Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

248. Chapter on Reciting Dhikr in the Morning and Evening

248- BAB ZIKIR KETIKA PAGI DAN PETANG

en

Allah Almighty says: {And remember your Lord within yourself with humility and fear, without raising your voice, in the morning and evening, and do not be of those who are heedless.} [Surat al-A‘rāf: 205] Linguists said that the term āsāl (translated as evening in the verse) is the plural of asīl, which is the time between the ‘Asr (afternoon) prayer and the Maghrib (sunset) prayer. Allah Almighty also says: {And glorify your Lord with praise before sunrise and before sunset} [Surat Ta Ha: 130] And He says: {and glorify your Lord with His praise evening and morning.} [Surat Ghāfir: 55] -- And He says: {[Such niches are lit] in the houses [of worship] which Allah has ordered to raise up, and where His Name is mentioned, and He is glorified therein morning and evening by men who are not distracted by buying or selling from the remembrance of Allah} [Surat an-Nūr: 36-37] And He says: {We subjected the mountains to join him in glorifying Allah in the evening and the morning} [Surat Sād: 18]

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah." (QS. Al-A'rāf: 205) Para pakar bahasa mengatakan, "Al-Āṣāl ialah bentuk jamak dari kata aṣīl, yaitu waktu antara asar dan magrib." Dia juga berfirman, "Dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam." (QS. Ṭāha: 130) Dia juga berfirman, "Dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi." (QS. Gāfir: 55) Para pakar bahasa mengatakan, "Al-'Asyiy ialah waktu antara tergelincirnya matahari dan waktu terbenamnya." Allah -Ta'ālā- berfirman, "(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang, orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah." (QS. An-Nūr: 36-37) Dia juga berfirman, "Sungguh, Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi." (QS. Ṣād: 18)

en

Guidance from the verses:

Pelajaran dari Ayat:

en

1) The verses encourage remembrance of Allah at the beginning and end of the day, so that the slave would start and end his day with worship of Allah and obedience to Him.

1) Anjuran untuk berzikir kepada Allah -Ta'ālā- di awal dan penghujung siang agar permulaan dan penutup hari diisi dengan ibadah dan ketaatan.

en

2) Reciting the morning Dhikr starts with the break of dawn until the sun rises (Duha), and reciting the evening Dhikr starts after offering ‘Asr Prayer until sunset.

2) Zikir pagi dilakukan sejak terbit fajar hingga ketika matahari meninggi di waktu duha, sedangkan zikir petang setelah salat Asar hingga waktu magrib.

en

3) Constant imploring of Allah and seeking His forgiveness should be the state of the slave when he recites the Dhikr prescribed by the Shariah.

3) Senantiasa bertadaruk dan beristigfar adalah tindakan yang mesti dilakukan hamba ketika bermunajat kepada Allah -Ta'ālā- dengan amalan zikir yang disyariatkan.

en

1451/1- Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever says in the morning and in the evening ‘Subhānallah wa bihamdih (Exalted is Allah and praise be to Him)’ one hundred times, no one would come on the Day of Judgment with deeds better than his, except one who said the like of what he said or more.” [Narrated by Muslim]

1/1451- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang ketika memasuki pagi dan petang membaca, 'Subḥānallāh wa biḥamdih' (Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya) sebanyak 100 kali, kelak pada hari Kiamat tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa sesuatu yang lebih baik dari yang dia bawa, kecuali seseorang yang mengucapkan sebanyak yang dia baca atau lebih dari itu." (HR. Muslim)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Saying ‘Subhānallah wa bihamdih’ (Exalted is Allah and praise be to Him) one hundred times or more is an encouraged Dhikr to be recited in the morning and the evening.

1) Ucapan orang yang berzikir: Subḥānallāh wa biḥamdih, sebanyak 100 kali atau lebih termasuk di antara zikir pagi dan petang yang dianjurkan.

en

2) The believers are urged to compete in doing good deeds as indicated by the statement of the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him): “except one who said the like of what he said or more.”

2) Memotivasi kaum mukminin untuk berlomba dalam kebaikan yang terdapat dalam sabda Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Kecuali seseorang yang mengucapkan sebanyak apa yang dia baca atau lebih dari itu."

en

1452/2- Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) also reported: “A man came to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and said: ‘O Messenger of Allah, what great suffering I experienced because of a scorpion that stung me last night!’ He (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: ‘Had you said in the evening: A‘ūdhu bikalimātillāhi at-tāmmāti min sharri mā khalaq (I seek the protection of Allah’s Perfect Words from the evil of what He has created), it would not have harmed you.’” [Narrated by Muslim]

2/1452- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Seorang laki-laki datang kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- seraya berkata, "Ya Rasulullah! Aku merasakan sakit sekali karena seekor kalajengking menyengatku tadi malam!" Beliau bersabda, "Ketahuilah, seandainya ketika sore engkau membaca, 'A'ūżu bi kalimātillāhi at-tāmmāti min syarri mā khalaq' (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari keburukan makhluk yang Dia ciptakan), niscaya ia tidak akan mencelakaimu." (HR. Muslim)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

مَا لَقِيْتُ: alangkah beratnya apa yang aku dapatkan!

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Resorting to Allah Almighty protects one from all evils.

1) Kembali kepada Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- akan melindungi hamba dari keburukan seluruhnya.

en

2) Seeking refuge with the Perfect Words of Allah is recommended. They are the words of the Shariah which Allah revealed in His legislation, and the words related to the predestination and creation. So, the Perfect Words of Allah are the fortress of the believer.

2) Disunahkan memohon perlindungan dengan menyebut kalimat-kalimat Allah yang sempurna; yaitu kalimat-kalimat Allah yang bersifat syariah yang Dia turunkan dalam ajaran agama-Nya dan juga kalimat-kalimat Allah yang bersifat kauniah yang dengannya Allah menetapkan takdir serta menciptakan makhluk. Hal itu karena kalimat-kalimat Allah yang sempurna ini adalah benteng bagi orang beriman.

en

1453/3- He also reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) used to say when he got up in the morning: “Allāhumma bika asbahna, wa bika amsayna, wa bika nahya, wa bika namūtu, wa ilaykan-nushūr (O Allah, with Your Power we have come to the morning, with Your Power we come to the evening, with Your Power we live, and with Your Power we die, and to You will be the resurrection).” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan (sound)]

3/1453- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa ketika pagi hari beliau membaca, "Allāhumma bika aṣbaḥnā, wa bika amsainā, wa bika naḥyā, wa bika namūtu, wa ilaikan-nusyūr (Ya Allah! Dengan pertolongan dan rahmat-Mu kami memasuki pagi hari, dengan pertolongan dan rahmat-Mu kami memasuki sore hari, dengan pertolongan dan rahmat-Mu kami hidup, dengan pertolongan dan rahmat-Mu kami mati, dan hanya kepada Engkaulah kebangkitan semua makhluk." Dan ketika sore hari beliau membaca, "Allāhumma bika amsainā, wa bika naḥyā, wa bika namūtu, wa ilakan-nusyūr (Ya Allah! Dengan pertolongan dan rahmat-Mu kami memasuki sore hari, dengan pertolongan dan rahmat-Mu kami hidup, dengan pertolongan dan rahmat-Mu kami mati, dan hanya kepada Engkaulah kebangkitan semua makhluk)." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata, "Hadis hasan")

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1)The perfect performance of one’s deeds and his wellbeing are fulfilled only by taking refuge with Allah Almighty and seeking His help; his morning and evening and life and death are all managed by his seeking help from Allah and relying upon Him.

1) Amalan dan keadaan hamba yang istikamah secara sempurna tidak akan terwujud kecuali dengan kembali kepada Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya. Pagi hari dan sore harinya, kehidupan dan kematiannya, semuanya ia serahkan kepada Allah sembari memohon pertolongan dan bertawakal kepada-Nya.

en

2) Sleep is the minor form of death. It reminds of the major death and resurrection.

2) Tidur -yang merupakan kematian kecil- mengingatkan kematian yang lebih besar serta hari kebangkitan.

en

1454/4- Abu Hurayrah further reported that Abu Bakr al-Siddīq (may Allah be pleased with him) said: “O Messenger of Allah, instruct me on some words that I should say in the morning and evening.” He said: “Say: Allāhumma ‘ālim-al-ghaybi wash-shahādah, Fātir-as-samāwati wal-ard, Rabba kulli shay’in wa-malīkah, ash-hadu alla ilāha illa ant, a‘ūdhu-bika min sharri nafsi wa min sharri ash-shaytāni wa-shirkih (O Allah, Creator of the heavens and the earth, Knower of the hidden and the apparent, Lord of everything and its Possessor, I bear witness that none is worthy of worship but You. I seek refuge with You from the evil of my own self and from the evil of the devil and the evil of polytheism to which he calls).” He (may Allah’s peace and blessings be upon him) added: “Say these words in the morning, evening, and when you go to bed.” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)]

4/1454- Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Abu Bakar Aṣ-Ṣiddīq -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Wahai Rasulullah! Beritahukan kepadaku kalimat-kalimat yang harus aku baca ketika memasuki pagi hari dan ketika memasuki sore hari." Beliau bersabda, "Ucapkanlah, 'Allāhumma fāṭiras-samāwāti wal-arḍi, 'ālimal-gaibi wasy-syahādah, rabba kulli syai`in wa malīkahu. Asyhadu an lā ilāha illā anta, a'ūżu bika min syarri nafsī wa syarrisy-syaiṭāni wa syirkihi (Ya Allah! Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang tampak, Rabb segala sesuatu dan pemiliknya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan jiwaku dan kejelekan setan dan sekutunya).'" Beliau lalu bersabda, "Ucapkanlah ini ketika engkau memasuki pagi hari dan ketika memasuki sore hari serta ketika engkau hendak tidur." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata "Hadis hasan sahih")

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

فَاطِرَ االسَّمَاوَاتِ وَالْأرْضِ (fāṭiras-samāwāti wal-arḍi): pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya. Al-Fāṭir ialah yang memulai penciptaan pertama kali.

en

--

مَلِيْكَهُ (malīkahu): pemiliknya.

en

Polytheism: associating partners with Allah. Another version says “the devil’s snares” instead of “the polytheism to which he calls”.

شِرْكِهِ (syirkihi): perbuatan syirik kepada Allah. Pada pendabitan yang lain dengan mengharakatkan "ra" "شَرَكه" (syarakhihi), yaitu perangkap yang digunakan berburu.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The Hadīth encourages perfect acknowledgment and full need to Allah as a God, for He alone is worthy of being worshiped.

1) Anjuran melakukan pengakuan secara total dan perendahan diri secara sempurna kepada Allah -Ta'ālā-, bahwa Dialah semata yang berhak untuk diibadahi.

en

2) Disassociation from the evil of one’s own self is the origin of all good; “We seek refuge with Allah from the evil of our souls and our bad deeds.”

2) Berlepas diri dari keburukan diri adalah pokok semua kebaikan; "Kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami."

en

3) The Hadīth encourages seeking refuge with Allah Almighty from the evils of the devil and from his snares which he fixes for the slaves through alluring lusts and misleading doubts.

3) Anjuran untuk memohon perlindungan kepada Allah -Ta'ālā- dari keburukan setan dan perangkap-perangkapnya yang ia pancangkan terhadap hamba lewat syahwat yang memperdaya dan syubhat yang menyesatkan.

en

4) A successful person is the one who proceeds to Allah Almighty and holds fast to His firm rope so that he would be saved from the snares of the accursed devil.

4) Orang yang diberikan taufik di antara hamba Allah adalah yang menghadap kepada Allah -Ta'ālā- dan membentengi dirinya dengan tali Allah yang kuat supaya selamat dari perangkap setan yang terkutuk.

en

5) The Hadīth also urges the slaves to adhere to reciting this great Dhikr which was specially taught to Al-Siddīq (may Allah be pleased with him), given the sincere worship and seeking of help that it contains. This is the exact meaning of the verse: {It is You we worship and it is You we ask for help.}

5) Motivasi untuk merutinkan zikir agung yang beliau ajarkan secara khusus kepada Aṣ-Ṣiddīq -raḍiyallāhu 'anhu- ini, karena di dalamnya terkandung keikhlasan ibadah serta istianah yang merupakan makna "Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn".

en

1455/5- Ibn Mas‘ūd (may Allah be pleased with him) reported: The Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) used to say when the evening came: “Amsayna wa amsal-mulku lillah, walhamdu lillah, la ilāha illa Allah, wahdahu lā sharīka lah, lahul-mulku wa lahul-hamd, wahuwa ‘ala kulli shay’in qadīr. Rabbi as’aluka khayra mā fī hadhihi al-laylah wa khayra mā ba‘daha, wa a‘ūdhu bika min sharri hadhihi al-laylah wa sharri ma ba‘daha. Rabbi a‘ūdhu bika min al-kasali, wa sū’-il kibar. Rabbi a‘ūdhu bika min ‘adhābin fin-nāri, wa ‘adhābin fil-qabr (The evening has come upon us, and all the dominion belongs to Allah and praise be to Allah. There is no deity worthy of worship except Allah alone without any partner. To Him belongs the dominion, and to Him belongs praise, and He is Omnipotent over all things. My Lord, I ask You the good of this night and the good of what follows it, and I seek refuge with You from the evil of this night and the evil of what follows it. My Lord, I seek refuge with You from laziness and woeful aging. My Lord, I seek refuge with You from the torment of the Hellfire and the torment in the grave).” In the morning, he used to say the same, starting with: “Asbahna wa asbah al-mulku lillah... (The morning has come upon us, and all the dominion belongs to Allah).” [Narrated by Muslim]

5/1455- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Dahulu apabila Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memasuki sore hari, beliau membaca, "Amsainā wa amsal-mulku lillāh, wal-ḥamdulillāh, lā ilāha illallāhu waḥdahu lā syarīka lahu (Kami memasuki waktu sore dan segala kekuasaan milik Allah, segala puji milik Allah. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya)." Perawi berkata, "Aku yakin beliau membaca (dalam zikir itu), 'Lahul-mulku wa lahul-ḥamdu wa huwa 'alā kulli syai`in qadīr. Rabbi as`aluka khaira mā fī hāżihil-lailah wa khaira mā ba'dahā, wa a'ūżu bika min syarri mā fī hāżihil-lailah wa syarri mā ba'dahā. Rabbi a'ūżu bika minal-kasali wa sū`il-kibari. Rabbi a'ūżu bika min 'ażābin fin-nār, wa 'ażābin fil-qabri (Hanya milik-Nya segala kekuasaan dan hanya bagi-Nya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabb-ku! Aku memohon kepada-Mu kebaikan yang ada di malam ini dan kebaikan setelahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang ada di malam ini dan keburukan setelahnya. Wahai Rabb-ku! Aku berlindung kepadamu dari kemalasan dan kejelekan umur tua. Wahai Rabb-ku! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan azab kubur).' Apabila beliau memasuki waktu pagi, beliau mengucapkan zikir itu juga (dengan mengganti di awalnya), 'Aṣbaḥnā wa aṣbaḥal-mulku lillāh (Kami memasuki waktu pagi dan segala kekuasaan milik Allah) ..." (HR. Muslim)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

سُوْءِ الْكِبَرِ (sū`il-kibari): keburukan-keburukan yang menimpa seseorang ketika berumur tua.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) A Muslim should always ask Allah Almighty for good and seek refuge with Him from evil, as this is the guidance of the noble Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and the attitude of the sincere slaves of Allah.

1) Senantiasa memohon kebaikan dan perlindungan dari keburukan kepada Allah adalah petunjuk Nabi yang mulia -'alaihiṣ-ṣalātu was-salām- dan karakter hamba-hamba Allah yang ikhlas.

en

2) Asking Allah for wellbeing is one of the greatest needs of a slave, as well as seeking refuge with Him from laziness and senility because both traits hinder one from showing diligence and persistence in doing acts of obedience.

2) Di antara bentuk permintaan hamba yang paling baik adalah memohon keafiatan dan perlindungan dari sifat malas dan keburukan umur tua kepada Allah, karena dua keburukan ini menghalangi semangat ketaatan dan istikamah di atasnya.

en

3) The excellence of this Dhikr is evident as it implies attaining all what is desired and being saved from all what is apprehended.

3) Keutamaan zikir ini, karena di dalamnya terkandung semua yang diinginkan dan juga keselamatan dari semua yang ditakuti.

en

1456/6- ‘Abdullah ibn Khubayb (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said to him: “Recite Surat al-Ikhlās, Surat al-Falaq and Surat an-Nās thrice every morning and evening, and they will be sufficient protection for you against everything.” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)]

6/154- Abdullah bin Khubaib (dengan mendamahkan "khā`") -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah berpesan kepadaku, "Bacalah surah Qul Huwallāhu Aḥad dan Al-Mu'awwiżatain (surah Al-Falaq dan An-Nās) ketika engkau memasuki waktu sore dan ketika memasuki waktu pagi sebanyak tiga kali, niscaya ia akan mencukupkanmu dari segala sesuatu." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata "Hadis hasan sahih")

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The Hadīth encourages the recitation of these three Surahs every morning and evening as they shield one against all evils.

1) Motivasi untuk membaca ketiga surah ini setiap pagi dan petang karena ketiganya akan mencukupkan dan melindungi hamba dari semua keburukan.

en

2) The strongest fortress to which one can resort is seeking refuge and protection with the words of Allah, for verily they are the most invincible fortress.

2) Benteng yang paling utama bagi hamba untuk melindungi dirinya ialah kembali kepada kalam Allah -Ta'ālā- serta berlindung dengannya, karena kalam Allah adalah benteng yang kukuh.

en

1457/7- ‘Uthmān ibn ‘Affān (may Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Any believer who says every morning and evening: “In the Name of Allah with whose Name nothing on earth or in the heaven can cause harm, and He is All-Hearing and All-Knowing,” three times, nothing will harm him.” [Narrated by Abu Dāwūd and Al-Tirmidhi, who classified it as Hasan Sahīh (sound and authentic)]

7/1457- 'Uṡmān bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah seorang hamba setiap hari ketika pagi dan setiap malam ketika sore mengucapkan, 'Bismillāhil-lażī lā yaḍurru ma'a-smihi syai`un fil-arḍi wa lā fis-samā` wa huwas-samī'ul-'alīm' (Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan membahayakan bersama nama-Nya sesuatu apa pun di bumi dan tidak juga di langit, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui), sebanyak tiga kali, melainkan dia tidak akan dicelakai oleh sesuatu apa pun." (HR. Abu Daud dan Tirmizi; Tirmizi berkata "Hadis hasan sahih")

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Seeking blessings through mentioning Allah’s name protects one from all harms by the permission of Allah Almighty.

1) Bertabaruk dengan cara menyebut nama Allah -Ta'ālā- akan melindungi hamba dari semua keburukan, dengan izin-Nya.

en

2) Perfect compliance with the guidance of the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) necessitate abiding by the reported number of times for reciting a certain Dhikr. Any increase or reduction of the reported number of times is impermissible unless there is Shariah evidence proving it.

2) Membatasi diri dengan yang disebutkan dalam Sunnah tentang bilangan zikir menunjukkan kesempurnaan mutāba'ah (peneladanan) kepada Nabi yang maksum -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sehingga orang yang berzikir tidak boleh menambah lebih dari bilangan yang ada dalam Sunnah ataupun menguranginya, kecuali jika ada dalil yang menunjukkan kebolehan hal itu.

en

Important Note:

Peringatan Penting:

en

There is a small booklet entitled 'Al-Hisn Al-Hasīn' that is widely spread among some communities, and it is sometimes placed in cars and shops. This booklet involves many Shariah violations as it includes denounced matters. For example, it is mentioned in its introduction that whoever reads it is as if he has read the divinely-revealed books, or that whoever recites the last two verses of Surat al-Tawbah will not die on that day, and other similar strange claims that are neither sound nor authentic reports. More astonishingly, the author attributes these false reports by saying: “We were told by a person knowledgeable of Allah who narrates from his father who narrates from his grandfather!!” At the end of the booklet, there are stand-alone letters and incomprehensible words that resemble talismans and sorcerers’ writings. Thus, a believer should beware of hanging or spreading this booklet; rather, he should hasten to destroy it. Indeed, all good lies in the authentic guidance of the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) to regularly recite the above-mentioned Dhikr included in the Hadīths authentically-transmitted from him. {There has come to you a Messenger from among yourselves; he is grieved by your suffering, and is concerned for you, and is gracious and merciful towards the believers.} Also, the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Indeed, I am but a gift of mercy.” Meaning: I am mercy and guidance for you.

Pada sebagian masyarakat tersebar sebuah buku mini dengan judul "Al-Ḥiṣnul-Ḥaṣīn", kadang-kadang diletakkan di kendaraan dan toko. Buku ini mengandung banyak pelanggaran syariat karena berisikan perkara-perkara mungkar. Di antaranya, perkataan dalam kata pengantarnya, "Siapa yang membacanya, maka seakan-akan dia telah membaca kitab-kitab yang diturunkan dari langit!" Juga perkataan, "Siapa yang membaca dua ayat dari akhir surah At-Taubah ini, dia tidak akan mati hari itu!" Dan kemungkaran lainnya berupa klaim perkara-perkara menakjubkan yang tidak sahih dan tidak sabit. Di antara yang mengherankan, bahwa kemungkaran-kemungkaran ini dibuatkan sanad pada ucapannya, "Sebagian ahli bijak telah meriwayatkan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya."(!!) Di bagian akhir buku ini terdapat huruf-huruf putus dan kata-kata asing mirip simbol-simbol azimat dan tulisan-tulisan para pesulap. Oleh karena itu, hendaklah orang yang beriman waspada jangan sampai ikut menggantungnya atau menyebarkannya, dan hendaklah dia segera memusnahkannya. Di dalam petunjuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang sahih berupa zikir-zikir yang disebutkan dalam hadis-hadis dengan sanad yang bersambung, sudah terdapat seluruh kebaikan dan petunjuk. "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." (QS. At-Taubah: 128) Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah bersabda, "Sesungguhnya aku adalah rahmat dan hidayah." Maksudnya, rahmat dan hidayah bagi kalian.