Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

213 - Chapter on the desirability of performing Qiyām al-Layl in Ramadan, known as Tarāwīh

213- BAB ANJURAN QIYĀM RAMADAN, YAITU SALAT TARAWIH

en

Benefit:

Faedah:

en

Qiyām al-Layl in Ramadan was called Tarāwīh because the Companions and those who came after them used to prolong the standing, bowing, and prostration. When they finished four Rak‘ahs, they would take a rest (rest in Arabic: Rāhah) for a little while before praying another four, after which they would take another rest. They would pray the four with two Taslīms (i.e 2 Rak‘ahs then 2 Rak‘ahs). It is for this reason that this prayer came to be known as Tarāwīh, derived from the Arabic word Rāhah, and Allah knows best.

Salat malam di bulan Ramadan disebut dengan salat Tarawih karena para sahabat dan orang-orang setelah mereka -raḍiyallāhu 'anhum- memanjangkan durasi kiam (berdiri), rukuk, dan sujudnya; bila telah mengerjakan empat rakaat, mereka beristirahat sebentar, kemudian setelah mengerjakan empat rakaat lainnya mereka beristirahat lagi. Masing-masing dari empat rakaat tersebut dikerjakan dengan dua kali salam. Sebab itu, salat tersebut dinamakan tarawīḥ yang bermakna istirahat di antara rakaat-rakaat tersebut. Wallāhu a'lam.

en

1187/1 - Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “He who offers Qiyām (voluntary night prayer) during the month of Ramadan out of Īmān (faith) and Ihtisāb (expecting the reward from Allah) will have his past sins forgiven.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

1/1187- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwasanya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang salat malam pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq 'Alaih)

en

1188/2 - He also reported: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) would encourage the performance of Qiyām in Ramadan without giving an emphatic command about it. He would say: “He who offers Qiyām in Ramadan, faithfully and expecting its reward from Allah, will have his past sins forgiven.” [Narrated by Muslim]

2/1188- Juga dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menganjurkan qiyām Ramadan tanpa memerintahkannya kepada mereka dengan penekanan, beliau bersabda, "Siapa yang salat malam pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Muslim)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

An emphatic command: a confirmed command as that given with regard to obligatory acts of worship.

بِعَزِيمَةٍ (bi 'azīmah): perintah yang disertai penekanan seperti kewajiban.

en

Guidance from the Hadīths:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) There is a great reward for those who perform Qiyām in Ramadan out of faith in Allah and in pursuit of reward from Him.

1) Pahala besar bagi orang yang mengerjakan salat atas dasar iman kepada Allah -Ta'ālā- dan mengharap pahala dari-Nya.

en

2) Qiyām in Ramadan is a confirmed Sunnah, which was done by the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and the Companions after him. Blissful are those whom Allah guides to seizing the blessed opportunities during the nights of Ramadan.

2) Salat Tarawih hukumnya sunah muakadah, telah dikerjakan oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan para sahabat setelah beliau wafat. Semoga berbahagia orang yang diberikan taufik oleh Allah -Ta'ālā- untuk mengisi malam-malam Ramadan dengan berbagai ibadah.