اللغات المتاحة للكتاب Indonesia English

334 ــ باب كراهة الحديث بَعد العشاء الآخرة

id

334- BAB MAKRUH BINCANG-BINCANG SETELAH ISYA

والمرادُ بِهِ الحديثُ الذي يكونُ مُبَاحاً في غيْرِ هذا الوقت، وفِعلُه وتَركُهُ سواءٌ، فَأَمَّا الْحَدِيثُ الْمُحَرَّمُ أو المكْرُوهُ في غَيْرِ هذا الوَقْتِ، فَهُوَ في هذا الوَقْتِ أَشَدُّ تَحْرِيماَ وَكَرَاهَةً. وَأَمَّا الحَديثُ في الخَيرِ كَمُذَاكَرَةِ الْعِلْمِ، وحِكاياتِ الصّالحِينَ، وَمَكارِمِ الأخْلاقِ، والحَدِيثِ مَعَ الضَّيْفِ وَمَعَ طالِبِ حَاجَةٍ، وَنَحْوَ ذلكَ، فَلا كَرَاهَةَ فِيهِ، بل هُوَ مُسْتَحَبٌّ، وَكذا الحَدِيثُ لِعُذْرٍ وعارِضٍ لا كَرَاهَةَ فِيهِ، وَقَدْ تَظَاهَرَتِ الأحَادِيثُ الصّحيحة علىٰ كُلِّ مَا ذَكَرتُهُ.

id

Perbincangan yang dimaksudkan adalah perbincangan yang hukumnya mubah di selain waktu ini, yaitu yang sama hukumnya antara mengerjakan dan meninggalkannya. Adapun perbincangan yang diharamkan atau dimakruhkan di selain waktu ini, maka di waktu ini lebih diharamkan dan dimakruhkan. Adapun perbincangan yang berisi kebaikan, seperti diskusi ilmiah, cerita orang saleh, dan akhlak mulia, juga perbincangan bersama tamu dan orang yang memiliki keperluan, dan lain sebagainya, maka hukumnya tidak dimakruhkan, bahkan dianjurkan. Demikian juga perbincangan karena suatu alasan atau keperluan, maka tidak dimakruhkan. Hadis-hadis sahih tentang apa yang saya sebutkan sangat banyak sekali.

1/1746 ــ عَنْ أبي بَرْزَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم كانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قبْلَ العِشَاءِ، وَالحَدِيثَ بَعْدَهَا. متفقٌ عليه.

id

1/1746- Abu Barzah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membenci tidur sebelum isya dan berbincang-bincang setelahnya. (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) كراهة النوم قبل صلاة العشاء خوفاً من فوات وقتها.

id

1) Makruh tidur sebelum salat Isya karena khawatir waktunya terluput.

2) كراهية الحديث والسمر بعد العشاء لغير مصلحة، خشية التأخّر عن النوم، مما يؤدي إلىٰ فوات صلاة الليل، وصلاة الفجر.

id

2) Makruh bincang-bincang dan bergadang setelah Isya tanpa ada kepentingan karena dikhawatirkan terlambat tidur dan berdampak pada luputnya salat malam dan salat Subuh.

2/1747 ــ وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم صَلَّىٰ العِشَاءَ في آخِرِ حَيَاتِهِ، فَلمَّا سَلَّمَ قَالَ: «أَرَأَيْتكُمْ لَيْلَتَكُمْ هذهِ؟ فَإنَّ عَلىٰ رَأْسِ مِائَةِ سَنَةٍ لا يَبْقَىٰ مِمَّنْ هُوَ عَلىٰ ظَهْرِ الأرْضِ اليَومَ أَحَدٌ». متفقٌ عليه.

id

2/1747- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melaksanakan salat Isya di akhir hayatnya, lalu setelah salam beliau bersabda, "Apa pendapat kalian tentang malam kalian ini? Sungguh di penghujung seratus tahun nanti, tidak akan tersisa satu pun di antara orang yang ada di muka bumi hari ini." (Muttafaq 'Alaih)

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) جواز الحديث بعد العشاء بالعلم وبما فيه مصالح المسلمين، ويدخل في ذلك الحديث مع الضيف أو الزوجة أو في قضاء حوائج المسلمين.

id

1) Boleh bincang-bincang setelah Isya tentang ilmu dan apa saja yang mengandung kemaslahatan bagi kaum muslimin, termasuk perbincangan bersama tamu atau istri, atau untuk menunaikan hajat kaum muslimin.

2) هذا الحديث من دلائل النبوة، فقد أخبر رسول الله صلى الله عليه وسلم عن مغيَّب وقع كما أخبر، فإن آخر من بقي من الصحابة أبو الطفيل عامر بن واثلة، وقد ذكر أهل العلم أنه آخر الصحابة موتاً؛ تُوفِّي سنة 110هـ.

id

2) Hadis ini termasuk bukti kenabian Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-; beliau mengabarkan tentang perkara gaib yang terjadi persis seperti yang beliau kabarkan, karena sahabat yang paling terakhir meninggal adalah Abu Aṭ-Ṭufail 'Āmir bin Wāṡilah yang disebutkan oleh para ulama bahwa dia meninggal pada tahun 110 H.

3/1748 ــ وَعَنْ أَنسٍ رضي الله عنه أَنَّهم انْتَظَرُوا النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم، فَجَاءهُمْ قَرِيباً مِنْ شَطْرِ اللَّيْلِ، فَصَلَّىٰ بِهِم، يَعْني العِشَاءَ، قَالَ: ثُمَّ خَطَبَنَا، فَقَالَ: «أَلا إنَّ النَّاسَ قَدْ صَلُّوا، ثُمَّ رَقَدُوا، وَإنَّكُمْ لَنْ تَزَالُوا في صَلاةٍ مَا انْتَظَرْتُمُ الصَّلاةَ». رواه البخاري.

id

3/1748- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa para sahabat pernah menunggu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk keluar salat, ternyata beliau keluar menemui mereka menjelang tengah malam lalu beliau mengerjakan salat bersama mereka, yaitu salat Isya. Beliau kemudian berpidato kepada kami, beliau bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sudah selesai melaksanakan salat lalu mereka tidur. Sedangkan kalian tetap tercatat dalam salat selama kalian menunggu (pelaksanaan) salat." (HR. Bukhari)

غريب الحديث:

id

Kosa Kata Asing:

شطر الليل: نصفه.

id

شَطْرِ اللَّيْلِ (syaṭr al-lail): tengah malam.

هداية الحديث:

id

Pelajaran dari Hadis:

1) استحباب تأخير صلاة العِشاء أحياناً ما لم يشق ذلك علىٰ جماعة المسجد.

id

1) Anjuran sesekali mengakhirkan salat Isya selama tidak memberatkan jemaah masjid.

2) بيان فضل الله علىٰ عباده، فإنه سبحانه يعطيهم الأجر ما داموا في انتظار العبادة.

id

2) Menjelaskan karunia Allah kepada hamba-Nya, yaitu Dia memberikan mereka pahala selama mereka menunggu pelaksanaan ibadah.