Terjemahan yang Berlaku English عربي

328- BAB MAKRUH BERBICARA DENGAN MEMAKSAKAN DIRI, BERLEBIH-LEBIHAN, MEMFASIH-FASIHKAN DIRI, DAN MENGGUNAKAN KATA ASING DAN UNGKAPAN YANG RUMIT KETIKA BERBICARA KEPADA KALANGAN AWAM DAN SEMISALNYA

1/1736- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan." Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR. Muslim)

المُتَنَطِّعُونَ (al-mutanaṭṭi'ūn): orang-orang yang berlebih-lebihan dalam urusan.

2/1737- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh Allah membenci orang-orang yang memfasih-fasihkan dirinya, yang meliuk-liukkan lidahnya sebagaimana sapi meliuk-liukkan lidahnya."

(HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan")

3/1738- Jābir bin Abdillah -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempatnya denganku pada hari Kiamat adalah orang yang paling baik budi pekertinya di antara kalian. Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempatnya dariku pada hari Kiamat adalah orang yang banyak bicara dan bergaya dalam bicara serta bermulut besar (sombong)." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan"). Hadis ini telah dijelaskan sebelumnya dalam Bab Akhlak Baik.

Kosa Kata Asing:

الثَّرْثَارُ (aṡ-ṡarṡār): orang yang banyak bicara dengan memaksakan diri.

المُتَشَدِّقُ (al-mutasyaddiq): orang yang mengangkat diri dalam berbicara, dia berbicara dengan memfasihkan mulut dan membanggakan ucapan.

المتَفَيْهِقُ (al-mutafaihiq), turunan dari kata "الفَهْقِ" (al-fahq) yang bermakna: penuh dan meluap, yaitu orang yang memenuhkan mulutnya dengan ucapan serta melebar ke sana ke mari, dan hal itu menunjukkan kesombongan. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah menjelaskan maknanya, beliau bersabda, "Yaitu orang-orang yang sombong."

Pelajaran dari Hadis:

1) Seorang muslim hendaknya berbicara secara alami, tidak memaksakan diri dan tidak sombong.

2) Berakhlak baik termasuk sebab meraih cinta Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada seorang hamba serta kedekatan dengan beliau pada hari Kiamat.

3) Motivasi untuk menyucikan hati dan menjauhi hal yang dapat mengotorinya.