهو مادعت إليه الحاجة(كبكاء صبيّ وأمه تصلِّي).

id

2) Meringankan salat terbagi menjadi dua; meringankan secara terus-menerus, yaitu salat yang sesuai petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dan meringankan yang bersifat situasional, ia lebih ringan dari yang pertama, yaitu meringankannya ketika ada hajat tertentu seperti adanya tangisan anak kecil sementara ibunya salat.

تنبيـه:

id

Peringatan:

التخفيف ما وافق سُنـَّة النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم، وليس المراد ما وافق أهواء الناس، فقد وردت الأحاديث في صفة قراءة النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم كقراءة سورتي السجدة والإنسان في يوم الجمعة، وأمره معاذاً رضي الله عنه بأن يقرأ بسبح اسم ربك الأعلىٰ والغاشية. فليست العِبرة في التخفيف بقلة القراءة وسرعة الحركات، بل هو تخفيف موافق للسنة النبوية.

id

Perintah meringankan salat adalah yang sesuai Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam. Maksudnya bukan yang sesuai selera manusia. Terdapat banyak hadis tentang bacaan salat Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- seperti membaca Surah As-Sajdah dan Al-Insān pada hari Jumat. Juga perintah beliau kepada Mu'āż -raḍiyallāhu 'anhu- untuk membaca Surah Al-A'lā dan Al-Gāsyiyah. Sehingga ukuran dalam meringankan salat bukanlah pada sedikitnya bacaan dan cepatnya gerakan, tetapi meringankannya sesuai dengan Sunnah Nabi.

8/229 ــ وَعَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: إِنْ كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم لَيَدَعُ الْعَمَلَ، وَهُوَ يُحِبُّ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ، خَشْيَةَ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ النَّاسُ فَيُفْرَضَ عَلَيْهِمْ. مُتَّفَق عَلَيْه.

id

8/229- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Sungguh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kadang meninggalkan suatu amalan, padahal beliau ingin mengerjakannya, karena khawatir orang-orang mengikuti beliau lalu hal itu diwajibkan kepada mereka." (Muttafaq 'Alaih)

9/230 ــ وَعَنْهَا رضي الله عنها قَالَتْ: نَهَاهُمُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَنِ الْوِصَالِ رَحْمَةً لَهُمْ، فَقَالُوا: إِنَّكَ تُوَاصِلُ؟ قَالَ: «إِنِّي لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ، إنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُني رَبِّي وَيَسْقِيني». متَّفَق عَلَيْه.

id

9/230- Juga dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-, dia meriwayatkan, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melarang mereka (para sahabat) berpuasa wiṣāl karena kasihan kepada mereka. Para sahabat bertanya, "Tetapi engkau berpuasa wiṣāl?" Beliau menjelaskan, "Keadaanku tidak seperti kalian. Sungguh, aku melewati malam dalam keadaan Rabb-ku memberiku makan dan minum." (Muttafaq 'Alaih)

مَعْنَاهُ يَجْعَلُ فيَّ قُوَّةَ مَنْ أَكَل وَشَرِبَ.

id

Maksudnya: Allah memberiku seperti kekuatan orang yang makan dan minum.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

الوصال: أن يصل الصائم يومين فأكثر في الصيام من غير فطر.

id

الوِصَالُ (al-wiṣāl): salah satu jenis puasa, yaitu seseorang berpuasa dua hari atau lebih secara bersambung tanpa berbuka.

هداية الأحاديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) رحمة النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم وشفقته علىٰ أمته.

id

1) Besarnya cinta dan kasih sayang Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada umatnya.

2) علىٰ العبد أن يترك بعض الأمورالمستحبة، من أجل تحقيق مصالح أعلىٰ له وللمسلمين.

id

2) Seseorang kadang harus meninggalkan sebagian perkara sunah demi mewujudkan maslahat yang lebih besar bagi dirinya dan kaum muslimin.

3) علىٰ المسلم أن يكون همُّه وانشغاله بأحوال المسلمين، فيفعل ما يكون خيراً لهم، ويتجنب ما يكون شرّاً عليهم.

id

3) Hendaknya perhatian dan kesibukan seorang muslim tertuju pada kondisi kaum muslimin, lalu mengerjakan apa yang baik bagi mereka dan menjauhkan apa yang buruk bagi mereka.

10/231 ــ وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْحَارِثِ بْنِ رِبْعِيٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «إنِّي لأَقُومُ إِلَىٰ الصَّلاَةِ، وَأُرِيدُ أَنْ أُطَوِّلَ فِيهَا، فَأَسْمَعَ بُكَاءَ الصَّبِيِّ، فَأَتَجَوَّزَ فِي صَلاَتِي كَرَاهِيَةَ أَنْ أَشُقَّ عَلَىٰ أُمِّهِ». رَوَاهُ البُخَارِيّ.

id

10/231- Abu Qatādah Al-Ḥāriṡ bin Rib'ī -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh aku berdiri salat dan hendak memanjangkannya. Lalu aku mendengar tangisan seorang anak kecil. Maka aku ringankan salatku karena aku tidak mau memberatkan ibunya." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

أتجوَّز: أخفف.

id

أتجوَّز (atajawwazu): saya meringankan.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) جواز حضور النساء المساجد ــ أحياناً ــ ليصلين مع الجماعة، وجواز شهود الصبيان الجماعة.

id

1) Perempuan boleh ikut hadir ke masjid -kadang-kadang- untuk ikut melaksanakan salat secara berjemaah, dan anak-anak juga boleh ikut menghadiri salat berjemaah.

2) يجوز للمصلي أن يغيّر نيّته، من تطويل إلىٰ تقصير أو بالعكس.

id

2) Orang yang salat boleh merubah niatnya dari niat memanjangkannya menjadi memendekkannya, atau sebaliknya.

11/232 ــ وَعَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ الله رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ صَلَّىٰ صَلاَةَ الصُّبْح فَهُوَ فِي ذِمَّةِ الله، فَلا يَطْلُبـَنَّكُمُ اللهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيءٍ، فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ، ثُمَّ يَكُبُّهُ عَلَىٰ وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ». رَوَاهُ مُسْلِم.

id

11/232- Jundub bin Abdullah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang melaksanakan salat subuh maka dia berada dalam jaminan (lindungan) Allah. Oleh karena itu, jangan sampai Allah menuntut pada kalian dari jaminan-Nya sedikit pun. Karena siapa yang Allah tuntut dengan jaminan-Nya, Allah pasti akan menemukannya, kemudian Allah menelungkupkan wajahnya ke dalam neraka Jahanam.” (HR. Muslim),

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

ذمة الله: حفظ الله تعالىٰ ورعايته.

id

Jaminan Allah ialah perlindungan dan pertolongan dari Allah -Ta'ālā-.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) بيان أهمية صلاة الصبح، وفضيلة شهودها مع الجماعة.

id

1) Menjelaskan urgensi salat Subuh dan keutamaan menghadirinya bersama jemaah.

2) إن الحفاظ علىٰ حدود الله وحرماته سبب في حفظ الله لعبده وعونه.

id

2) Menjaga batasan-batasan Allah serta menjauhi hal-hal yang Dia haramkan adalah sebab penjagaan dan pertolongan Allah bagi hamba-Nya.

3) من تخلىٰ الله تعالىٰ عن حفظه، فهو في ضياع وهلكة.

id

3) Siapa yang Allah berlepas diri dari menjaganya maka dia akan terlunta-lunta dan binasa.

12/233 ــ وعن ابنِ عُمرَ رضي الله عنهما أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «المُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لا يَظْلِمهُ، وَلا يُسْلِمُهُ، مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيامَةِ». متفقٌ عليه.

id

12/233- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh menzaliminya dan tidak pula membiarkannya (terzalimi). Siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu kesulitan dari seorang muslim di dunia, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan di antara kesulitan hari Kiamat. Dan siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari Kiamat." (Muttafaq ‘Alaih)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

لا يُسلمه: لا يتركه إلىٰ عدوه أو مبغضه، ينال منه في حضرته أو غيبته، ثم لا ينصره.

id

لا يُسْلِمُهُ (lā yuslimuhu): tidak membiarkannya dizalimi oleh musuh ataupun yang membencinya, baik dizalimi di hadapannya ataupun di belakangnya, ia tetap membelanya.

فرّج: أزال.

id

فَرَّجَ (farraja): menghilangkan.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إن السعي لقضاء حاجة المسلمين، وتفريج همومهم، هو قربة إلىٰ الله، وسبب في قضاء حاجة العبد، وتفريج همّه وكشف غمّه.

id

1) Berusaha memenuhi hajat kaum muslimin serta menghilangkan kesusahan mereka adalah ketaatan kepada Allah dan menjadi sebab hajat seorang hamba dipenuhi dan kesusahannya dihilangkan.

2) يجب علىٰ المسلم أن يدافع عن أخيه في عرضه، وبدنه، وماله.

id

2) Seorang muslim wajib membela saudaranya terkait kehormatannya, badannya, dan harta kekayaannya.

3) الجزاء من جنس العمل.

id

3) Jenis balasan sesuai dengan jenis perbuatan.

13 /234 ــ وعن أبي هريرةَ رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «المُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِم، لا يَخُونُه، وَلا يَكْذِبُهُ، وَلا يَخْذُلُهُ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَىٰ الْمُسْلِمِ حَرَامٌ عِرْضُهُ وَمَالُه وَدَمُهُ، التَّقْوَىٰ هاهُنَا، بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المسلمَ». رواه الترمذيُّ وقال: حديث حسن.

id

13/234- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain. Dia tidak boleh mengkhianatinya, tidak berdusta kepadanya, juga tidak menelantarkannya. Seorang muslim atas muslim lainnya haram untuk mengganggu kehormatannya, hartanya, dan menumpahkan darahnya. Takwa itu berada di sini (yakni dalam hati). Cukuplah seseorang itu berbuat buruk apabila dia menghina saudaranya yang muslim." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadisnya hasan")

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

لا يكذبه: يخبره بالكذب.

id

لا يَكْذِبُهُ (lā yakāibuhu): tidak memberinya kabar bohong.

بحسب امرئ من الشر: كافيه من الشر.

id

بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ: cukuplah baginya berbuat buruk.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) إن احتقار المسلمين أمارة علىٰ الكِبْر، والكِبْر شرٌّ كله.

id

1) Merendahkan muslim adalah tanda kesombongan, dan sombong itu semuanya buruk.

2) حرمة دم المسلم وعرضه وماله، إلا أن يكون هناك سببٌ شرعيٌّ يبيح ذلك.

id

2) Keharaman menzalimi seorang muslim terkait darah, kehormatan, dan hartanya kecuali ada satu sebab menurut syariat yang membolehkannya.

3) تقوىٰ الله تمنع من الظلم والكِبْر والبطر، وما وقعت المظالم بين العباد إلا يوم ضعفت التقوىٰ.

id

3) Takwa kepada Allah akan mencegah kezaliman dan kesombongan; tidaklah terjadi kezaliman di antara hamba kecuali ketika takwa mereka lemah.

تنبيه:

id

Peringatan:

بعض الناس يغلط في فهم هذا الحديث؛ فإذا أمرته بالمعروف أو نهيته عن منكر قال: التقوىٰ ههنا، أو بعبارة عامِيّة (الضرب علىٰ النيّة)، والصحيح في معناه: أن القلب هو أساس التقوى، وإذا اتقىٰ القلب اتقت الجوارح، وإذا انغمس القلب في معصية الله تبعته الجوارح، فلابد أن يظهر أثر عمل القلب علىٰ الجوارح.

id

Sebagian orang salah memahami hadis ini. Yaitu, ketika Anda mengajaknya kepada kebaikan atau mencegahnya dari kemungkaran dia menjawab, "Takwa itu ada di sini (yakni hati)." Maknanya yang benar, bahwa hati adalah pangkal ketakwaan. Bila hati bertakwa maka anggota tubuh juga bertakwa. Tetapi jika hati tenggelam dalam maksiat kepada Allah, maka akan diikuti oleh anggota tubuh. Pasti, jejak amal hati akan terlihat pada anggota badan.

14/235 ــ وعنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «لا تَحَاسَدُوا، وَلا تنَاجَشُوا، وَلا تَبَاغَضُوا، وَلا تَدَابَرُوا، وَلا يَبعْ بَعْضُكُمْ عَلَىٰ بَيْعِ بَعْض، وَكُونُوا عِبَادَ الله إخْوَاناً. الْمُسْلِمُ أَخو الْمُسْلِمِ: لا يَظْلِمُه وَلا يَحْقِرُهُ، وَلا يَخْذُلُهُ. التَّقْوَىٰ هاهنَا ــ وَيُشِيرُ إلَىٰ صَدْرِهِ ثَلاثَ مَرَّاتٍ ــ بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ. كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَىٰ الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُه». رواه مسلِم.

id

14/235- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah saling mendengki, saling meninggikan harga lelang tidak untuk membeli (najasy), saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah sebagian kalian melakukan jual beli di atas jual beli orang lain. Tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara! Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya. Dia tidak boleh menzalimi, menghina, dan merendahkannya. Takwa itu di sini -beliau menunjuk dadanya tiga kali-. Cukuplah seseorang itu berbuat buruk kala menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim terhadap muslim lain haram darah, harta, dan kehormatannya." (HR. Muslim)

«النَّجَش»: أَنْ يَزِيدَ فِي ثَمن سِلْعَةٍ يُنَادىٰ عَلَيْهَا فِي السُّوقِ وَنَحْوِه، وَلا رَغْبَةَ لَه فِي شِرَائِهَا، بَلْ يقْصِد أَنْ يَغُرَّ غَيْرَهُ، وَهذَا حَرَامٌ. «وَالتَّدَابُرُ»: أَنْ يُعْرِضَ عَن الإنْسَانِ وَيَفجُرَهُ وَيَجْعَلَهُ كَالشَّيْءِ الَذِي وَرَاءَ الظهرِ وَالدُّبُرِ.

id

النَّجّش (an-najasy): menambah harga barang di atas penawaran di pasar atau lainnya sementara dia tidak berniat membeli, melainkan tujuannya memprovokasi orang lain. Ini hukumnya haram. التَّدَابُرُ (at-tadābur): berpaling dari seseorang dan menjadikannya seperti sesuatu yang berada di belakang punggung dan pantat.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) تحريم بيع النجش؛ لأنه يقوم علىٰ الغش والخداع والضرر.

id

1) Pengharaman jual beli najasy karena dibangun di atas tipu daya dan tindakan merugikan.

2) تحريم الهجر بين المسلمين لأجل حظ الدنيا فهو يؤدي إلىٰ التدابر والتقاطع.

id

2) Diharamkan saling boikot antar sesama muslim karena masalah duniawi karena akan berujung pada saling membelakangi dan memutuskan silaturahmi.

3) أكرم الخلق عند الله أهل التقوى.

id

3) Makhluk paling mulia di sisi Allah ialah orang bertakwa.

4) حرمة إيصال الأذىٰ إلىٰ المسلم بأيِّ وجه من الوجوه من قول أو فعل.

id

4) Haram menyakiti muslim dengan cara apa pun, baik dengan ucapan maupun perbuatan.

فائدة:

id

Faedah Tambahan:

إن الحسد من أعظم الأدواء والآفات، وهو يثمر لصاحبه خمسة أشياء مذمومة:

id

Hasad adalah penyakit hati paling berat dan akan melahirkan pada pelakunya lima perkara tercela:

1 ــ إفساد الطاعة لأن الحاسد يأتي يوم القيامة وهو مفلس، قد أوقد ناراً في قلبه وجعل حطبها صالحَ عمله.

id

1- Merusak ketaatan; karena orang yang hasad akan datang pada hari Kiamat sebagai orang yang bangkrut, yaitu dia telah menyalakan api dalam hatinya dan menjadikan amal salehnya sebagai kayu bakarnya.

2 ــ فعل المعاصي والشرور، لأن الحاسد له ثلاث علامات: يتملّق إذا شهد، ويغتاب إذا غاب، ويشمت بالمصيبة.

id

2- Perbuatan maksiat dan perbuatan buruk; karena orang yang hasad memiliki tiga tanda: menjilat ketika bersaksi, melakukan gibah ketika di belakang, dan mencela ketika ada musibah.

3 ــ التعب والهم من غير فائدة.

id

3- Merasa lelah dan gundah yang tidak berfaedah.

4 ــ عمىٰ القلب وسوء النية.

id

4- Buta hati dan buruk niat.

5 ــ الحرمان والخذلان لأن الحاسد لا يكاد يصيب مراده من زوال نعم الله عن المؤمنين.

id

5- Dihalangi dan dihinakan; karena orang yang hasad hampir tidak pernah mendapatkan apa yang diinginkannya, yaitu berupa hilangnya nikmat Allah dari orang beriman.

وأما المحسود فإنه لا ضرر عليه في أمر دينه ودنياه.

id

Adapun orang yang dia hasadi maka tidak mengalami kerugian apa pun dalam perkara agama dan dunianya.

15/236 ــ وعن أنسٍ رضي الله عنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: «لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّىٰ يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ». متفقٌ عليه.

id

15/236- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri." (Muttafaq ‘Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من علامات صحة الإيمان أن يحب المؤمن لأخيه ما يحب لنفسه من الخير.

id

1) Di antara tanda kebenaran iman bila orang yang beriman mencintai kebaikan bagi saudaranya seperti yang dia cintai untuk dirinya sendiri.

2) الإيمان الصحيح له أثر علىٰ عامة المؤمنين، وبحسب صدق الإيمان تظهر آثار المحبة.

id

2) Iman yang benar akan memiliki pengaruh positif yang terlihat pada orang-orang beriman secara keseluruhan. Cinta orang-orang beriman pada dirinya akan tampak sesuai dengan tingkat ketulusan imannya.

16/237ــ وعنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: «انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِماً أَوْ مَظْلُوماً» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رسول الله أنْصُرُهُ إذَا كَانَ مَظْلُوماً، أَرَأَيْتَ إنْ كَانَ ظَالِماً كَيْفَ أنْصُرُهُ؟ قال: «تَحْجُزُهُ ــ أوْ تَمْنَعُهُ ــ مِنَ الظُّلْمِ فَإنَّ ذلِكَ نَصْرُهُ». رواه البخاري.

id

16/237- Juga dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu-, dia meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tolonglah saudaramu itu, baik ketika dia menzalimi atau dizalimi." Lantas seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah! Aku akan menolongnya ketika dia terzalimi. Kabarkan kepadaku, bila dia yang zalim, maka bagaimana aku menolongnya?" Beliau menjawab, "Engkau harus mencegahnya dari kezalimannya itu. Itulah cara menolongnya." (HR. Bukhari)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) وجوب نصرة المظلوم والظالم، علىٰ هذا الوجه الذي ذكره النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم.

id

1) Wajib menolong orang yang terzalimi sekaligus yang berbuat zalim menurut cara yang disebutkan oleh Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

2) القيام بحق الأخوة الإيمانية من لوازم الإيمان.

id

2) Memenuhi hak-hak persaudaraan termasuk konsekuensi keimanan.

3) المجتمع المسلم هو الذي تظهر فيه معاني التناصر علىٰ البر والتقوى.

id

3) Masyarakat Islam adalah yang tampak padanya hakikat tolong-menolong di atas kebajikan dan ketakwaan.

17/238 ــ وعن أبي هريرةَ رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَىٰ الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلامِ، وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ، وَاتّبَاعُ الْجَنَائِزِ ، وَإجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ». متفقٌ عليه.

id

172384- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima; menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, menghadiri undangan, dan mendoakan orang yang bersin." (Muttafaq ‘Alaih)

وفي رواية لمسلمٍ: «حَقُّ الْمُسْلِمِ ستٌّ: إذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّم عَلَيْهِ، وَإذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانصَحْ لَهُ، وَإذَا عَطَس، فَحَمِدَ الله، فَشَمِّتْهُ، وَإذَا مَرِضَ فَعُدهُ، وَإذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ».

id

Dalam riwayat Muslim: "Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ‎ada enam, yaitu: apabila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; apabila dia mengundangmu maka ‎penuhilah undangannya; bila dia meminta nasihat kepadamu maka nasihatilah; bila dia bersin dan ‎mengucapkan, 'alḥamdulillāh', maka ucapkanlah, 'yarḥamukallāh' (semoga Allah merahmatimu); bila dia sakit ‎jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)."

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

تشميت العاطس: الدعاء له بالرحمة؛ بأن نقول له: «يرحمك الله».

id

تَشْمِيتُ الْعَاطِسِ: memohonkan rahmat untuk orang yang bersin dengan mengucapkan: yarḥamukallāh.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) من حقوق المسلم علىٰ أخيه: السلام ابتداءً وردّاً.

id

1) Di antara hak muslim yang wajib ditunaikan saudaranya adalah mengucapkan salam, baik memberi maupun menjawab salam.

2) عيادة المريض من حق المسلم علىٰ المسلمين.

id

2) Menjenguk orang sakit termasuk hak muslim atas muslim lainnya.

3) أداء حقوق المسلمين بعضهم لبعض يُورث المودة والألفة، ويُزيل ما في القلوب من الضغائن والأحقاد.

id

3) Saling menunaikan hak di antara sesama muslim akan melahirkan rasa cinta dan kasih sayang serta menghilangkan sifat dengki dan hasad dari hati.

فائـدة:

id

Faedah Tambahan:

إذا كان في حضور الدعوة منكر، فهل يجب علىٰ المدعو أن يحضر؟ الجواب: إن كان الإنسان قادراً علىٰ التغيير، وجبت عليه الإجابة من وجهين، الوجه الأول: إزالة المنكر، والثاني: إجابة دعوة أخيه.

id

Bila dalam menghadiri undangan terdapat kemungkaran, apakah wajib bagi orang yang diundang untuk hadir? Jawab: Bila seseorang mampu untuk mengingkarinya, maka dia wajib menghadiri undangan tersebut karena dua hal: Pertama: untuk menghilangkan kemungkaran tersebut. Kedua: memenuhi undangan saudaranya.

وأمّا إذا كان المنكر لا يمكن تغييره، أو تخفيفه فإنه لا يجوز أن يجيب الدعوة.

id

Adapun jika kemungkaran tersebut tidak mungkin dihilangkan maupun diminimalisir, maka dia tidak boleh menghadiri undangan tersebut.

18/239 ــ وعن أبي عُمَارَةَ الْبَرَاءِ بن عازبٍ رضي الله عنهما قال: أَمَرَنَا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم بسَبْعٍ، وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ: أَمَرَنَا بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ، وَاتّباعِ الْجِنَازَةِ، وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ، وَإبْرَارِ الْمُقسِمِ، وَنَصْرِ المَظْلُومِ، وَإجَابَةِ الدَّاعِي، وَإفْشَاءِ السَّلامِ. وَنَهَانَا عَنْ خَوَاتِيمٍ أَوْ تَخَّتمٍ بِالذَّهَبِ، وَعَنْ شُرْبٍ بِالْفِضَّةِ، وَعَنِ المَيَاثِرِ الحُمْرِ، وَعَنِ الْقَسِّيِّ، وَعَنْ لُبْسِ الحَرِيرِ وَالإِسْتَبْرَقِ وَالدِّيبَاجِ. متفق عليه.

id

18/239- Abu 'Umārah Al-Barā` bin 'Āzib -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkan kami dengan tujuh hal dan melarang kami dari tujuh hal. Beliau menyuruh kami untuk menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, mendoakan orang yang bersin, membantu melaksanakan sumpah, menolong orang yang dianiaya, memenuhi undangan orang yang mengundang, dan menebarkan salam. Beliau melarang kami mengenakan cincin emas, minum dengan (wadah) dari perak, mengenakan mayāṡir (pelana sutra), qassiy, harīr (sutra), istabraq, dan dībāj (semua jenis pakaian yang terbuat dari sutra atau campuran sutra)." (Muttafaq 'Alaih)

وفي روايةٍ: وَإنشَادِ الضَّالَةِ فِي السَّبْعِ الأُوَل.

id

Dalam riwayat lain: "... dan dari mengumumkan hewan hilang", sebagai tambahan pada tujuh hal yang pertama.

«المَياثِرِ» بيَاءٍ مُثَنَّاةٍ قَبْلَ الأَلِفِ، وَثَاءٍ مُثَلَّثَةٍ بَعْدَهَا، وَهِيَ جَمْعُ مِيْثَرَةٍ، وَهِيَ شَيْءٌ يُتَّخَذُ مِنْ حَرِيرٍ وَيُحْشَىٰ قُطْناً أَوْ غَيْرَهُ، وَيُجْعَلُ فِي السرْجِ وَكُورِ الْبَعِيرِ يَجْلِسُ عَلَيْهِ الرَّاكِبُ. «الْقَسِّيُّ» بفتحِ القاف وكسرِ السينِ المهملة المشدّدَةِ: وَهِيَ ثِيَابٌ تُنْسَجُ مِنْ حَرِيرٍ وَكَتَّان مُخْتَلِطَيْنِ. «وَإنْشَادُ الضَّالَّة»: تَعْرِيفُهَا.

id

المَياثِرِ (al-mayāṡir), dengan huruf "yā`" sebelum alif, lalu setelahnya "ṡā`". Ia adalah bentuk jamak dari "مِيْثَرَةٍ" (maiṡarah), yaitu sesuatu yang terbuat dari sutra lalu diisi dengan kapas atau lainnya lalu dipasang pada pelana sebagai alas duduk pengendara. الْقَسِّيُّ (al-qassiy), dengan memfatahkan "qāf" dan mengkasrah "sīn" yang bertasydid, yaitu pakaian yang terbuat dari bahan campuran sutra dan linen. إنْشَادُ الضَّالَّة (insyād aḍ-ḍāllah): mengumumkan hewan hilang.

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

إبرار المقسم: تمكينه وإعانته علىٰ فعل ما حلف، ليصير بارّاً بهذا اليمين.

id

Membantu melaksanakan sumpah artinya memfasilitasi dan membantunya untuk melaksanakan sumpahnya sehingga dia bisa dianggap telah menunaikan sumpah.

إفشاء السلام: نشره بين المسلمين، وبذله لمن تعرف ولمن لا تعرف.

id

Menebar salam adalah menebarkannya di antara kaum muslimin serta mengucapkannya kepada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal.

الإستبرق والديباج: أنواع من الثياب الفاخرة.

id

الإِسْتَبْرَقِ (al-istabraq) dan الدِّيْبَاج (ad-dībāj) adalah jenis pakaian mewah.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) الشريعة تأمر بالمصالح، وتنهىٰ عن المفاسد؛ فما أمر به النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم فكلُّه خير، وما نهىٰ عنه فكلُّه شرّ.

id

1) Syariat Islam mengajak kepada kebaikan dan melarang kerusakan; apa yang diperintah oleh Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- seluruhnya adalah kebaikan, dan apa yang beliau larang maka seluruhnya adalah keburukan.

2) وجوب نصرة المظلوم علىٰ القادر؛ بردّ حقه إليه وزجر ظالمه عنه.

id

2) Kewajiban membela orang yang terzalimi bagi yang mampu dengan cara mengembalikan haknya kepadanya dan mencegah orang yang menzaliminya.

3) تحريم استعمال آنية الذهب والفضة.

id

3) Pengharaman menggunakan bejana emas dan perak.

4) تحريم الحرير والتختُّم بالذهب علىٰ الرجال.

id

4) Pengharaman memakai sutra dan cincin emas bagi laki-laki.

5) إن النهي عن إنشاد الضالة مخصوص في المساجد دون غيرها.

id

5) Larangan mengumumkan hewan hilang berlaku khusus di masjid, tidak pada tempat yang lain.