Terjemahan yang Berlaku English عربي

50- BAB KHAUF (TAKUT)

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan takutlah hanya kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah: 40) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Sungguh, azab Tuhanmu sangat keras." (QS. Al-Burūj: 12) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk). Dan Kami tidak akan menunda, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara kecuali dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka; di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik napas (dengan merintih)." (QS. Hūd: 102-106) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya." (QS. Āli 'Imrān: 28) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya." (QS. 'Abasa: 34-37) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras." (QS. Al-Ḥajj: 1-2) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga." (QS. Ar-Raḥmān: 46) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling bertegur sapa. Mereka berkata, 'Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab). Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu. Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang.'" (QS. Aṭ-Ṭūr: 25-28) Ayat-ayat dalam hal ini sangat banyak sekali dan masyhur, tetapi kita cukup mengingatkan sebagiannya saja.

Pelajaran dari Ayat:

1) Kewajiban seorang hamba untuk takut kepada Rabb-nya dengan rasa takut yang akan mendorongnya untuk mengagungkan Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

2) Peringatan keras terhadap huru-hara hari Kiamat; Siapa yang yang takut terhadap hari itu maka Allah -Ta'ālā- akan memberinya keamanan.

Adapun hadis-hadis yang berkaitan dengan hal ini

sangat banyak sekali, dan kami akan sebutkan sebagiannya. Semoga Allah memberikan kami kemudahan.

1/396- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah bercerita kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan, "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah (air mani), kemudian menjadi 'alaqah (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi muḍgah (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutus kepadanya malaikat untuk meniupkan ruh padanya dan diperintahkan menulis empat kalimat; yaitu menulis rezeki, ajal, dan amalnya serta sengsara atau bahagia. Demi Zat yang tidak ada ilah selain Dia, sesungguhnya salah seorang kalian akan beramal dengan amalan penghuni surga hingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tersisa satu hasta, namun catatan takdir mendahuluinya, maka dia beramal dengan amalan ahli neraka sehingga dia pun masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang kalian akan beramal dengan amalan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tersisa satu hasta, namun catatan takdir mendahuluinya, maka dia beramal dengan amalan ahli surga, sehingga dia pun masuk surga." (Muttafaq 'Alaih)

Kosa Kata Asing:

الصَّادِقُ المَصدوقُ (aṣ-ṣādiq al-maṣdūq): aṣ-ṣādiq adalah yang benar atau jujur dalam ucapannya, yaitu beliau tidak mengabarkan kecuali dengan kebenaran. Adapun al-maṣdūq adalah yang dibenarkan dengan wahyu yang disampaikan kepadanya, sehingga beliau tidak dberikan wahyu kecuali dengan kebenaran.

يُجْمَعُ خَلْقُهُ (yujma'u khalquhu): ditentukan masa penciptaannya, menetap, dan diciptakan darinya. عَلَقَةٌ ('alaqah): darah yang beku.

المُضْغَةُ (al-muḍgah): segumpal daging.

الكِتَابُ (al-kitāb): catatan hamba tentang segala yang ditakdirkan untuknya selama masa hidupnya.

Pelajaran dari Hadis:

1) Beriman kepada kada dan kadar dari Allah -'Azza wa Jalla-, baik yang baik ataupun yang buruk .

2) Seorang hamba wajib untuk selalu meminta kepada Allah keteguhan iman dan husnulkhatimah (kematian yang baik), serta takut dari suulkhatimah (kematian yang buruk) dan catatan takdir yang telah ditetapkan untuknya.

3) Antusiasme untuk memberi petunjuk kepada manusia.

4) Anjuran untuk bersegera melakukan amal saleh serta istikamah dan konsisten di atasnya karena hal itu merupakan sebab utama untuk meraih husnulkhatimah.

2/397- Juga dari Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Pada hari itu (kiamat), Jahanam akan didatangkan dengan tujuh puluh ribu tali kendali, pada setiap tali kendali itu ada tujuh puluh ribu malaikat yang menariknya." (HR. Muslim)

Kosa Kata Asing:

الزِّمَامُ (az-zimām): tali yang dipasang di hidung unta untuk menahannya.

Pelajaran dari Hadis:

1) Menjelaskan dahsyatnya neraka Jahanam; yaitu malaikat penjaganya dengan jumlah besar ini, tidak ada yang mengetahui kekuatan mereka kecuali Allah -'Azza wa Jalla-, mereka akan menyeretnya. Lalu kira-kira seperti apa neraka Jahanam itu?!

2) Allah menakuti hamba-hamba-Nya agar mereka bertakwa dan beribadah kepada-Nya; sehingga pantas bagi hamba yang mengetahui kedahsyatan Jahanam agar takut kepada Rabb -'Azza wa Jalla-.

3/398- An-Nu'mān bin Basyīr -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya siksa ahli neraka yang paling ringan pada hari Kiamat ialah orang yang di bawah kedua telapak kakinya bagian dalam diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Dia mengira bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada dirinya, padahal dia adalah ahli neraka yang paling ringan siksanya." (Muttafaq 'Alaih)

Kosa Kata Asing:

أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ (akhmaṣi qadamaihi): telapak kaki bagian dalam.

Pelajaran dari Hadis:

1) Peringatan terhadap hamba agar tidak jatuh dalam maksiat sehingga tidak menjadi bagian dari ahli neraka yang diancam dengan azab.

2) Azab neraka bertingkat-tingkat dan penghuninya berada dalam siksa yang berbeda-beda, orang yang paling ringan siksanya mengira bahwa dia adalah orang yang paling berat siksanya.

4/399- Samurah bin Jundub -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Di antara mereka ada yang dibakar (disiksa) oleh api neraka hingga kedua mata ‎kakinya, ada yang sampai kedua lututnya, ada ‎yang sampai ke pinggangnya, dan ada yang sampai ke lehernya.‎”‎ (HR. Muslim)

الحُجْزَةُ (al-ḥujzah): bagian bawah pusar tempat mengikat sarung. التَّرْقُوَةُ (at-tarquwah), dengan memfatahkan "fā`" dan mendamahkan "qāf", yaitu: tulang di samping lekukan leher. Manusia memiliki dua tulang tarquwah di kanan dan kiri leher.

Pelajaran dari Hadis:

1) Menanamkan rasa takut terhadap api neraka serta ancaman terhadap orang yang mengerjakan perbuatan ahli neraka.

2) Azab pada hari Kiamat akan sesuai dosa. Oleh karena itu, seorang mukmin harus bersungguh-sungguh supaya nanti menghadap kepada Rabb-nya dalam keadaan bersih dari dosa agar dia selamat dari pembersihan dosa oleh api neraka.

5/400- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Manusia bangkit untuk menghadap Tuhan alam semesta, hingga salah seorang dari mereka tenggelam dalam keringatnya yang mencapai separuh telinganya." (Muttafaq 'Alaih)

الرَّشْحُ (ar-rasyḥ): keringat.

Pelajaran dari Hadis:

1) Kedahsyatan padang mahsyar di hari Kiamat, hingga keringat manusia mencapai tingkat yang besar seperti dalam hadis.

2) Keringat yang menenggelamkan manusia akan berbeda sesuai amal mereka; amal mereka berpengaruh terhadap derajat tempat dan kondisi mereka di mahsyar. Beruntunglah hamba yang telah mempersembahkan kebaikan untuk masa depannya, dan termasuk di antara orang yang diberikan naungan oleh Allah.

6/401- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah menyampaikan kepada kami sebuah pidato yang belum pernah sama sekali aku mendengar pidato semisalnya, beliau bersabda, "Kalau saja kalian tahu apa yang kutahu, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Maka sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menutup wajah mereka sambil menangis. (Muttafaq 'Alaih)

Dalam riwayat lain: Sebuah berita sampai kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tentang para sahabat, lalu beliau berkhotbah, seraya bersabda, "Diperlihatkan kepadaku surga dan neraka. Aku belum pernah melihat yang seperti hari ini dalam kebaikan dan keburukan. Kalau saja kalian tahu apa yang kutahu, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Belum pernah sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melewati suatu hari yang lebih berat dari hari itu, mereka saat itu menutup kepala sambil menangis.

الخَنِين (al-khanīn), dengan huruf "khā`", yaitu tangis yang disertai sengau dan tertahannya suara dari hidung

Pelajaran dari Hadis:

1) Para nabi -'alaihimus-salām- mengetahui apa yang tidak diketahui manusia selain mereka lewat perantara wahyu; yaitu Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- memperlihatkan kepada mereka apa yang Dia kehendaki dari perkara gaib sehingga mereka lebih takut kepada Allah.

2) Anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allah. Adapun banyak tertawa, hal itu menunjukkan kelalaian dan hati yang keras. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati." (HR. Ahmad)

3) Tanggap dan sensitifnya hati para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- terhadap nasihat karena mereka adalah orang-orang yang paling tulus imannya. Siapa yang mengikuti jalan mereka, maka dialah orang yang mendapat taufik di dunia dan akhirat.

7/402- Al-Miqdād -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Pada hari Kiamat, matahari didekatkan kepada segenap makhluk hingga jaraknya kira-kira hanya satu mil." Sulaim bin 'Āmir selaku perawi yang meriwayatkan hadis ini dari Al-Miqdād berkata, "Demi Allah! Aku tidak tahu apa yang beliau maksudkan dengan mil; apakah ukuran jarak bumi, ataukah mīl yang merupakan alat bercelak mata?" Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melanjutkan, "Manusia dalam keringat mereka sesuai amal perbuatannya. Ada yang keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lututnya, ada yang sampai pinggangnya, dan ada yang ditenggelamkan oleh keringatnya hingga mulut." Sembari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menunjuk mulutnya. (HR. Muslim)

8/403- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Manusia akan berkeringat pada hari Kiamat hingga keringatnya mengalir ke dalam tanah sejauh tujuh puluh hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinganya." (Muttafaq 'Alaih)

Makna (يَذْهَبُ في الأَرْضِ): turun dan masuk ke dalam tanah.

Kosa Kata Asing:

حِقْوَيْهِ (ḥiqwaihi): tempat mengikat sarung, maksudnya: yang sejajar dengan tempat tersebut dari dua sisi.

يُلْجِمُهُ (yuljimuhu): sampai ke mulut dan telinganya, sehingga keringatnya laksana tali kekang pada mulut hewan.

Pelajaran dari Hadis:

1) Menjelaskan dahsyatnya hari Kiamat serta alam mahsyar agar hamba waspada supaya tidak menyelisihi Rabb mereka.

2) Menyebutkan motivasi dan pahala bagi perbuatan baik dan menyebutkan ancaman bagi perbuatan buruk adalah metode para nabi -'alaihimus-salām- dalam menasihati dan mendidik manusia.

9/404- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Kami pernah bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau mendengar suara sebuah benda jatuh, beliau bertanya, "Tahukah kalian suara apa ini?" Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau bersabda, "Ini adalah batu yang dilontarkan ke neraka sejak tujuh puluh tahun, sekarang ia baru saja jatuh di neraka hingga dasarnya, lalu kalian pun mendengar dentuman suara jatuhnya." (HR. Muslim)

Kosa Kata Asing:

وَجْبَةٌ (wajbah): suara jatuh.

خَرِيْفًا (kharīfan): tahun.

Pelajaran dari Hadis:

1) Memperingatkan kedalaman Jahanam serta kejauhan dasarnya. Bagi seorang mukmin, pengetahuan tentang ini akan melahirkan rasa takut yang besar terhadap neraka Jahanam.

2) Di antara metode mengajar ialah guru membangkitkan perhatian anak didik sebelum menjelaskan; sebagaimana halnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan mereka tentang perkara ini dalam format pertanyaan.

10/405- 'Adiy bin Ḥātim -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah ada salah seorang dari kalian kecuali Rabb-nya akan berbicara kepadanya, tanpa ada seorang penerjemah pun sebagai perantara. Lalu dia melihat ke sebelah kanannya, tidak ada yang dia lihat kecuali amal yang telah dia kerjakan. Dia melihat ke sisi kirinya, tidak ada yang dia lihat kecuali amal yang telah dia kerjakan. Dia melihat ke depannya, tidak ada yang dia lihat kecuali neraka di hadapan mukanya. Maka berlindungkan dari neraka walau dengan bersedekah setengah kurma." (Muttafaq 'Alaih)

Pelajaran dari Hadis:

1) Dekatnya seorang hamba kepada Rabb-nya pada hari Kiamat untuk diperlihatkan kepadanya seluruh amal perbuatannya; merupakan perkara yang akan melahirkan rasa takut yang besar pada seorang hamba terhadap situasi ini.

2) Anjuran untuk menyelamatkan diri dari azab dengan mengerjakan amal saleh berupa ucapan dan perbuatan, walaupun sedikit.

11/406- Abu Żarr -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhya aku bisa melihat apa yang tidak bisa kalian lihat dan aku bisa mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit berbunyi karena menahan beban, dan wajar saja langit berbunyi. (Sebab) tidak tersisa satu tempat pun di langit seukuran empat jari melainkan ada satu malaikat meletakkan keningnya bersujud kepada Allah -Ta'ālā-. Demi Allah! Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa, banyak menangis dan kalian tidak akan bersenang-senang dengan wanita di atas ranjang. Tetapi kalian pasti akan keluar ke jalan-jalan memohon pertolongan kepada Allah -Ta'ālā- dengan sepenuh hati." (HR. Tirmizi, dan dia berkata, "Hadis hasan")

أَطَّتْ (aṭṭat), dengan memfatahkan hamzah dan mentasydid "ṭā`"; تَئِطُّ (ta`iṭṭu), dengan memfatahkan "tā`", setelahnya hamzah yang kasrah. الأَطِيطُ (al-aṭīṭ) ialah suara pelana dan semisalnya ketika memikul beban yang berat. Maksudnya, bahwa saking banyaknya malaikat yang beribadah di langit menjadikan langit terbebani hingga berbunyi. الصُّعُدَات (aṣ-ṣu'udāt), dengan mendamahkan "ṣād" dan "'ain", artinya: jalan. Makna "تَجْأَرُونَ" (taj`arūn): memohon pertolongan.

Pelajaran dari Hadis:

1) Di antara sifat orang beriman adalah takut kepada Allah -Ta'ālā- dan tidak putus asa dari rahmat-Nya; sehingga orang beriman menggabungkan antara rasa khauf (takut) dan rajā` (harapan).

2) Penduduk langit semuanya taat kepada Allah dan bersujud; mereka tidak lalai dari mengingat Allah karena mereka paling tahu tentang Allah -Ta'ālā-. Seorang hamba yang semakin mengenal Allah, maka dia akan semakin takut kepada-Nya.

3) Anjuran untuk berdoa dan merendah kepada Allah -Ta'ālā-, karena tidak ada tempat bagi hamba untuk lari menyelamatkan diri dari Allah kecuali kepada-Nya.

12/407- Abu Barzah Naḍlah bin 'Ubaid Al-Aslamiy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari Kiamat hingga ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan? Tentang ilmunya, untuk apa ia pergunakan? Tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan? Dan tentang tubuhnya, untuk apa ia persembahkan?" (HR. Tirmizi, dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

Pelajaran dari Hadis:

1) Hamba yang beriman akan menggunakan nikmat-nikmat Allah pada perkara yang diridai oleh Rabb-nya, dan ini termasuk mensyukuri nikmat.

2) Mengingatkan tentang pertanggungjawaban hamba pada hari Kiamat; yaitu dia akan dihisab tentang umurnya, ilmunya, hartanya, dan amalnya.

13/408- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membaca ayat: "Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya," (QS. Az-Zalzalah: 4) Kemudian beliau bertanya, "Tahukah kalian apa berita bumi itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Berita bumi maksudnya bumi akan menjadi saksi terhadap perbuatan semua manusia di atasnya, baik laki-laki ataupun perempuan. Bumi itu akan berkata, "Kamu telah berbuat begini dan begitu pada hari ini dan hari itu." Inilah berita yang diberitakan bumi." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

Pelajaran dari Hadis:

1) Metode tafsir yang terbaik ialah agar kita menafsirkan Al-Qur`ān dengan hadis Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Oleh karena itu, orang beriman yang belajar tafsir harus bersungguh-sungguh memperhatikan metode ini.

2) Anjuran untuk mengerjakan ketaatan dan menjauhi maksiat, dan ini adalah buah dari ibadah hati berupa khauf (takut).

3) Menjelaskan kekuasaan Allah -Ta'ālā- untuk menjadikan sebagian makhluk-Nya berbicara seperti yang Dia kehendaki, hingga bumi pun akan bersaksi tentang apa yang terjadi di atasnya.

14/409- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bagaimana aku bisa bersenang-senang padahal malaikat peniup sangkakala telah memasukkan (sangkakala) ke dalam mulutnya (siap siaga) dan hanya menunggu izin, kapan diperintahkan untuk meniup sangkakala maka dia segera meniupnya." Ternyata berita ini tampaknya sangat berat di hati sahabat-sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sehingga Rasulullah bersabda kepada mereka, "Ucapkanlah, 'Ḥasbunallāh wa ni'mal-wakīl' (cukuplah Allah sebagai Penolong kami, dan Dialah sebaik-baik Pelindung)." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

الْقَرْنُ (al-qarn): sangkakala yang telah Allah -Ta'ālā- sebutkan dalam firman-Nya: "Lalu ditiuplah sangkakala." Demikianlah juga yang ditafsirkan oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

Kosa Kata Asing:

كَيْفَ أَنْعَمُ: bagaimana aku akan merasa nyaman dan senang.

صَاحِب الْقَرْنِ: malaikat yang ditugaskan untuk meniup sangkakala, yaitu Israfil -'alaihis-salām-.

الْتَقَمَ الْقَرْنَ: dia telah meletakkan sangkakala di mulutnya.

Pelajaran dari Hadis:

1) Meninggalkan kehidupan bersenang-senang karena takut terhadap hari Kiamat merupakan petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

2) Anjuran agar memohon pertolongan kepada Allah -Ta'ālā- semata serta bersegera mengerjakan amal saleh.

3) Rasa iba Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada umat beliau serta kekhawatiran beliau bila kiamat terjadi pada masa mereka, karena beliau telah mengetahui bahwa kiamat tidak akan terjadi kecuali kepada orang-orang yang terburuk.

4) Siapa yang merasakan beratnya sesuatu atau suatu kesedihan lalu membaca, "Ḥasbunallāh wa ni'mal-wakīl", maka dia tidak akan ditimpa suatu keburukan. Maka, berzikir kepada Allah dapat meringankan sesuatu yang sulit bagi hamba.

15/410- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang takut musuh, hendaklah ia segera berjalan di awal malam. Siapa yang berjalan di awal malam, niscaya dia sampai rumah. Ketahuilah, bahwa barang dagangan Allah itu mahal. Ingatlah, bahwa barang dagangan Allah itu adalah surga." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadisnya hasan")

أَدْلَجَ (adlaja), dengan mensukunkan "dāl", artinya: berjalan di awal malam. Maksudnya dalam hadis ini: bersungguh-sungguh dalam ketaatan. Wallāhu a'lam.

Pelajaran dari Hadis:

1) Memerhatikan ketaatan serta bersegera meninggalkan maksiat.

2) Surga adalah barang mahal, tidak akan bisa didapatkan oleh para pelamarnya kecuali dengan mahar berharga berupa berbagai ketaatan dan ibadah. Hanya orang yang berantusias tinggi yang akan mendapatkan surga dengan sebab rahmat Allah -Ta'ālā-.

16/411- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, dan tidak dikhitan." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah! Laki-laki dan perempuan semuanya, sebagian akan melihat (aurat) yang lain?" Beliau bersabda, "Wahai Aisyah! Perkaranya lebih dahsyat daripada mereka memerhatikan hal itu."

Dalam riwayat lain: "Perkaranya lebih dahsyat daripada sebagian mereka melihat kepada (aurat) sebagian yang lain." (Muttafaq 'Alaih)

غُرلاً (gurlan), dengan mendamahkan "gain", artinya: tidak berkhitan.

Pelajaran dari Hadis:

1) Manusia akan keluar dari kubur mereka seperti ketika mereka dilahirkan oleh ibu mereka pertama kali.

2) Menjelaskan huru-hara hari Kiamat; pada hari itu seseorang tidak akan dipalingkan oleh apa pun dari hisab dan amalnya.

3) Kesempurnaan sifat malu para wanita di zaman Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Lihatlah Ummul-Mu`minīn Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-! Dia merasa kaget bercampur takut ketika mendengar bahwa manusia, laki-laki dan perempuan, akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang. Dia takut sebagian akan melihat yang lain. Oleh karena itu, masyarakat sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- adalah masyarakat yang terhormat, suci, dan bertakwa: "Mereka itulah yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutlah petunjuk mereka." (QS. Al-An'ām: 90)