1/1745ــ عن حذيفةَ بنِ اليَمَانِ رضي الله عنه عن النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لا تَقُولوا: مَا شاء اللهُ وشاءَ فُلانٌ، ولكنْ قُولوا: مَا شاءَ اللهُ، ثُمَّ شاءَ فُلانٌ». رواه أبو داود بإسنادٍ صحيح.
1/1745- Ḥużaifah bin Al-Yamān -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Janganlah kalian mengatakan, 'Atas kehendak Allah dan dan kehendak polan.' Tetapi katakanlah, 'Atas kehendak Allah kemudian kehendak polan.'" (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)
1) حرّمت الشريعة كل ما يفتح باب الشرك بالله _عز وجل_، كقول الإنسان: ما شاء الله وشاء فلان، لأن في هذا القول المساواة بين الخالق والمخلوق، وهو أصل الشرك بالله تعالىٰ. {ثُمَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِم يَعدِلُونَ}
1) Syariat Islam melarang semua hal yang dapat membuka pintu kesyirikan kepada Allah -'Azza wa Jalla- seperti perkataan seseorang "atas kehendak Allah dan kehendak polan". Karena perkataan ini mengandung penyetaraan antara Maha Pencipta dengan makhluk, dan itu adalah sumber kesyirikan kepada Allah -Ta'ālā-; "Namun demikian, orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu." (QS. Al-An'ām: 1)
2) ما حرّم الشارع علىٰ العباد شيئاً إلا وأرشدهم إلىٰ ما هو أصلح لهم في دينهم ودنياهم. فيُحسن بالداعية إذا ذكر للناس شيئاً لا يجوز، أن يبيّن لهم ما هو جائز، لأن هذا أرغب لقبولهم الأحكام الشرعية.
2) Tidaklah Allah mengharamkan sesuatu kepada hamba melainkan Allah membimbing mereka kepada yang lebih baik bagi mereka dalam urusan agama dan dunia mereka. Sehingga dianjurkan kepada seorang dai, ketika menyebutkan sesuatu yang tidak diperbolehkan kepada orang, agar dia juga menerangkan kepada mereka apa yang diperbolehkan, karena dengan yang seperti ini mereka lebih cenderung menerima hukum-hukum agama.
بعض الناس يجعل المطالبة بالبديل حجة في مواجهة كل من يأمره بمعروف أو ينهاه عن منكر، وإلا فلن يستجيب لمجرد الأمر والنهي، دون ذكر البديل!!
Sebagian orang menuntut adanya solusi alternatif sebagai alasan dalam menolak semua orang yang mengajaknya kepada sebuah kebaikan atau melarangnya dari sebuah kemungkaran. Jika tidak, maka dia tidak akan tunduk bila hanya sebatas perintah dan larangan saja yang tidak disertai dengan menyebutkan alternatifnya!!
وهذا خلاف الواجب في القيام بحق العبودية لله _عز وجل_ والاستجابة لحكمه. فليكن قولك ــ أخي المسلم ــ إذا سمعت أمر ربك أو أمر نبيك صلى الله عليه وسلم : قول سمعنا وأطعنا.
Ini bertentangan dengan kewajiban ubudiah kepada Allah -'Azza wa Jalla- serta kewajiban tunduk kepada hukum-Nya. Saudaraku sesama muslim! Hendaklah yang Anda katakan, ketika mendengar perintah dari Rabb Anda, atau perintah dari Nabi Anda -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- adalah: "Kami mendengar dan kami taat."
{إِنَّمَا كَانَ قَولَ ٱلمُؤمِنِينَ إِذَا دُعُواْ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحكُمَ بَينَهُم أَن يَقُولُواْ سَمِعنَا وَأَطَعنَا وَأُوْلَٰئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ}.
"Hanyalah ucapan orang-orang mukmin, bila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, 'Kami mendengar dan kami taat.' Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An-Nūr: 51)