Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

61 - Chapter on the prohibition of miserliness and avarice

61- BAB LARANGAN PELIT DAN KIKIR

en

Allah Almighty says: {But as for he who withholds and considers himself free of need and denies the best [reward], We will ease him toward difficulty. And what will avail him his wealth when he falls?} [Al-Layl: 8-11] He also says: {And whoever is protected from the avarice of his soul - it is those who will be the successful.} [At-Taghābun: 16]

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan), dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa." (QS. Al-Lail: 8-11) Allah -Ta'ālā- juga berfirman, "Dan siapa yang dijaga dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. At-Tagābun: 16)

en

Benefit:

Faedah Tambahan:

en

Miserliness is to withhold what should or is recommended to be given.

البُخْلُ (al-bukhl): menahan apa yang wajib atau sunah untuk diberikan.

en

Avarice is to covet what one does not have. Avarice is worse than miserliness, and both are reprehensible traits.

الشُّحُّ (asy-syuḥḥ): tamak pada harta yang tidak ada. Asy-syuḥḥ ini lebih buruk dari al-bukhl, meskipun keduanya adalah perangai tercela.

en

Guidance from the verses:

Pelajaran dari Ayat:

en

1) The core of success of a person lies in getting rid of his avarice.

1) Fondasi dan sumber keberuntungan adalah melepaskan diri dari sifat kikir.

en

2) A person’s miserliness and reluctance to give leads to misery and keeps one away from the best reward.

2) Pelit dan berpaling adalah sebab kesengsaraan hamba dan menjauhnya ia dari surga.

en

As for the relevant Hadīths,

Adapun dalil-dalil dari hadis,

en

some of them have already been cited in the previous chapter.

sebagiannya telah disebutkan dalam bab sebelumnya.

en

563/1 - Jābir (may Allah be pleased with him) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Beware of injustice, for injustice will be layers of darkness on the Day of Resurrection; and beware of avarice, as it ruined those who were before you. It incited them to shed their blood and regard the unlawful as lawful.” [Narrated by Muslim]

1/563- Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jauhilah perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu adalah kegelapan pada hari Kiamat. Dan jauhilah sifat kikir, karena kikir telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Sifat kikir telah menyebabkan mereka menumpahkan darah mereka sendiri dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan atas mereka." (HR. Muslim)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Injustice is a major sin, for its perpetrator is threatened with punishment on the Day of Judgment.

1) Perbuatan zalim termasuk dosa besar karena pelakunya diancam dengan azab di hari Kiamat.

en

2) We should beware of avarice, as it caused the ruin of those before us. The believers are prohibited from emulating the punished people.

2) Waspada terhadap sifat kikir karena merupakan sebab kebinasaan orang-orang sebelum kita sementara orang beriman telah dilarang dari menyerupai sifat orang-orang yang diazab.

en

Benefit:

Faedah Tambahan:

en

Injustice is of two types:

Kezaliman terbagi dua:

en

1) Self-injustice, which falls under two categories:

1) Kezaliman hamba terhadap dirinya; ini memiliki dua macam:

en

a. Injustice by associating partners with Allah Almighty - that is great injustice. {Indeed, associating partners [with him] is great injustice.}

a) Kezaliman dalam bentuk berbuat syirik kepada Allah -'Azza wa Jalla-. Ini merupakan kezaliman yang paling besar; "Sesungguhnya kesyirikan benar-benar kezaliman yang paling besar." (QS. Luqmān: 13)

en

b. Injustice by commission of sins - that is less severe than associating partners with Allah.

b) Kezaliman dalam bentuk mengerjakan maksiat dan dosa di bawah syirik.

en

2) Injustice to others, which also falls under two categories:

2) Kezaliman hamba terhadap orang lain, dan ini juga memiliki dua macam:

en

a. Doing injustice to them by failing to fulfill their obligatory or recommended rights, like the repayment of debts or fulfillment of promises.

a) Kezaliman terhadap mereka dalam bentuk melalaikan sesuatu yang seharusnya diberikan kepada mereka, berupa hak-hak yang wajib ataupun yang dianjurkan, seperti tidak membayar hutang dan menepati janji.

en

b. Oppressing them by taking their rights and violating their sanctities, like backbiting and stealing.

b) Kezaliman terhadap mereka dalam bentuk melakukan tindakan melampaui batas terhadap mereka, berupa mengambil hak mereka dan merampas kehormatan mereka, seperti gibah, mencuri, dan lainnya.