Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

Book of Merits

KITAB FADILAH

en

180 - Chapter on the merit of reciting the Qur’an

180- BAB KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR`ĀN

en

Benefit:

Faedah:

en

The noble Qur’an is the revealed word of Allah Almighty, whose recitation is an act of worship. Allah spoke it in reality, and Jibrīl (Archangel Garbriel) received it from Him and then went down with it upon the heart of the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him).

Al-Qur`ān Al-Karīm adalah kalam Allah -Ta'ālā- yang diturunkan, membacanya adalah ibadah, Allah mengucapkannya secara hakiki dan diterima dari Allah oleh Jibril -'alaihiṣ ṣalātu wassalām-, kemudian dia turunkan ke dalam hati Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

en

There are numerous general merits for the Qur’an and special merits for certain verses and Surahs. The believers should be very keen to recite the Book of Allah and ponder and act upon it. {[This is] a blessed Book which We have revealed to you that they might reflect upon its verses and that those of understanding would be reminded.} Indeed, the Qur’an is light, spirit, and life for the believers and insight for them in knowledge and actions.

Al-Qur`ān memiliki keutamaan-keutamaan yang besar pada keseluruhan ayatnya serta keutamaan-keutamaan yang khusus pada ayat dan surah-surah tertentu. Hal ini mengharuskan orang beriman agar antusias setinggi-tingginya untuk membaca Kitābullāh, menadaburinya, dan mengamalkannya. "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadaburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang berakal." (QS. Ṣād: 29) Al-Qur`ān adalah cahaya, ruh, dan sumber kehidupan bagi orang beriman serta petunjuk bagi mereka dalam berilmu dan beramal.

en

991/1 - Abu Umāmah (may Allah be pleased with him) reported: I heard the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) say: “Read the Qur’an, as it will come as an intercessor for its companions on the Day of Resurrection.” [Narrated by Muslim]

1/991- Abu Umāmah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bacalah Al-Qur`ān, karena Al-Qur`ān itu akan datang pada hari Kiamat untuk memberi syafaat bagi orang-orang yang suka membacanya." (HR. Muslim)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It gives great glad tidings to the believers, as the noble Qur’an will come on the Day of Judgment as an intercessor for those who used to recite it in pursuit of reward from their Lord.

1) Mengagungkan kabar gembira bagi orang beriman, yaitu Al-Qur`ān Al-Karīm akan datang pada hari Kiamat untuk memberi syafaat bagi orang yang membacanya karena mengharap pahala di sisi Allah.

en

2) It urges us to recite the Qur’an with reflection and understanding so as to earn this great promised reward.

2) Anjuran dan motivasi untuk membaca dan menadaburi Al-Qur`ān agar kita dapat memperoleh janji yang besar ini.

en

3) We should believe the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) as he informed us that the Qur’an would intercede on the Day of Judgment and not ask how would it intercede? Indeed, the Prophet’s speech is true and truthful. {The only statement of the [true] believers when they are called to Allah and His Messenger to judge between them is that they say: “We hear and we obey.” And those are the successful.}

3) Membenarkan berita dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa Al-Qur`ān akan memberi syafaat pada hari Kiamat, dan kita tidak perlu bertanya lagi tentang caranya memberi syafaat, karena sabda Nabi -'alaihiṣṣalātu was sallām- adalah hak dan benar; "Hanyalah ucapan orang-orang mukmin, bila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, 'Kami mendengar dan kami taat.' Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An-Nūr: 51)

en

992/2 - Al-Nawwās ibn Sam‘ān (may Allah be pleased with him) reported: I heard the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) say: “On the Day of Resurrection, the Qur’an and those who acted according to it will be brought with Surat al-Baqarah and Sūrat ĀI-‘Imrān preceding them and pleading for their companion (i.e. the one who read them and acted upon them).” [Narrated by Muslim]

2/992- An-Nawwās bin Sam'ān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, "Pada hari kiamat, Al-Qur`ān akan didatangkan beserta para Ahli Al-Qur`ān, yaitu orang-orang yang mengamalkannya di dunia; Surah Al-Baqarah dan Āli 'Imrān datang di depannya, keduanya akan membela orang yang suka membacanya." (HR. Muslim)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

تَقْدُمُهُ (taqdumuhu): mendahuluinya, datang lebih awal.

en

--

تُحاجّان (tuḥājjāni), berasal dari kata "المُحَاجَّةُ" (al-muḥājjāh), artinya: menampakkan hujah serta membela sesuatu, yakni kedua surah itu akan membela orang yang selalu membaca dan mengamalkannya.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It shows the merit and reward of those who act upon the Qur’an in this worldly life.

1) Keutamaan orang yang mengamalkan Al-Qur`ān, karena pahala dan keutamaan ini diperuntukkan bagi orang yang mengamalkan Al-Qur`ān di dunia.

en

2) A person can act upon the Qur’an only after he ponders it and understands its meanings properly. Knowledge should precede actions.

2) Mengamalkan Al-Qur`ān tidak mungkin terwujud kecuali setelah mengetahui, memahami, dan menadaburinya, sehingga memahami makna Al-Qur`ān adalah sebuah keharusan; karena wajib hukumnya berilmu sebelum berucap dan beramal.

en

3) It highlights the merit of Surat al-Baqarah and Surat Āl-‘Imrān.

3) Keutamaan Surah Al-Baqarah dan Āli 'Imrān.

en

993/3 - ‘Uthmān ibn ‘Affān (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The best of you are those who learn the Qur’an and teach it to others.” [Narrated by Al-Bukhāri]

3/993- 'Uṡmān bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`ān dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The best among people are those who combine these two traits: learning the Qur’an and teaching it to others.

1) Sebaik-baik manusia adalah yang menggabungkan dua sifat ini, yaitu orang yang mempelajari Al-Qur`ān dan mengajarkannya.

en

2) Learning and teaching include both recitation of the Qur’an and explanation of its meanings.

2) Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur`ān mencakup mempelajari lafalnya dari sisi tilawah dan cara bacanya, juga mencakup mempelajari tafsirnya, yaitu mempelajari makna kalam Allah -Ta'ālā- sesuai tafsir yang benar.

en

3) Giving due care to the noble Qur’an is a sign of the virtue of the believer, and when this spreads among the believers at large, this denotes the merit of this Ummah.

3) Memberikan perhatian kepada Al-Qur`ān Al-Karīm adalah bukti kebaikan seorang mukmin, dan meratanya hal itu di tengah-tengah orang beriman adalah bukti kebaikan umat secara keseluruhan.

en

994/4 - ‘Ā’ishah (may Allah be pleased with her) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The one who reads the Qur’an skillfully will be in the company of the noble and righteous messenger-angels, and the one who reads the Qur’an but stutters and finds it difficult receives a double reward.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

4/994- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur`ān dan dia mahir membacanya, maka dia bersama para malaikat yang mulia nan berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`ān dengan terbata-bata dan dia merasa kesulitan dalam membacanya, maka baginya dua pahala." (Muttafaq 'Alaih)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

مَاهِرٌ (māhir): dia lancar membacanya.

en

--

يَتَتَعْتَعُ (yatata'ta'u): mengejanya terbata-bata, huruf demi huruf.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It shows the merit of those who recite the Qur’an. They always get a reward, whether they recite it skilfully or otherwise.

1) Keutamaan orang yang membaca Al-Qur`ān; yaitu dia tidak akan terhalangi dari pahala, baik dia mahir membaca Al-Qur`ān ataupun tidak mahir.

en

2) The reward depends on the difficulty and benefit involved. There is the benefit of the recitation itself, and there is patience over the difficulty.

2) Pahala sesuai tingkat kesulitan amalan dan manfaatnya, ini berdasarkan maslahat yang didapat dari pahala membaca dan pahala sabar atas kesulitan itu.

en

3) A skillful reciter of the Qur’an is with the noble angels, a great merit indeed.

3) Orang yang mahir membaca Al-Qur`ān akan bersama malaikat yang mulia, dan ini adalah keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur`ān dengan baik.

en

995/5 - Abu Mūsa al-Ash‘ari (may Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The example of a believer who recites the Qur’an is like that of a citron; it smells good and tastes good. And the example of a believer who does not recite the Qur’an is like that of a date; it has no smell and tastes good. And the example of a hypocrite who recites the Qur’an is like that of a basil; it smells good but tastes bitter. And the example of a hypocrite who does not recite the Qur’an is like that of a colocynth; it has no smell and tastes bitter.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

5/995- Abu Mūsā Al-Asy'ariy -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Perumpamaan mukmin yang membaca Al-Qur`ān seperti buah utrujjah (sejenis jeruk), aromanya harum dan rasanya enak. Perumpamaan mukmin yang tidak membaca Al-Qur`ān seperti buah kurma, tidak memiliki aroma tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`ān seperti raiḥānah (sejenis kemangi), aromanya harum tapi rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur`ān seperti hanẓalah (sejenis labu pahit), tidak memiliki aroma dan rasanya pahit." (Muttafaq 'Alaih)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) A believer who recites the Qur’an is better than a believer who does not, as the former has a good soul and heart, and he brings good to himself and to people. He is like a fruit that smells good and tastes good. But a believer who does not recite the Qur’an brings good only to himself and does not benefit others. He is like a date; it tastes good but has no smell.

1) Orang mukmin yang membaca Al-Qur`ān lebih afdal dari yang tidak membaca Al-Qur`ān. Orang yang pertama jiwanya baik dan hatinya baik, lalu kebaikannya untuk dirinya dan untuk orang lain yang mendapat manfaat darinya, sehingga permisalannya seperti buah yang memiliki aroma yang harum serta rasa yang enak. Sedangkan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur`ān, kebaikannya terbatas hanya pada dirinya, kebaikannya tidak mengalir kepada orang lain, sehingga permisalannya seperti buah kurma.

en

2) The hypocrite has evil character and malicious soul. There is no good in him whether he recites the Qur’an or not; he is like a basil or a colocynth.

2) Orang munafik adalah orang yang buruk perbuatan dan hatinya; tidak ada kebaikannya, baik dia membaca Al-Qur`ān ataupun tidak, sehingga permisalannya seperti raiḥānah atau ḥanẓalah.

en

3) Setting examples is one of the most effective and useful methods of teaching.

3) Membuat permisalan termasuk metode pengajaran yang tinggi dan bermanfaat.

en

996/6 - ‘Umar ibn al-Khattāb (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Indeed, Allah elevates some people with this Book and degrades others.” [Narrated by Muslim]

6/996- Umar bin Al-Khaṭṭāb -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya dengan kitab ini (Al-Qur`ān), Allah mengangkat sebagian kaum dan merendahkan sebagian kaum yang lain." (HR. Muslim)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It encourages us to seek the reward for acting upon the Qur’an, believing its information, observing its commands and prohibitions, and adhering to its guidance and finding sufficiency therein. Indeed, Allah Almighty elevates the rank of the people of the Qur’an in this world and in the Hereafter.

1) Anjuran meraih pahala orang yang mengamalkan Al-Qur`ān, yaitu dengan membenarkan beritanya, melaksanakan perintahnya, meninggalkan larangannya, serta mengikuti dan mencukupkan diri dengan petunjuknya, karena Allah -Ta'ālā- akan mengangkat derajat para Ahli Al-Qur`ān di dunia dan akhirat.

en

2) It warns us of the punishment of reciting the Qur’an for show-off and superiority over others and do not take guidance from it nor believe its information or observe its rulings. Allah Almighty debases such people.

2) Waspada terhadap hukuman orang yang membaca Al-Qur`ān karena ria dan sumah, serta demi menyombongkan diri terhadap hamba-hamba Allah -Ta'ālā-, sementara dia termasuk orang yang tidak mengikuti petunjuk Al-Qur`ān, tidak membenarkan beritanya, tidak mengamalkan hukumnya, dan tidak mencukupkan diri dengan petunjuknya; mereka itu akan direndahkan oleh Allah -Ta'ālā- serta diturunkan kedudukannya.

en

997/7 - Ibn ‘Umar (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “There should be no envy except in two cases: a man whom Allah has given the Qur’an so he acts upon it during the day and night; and a man whom Allah has given wealth so he spends it (in charity) during the day and night.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

7/997- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, “Tidak boleh hasad (iri hati) kecuali kepada ‎dua orang. Yaitu orang yang Allah anugerahi hafalan Al-Qur`ān, lalu dia ‎mengerjakan salat dengan membacanya di waktu-waktu siang dan malam, dan orang yang ‎Allah karuniakan padanya harta, lalu dia menginfakkannya ‎di waktu-waktu siang dan malam.”‎ (Muttafaq 'Alaih). الآناء (al-ānā`): waktu-waktu.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It urges us to compete and seek what is beneficial in the worldly life and in the Hereafter, like applying the Qur’an and spending in the way of Allah.

1) Anjuran untuk berlomba dan bersemangat pada sesuatu yang berguna di dunia dan akhirat, seperti membaca Al-Qur`ān di dalam salat atau menginfakkan harta di jalan Allah.

en

2) A true believer bases all his deeds upon the guidance of the Qur’an and the Sunnah.

2) Mukmin yang tulus adalah yang membangun seluruh amal salehnya di atas petunjuk Al-Qur`ān Al-Karīm dan Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

en

3) A person whom Allah gives wealth should fulfill the rights and duties related to it by spending it on charitable causes.

3) Orang yang diberikan harta oleh Allah wajib menunaikan hak harta tersebut dan melaksanakan kewajibannya dengan menginfakkannya di jalan-jalan kebaikan.

en

998/8 - Al-Barā ibn ‘Āzib (may Allah be pleased with him) reported: While a man was reciting Surat al-Kahf, with his horse tied with two ropes beside him, a cloud overshadowed him. As it began to come nearer and nearer, the horse began to trample violently. In the morning, the man came to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and narrated the incident to him. Thereupon, he said: “That was tranquility which descended by virtue of the Qur’an.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

8/998- Al-Barā` bin 'Āzib -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Dahulu ada seorang laki-laki yang membaca surah Al-Kahfi (pada malam hari), dan di dekatnya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali. Tiba-tiba sesuatu seperti awan menaunginya, awan itu terus mendekat sehingga kudanya itu lari menjauhi awan tersebut. Pada pagi harinya, dia datang menemui Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu menceritakan peristiwa tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda, "Itu adalah ketenangan yang turun karena Al-Qur'ān." (Muttafaq 'Alaih)

en

--

الشَّطَنُ (asy-syaṭan), dengan memfatahkan "syīn" dan "ṭā`", artinya: tali.

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

تغشّته (tagasysyathu): menaunginya.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) One of the merits of the Qur’an is that tranquility descends when it is recited.

1) Di antara keutamaan Al-Qur`ān adalah bahwa ketenangan akan turun ketika membacanya.

en

2) It establishes a supernatural incident that occurred to this Companion. The occurrence of such incidents to the allies of Allah (Awliyā’; devout worshipers) is an established confirmed truth. Every pious believer is an ally of Allah Almighty.

2) Menetapkan adanya karāmah sahabat ini, dan ini termasuk jenis karāmah-nya para wali Allah. Karāmah para wali benar-benar ada dan terbukti pada orang saleh dari kalangan umat ini. Setiap orang yang beriman dan bertakwa, maka dia adalah wali Allah -Ta'ālā-.

en

3) Supernatural incidents that occur at the hands of people who do not adhere to the Shariah, like jugglers and impostors, are not honorable incidents, but in fact they are insults for them and part of the deceit that Satan targets them with.

3) Peristiwa luar biasa yang terjadi pada orang-orang yang keluar dan membangkang dari syariat, seperti para pembohong, penyihir, dan pesulap, itu bukanlah karāmah, tetapi itu adalah penghinaan dan tipu daya setan pada mereka.

en

999/9 - ‘Abdullāh ibn Mas‘ūd (may Allāh be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever recites a letter from the Book of Allah will be credited with a good deed, and a good deed gets a ten-fold reward. I do not say that {Alif-Lām-Mīm} is one letter, but Alif is a letter, Lām is a letter, and Mīm is a letter.” [Narrated by Al-Tirmidhi; he classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)]

9/999- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur`ān) maka baginya satu pahala kebaikan, dan satu pahala kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa 'Alif lām mīm' itu satu huruf, akan tetapi, alif satu huruf, lām satu huruf, dan mīm satu huruf.” (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih")

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It shows the great reward for reciting the noble Qur’an.

1) Menjelaskan pahala yang besar dalam membaca Al-Qur`ān Al-Karīm.

en

2) It points out the merit of this Ummah, for Allah Almighty endows them with abundant rewards in return for simple deeds.

2) Menampakkan keutamaan umat ini, yaitu Allah mengistimewakan mereka dengan pahala yang besar pada amalan yang sedikit lagi ringan.

en

1000/10 - Ibn ‘Abbās (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Verily, the one who does not have any portion of the Qur’an in his heart is like a ruined house.” [Narrated by Al-Tirmidhi; he classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)] [11]

10/1000- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya orang yang tidak memiliki Al-Qur`ān sedikit pun dalam hatiya, dia laksana rumah yang rusak." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan sahih") [11].

en
[11] The Hadīth has a weak Isnād.
[11] (1) Hadis ini sanadnya daif.
en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It points out that the heart blossoms and brightens by the noble Qur’an, becoming like a house bright with lights.

1) Menjelaskan bahwa hati yang diasupi dan disinari dengan Al-Qur`ān Al-Karīm adalah laksana rumah yang terang dengan cahaya.

en

2) It warns us against abandoning the Qur’an, lest our hearts become like ruined houses.

2) Peringatan dari tindakan meninggalkan Al-Qur`ān, supaya hati kita tidak menjadi seperti rumah yang rusak.

en

1001/11 - ‘Abdullāh ibn ‘Amr ibn al-‘Ās (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The companion of the Qur’an will be told on the Day of Resurrection: Recite and ascend (in ranks) as you used to recite when you were in the world. Your rank will be at the last verse you recite.” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)]

11/1001- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada orang yang biasa membaca Al-Qur`ān, 'Bacalah dan naiklah (di tingkatan surga); bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya tingkatanmu adalah di akhir ayat yang engkau baca." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan sahih")

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

اِرْتَقِ (irtaqi): naiklah di tingkatan-tingkatan surga.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) A person who is devoted to the Qur’an and acts upon it will be in a high rank in Paradise. His rank in Paradise will be as high as the level of his diligence and recitation of the Qur’an in the worldly life.

1) Tingginya kedudukan orang yang membaca Al-Qur`ān dan mengamalkannya di dalam surga, yaitu kedudukannya di dalam surga sesuai tingkat kesungguhannya serta bacaannya terhadap Al-Qur`ān di dunia.

en

2) Ranks in Paradise vary according to the good deeds and hard work of the believers.

2) Kedudukan surga bertingkat-tingkat sesuai amal perbuatan orang beriman dan kesungguhan mereka dalam ketaatan.

en

3) It shows the merit of the proper and measured recitation of the noble Qur’an.

3) Keutamaan membaca Al-Qur`ān secara tartil dan dengan memperhatikan hak tilawahnya.