Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

372 - Chapter on mentioning what Allah has prepared for the believers in Paradise

372- BAB PENJELASAN TENTANG APA YANG ALLAH SIAPKAN BAGI KAUM MUKMININ DI DALAM SURGA

en

Allah Almighty says: {The righteous will be in gardens and springs. “Enter in peace and safety!” We will remove all ill feelings from their hearts; like brothers, seated on couches facing one another. No fatigue will ever touch them therein, nor will they ever be made to leave.} [Surat al-Hijr: 45-48]

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam surga-surga (taman-taman), dan (di dekat) mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka), 'Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman.' Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya." (QS. Al-Ḥijr: 45-48)

en

He also says: {[It will be said to them], “O My slaves, there is no fear for you Today, nor will you grieve, [those] who believed in Our verses and submitted [to Us as Muslims]. Enter Paradise, you and your spouses, rejoicing in bliss.” Golden trays and cups will be passed around among them; there will be all that souls desire and eyes delight in, and you will abide therein forever. That is Paradise which you will inherit for what you used to do. You will have therein abundant fruit to eat from.} [Surat az-Zukhruf: 68-73]

Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Wahai hamba-hamba-Ku! Tidak ada ketakutan bagimu pada hari itu, dan tidak pula kamu bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan." Kepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas, dan di dalam surga itu terdapat apa yang diingini oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata. Dan kamu kekal di dalamnya. Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu karena perbuatan yang telah kamu kerjakan. Di dalam surga itu terdapat banyak buah-buahan untukmu yang sebagiannya kamu makan. (QS. Az-Zukhruf: 68-73)

en

And He says: {Indeed, the righteous will be in a safe place, in gardens and springs, wearing fine silk and heavy brocade, facing one another. So it will be, and We will marry them to maidens with gorgeous eyes. They will call therein for every kind of fruit, safe and secure. They will not taste death therein except the first death, and He will protect them from the punishment of the Blazing Fire, as a grace from your Lord. That is the supreme triumph.} [Surat ad-Dukhān: 51-57]

Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air; mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) saling berhadapan. Demikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah. Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tenteram, mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya, selain kematian pertama (di dunia), dan Allah melindungi mereka dari azab neraka, itu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. Ad-Dukhān: 51-57)

en

Allah Almighty also says: {Indeed, the righteous will be in Bliss, seated on the couches, gazing in wonder. You will see on their faces the radiance of bliss. They will be served to drink pure wine from a sealed container, whose last sip is musk – let those who strive, strive for that – and it will be mixed with water from the spring of Tasnīm, a spring from which those who are close to Allah will drink.} [Surat al-Mutaffifīn: 22-28] There are many other well-known verses in this regard.

Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan, mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel). Laknya adalah kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang-orang berlomba-lomba. Dan campurannya dari tasnīm, (yaitu) mata air yang darinya minum orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)." (QS. Al-Muṭaffifīn: 22-28) Ayat-ayat dalam bab ini sangat banyak dan populer.

en

Guidance from the verses:

Pelajaran dari Ayat:

en

1) They give glad tidings about Paradise, the abode Allah Almighty has prepared for His pious servants and placed therein all kinds of bliss.

1) Kabar gembira berupa surga, yaitu negeri yang Allah -Ta'ālā- siapkan bagi hamba-hamba-Nya yang bertakwa beserta berbagai macam kenikmatan yang disiapkan di dalamnya.

en

2) They show the great favor of Allah Almighty upon the dwellers of Paradise and that the believers are not fully aware of the bliss Allah has prepared for them. Worldly bliss is nothing but mere names compared to the bliss in Paradise.

2) Besarnya karunia Allah bagi penghuni surga, dan seorang hamba tidak mengetahui secara detail hakikat kenikmatan yang Allah siapkan bagi mereka, sedangkan yang ditemukan sama dalam kenikmatan dunia hanyalah memiliki kesamaan nama saja.

en

3) They point out the reward for the righteous who do good and refrain from the prohibitions. They will be in all-inclusive bliss, spiritual and physical.

3) Menjelaskan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan dan meninggalkan yang haram; yaitu mereka berada dalam kenikmatan yang mencakup kenikmatan dalam hati dan kenikmatan pada badan.

en

1880/1 - Jābir (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The inhabitants of Paradise will eat and drink therein, but they will not have to pass excrement, clear their noses, or urinate. Their food will be digested producing belch, having the smell of musk. They will be inspired to glorify Allah and proclaim His greatness as easily as they breathe.” [Narrated by Muslim]

1/1880- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Penghuni surga akan makan dan minum di dalam surga, namun mereka tidak buang air besar, tidak meludah, dan tidak buang air kecil. Makanan mereka akan menjadi sendawa seperti keringat (yang mirip) minyak wangi. Mereka diilhamkan untuk bertasbih dan bertakbir sebagaimana mereka diilhamkan untuk bernapas." (HR. Muslim)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

جُشاءٌ (jusyā`): sendawa, yakni makanan itu akan keluar dari mereka dengan bersendawa.

en

--

كَرَشْحِ المِسْكِ (karasyḥil-misk): akan keluar dari badan mereka seperti keringat yang beraroma harum, seperti minyak wangi.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The bliss in Paradise is enduring and unending. Its dwellers will enjoy remembering and glorifying Allah Almighty without any effort.

1) Kenikmatan surga kekal tidak terputus dan penghuninya akan menikmati zikir dan tasbih kepada Allah tanpa lelah.

en

2) The food and drink of the dwellers of Paradise will be free from harms and defects that exist in the food of this world.

2) Makanan dan minuman penghuni surga terbebas dari penyakit dan keburukan-keburukan yang didapatkan pada makanan penghuni dunia.

en

3) The bliss enjoyed by the dwellers of Paradise will be both physical, in the form of material pleasures, and spiritual, by remembering Allah Almighty.

3) Kenikmatan penghuni surga adalah penggabungan antara kenikmatan fisik pada berbagai jenis kelezatan dan kenikmatan ruh dengan berzikir kepada Allah -Ta'ālā-.

en

1881/2 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Allah Almighty said: ‘I have prepared for My righteous servants what no eye has seen, no ear has heard, and no mind has perceived.’ Recite, if you will: {No soul knows what delights are kept hidden for them as a reward for what they used to do.} [Surat as-Sajdah: 17]” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

2/1881- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Allah -Ta'ālā- berfirman, 'Aku telah menyediakan untuk hamba-hambaku yang saleh apa yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak terbersit dalam hati seorang manusia.' Bacalah (firman Allah) jika kalian mau: Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah: 17) (Muttafaq 'Alaih)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It points out the great bliss in Paradise. Allah Almighty has made its bliss partially known to His servants so as to increase their desire and longing for it. {Whoever hopes to meet Allah, the time appointed by Allah is sure to come.}

1) Menjelaskan keutamaan nikmat surga, dan Allah -Ta'ālā- dengan rahmat-Nya memperlihatkan kepada hamba-Nya sebagian dari nikmat surga tersebut agar hasrat mereka terhadapnya menjadi tinggi dan kerinduan mereka terhadapnya semakin besar; "Barang siapa mengharapkan pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah pasti datang." (QS. Al-'Ankabūt: 5)

en

2) The dwellers of Paradise will get a reward similar to their actions. As they concealed their worship of Allah in worldly life and performed it sincerely, He has concealed for them the bliss of the Hereafter.

2) Balasan bagi penghuni surga sejenis dengan amal perbuatan mereka; sebagaimana mereka menyembunyikan ibadah mereka di dunia dengan keikhlasan, maka Allah menyembunyikan bagi mereka kenikmatan di akhirat.

en

1882/3 - He also reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The first group of people who will enter Paradise will be glittering like the full moon, and those who will follow them will glitter like the most brilliant star in the sky. They will not urinate, defecate, spit, or have any nasal secretions. Their combs will be of gold, and their sweat will smell like musk. The aloes-wood will be used in their censers. Their wives will be the houris. They will all look alike and will resemble their father Adam (in stature), sixty cubits tall.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

3/1882- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Rombongan pertama yang masuk surga seperti rupa bulan di malam purnama, kemudian rombongan berikutnya seperti bintang yang bersinar paling terang di langit. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak berludah, dan tidak beringus. Sisir mereka dari emas, keringat mereka adalah kesturi, tungku bukhūr (dupa) mereka dari uluwwah -yaitu kayu wewangian-, pasangan mereka adalah bidadari. Fisik mereka sama, yaitu seperti rupa ayah mereka Adam yang tingginya enam puluh hasta." (Muttafaq 'Alaih)

en

In another narration by Al-Bukhāri and Muslim: “Their utensils will be of gold, and their perspiration will smell like musk. Everyone of them will have two wives; the marrow of the bones of the wives’ legs will be seen through the flesh, out of excessive beauty. They will neither have difference nor enmity amongst themselves; their hearts will be like one heart, and they will be glorifying Allah in the morning and in the evening.”

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim lainnya disebutkan, "Bejana mereka di dalam surga dari emas dan keringat mereka adalah kesturi. Masing-masing mereka memiliki dua istri, sumsum betis keduanya terlihat dari balik dagingnya karena saking indahnya. Tidak ada perselisihan dan saling benci di antara mereka, hati mereka seperti satu hati. Mereka bertasbih kepada Allah ketika pagi dan petang."

en

-- --

Sabda beliau: "عَلَىٰ خَلْقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ": sebagian meriwayatkannya dengan memfatahkan "kha", kemudian mensukunkan "lām" (khalq yang bermakna fisik). Sebagian yang lainnya dengan mendamahkan keduanya (khuluq yang berarti perilaku), dan keduanya sama benar.

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِيْ السَّمَاءِ: bintang yang bersinar sangat terang.

en

--

لاَ يَتْفُلُونَ (lā yatfulūn): mereka tidak berludah.

en

--

مَجامِرُهُمُ (majāmiruhum): tungku tempat meletakkan dupa sebagai minyak wangi.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The hearts of the dwellers of Paradise will be pure and free from bad morals. There will be no difference, animosity, envy, or rancor between them. It is the abode of goodness, and only those with good hearts, given their sound beliefs, and with good acts, given their sound acts of worship, and with good morals, given their virtues, will enter therein.

1) Hati penghuni surga bersih dari perilaku tercela sehingga tidak ada di antara mereka perselisihan, saling benci, dengki, dan permusuhan. Surga adalah negeri yang baik; tidak akan masuk ke dalamnya kecuali orang yang hatinya baik dengan akidah-akidah yang lurus, perbuatannya baik dengan ibadah-ibadah yang benar, dan juga perilakunya baik dengan akhlak-akhlak mulia.

en

2) The dwellers of Paradise will be all alike in terms of their appearance. They will be like their father Adam, in terms of his look and height. As they will be rejoicing the bliss, they will also be inspired to remember Allah Almighty and glorify Him in the morning and evening.

2) Penghuni surga memiliki kesamaan dalam hal fisik, yaitu semua mereka seperti rupa dan tinggi bapak mereka, Adam -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-; sekalipun sibuk menikmati kenikmatan-kenikmatannya, mereka diilhami untuk berzikir dan bertasbih ketika pagi dan petang.

en

1883/4 - Al-Mughīrah ibn Shu‘bah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Moses (peace be upon him) asked his Lord: ‘Who amongst the inhabitants of Paradise will be the lowest in rank?’ He said: ‘It will be a man who will be admitted into Paradise last of all when all the dwellers of Paradise have entered Paradise. It will be said to him: “Enter Paradise.” But he will say: “O my Lord, how could I enter while the people have settled in their dwellings and taken their shares?” It will be said to him: “Will you be satisfied and pleased if you have a kingdom like that of a monarch of the world?” He will say: “I will be content, my Lord.” Allah will say: “For you is that, and the like of that and the like of that and the like of that and the like of that.” He will say at the fifth time: “I am well-pleased, my Lord.” Allah will say: “It is for you and ten times more like it. You will have whatever your soul desires and whatever your eyes could delight in.” He will say: “I am well-pleased, my Lord.”’ Moses said: ‘Who will be of the highest rank in Paradise.’ Allah said: ‘They are those whom I chose and I established their honor with My own Hand. I attest with My seal that they will be blessed with such bounties as no eye has seen, no ear has heard, and no human mind has thought about.’” [Narrated by Muslim]

4/1883- Al-Mugīrah bin Syu'bah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Musa -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertanya kepada Rabb-nya, 'Siapakah penghuni surga yang paling rendah tingkatannya?' Allah berfirman, 'Yaitu seseorang yang datang setelah semua penghuni surga masuk ke dalam surga.' Dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam surga.' Dia berkata, 'Wahai Rabb-ku, bagaimana aku akan masuk, sementara orang-orang telah menempati tempat mereka dan mengambil kemuliaan milik mereka?' Dikatakan kepadanya, 'Apakah engkau rida bila diberikan kepadamu semisal kerajaan salah seorang raja di dunia?' Dia menjawab, 'Aku rida, wahai Rabb-ku.' Allah berfirman, 'Bagimu yang demikian itu, dan yang semisalnya, dan yang semisalnya, dan yang semisalnya, dan yang semisalnya.' Dia berkata di kali yang kelima, 'Aku telah rida, wahai Rabb-ku.' Allah berfirman, 'Ini semuanya adalah untukmu dan sepuluh kali lipatnya. Dan bagimu sepuas yang diinginkan oleh jiwamu dan yang disenangi oleh penglihatanmu.' Dia berkata, 'Aku telah rida, wahai Rabb-ku.' Musa bertanya lagi, 'Wahai Rabb-ku! Lalu siapakah yang paling tinggi tingkatannya?' Allah berfirman, 'Mereka itulah yang aku inginkan. Aku tanam kemuliaan untuk mereka dengan tangan-Ku dan Aku menutupinya, sehingga tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbersit pada hati seorang manusia.'" (HR. Muslim)

en

1884/5 - Ibn Mas‘ūd (may Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “I know the last of the inhabitants of Hellfire to be taken out therefrom, and the last of the inhabitants of Paradise to enter therein. A man will come out of Hellfire crawling. Then, Allah Almighty will say to him: ‘Go and enter Paradise.’ So, he will come to it and it will appear to him as if it were full. He will go back and say: ‘O my Lord, I found it full.’ Allah Almighty will say to him: ‘Go and enter Paradise.’ He will come and perceive as if it were full. He will return and say: ‘O my Lord, I found it full.’ Allah will say to him: ‘Go and enter Paradise, for there is for you the like of the world and ten times like it - or for you is ten times the like of this world.’ He will say: ‘Are You making fun of me - or Are You laughing at me - though You are the King?’” Ibn Mas‘ūd added: “I saw the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) laugh till his molar teeth were visible. He said: ‘That will be the lowest in rank among the inhabitants of Paradise.’” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

5/1874- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling terakhir masuk surga. Yaitu seseorang yang keluar dari neraka dengan merangkak. Allah berfirman kepadanya, 'Pergilah dan masuklah ke dalam surga!' Maka dia pun datang ke surga. Ditampakkan kepadanya seolah-olah surga telah penuh. Maka dia segera kembali dan berkata, 'Wahai Rabb-ku! Saya mendapatinya telah penuh.' Allah -'Azza wa Jalla- berfirman kepadanya, 'Pergilah dan masuklah ke dalam surga!' Maka dia pun datang ke surga. Namun ditampakkan kepadanya seolah-olah surga telah penuh. Maka dia segera kembali lagi dan berkata, 'Wahai Rabb-ku! Saya mendapatinya telah penuh.' Allah -'Azza wa Jalla- berfirman, 'Pergilah dan masuklah ke dalam surga! Bagimu surga seluas dunia ditambah sepuluh kali lipatnya.' Atau, 'Bagimu yang semisal dengan sepuluh kali lipat dunia.' Orang itu berkata, 'Apakah Engkau sedang mengolokku, atau menertawakanku, padahal Engkau Yang Maharaja?' Ibnu Mas'ūd mengisahka, Aku melihat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tertawa hingga terlihat gerahamnya. Beliau bersabda, "Dia itulah penguni surga yang paling rendah tingkatannya." (Muttafaq 'Alaih)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

حَبْوًا (ḥabwan): dengan merangkak.

en

--

نَوَاجِذُه (nawājiżuhu): gigi gerahamnya.

en

Guidance from the Hadīths:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) They show the great bounty of Allah Almighty, Whose treasuries are filled and inexhaustible. People in the lowest rank in Paradise will have ten times as all the possessions and good things in this world. This encourages the seekers of Paradise to bear its high dowry patiently, and that is faith and good deeds. So, where are the buyers of this valuable commodity?

1) Menjelaskan besarnya karunia Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā -; yaitu perbendaharaan-Nya melimpah, tidak habis. Karena penghuni surga yang paling rendah tingkatannya mendapatkan sepuluh kali lipat kerajaan dunia dan kenikmatannya. Hal ini mengandung motivasi bagi para peminang surga supaya bersabar atas mahalnya mahar surga dan beratnya usaha dalam meraihnya, yaitu mahar berupa iman dan amal saleh. Maka, di manakah orang-orang yang tertarik?!

en

2) The dwellers of Paradise will occupy varying ranks in accordance with their degree of faith and good deeds in this world.

2) Tingkatan penduduk surga bertingkat-tingkat sesuai dengan iman dan amal saleh mereka di dunia.

en

1885/6 - Abu Mūsa (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Verily, for the believer in Paradise is a tent made of a single hollow pearl, the length of which would be sixty miles in the sky. The believer will have wives therein whom he will visit in turn, and none of whom will see the others.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim] --

6/1885- Abu Mūsā -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Sungguh seorang mukmin di surga diberikan sebuah kemah dari sebuah ‎mutiara yang berongga, tingginya ke atas setinggi enam puluh mil. Di dalam kemah tersebut seorang mukmin diberikan istri-istri, di dalamnya orang mukmin tersebut ‎berkeliling menyinggahi mereka, namun sebagian mereka tidak melihat ‎sebagian yang lain.”‎ (Muttafaq 'Alaih) Satu mil sama dengan enam ribu hasta.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The bliss of Paradise will grow and increase to make the believers more pleased with that enduring happiness.

1) Kenikmatan surga dijadikan agung dan besar agar orang beriman semakin senang dengan kenikmatan yang kekal.

en

2) What is reported about the bliss in Paradise is part of what Allah Almighty has prepared for you, O believer! So, what have you prepared for it? Let the competitors compete in this.

2) Kenikmatan yang disebutkan tersebut hanyalah sebagian dari apa yang Allah siapkan bagimu, wahai hamba yang beriman! Lalu, apa yang telah Anda siapkan untuknya?! Pada hal yang seperti inilah hendaknya manusia saling berlomba.

en

1886/7 - Abu Sa‘īd al-Khudri (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “In Paradise there is a tree that the rider of a lean swift horse cannot cover (its distance) in one hundred years.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

7/1886- Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya di surga itu terdapat pohon, bila seorang berjalan dengan mengendarai kuda terlatih yang berlari kencang selama seratus tahun niscaya dia belum menuntaskan ujungnya." (Muttafaq 'Alaih)

en

In another narration by Al-Bukhāri and Muslim, and reported by Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him): “The rider will travel in its shade for a hundred years and cannot cross it.”

Bukhari dan Muslim juga meriwayatkannya dalam Aṣ-Ṣaḥīḥain dari jalur Abu Hurairah, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bila seorang pengendara berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun, niscaya dia belum menuntaskan ujungnya."

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

المُضَمَّرَ (al-muḍammar): yaitu seekor kuda diberikan pakan sampai gemuk dan kuat lalu ditutup dengan penutup supaya lemaknya terbakar dan berkeringat, bila keringatnya telah kering dan dagingnya ringan maka ia akan kuat berlari.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The trees of Paradise are huge and their shades are very lengthy, which indicates Allah’s bounty and grace towards His pious servants.

1) Besarnya pepohonan surga serta jauhnya bayangannya menunjukkan besarnya nikmat dan karunia Allah kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa.

en

2) It indicates how vast Paradise is. Paradise is the commodity of Allah Almighty offered to the believers. What an excellent commodity!

2) Menjelaskan keluasan surga yang merupakan barang dagangan Allah bagi orang-orang beriman; sungguh nikmat yang sangat besar!!

en

1887/8 - He also reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The dwellers of Paradise will look at the dwellers of the lofty chambers above them in the same way that you look at a shining star far away on the horizon, in the east or in the west, due to their superiority over one another.” They said: “O Messenger of Allah, are those the ranks of the prophets which none other than them can reach?” He said: “No, by the One in Whose Hand my soul is, they are men who believed in Allah and believed the messengers.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

8/1887- Masih dari Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya penghuni surga akan melihat para penghuni kamar-kamar di atas mereka sebagaimana kalian melihat bintang berkilau yang berlalu di arah timur atau barat, karena perbedaan tingkat di antara mereka." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah itu adalah tingkatan para nabi yang tidak akan didapatkan oleh selain mereka?" Beliau bersabda, "Benar. Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul juga bisa mendapatkannya." (Muttafaq 'Alaih)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

يَتَرَاءَوْنَ (yatarā`auna): mereka melihat dan menyaksikan.

en

--

الغَابِرُ (al-gābir): yang berlalu di cakrawala.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It points out that the ranks of the dwellers of Paradise are varying, according to the degree of their good deeds and due to the bounty of their Lord. Where are the diligent ones?!

1) Memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan penghuni surga sesuai dengan tingkat amal perbuatan mereka serta limpahan karunia dari Rabb mereka. Maka, adakah yang bersegera menyongsongnya?!

en

2) Whoever believes the messengers and believe in their message, Allah will make him reach the ranks of the messengers by His bounty and grace. Blessed and blissful are those who believe the divine revelation!

2) Siapa yang membenarkan para rasul dan mengimani mereka maka Allah akan menyampaikannya ke tingkatan mereka dengan karunia dan kemurahan-Nya. Maka, beruntunglah orang-orang yang membenarkan dan mengimani wahyu!

en

1888/9 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “A place in Paradise as small as a bow is better than all that upon which the sun rises and sets.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

9/1888- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh luas seukuran satu busur di dalam surga lebih baik daripada dunia yang terbit padanya matahari atau terbenam." (Muttafaq 'Alaih)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

قَابُ قَوْسٍ (qāb qaus): seukuran sebuah busur. Al-qāb artinya ukuran.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It highlights the remarkable bliss in Paradise and shows the insignificance of this world and what it contains. The bliss of Paradise is abundant and enduring, while the pleasures of this world are trivial and fleeting.

1) Mengagungkan kenikmatan surga dengan semua yang ada padanya dan menganggap kecil dunia dengan semua isinya; karena nikmat surga melimpah dan kekal sedangkan kenikmatan dunia adalah kecil dan akan sirna.

en

2) The Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) shed light on the bliss in Paradise to increase our desire and longing for it and to motivate us to compete to attain it.

2) Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberikan motivasi dengan menyebutkan kenikmatan surga agar kerinduan hamba kepadanya menjadi tinggi dan orang beriman berlomba-lomba untuk meraihnya.

en

1889/1 - Anas (may Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Verily, in Paradise there is a market to which people will go every Friday. The north wind will blow and scatter fragrances on their faces and clothes, increasing them in charm and beauty. Then, they will return to their families, having increased in charm and beauty, and their families will say to them: ‘By Allah, you have increased in charm and beauty!’ They will then say: ‘By Allah, you too have increased in charm and beauty after us!’” [Narrated by Muslim]

10/1889- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya di surga itu terdapat pasar yang mereka (ahli surga) kunjungi setiap Jumat. Lalu angin utara berhembus dan menaburi wajah dan pakaian mereka, maka mereka bertambah tampan dan indah. Kemudian mereka pulang ke keluarga mereka, sementara mereka telah bertambah tampan dan indah. Lantas keluarga mereka berkata, 'Demi Allah! Kalian telah bertambah tampan dan indah.' Mereka berkata, 'Demi Allah! Bahkan kalian juga telah bertambah cantik dan jelita sepeninggal kami.'" (HR. Muslim)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

The north wind is that wind that blows from the direction opposite the Qiblah. He mentioned it specifically because the Arabs would anxiously wait for the north wind coming from the direction of the Levant with rain and goodness.

Angin utara adalah angin yang berhembus dari belakang kiblat (arah Syam), disebutkan secara khusus karena dahulu bangsa Arab menanti-nanti datangnya awan dari arah Syam yang biasa membawa kebaikan dan hujan.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The dwellers of Paradise will be in increasing and renewed charm and beauty.

1) Penghuni surga akan terus-menerus bertambah tampan dan cantik dari waktu ke waktu.

en

2) One should desire to perform good deeds, for they are the provision whereby he can earn the bliss in the Hereafter.

2) Seorang hamba wajib untuk bersemangat mengerjakan amal saleh karena ia merupakan bekal untuk meraih kenikmatan negeri tersebut.

en

1890/11 - Sahl ibn Sa‘d (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The dwellers of Paradise will see the upper chambers of Paradise as you see the stars in the sky.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

11/1890- Sahl bin Sa'ad -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya ahli surga itu akan melihat ke kamar-kamar yang tinggi di surga, sebagaimana kalian melihat bintang di langit." (Muttafaq 'Alaih)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It encourages the believers to aim at high ranks in Paradise, which can only be attained by those with great resolve.

1) Memotivasi orang beriman untuk meraih derajat yang tinggi dalam surga, yaitu tempat tinggal orang-orang yang tinggi cita-citanya.

en

2) It shows the varying ranks to be occupied by the dwellers of Paradise according to their deeds, as well as the bounty of their Lord.

2) Memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan penghuni surga sesuai dengan tingkat amal perbuatan mereka serta limpahan karunia Allah pada mereka.

en

1891/12 - He also reported: “I was in a gathering with the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) in which he described Paradise and concluded his talk with these words: ‘It has what no eye has seen, no ear has heard, and no human mind has thought about.’ Then, he recited: {They forsake their beds... No soul knows what delights are kept hidden for them as a reward for what they used to do.} [Surat as-Sajdah: 16-17]” [Narrated by Al-Bukhāri]

12/1891- Juga dari Sahl bin Sa'ad -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, "Aku pernah menghadiri sebuah majelis bersama Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, di dalamnya beliau menerangkan sifat surga hingga selesai, kemudian beliau bersabda di akhir penjelasannya, Di dalamnya terdapat apa yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terbersit dalam hati manusia.' Kemudian beliau membaca ayat, Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya ... sampai firman Allah -Ta'ālā-, 'Tidak satu jiwa pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata ...'" (QS. As-Sajdah: 16-17) (HR. Bukhari)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It mentions different types of the honorable things Allah Almighty has prepared for the believers, urging them to perform acts of obedience. Indeed, when goodness is endeared to people’s souls, they come to it with love.

1) Memotivasi orang-orang mukmin untuk melakukan ketaatan dengan mengingatkan apa yang Allah siapkan bagi mereka berupa berbagai macam karunia, karena bila jiwa telah senang pada kebaikan maka dia akan menyambutnya.

en

2) The Qur’an and Sunnah are two close companions, explaining and clarifying each other.

2) Al-Qur`ān dan Sunnah adalah dua perkara yang saling bergandengan, masing-masing menjelaskan yang lain serta menjadikannya semakin jelas dan tampak.

en

1892/13 - Abu Sa‘īd and Abu Hurayrah (may Allah be pleased with both of them) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “When the inhabitants of Paradise enter Paradise, a caller will call out: ‘Indeed, you will live forever and never die, you will be healthy and never fall ill, you will be young and never grow old, and you will be happy and never be sad.’” [Narrated by Muslim]

13/1892- Abu Sa‘īd dan Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jika ahli surga telah masuk surga, seorang penyeru berseru, 'Sungguh kalian akan terus hidup dan tidak akan mati selamanya. Kalian akan terus sehat dan tidak akan sakit selamanya. Kalian akan terus muda dan tidak akan menjadi tua selamanya. Kalian akan terus bersenang-senang dan tidak akan mengalami sengsara selamanya.'" (HR. Muslim)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The dwellers of Paradise will be in renewable bliss that they will not be subject to any change due to any illness, old age, death, or a disaster.

1) Penghuni surga akan terus-menerus mendapatkan tambahan nikmat, tidak akan diubah oleh penyakit, penuaan, kematian, maupun musibah.

en

2) One should patiently endure the afflictions of this world, which is naturally marked by trouble and annoyance.

2) Hendaklah seorang hamba bersabar atas musibah dunia karena dunia diciptakan dengan ciri khas ujian dan cobaan.

en

1893/14 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Verily, the lowest place of any of you in Paradise will be that Allah will tell him to express his wish. He will wish and wish again. Allah will then ask him: ‘Have you expressed your wish?’ He will answer: ‘Yes, I have.’ Allah will say: ‘You will have what you have wished for and the like thereof along with it.’” [Narrated by Muslim]

14/1893- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling rendah kedudukannya di surga adalah orang yang Allah berfirman kepadanya, 'Berangan-anganlah!' Lantas dia berangan-angan dan terus berangan-angan.' Allah berfirman kepadanya, 'Apakah engkau sudah berangan-angan?' Dia menjawab, 'Ya.' Maka Allah berfirman kepadanya, 'Sungguh, bagimu semua yang engkau angan-angankan dan tambahan yang semisal dengannya.'" (HR. Muslim)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The treasuries of Allah Almighty are inexhaustible, even if He grants the wishes of all the dwellers of Paradise.

1) Perbendaharaan Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- tidak akan habis sekalipun semua penghuni surga diberikan semua angan-angannya.

en

2) A wise believer would prefer the permanent life over the fleeting one and work in worldly life for the sake of the Hereafter.

2) Orang yang diberikan taufik di antara hamba Allah adalah yang mengedepankan kehidupan yang kekal di atas kehidupan yang fana dan yang beramal di kehidupan dunianya demi kehidupan akhiratnya.

en

1894/15 - Abu Sa‘īd al-Khudri (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Allah Almighty will say to the dwellers of Paradise: ‘O people of Paradise!’ They will reply: ‘O our Lord, we present ourselves and are at Your pleasure, and goodness rests in Your Hands.’ Then, He will say: ‘Are you contented?’ They will say: ‘How could we not be contented, O Lord, when You have given us what You have not given to any of Your creation?’ Then, He will say: ‘Would you like Me to give you something better than that?’ They will say: ‘O Lord, what could be better than that?’ He will say: ‘I shall bestow My pleasure upon you and I shall never be displeased with you ever thereafter.’” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

15/1894- Abu Sa‘īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah -'Azza wa Jalla- berfirman kepada penghuni surga, 'Wahai penghuni surga!' Mereka menjawab, 'Kami menyambut panggilan-Mu, wahai Rabb kami, demi keridaan-Mu, serta kebaikan ada di kedua tangan-Mu.' Allah bertanya, 'Apakah kalian rida?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb kami! Bagaimana mungkin kami tidak rida, padahal Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun di antara makhluk-Mu!' Allah berfirman, 'Maukah Aku berikan kepada kalian yang lebih utama dari itu?' Mereka bertanya, 'Apakah ada sesuatu yang lebih utama dari itu?' Allah berfirman, 'Aku turunkan keridaan-Ku pada kalian, maka Aku tidak akan murka kepada kalian setelahnya, selamanya.'" (Muttafaq 'Alaih)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Closeness to Allah Almighty, being safe in His company, and winning His pleasure are the greatest objectives of the believers in the abode of bliss.

1) Dekat dari Allah serta meraih rida-Nya adalah tujuan orang-orang mukmin yang paling tinggi di negeri surga.

en

2) The greatest bliss for the dwellers of Paradise after settling therein is attaining the pleasure of Allah that would never be followed by displeasure. He who gains the pleasure of the Lord of the worlds is truly blissful and fortunate.

2) Di antara nikmat yang paling besar bagi penghuni surga setelah mereka masuk ke dalamnya ialah keridaan Allah kepada mereka; yaitu Allah tidak akan murka kepada mereka selamanya. Siapa yang diridai oleh Allah Rabbul-'Ālamīn, maka dialah orang yang mendapatkan taufik dan yang berbahagia.

en

1895/16 - Jarīr ibn ‘Abdullah (may Allah be pleased with him) reported: “We were with the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him), as he looked at the moon when it was full and said: ‘You will see your Lord as you see this moon, having no difficulty in seeing Him.’” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

16/1895- Jarīr bin Abdullah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Kami sedang bersama Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, lalu beliau memandang bulan di malam purnama kemudian bersabda, "Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian dengan mata kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak akan saling berdesakan dalam memandang-Nya." (Muttafaq 'Alaih)

en

1896/17 - Suhayb (may Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “When the dwellers of Paradise enter Paradise, Allah Almighty will say: ‘Do you wish Me to give you anything more?’ They will say: ‘Have You not brightened our faces? Have You not made us enter Paradise and saved us from Hellfire?’ He will then lift the veil, and of all the things they have been given, nothing will be dearer to them than looking at their Lord.” [Narrated by Muslim]

17/1896- Ṣuhaib -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga, Allah -Tabāraka wa Ta'ālā- berfirman, 'Apakah ‎kalian menginginkan sesuatu untuk Aku tambahkan bagi kalian?' Lantas mereka menjawab, 'Bukankah ‎Engkau telah memutihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan ‎menyelamatkan kami dari neraka?' Kemudian Allah membuka hijab, maka tidaklah mereka diberi sesuatu ‎yang lebih mereka sukai daripada kenikmatan melihat Rabb mereka.‎" (HR. Muslim)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

لا تُضَامُونَ (lā tuḍāmmūna): kalian tidak akan ditimpa "ḍaim", yaitu kesulitan dan kelelahan.

en

--

عِيَاناً ('iyānan): langsung dengan pemandangan mata telanjang.

en

He will then lift the veil: This is the veil of light that prevents anyone from seeing Him in worldly life. But He will lift it in Paradise so that the believers, who believed Him and His Messenger, can see Him.

فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ (kemudian Allah membuka hijab): yaitu hijab dari cahaya sehingga Allah tidak dilihat oleh siapa pun di dunia. Adapun di surga, hijab tersebut akan dibuka agar dapat dilihat oleh orang-orang beriman yang membenarkan berita Allah -Ta'ālā- dan berita Rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

en

Guidance from the Hadīths:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The glad tidings to the believers that they will see their Lord in Paradise, the greatest and dearest bliss ever.

1) Kabar gembira bagi orang beriman, yaitu bahwa mereka akan melihat Rabb mereka dalam surga, dan nikmat tersebut adalah kenikmatan paling besar dan yang paling mereka sukai.

en

2) The fact that the believers will see their Lord in Paradise is established by the Qur’an and Sunnah and the consensus among the earlier Muslims. As for the disbelievers, they will be prevented from seeing their Lord. Allah Almighty says: {No indeed! On that Day they will be barred from seeing their Lord.}

2) Orang beriman akan melihat Rabb mereka dengan mata mereka di dalam surga berdasarkan dalil yang sahih dari Kitab Allah, Sunnah Rasul-Nya, dan ijmak para salaf. Sedangkan orang kafir, mereka akan dihalangi dari melihat Rabb mereka, berdasarkan firman Allah -Ta’ālā-, "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya." (QS. Al-Muṭaffifīn: 15)

en

3) The most precious thing the believers will be granted in Paradise is seeing their Almighty Lord. This is indeed the greatest favor and blessing in the abode of honor and recompense, just as servitude to Him is the greatest blessing in the abode of trials.

3) Karunia yang paling disukai oleh orang-orang beriman dalam surga ialah memandang Rabb mereka Yang Mahaagung lagi Mahamulia. Inilah nikmat dan anugerah paling tinggi di negeri kemuliaan dan pembalasan, sebagaimana beribadah adalah nikmat paling besar yang diberikan kepada mereka di negeri ujian.

en

The last benefit:

Faedah Penutup:

en

Imam Abu Ja‘far al-Tahāwi (may Allah have mercy upon him) said:

Al-Imām Abu Ja'far Aṭ-Ṭaḥāwiy -raḥimahullāh- berkata,

en

“It is true that the dwellers of Paradise will see Allah, as revealed in the Qur’an, yet without knowing exactly how. Allah Almighty says: {On that Day some faces will be bright, looking at their Lord.} In interpreting this, we refer it to Allah’s will and knowledge, and this also applies to the relevant authentic Hadīths; they are as the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said and intended. We should not try to interpret this based on our personal opinions or inclinations. To keep our religion sound, we should submit to Allah Almighty and His Messenger (may Allah’s peace and blessings be upon him) and refer ambiguous matters to those who possess the right knowledge about them.

"Melihat wajah Allah adalah nyata adanya bagi penghuni surga tanpa menyatakan peliputan (makhluk terhadap-Nya) dan tanpa kaifiat, sebagaimana diterangkan oleh Kitab Rabb kita: "Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya." (QS. Al-Qiyāmah: 22-23) Kita menafsirkannya seperti yang Allah -Ta'ālā- inginkan dan yang Allah ketahui. Semua yang datang tentang hal itu dari hadis yang sahih dari Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kita menetapkannya sebagaimana yang beliau sampaikan. Kita menetapkan maknanya seperti yang beliau inginkan. Kita tidak masuk di dalamnya dengan menakwilkannya dengan mengikuti pendapat dan logika kita dan tidak juga dengan mereka-reka mengikuti hawa nafsu kita. Karena tidak ada yang selamat dalam agamanya kecuali orang yang tunduk kepada Allah -'Azza wa Jalla- dan kepada Rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- serta mengembalikan ilmu tentang yang samar kepada yang mengetahuinya.

en

Islam can only be firmly established on complete submission. If a person seeks to possess such knowledge that is kept hidden from him, and he is not convinced of submission, his pursuit will prevent him from pure monotheism, sound knowledge, and correct faith, and he will oscillate between disbelief and belief and acknowledgment and denial, being in confusion, loss, doubt, and deviation. Neither is he a believer nor a denier.”

Tiang agama Islam tidak akan tegak kukuh kecuali di atas dasar penyerahan dan ketundukan. Siapa yang mengejar ilmu yang dia dihalangi dari mengetahuinya serta pemahamannya tidak puas dengan prinsip ketundukan, pencariannya itu akan menghalanginya dari tauhid yang murni, pengetahuan yang jernih, dan iman yang benar. Akhirnya dia terombang-ambing antara kekafiran dan keimanan, pembenaran dan pendustaan, pengikraran dan pengingkaran; dia dipenuhi oleh was-was dan kebimbangan, pikirannya kacau dan bingung, tidak beriman dan membenarkan dan tidak pula menolak dan mendustakan."

en

Conclusion of the Book Rawh wa Rayāhīn:

PENUTUP KITAB RAUḤ WA RAYĀḤĪN

en

The erudite scholar Al-Nawawi (may Allah have mercy upon him and his parents) concluded his great book Riyād al-Sālihīn Min Ahādīth Sayyid al-Mursalīn with the chapter:

Penulis, Syekh Al-'Allāmah An-Nawawiy -semoga Allah -Ta'ālā- merahmati dan mengampuni beliau, kedua orang tuanya serta semua kaum muslimin- menutup kitab beliau yang mulia ini, Riyāḍ Aṣ-Ṣāliḥīn min Aḥādīṡ Sayyidil-Mursalīn -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan Bab

en

Mentioning what Allah has prepared for the believers in Paradise, as optimism and hope that Allah Almighty will admit us, the author, and all the believers into His Paradise and give us all a good end, as we act upon the verses and Hadīths cited in this book, which contain divine and prophetic guidance. This is the only means to attaining the prepared bliss and honor.

Penjelasan Tentang Apa yang Allah Siapkan bagi Orang Beriman di Dalam Surga dengan tujuan sebagai bentuk optimisme yang bagus dan baik agar Allah -Ta'ālā- memasukkan kita dan juga beliau serta semua orang beriman ke dalam surga-Nya serta menganugerahi kita husnulkhatimah dengan sebab mengamalkan ayat-ayat dan hadis-hadis yang ada di dalam kitab ini, karena di dalamnya mengandung perunjuk dan ajaran Nabi yang penuh berkah. Inilah jalan satu-satunya untuk meraih janji dan kemuliaan Allah ini.

en

One of the remarkable things in concluding this book with noble verses is the author’s note that guidance is the greatest favor and blessing from Allah. If a person follows the right guidance, while being sincere to the Lord of the worlds and sticking to the Prophet’s example and the path of the earlier Muslims in this abode of trials, he will attain a great reward and win the bliss in Paradise.

Di antara hikmah tersirat dari penutupan kitab ini dengan ayat-ayat yang mulia berikut adalah sebagai petunjuk bahwa hidayah adalah nikmat dan anugerah Allah yang paling besar. Siapa yang jujur dalam mengikuti petunjuk -dengan terus-menerus menjaga keikhlasan kepada Allah Rabbul-'Ālamīn, dan konsisten meniti dan mengikuti manhaj (jalan) Sayyidul-Mursalīn serta jalan generasi salaf- di negeri ujian ini, maka dia akan meraih anugerah itu di negeri kenikmatan kelak dan sukses mendapatkan balasan yang besar.

en

Concluding the book, the author said:

Penulis -raḥimahullāh- berkata di penutup kitabnya,

en

“Allah Almighty says: {As for those who believe and do righteous deeds, their Lord will guide them by virtue of their faith. Rivers will flow beneath them in the Gardens of Bliss. Their prayer will be, “Glory be to You, O Allah,” and their greeting will be, “Peace,” and the closing of their prayer will be, “All praise be to Allah, the Lord of the worlds.”} [Surat Yūnus: 9-10]

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir di bawahnya sungai-sungai. Doa mereka di dalamnya ialah, 'Subḥānakallāhumma' (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah, 'Salām' (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, 'Al-ḥamdu lillāhi Rabbil-'ālamīn' (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam)." (QS. Yūnus: 9-10)

en

This book has been accomplished by help from Allah Almighty - all praise is due to Him.

Kitab ini telah rampung penyusunannya sampai di sini atas berkat kemuliaan, pertolongan dan taufik Allah.

en

Praise be to Allah Who has guided us to this; and we would not have been guided had Allah not guided us.

Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kita petunjuk kepada agama ini; kita tidak mungkin mendapat petunjuk kalaulah Allah tidak memberi kita petunjuk.

en

O Allah, bestow Your peace upon Muhammad and the family of Muhammad as You bestowed Your peace upon Abraham and the family of Abraham. O Allah, bless Muhammad and the family of Muhammad as You blessed Abraham and the family of Abraham; You are Praiseworthy, Glorious.”

Ya Allah! Limpahkanlah selawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau melimpahkan selawat atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan curahkanlah keberkahan atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau mencurahkan keberkahan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia."

en

The author, Yahya al-Nawāwi (may Allah have mercy upon him) said: “I have finished it Monday, 14 Ramadān, 670 AH.”

Penulisnya, Yaḥyā An-Nawawiy -semoga Allah mengampuninya- mengatakan, "Aku telah menyelesaikan penyusunannya pada hari Senin, 14 Ramadan, tahun 670 H."

en

The commentators on this book (may Allah forgive them and their parents and all the believers) said: “We have finished reviewing this book Rawh Wa Rayāhīn Sharh Riyād al-Sālihīn, the 3rd edition, at the beginning of Rajab, 1434 AH.”

Para pensyarah kitab ini -semoga Allah mengampuni mereka dan kedua orang tua mereka serta semua kaum mukminin- turut mengatakan, "Kami selesai dari proses editing kitab kami ini, Rauḥ wa Rayāḥīn Syarḥ Riyāḍ Aṣ-Ṣāliḥīn -untuk cetakan ketiganya- pada permulaan bulan Rajab tahun 1434 H."

en

Praise be to Allah by Whose grace good things are accomplished.

Segala puji hanya bagi Allah, berkat nikmat-Nya amal-amal saleh menjadi terlaksana dengan sempurna.

en

May Allah’s peace and blessings be upon our Prophet Muhammad and his family and Companions.

Semoga Allah melimpahkan selawat dan salam kepada nabi kita Muhammad, serta keluarga dan sahabat-sahabatnya.