Terjemahan yang Berlaku English عربي

206- BAB KEUTAMAAN SALAT DUHA, PENJELASAN JUMLAH MINIMAL, MAKSIMAL, DAN YANG PERTENGAHANNYA, SERTA MOTIVASI SUPAYA MERUTINKANNYA

1/1139- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Kekasihku -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah berpesan kepadaku dengan tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat Duha, dan agar aku melaksanakan salat Witir sebelum tidur." (Muttafaq 'Alaih)

Mengerjakan salat Witir sebelum tidur hanya dianjurkan kepada orang yang tidak yakin dapat bangun di akhir malam. Adapun jika dia yakin dapat bangun, maka akhir malam lebih afdal.

Pelajaran dari Hadis:

1) Salat Duha adalah wasiat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-. Maka orang yang diberi taufik adalah yang berusaha keras untuk melaksanakan wasiat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

2) Jumlah minimal salat Duha ialah dua rakaat, yaitu dikerjakan setelah beberapa menit dari terbitnya matahari secara sempurna.

2/1140- Abu Żarr -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Setiap persendian salah seorang kalian wajib bersedekah setiap hari. Setiap ucapan tasbih adalah sedekah, setiap ucapan tahmid adalah sedekah, setiap ucapan tahlil adalah sedekah, dan setiap ucapan takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan adalah sedekah, serta mencegah kemungkaran adalah sedekah. Tapi, semua itu dapat dicukupi dengan salat dua rakaat yang ia kerjakan di waktu Duha." (HR. Muslim)

Kosa Kata Asing:

سُلامىٰ (sulāmā): persendian-persendian dan tulang.

Pelajaran dari Hadis:

1) Kewajiban bersedekah untuk persendian tubuh setiap hari sebagai wujud menunaikan hak Allah -Ta'ālā- dengan adanya nikmat tubuh.

2) Sedekah yang diwajibkan ialah semua yang mendekatkan kepada Allah -'Azza wa Jalla- berupa ucapan baik, amal saleh, dan mendermakan harta di jalan-jalan kebaikan.

3) Salat Duha sebanyak dua rakaat dapat mencukupi semua sedekah yang diwajibkan itu, dan ini bagian dari rahmat Allah -Ta'ālā- kepada hamba-Nya.

3/1141- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa melaksanakan salat Duha empat rakaat, dan kadang beliau menambah sebanyak yang Allah kehendaki." (HR. Muslim)

4/1142- Ummu Hāni` Fākhitah binti Abu Ṭālib -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Aku pergi menemui Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika peristiwa penaklukan Mekah dan aku menemukan beliau sedang mandi. Setelah selesai mandi, beliau mengerjakan salat delapan rakaat, dan itu di waktu duha." (Muttafaq 'Alaih. Ini adalah ringkasan redaksi salah satu riwayat Muslim)

Pelajaran dari Hadis:

1) Jumlah minimal salat Duha ialah dua rakaat, dan maksimalnya sesuai kemampuan seorang hamba (tidak memiliki batas), berdasarkan keumuman dalil yang ada, sedangkan hadis di atas yang menyebutkan delapan rakaat tidak menunjukkan pembatasan rakaatnya.

2) Anjuran untuk merutinkan salat Duha ketika bersafar dan bermukim. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengerjakannya ketika penaklukan Mekah sedangkan beliau sedang bersafar.