913/1 - ‘Imrān ibn al-Husayn (may Allah be pleased with him) reported: “A woman from the tribe of Juhaynah came to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) while she was pregnant from adultery, and she said to him: ‘O Messenger of Allah, I have committed a sin liable to Hadd (prescribed corporal punishment), so execute the Hadd on me.’ The Messenger of Allah called her guardian and said to him: ‘Treat her kindly and bring her to me after she delivers (her baby).’ The man complied with the order, and the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) commanded that the Hadd be executed on her. Her clothes were secured around her and she was stoned to death. The Prophet then led the funeral prayer over her.” [Narrated by Muslim]
1/913- 'Imrān bin Al-Ḥuṣain -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwasanya ada seorang perempuan dari Juhainah datang menemui Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam keadaan hamil karena zina. Lantas perempuan tersebut berkata, "Wahai Rasulullah! Aku telah melanggar perbuatan (zina) yang memiliki hukum hudud, tegakkanlah hudud itu padaku!" Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memanggil walinya dan bersabda, "Berbuat baiklah kepadanya! Apabila dia telah melahirkan, bawalah dia kepadaku!" Walinya pun melakukan perintah tersebut. Selanjutnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkan supaya hukum hudud dilaksanakan padanya, maka pakaiannya dieratkan kepadanya. Kemudian beliau memerintahkan (para sahabat) untuk merajamnya, dan perempuan itu pun dirajam. Setelah itu beliau menyalatinya. (HR. Muslim)
--
شُدت (syuddat): diikat agar tidak terbuka.
1) Advising the family of a person whose death is near to treat him kindly and compassionately.
1) Pesan kepada keluarga orang yang telah dekat kematiannya agar mereka mengurusnya dengan baik dan lembut.
2) If a person confesses to adultery while being sane and aware, and there is no suspicion about his condition, his confession is accepted and the Hadd is executed upon him.
2) Pelaku zina jika telah membuat pengakuan, sedangkan dia berakal dan tidak ada syubhat atau kesamaran dalam perkara tersebut, maka dia disanksi atas dasar pengakuannya tersebut dan ditegakkan kepadanya hukum hudud.
3) In executing the Hadd, it is required that its harm should not extend to someone else. If a pregnant woman is stoned to death, her embryo will also die. This reflects the Shariah’s kindness and justice.
3) Disyaratkan dalam penegakan hukuman hudud agar kerusakannya tidak merembet kepada selain yang dihukum, yaitu kalau wanita itu dirajam dalam keadaan hamil maka janin yang ada dalam perutnya akan ikut mati, dan ini termasuk kebaikan dan keadilan syariat Islam.
4) When a Hadd is executed, the punished person is thus purified of his sins. That is why the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) offered the funeral prayer for the woman in the Hadīth.
4) Hukuman hudud apabila ditegakkan, maka pelakunya telah bersih dari dosa; oleh karena itu, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyalatinya.
5) It shows how the Shariah is merciful towards the believers and finds dispensations and excuses for them. {And He has not placed upon you in the religion any hardship.}
5) Kasih sayang agama Islam kepada orang-orang mukmin serta mencarikan mereka rukhsah dan uzur; "Dan Allah tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama." (QS. Al-Ḥajj: 78)