Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

132 - Chapter on the manner of greeting

132- BAB TATA CARA BERSALAM

en

It is recommended that the person initiating the greeting says: “As-salāmu ‘alaykum wa rahmatullahi wa barakātuh” (Peace be upon you and the mercy of Allah and His blessings). He uses the plural pronoun even if he is greeting one person. The greeted person should reply saying: “Wa ‘alaykum as-salām wa rahmatullahi wa barakātuh” (And upon you be peace and the mercy of Allah and His blessings). So he starts with the conjunction 'wa' (which means 'and').

Orang yang memulai salam disunahkan mengucapkan, "As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh wa barakātuh", dengan menggunakan kata ganti (ḍamīr) bentuk jamak, walaupun yang disalami hanya satu orang. Kemudian orang yang menjawab mengatakan, "Wa 'alaikumus-salām wa raḥmatullāh wa barakātuh", dengan menambahkan huruf "wāw 'aṭaf" (kata sambung) di kalimat "wa 'alaikum".

en

851/1 - ‘Imrān ibn al-Husayn (may Allah be pleased with him and his father) reported: “A man came to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and said: ‘Peace be upon you.’ The Prophet responded to his greeting and the man sat down, then the Prophet said: ‘Ten.’ Then another man came and said: ‘May the peace and mercy of Allah be upon you.’ The Prophet replied to his greeting and the man sat down, then the Prophet said: ‘Twenty.’ Then another man came and said: ‘May the peace, mercy, and blessings of Allah be upon you.’ The Prophet replied to his greeting and the man sat down, then the Prophet said: ‘Thirty.’” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan (sound)]

1/851- 'Imrān bin Ḥuṣain -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Seorang laki-laki datang menemui Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu mengucapkan salam, "As-salāmu 'alaikum." Beliau menjawab salamnya kemudian dia duduk. Lalu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Sepuluh”. Kemudian datang laki-laki yang lain dan mengucapkan salam, "As-salāmu 'alaikum wa raḥmatullāh." Beliau menjawab salamnya kemudian dia duduk. Lalu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Dua puluh." Kemudian datang lagi laki-laki lainnya seraya mengucapkan salam, "As-salāmu 'alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh." Beliau menjawab salamnya lalu bersabda, “Tiga puluh." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan")

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The longer the greeting of peace used by a person, according to the Sunnah, the greater the reward.

1) Setiap kali seorang hamba menambah lafal salamnya sebagaimana yang ada dalam Sunnah, maka pahalanya akan semakin bertambah.

en

2) It encourages us to reap great rewards for simple deeds. This comes from the bounty and grace of Allah towards His believing servants.

2) Motivasi untuk meraih berbagai kebaikan yang besar dengan amalan yang ringan dan sedikit, dan ini termasuk bentuk taufik Allah -Ta'ālā- kepada hamba-Nya yang beriman.

en

852/2 - ‘Ā’ishah (may Allah be pleased with her) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said to her: “This is Jibrīl (Gabriel) giving you the greeting of peace.” I said: “And may peace be upon him and the mercy of Allah and His blessings.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

2/852- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepadaku, "Ini Jibril, ia menyampaikan salam kepadamu." Aku pun menjawab, "Wa 'alaihis-salām wa raḥmatullāhi wa barakātuh." (Muttafaq 'Alaih)

en

In some of the versions reported by Al-Bukhāri and Muslim, it comes with “and His blessings of”, and other versions do not have this part. An addition made by trustworthy reporters is accepted.

Demikianlah disebutkan dalam beberapa riwayat Aṣ-Ṣaḥīḥain (Bukhari dan Muslim) dengan tambahan "wa barakātuh", sedangkan sebagian riwayat yang lain tidak menyebutkan tambahan kata ini. Tetapi kaidahnya, bahwa tambahan lafal dari perawi yang terpercaya bisa diterima.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) When a person conveys the greeting of peace from one to another, it is Sunnah to say to him: “And peace be upon you,” or “Peace be upon you and him.” This is because the person conveying the greeting has done something good so you reward him by supplicating in his favor.

1) Hal yang sunah bila ada yang menyampaikan salam seseorang kepada orang lain adalah agar orang yang diberi salam mengucapkan pada perantara tersebut, "'Alaikas-salām atau 'alaika wa 'alaihis-salām." Karena orang yang menyampaikan salam tersebut telah berbuat baik, sehingga dia dibalas kebaikannya dengan mendoakannya.

en

2) If a person is asked to convey the greeting of peace to someone and he commits to it, it becomes a trust and he must convey it. {Indeed, Allah commands you to render trusts to whom they are due} If he does not commit to it, however, then he is under no obligation to convey it.

2) Kewajiban menyampaikan pesan berupa salam jika seseorang telah menyepakatinya dan hal itu menjadi amanah yang wajib disampaikan; "Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya." (QS. An-Nisā`: 58) Adapun jika dia tidak menyanggupinya, maka menyampaikannya tidak wajib.

en

3) It shows the merit of ‘Ā’ishah (may Allah be pleased with her), as the noblest of all angels sent her the greeting of peace through the noblest of all messengers.

3) Keutamaan Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- karena dia telah diberi salam secara khusus oleh malaikat yang paling mulia melalui perantara rasul paling mulia -'alaihimuṣ-ṣalātu was-salām-.

en

853/3 - Anas (may Allah be pleased with him) reported: “Whenever the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) spoke a word, he would repeat it thrice until it is understood from him. And whenever he greeted a group of people, he would greet them thrice.” [Narrated by Al-Bukhāri]

3853- Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwasanya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bila berbicara suatu kalimat, beliau mengulanginya tiga kali supaya dapat dipahami. Dan bila beliau datang ke suatu kaum lalu mengucapkan salam, beliau mengucapkan salam kepada mereka tiga kali. (HR. Bukhari)

en

This is taken to refer to the case when there is a large gathering.

Makna hadis ini dibawa pada keadaan ketika orang yang berkumpul jumlahnya banyak.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) was keen to deliver everything good to his Ummah and was compassionate towards them.

1) Antusiasme Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk menyampaikan kebaikan kepada umatnya serta besarnya belas kasih beliau kepada mereka.

en

2) A believer should address people in the manner that suits their level of understanding and find excuses for them.

2) Orang beriman akan berbicara kepada manusia sesuai tingkat akal mereka serta berusaha mencarikan mereka uzur.

en

854/4 - Al-Miqdād (may Allah be pleased with him) reported in a long Hadīth: “We used to set aside for the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) his share of milk, and he would come at night and offer greetings of peace in a tone that did not disturb those who were asleep but was heard by those who were awake. So (one night), the Prophet came and gave greetings of peace as he used to greet... ” [Narrated by Muslim]

4/854- Al-Miqdād -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dalam hadisnya yang panjang, dia berkata, “Dahulu, kami menyisihkan untuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- susu yang menjadi bagian beliau. Kemudian beliau akan datang di waktu malam dan mengucapkan salam dengan suara seukuran yang tidak sampai membangunkan orang tidur dan masih terdengar oleh orang yang terjaga. Maka Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- datang, lalu mengucapkan salam sebagaimana beliau biasa mengucapkan salam.” (HR. Muslim)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It shows the Prophet’s perfect guidance and his mercy towards the believers. His greeting would be heard by those awake and not disturb those asleep.

1) Kesempurnaan petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan kasih sayang beliau kepada orang-orang beriman; yaitu beliau mengucapkan salam dengan suara seukuran yang masih terdengar oleh orang yang terjaga dan tidak sampai membangunkan orang yang tidur.

en

2) There should be no harm nor reciprocation of harm; an Islamic rule.

2) Dalam ajaran Islam tidak boleh ada mudarat untuk pribadi dan tidak pula untuk orang lain.

en

855/5 - Asmā bint Yazīd (may Allah be pleased with her) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) passed through the mosque one day while a group of women were sitting there, so he moved his hand with the greeting of peace. [Narrated by Al-Tirmidhi; he classified it as Hasan (sound)] [1]

5/855- Asmā` binti Yazīd -raḍiyallāhu 'anhā- meriwayatkan bahwa Rasululah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pada suatu hari pernah lewat di masjid, sementara sejumlah wanita sedang duduk, maka beliau memberi salam dengan isyarat tangan." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan) [1].

en
[1] The Hadīth has a weak Isnād.
[1] (1) Hadis ini sanadnya daif.
en

This is taken to mean that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said and signaled the greeting, which is supported by another version narrated by Abu Dāwūd in which it is reported: “so he gave us the greeting of peace.”

Hadis ini dimaknai bahwa beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menggabungkan antara ucapan salam dan isyarat, dan hal ini dikuatkan oleh riwayat Abu Daud, di dalamnya disebutkan, "... kemudian beliau mengucapkan salam kepada kami."

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

فألوىٰ (fa alwā): berisyarat.

en

--

عُصْبَةٌ ('uṣbah): sekelompok orang.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It is forbidden to give the greeting only with the hand, without saying it verbally, for this resembles the manner of the Jews and Christians, from whom we are commanded to differ.

1) Memberi salam hanya dengan isyarat tangan tanpa melafalkan ucapan salam adalah terlarang, karena hal itu merupakan bentuk meniru salam orang yang kita diperintahkan supaya menyelisihi mereka, yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani.

en

2) It is permissible to greet women when temptation is not feared. But when a woman is alone, it is not permissible for an unrelated man to greet her, for fear of temptation.

2) Boleh memberi salam kepada sekelompok perempuan ketika tidak dikhawatirkan akan menjadi sebab fitnah. Adapun perempuan seorang diri, maka orang yang bukan mahramnya tidak boleh mengucapkan salam kepadanya karena dikhawatirkan akan terjadi fitnah.

en

3) That the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) would differ from the People of the Book is one of the rites of Islam. This includes the greeting of peace. So where are Muslims from this great principle?

3) Tindakan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam menyelisihi Ahli Kitab termasuk syiar Islam, di antaranya dalam masalah ucapan salam. Lalu, di mana umat Islam dari fondasi yang besar ini?!

en

856/6 - Abu Jurayy al-Hujaymi (may Allah be pleased with him) reported: I went to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and said: “Upon you be peace, O Messenger of Allah.” He said: “Do not say ‘Upon you be peace’, for this is the greeting to the dead.”

6/856- Abu Jurayy Al-Hujaimiy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku pernah datang menemui Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu berkata, " 'Alaikas-salām, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Jangan ucapkan, 'alaikas-salām, karena ucapan ini adalah salam penghormatan untuk orang yang sudah mati."

en

[Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic). It has previously been cited in its entirety]

(HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih". Hadis ini telah dibawakan secara lengkap sebelumnya).

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It urges us to teach the ignorant what they do not know about and alert the person who uses the wrong wording to the correct wording prescribed in the Shariah.

1) Anjuran untuk mengajar orang yang jahil, dan mengingatkan orang yang salah dalam menyebutkan suatu lafal dengan menunjukkannya lafal yang sesuai syariat.

en

2) It shows the manner of saying the greeting to the dead in their graves; it is: “‘Alayka as-salām” (Upon you be peace). This is addressed to someone who is absent yet near. However, the Sunnah also indicates that it is permissible to greet the dead with the words “Salāmun ‘alaykum ahl ad-diyār” (Peace be upon you, O inhabitants of the dwellings). So, the greeting is the same to the living and the dead.

2) Menjelaskan kaifiat salam terhadap orang yang telah mati dalam kubur dengan mengatakan, "'alaikas-salām." Sehingga ucapan ini ditujukan kepada orang yang tidak hadir bersama kita tapi dekat. Namun Sunnah juga menunjukkan bolehnya mengucapkan salam kepada orang yang sudah meninggal dengan mengucapkan, "Salāmun 'alaikum ahlad-diyār", sehingga ucapan salam kepada orang yang masih hidup dan yang sudah meninggal adalah sama.