Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

130 - Chapter on dreams and what is related to them

130- BAB MIMPI DAN HUKUM YANG TERKAIT DENGANNYA

en

Allah Almighty says: {And of His signs is your sleep by night and day} [Al-Rūm: 23]

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari." (QS. Ar-Rūm: 23)

en

Benefit:

Faedah:

en

Dreams and visions fall under three categories:

Mimpi terbagi menjadi tiga:

en

First: Good pleasant dreams: This is when a person sees pleasant things in his sleep. It is glad tidings from Allah Almighty, and he can relate it to his loved ones.

Pertama: mimpi yang baik; ketika seseorang melihat mimpi yang dia sukai, maka hendaknya dia menceritakannya kepada orang yang dia sukai, karena ia adalah kabar gembira dari Allah -'Azza wa Jalla-.

en

Second: Unpleasant dreams: These come from Satan.

Kedua: mimpi yang buruk; mimpi ini berasal dari setan.

en

Third: Dreams with no specific interpretation: These stem from people’s inner thoughts, Satanic insinuations during sleep, or other causes.

Ketiga: mimpi yang tidak memiliki tafsir tertentu; mimpi ini berasal dari pikiran hati atau gangguan setan dalam tidur, atau sebab-sebab lainnya.

en

838/1 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported: I heard the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) say: “Nothing of prophethood is left but glad tidings.” They said: “What are the glad tidings?” He said: “A good dream.” [Narrated by Al-Bukhāri]

1/838- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak ada yang tersisa dari kenabian selain pembawa berita gembira." Para sahabat bertanya, "Apa pembawa berita gembira itu?" Beliau bersabda, "Mimpi yang baik." (HR. Bukhari)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Only a believer can have a good true dream, and someone else can have it for him. It is an honor from Allah Almighty to His pious servants, and it is deemed as advance glad tidings for them.

1) Mimpi yang baik tidak dilihat kecuali oleh orang yang beriman, dan terkadang dia dilihatkan oleh orang lain dalam mimpi. Mimpi ini adalah pemuliaan dari Allah bagi hamba-Nya dan termasuk kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin.

en

2) A good dream is affirmation and honor, and it does not entail any obligation.

2) Mimpi yang baik adalah bentuk pengukuhan dan pemuliaan, dan tidak memiliki konsekuensi pembebanan syariat.

en

839/2 - He also reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “When the (end of ) time draws near, the dream of a believer can hardly be false, and the dream of a believer is one part from forty-six parts of prophethood.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

2/839- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwasanya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah bersabda, "Apabila telah dekat waktunya (kiamat), hampir tidak ada mimpi seorang mukmin yang dusta. Mimpi seorang mukmin itu satu dari 46 bagian kenabian." (Muttafaq 'Alaih)

en

In another version: “The most truthful of you in their speech are those who have the truest dreams.”

Dalam riwayat lain disebutkan, "Orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur bicaranya."

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) When the Hour approaches and most knowledge is taken away, people will be compensated by true dreams.

1) Jika kiamat telah dekat dan kebanyakan ilmu telah diangkat, maka manusia diberikan ganti dengan mimpi baik.

en

2) The more a person is truthful, the purer his heart and the stronger his perception, and this state stays with him in his sleep and thus he only has true dreams.

2) Orang yang banyak kejujurannya maka hatinya akan bersinar, pemahamannya akan kuat, dan hal itu akan terbawa ke dalam tidurnya sehingga dia tidak melihat kecuali mimpi yang benar.

en

840/3 - He also reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever sees me in a dream will see me when he is awake – or: it is as if he has seen me when he is awake – the devil does not take my shape.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

3/840- Masih dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang melihatku dalam mimpi maka dia akan melihatku dalam keadaan sadar -atau seakan-akan dia telah melihatku dalam keadaan sadar- karena setan tidak bisa menyerupakan diri denganku." (Muttafaq 'Alaih)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Satan does not take the Prophet’s image, lest one would lie that he told him something during sleep.

1) Setan tidak akan mampu menampakkan diri dalam wujud Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- agar tidak dijadikan senjata untuk berdusta atas nama beliau lewat mimpi.

en

2) Seeing the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) here means seeing his well-known image which is described in the books of the Prophet’s characteristics.

2) Yang dimaksud dengan melihat Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam mimpi yaitu melihat beliau sesuai ciri-ciri diri beliau yang diketahui dan disebutkan dalam kitab-kitab Asy-Syamā`il Al-Muḥammadiyyah (yaitu kitab-kitab yang memuat penjelasan sifat-sifat beliau).

en

3) Seeing the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) is a sign of the dream’s trueness, if his appearance conforms with the description reported in the books on the Prophet’s biography.

3) Mimpi melihat Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- merupakan tanda kesahihan mimpi; bahwa mimpi tersebut benar, jika sesuai dengan ciri-ciri yang diketahui dan disebutkan dalam kitab-kitab As-Sīrah An-Nabawiyyah (biografi Nabi).

en

841/4 - Abu Sa‘īd al-Khudri (may Allah be pleased with him) reported: I heard the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) say: “If anyone of you sees a dream that he likes, it is from Allah Almighty. He should praise Allah for it and relate it to others.” Another version reads: “He should narrate it only to those whom he loves. If he sees something else which he dislikes, it is from the devil. He should seek refuge with Allah from its evil and not mention it to anyone, for it will not harm him.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

4/841- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa dia telah mendengar Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Jika salah seorang dari kalian melihat dalam mimpinya sesuatu yang dia sukai, maka sesungguhnya hal itu dari Allah -Ta’ālā-, sebab itu hendaklah dia memuji Allah dan hendaklah dia menceritakannya -dan di dalam sebuah riwayat disebutkan: Maka janganlah ia menceritakannya kecuali kepada orang yang ia sukai-. Dan apabila dia melihat dalam mimpinya suatu yang tidak sukainya, maka hal itu bersumber dari setan, sebab itu hendaklah dia memohon perlindungan dari keburukannya serta janganlah dia menceritakannya kepada seorang pun karena hal itu tidak akan membahayakannya." (Muttafaq 'Alaih)

en

842/5 - Abu Qatādah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “A good dream is from Allah, and a bad dream is from Satan. So, whoever sees (in a dream) something he dislikes, he should spit dryly to his left three times and seek refuge with Allah from Satan, for it will not harm him.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

5/842- Abu Qatādah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Mimpi yang baik -di sebagian riwayat: mimpi yang bagus- berasal dari Allah, sedangkan mimpi yang buruk berasal dari setan. Oleh karena itu, siapa yang melihat dalam mimpinya sesuatu yang dia benci hendaklah meludah ke kiri sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan dari setan, karena mimpi itu tidak akan membahayakannya." (Muttafaq 'Alaih)

en

--

النَّفْثُ (an-nafṡ): tiupan (meludah) ringan yang tidak disertai air liur.

en

843/6 - Jābir (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “If anyone of you has a dream that he dislikes, let him spit thrice on his left, seek refuge with Allah from Satan thrice, and turn to the other side.” [Narrated by Muslim]

6/843- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Jika salah seorang kalian melihat mimpi yang dia benci, hendaklah dia meludah ke samping kirinya sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari setan sebanyak tiga kali, kemudian membalik posisi tidurnya." (HR. Muslim)

en

Guidance from the Hadīths:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) A bad dream, in which a person sees unpleasant and disturbing things, comes from Satan. A good dream, on the other hand, is glad tidings to the believer, and it comes from Allah Almighty.

1) Al-Ḥulum (mimpi buruk) adalah mimpi yang tidak disukai dan yang membuat gelisah, dan itu berasal dari setan. Sedangkan Ar-Ru`yā Aṣ-Ṣāliḥah (mimpi baik) adalah kabar gembira bagi orang beriman, dan itu berasal dari Allah Yang Maha Pengasih.

en

2) A bad dream does not harm a person if he does certain things: spitting dryly three times to his left side, seeking refuge with Allah three times from the evil of Satan and the evil of what he has seen in the dream, and turning to the other side. Moreover, if he feels active, he can get up, perform ablution, and pray. He should not relate the dream to anyone or try to interpret it. Whoever does these things will not be harmed by such dreams, Allah Willing.

2) Mimpi yang buruk tidak akan membahayakan seorang hamba jika dia mengerjakan beberapa hal; meniup atau meludah ke kiri sebanyak tiga kali, memohon perlindungan kepada Allah dari setan dan dari keburukan mimpi yang dia lihat sebanyak tiga kali, membalik badan ke sisi lain, jika dalam keadaan segar agar dia bangun lalu berwudu dan salat, tidak mengabarkannya kepada siapa pun, dan tidak berusaha menafsirkannya. Jika dia melakukan semua itu, maka mimpi tersebut tidak akan membahayakannya dengan izin Allah -Ta'ālā-.

en

844/7 - Abu al-Asqa‘ Wāthilah ibn al-Asqa‘ (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “From the gravest of lies is someone who ascribes himself to other than his biological father, or claims to have seen something in a dream which he has not actually seen, or ascribes something to the Messenger of Allah which he did not say.” [Narrated by Al-Bukhāri]

7/844- Abul-Asqa' Wāṡilah bin Al-Asqa' -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Di antara kedustaan paling besar adalah seseorang menisbahkan diri kepada selain bapaknya, atau mengaku melihat mimpi yang tidak pernah dilihat, atau berdusta atas nama Rasulullah apa yang tidak pernah beliau ucapkan." (HR. Bukhari)

en

--

Kosa Kata Asing:

en

--

الفِرَىٰ (al-firā), bentuk jamak dari "فِرية" (firyah), yaitu kebohongan yang besar.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Lying with regard to having a (good) dream is a lie with regard to Allah, and that is a major sin. Indeed, telling a lie concerning Allah is not like lies about people.

1) Berdusta dalam hal mimpi adalah kedustaan atas nama Allah, dan itu termasuk dosa besar, karena berdusta atas nama Allah -Ta'ālā- tidak sama seperti berdusta atas nama makhluk.

en

2) It is prohibited to tell lies with regard to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him), which, by extension, is considered lies about Allah Almighty, since the Prophet only spoke by divine revelation.

2) Diharamkan berdusta atas nama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- karena hal itu akan kembali kepada berdusta atas nama Allah, karena Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak berbicara kecuali berdasarkan wahyu.

en

3) If a person lies and claims to have seen something in a dream, this is one of the worst types of falsehood. A believer should stick to the truth, for it is a means of salvation, and avoid lying, which leads to ruin.

3) Orang yang berdusta di dalam mimpinya dan mengklaim mimpi yang tidak pernah dilihatnya, ini termasuk kebohongan paling besar yang diharamkan. Oleh karena itu, hendaklah seorang mukmin bersungguh-sungguh untuk berusaha jujur, karena kejujuran adalah jalan keselamatan, dan juga bersungguh-sungguh menjauhi kedustaan karena kedustaan adalah sebab kebinasaan.