2/1750 ــ عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لا يحلُّ للمرأة أنْ تَصُومَ وزوجُهَا شاهدٌ إلا بإذْنه، ولا تأذنَ في بيتِهِ إلَّا بإذْنِهِ». متفقٌ عليه.
2/1750- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak halal bagi seorang perempuan untuk berpuasa (sunah) sedang suaminya ada kecuali dengan seizinnya. Dan tidak boleh memberi izin (orang masuk) di rumah suaminya kecuali dengan seizinnya." (Muttafaq 'Alaih)
1) يُشترط إذن الزوج في صيام التطوع للمرأة إذا كان حاضراً حفظاً لحقه عليها، وأما في صيام الواجب فلا يشترط إذنه تقديماً لحق الشرع.
1) Syarat harus ada izin suami bagi seorang perempuan ketika akan berpuasa sunah jika suaminya ada adalah demi menjaga hak suami atas dirinya. Adapun dalam puasa wajib, maka tidak disyaratkan izin suami karena demi mengedepankan hak Allah.
2) لا يجوز للمرأة أن تُدخل بيتَ زوجها أحداً يكرهه إلا بإذنه.
2) Seorang istri tidak boleh memasukkan orang yang tidak disukai suaminya ke dalam rumahnya kecuali dengan seizinnya.
3) إن العيش في ظلال العبودية أعظم ما يعين الزوجين علىٰ استمرار الحياة الطيبة.
3) Hidup di bawah naungan ibadah adalah perkara paling besar yang membantu pasangan suami istri dalam kelanggengan hidup yang bahagia.