Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

82 - Chapter on urging the ruler and the judge and other people in authority to appoint a good adviser, and warning them of evil companions and of listening to them

82- BAB ANJURAN KEPADA PENGUASA, HAKIM, DAN PEMEGANG KEKUASAAN LAINNYA SUPAYA MENGANGKAT PEMBANTU YANG SALEH DAN MENGINGATKAN MEREKA DARI TEMAN YANG BURUK DAN DARI MENERIMA MASUKAN MEREKA

en

Allah Almighty says: {On that Day close friends will be enemies to one another, except for the pious.} [ِِِAl-Zukhruf: 67]

Allah -Ta'āla- berfirman, "Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf: 67)

en

Guidance from the verses:

Pelajaran dari Ayat:

en

1) Anything that is done for the sake of Allah lasts, and anything that is done for other than Him is doomed to perish. So, those who befriend in life for mundane interests will turn into enemies in the Hereafter.

1) Semua yang diniatkan karena Allah -Ta'ālā- akan kekal, dan yang diniatkan karena selain Allah akan sirna. Sebab itu, orang-orang yang saling berteman dan mencintai di dunia ini atas dasar kepentingan duniawi pada hari Kiamat akan saling bermusuhan.

en

2) This gives glad tidings for those who are bonded by sincere friendship. So, a believer should be keen to be one of them.

2) Kabar gembira besar bagi orang-orang yang saling mencintai secara tulus. Sebab itu, orang yang beriman harus berusaha menjadi bagian dari mereka.

en

678/1 - Abu Sa‘īd and Abu Hurayrah (may Allah be pleased with both of them) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Allah never sent any prophet nor did He assign anyone with authority except that he had two entourages: one entourage enjoins him to do good and encourages him to carry it out; and another entourage enjoins him to do evil and incites him to carry it out; and the protected is the one whom Allah protects.” [Narrated by Al-Bukhāri]

1/678- Abu Sa'īd Al-Khudriy dan Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah Allah mengutus seorang nabi dan mengangkat seorang khalifah melainkan dia mempunyai dua kelompok orang kepercayaan; yaitu orang kepercayaan yang menyuruh dan memotivasinya kepada yang makruf dan orang kepercayaan yang menyuruh dan memotivasinya kepada kejahatan. Sedangkan orang yang terlindungi adalah yang dijaga oleh Allah." (HR. Bukhari)

en

--

Kosa Kata Asing:

en

--

بِطانة (biṭānah): kelompok orang pembantu, pilihan, dan kepercayaan.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) A person is either a caller to Allah Almighty, commanding and encouraging the right and forbidding and warning of the wrong, or a caller to the devil and his allies. Let a wise person see which way to choose!

1) Manusia itu antara menjadi penyeru ke jalan Allah yang mengajak dan mendorong orang lain kepada yang makruf serta melarang dan mengingatkan orang lain dari kemungkaran, atau menjadi penyeru ke jalan setan dan kelompoknya. Maka, hendaklah orang yang diberi taufik melihat jalan yang paling lurus!!

en

2) Whoever seeks light from knowledge and faith and applies the Shariah of Allah, Allah will guide him, out of His grace, and protect him from his own evil and from the plots of Satan and his allies.

2) Orang yang menjadikan cahaya ilmu dan iman sebagai panduan kemudian menerapkan agama Allah, dia akan diberi petunjuk oleh Allah dengan karunia-Nya serta dilindungi dari keburukan dirinya dan dari tipu daya setan dan kelompoknya.

en

Benefit:

Faedah Tambahan:

en

In relation to the circumstances surrounding this Hadīth, it is reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) and Abu Bakr and ‘Umar (may Allah be pleased with both of them) visited Abu al-Haytham al-Tīhān al-Ansāri and ate and drank in his house. When they finished, the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) asked him: “Do you have a servant?” He replied: “No.” The Prophet said: “If we get captives of war, come to us.” Only two captives were subsequently brought to the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him), and Abu al-Haytham went to him. The Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Choose one of them.” He said: “O Messenger of Allah, choose for me.” Thereupon, the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Indeed, a person consulted is a person given a trust. Take this one, for I have seen him pray, and treat him kindly.” His wife said: “You will not be able to fulfill the Prophet's instruction regarding him except by setting him free.” He said: “He is free.” Thereupon, the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Allah never sent any prophet nor did He assign anyone with authority except that he has two entourages...”

Penyebab munculnya hadis ini adalah bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersama Abu Bakar dan Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- datang berkunjung ke rumah Abul-Haiṡam bin At-Tīhān Al-Anṣāriy, lalu mereka makan dan minum di sana. Tatakala mereka telah selesai, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata kepadanya, "Apakah engkau memiliki pembantu?" Abul-Haiṡam menjawab, "Tidak." Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata, "Bila telah ada tawanan yang datang, datanglah ke kami." Setelah itu ada dua orang tawanan dibawa kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, tidak lebih. Maka Abul-Haiṡam datang kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan beliau berkata, "Silakan pilih di antara keduanya." Dia menjawab, "Ya Rasulullah! Pilihkanlah untukku." Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Orang yang dimintai pendapat adalah orang yang dipercayai. Ambillah yang ini, karena aku melihatnya mengerjakan salat. Kemudian berbuat baiklah kepadanya." Istrinya berkata, "Engkau tidak akan sampai melaksanakan apa yang diwasiatkan oleh Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- secara sempurna, kecuali engkau memerdekakannya." Abul-Haiṡam berkata, "Kalau begitu, dia telah merdeka." Maka Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidaklah Allah mengutus seorang nabi dan mengangkat seorang khalifah melainkan dia memiliki dua kelompok orang kepercayaan..." dst.

en

So, the Hadīth literally pertains to the entourages of prophets and caliphs, yet it was said in connection to family affairs. This is because when the family is good, society becomes good, and so does the entire Ummah. So, a man should carefully choose a righteous wife, who will be a good entourage that encourages him to do what is right and discourages him from doing what is wrong. And Allah knows best.

Redaksi hadis ini menggunakan lafal yang umum tentang orang kepercayaan para nabi dan khalifah, sedangkan peristiwa yang melatarbelakangi penyampaian hadis ini adalah tentang urusan rumah tangga, karena ketika urusan rumah tangga baik maka kebaikan akan merembet ke semua masyarakat, dan pada akhirnya urusan umat pun akan ikut baik. Sebab itu, seorang laki-laki wajib bersikap cerdas dalam memilih pasangan yang salehah, karena pasangan adalah orang kepercayaan yang akan mengajaknya kepada yang makruf dan melarangnya dari yang mungkar. Wallāhu a'lam.

en

679/2 - ‘Ā’ishah (may Allah be pleased with her) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “If Allah wills to do good to a ruler, He appoints for him a truthful adviser, who will remind him if he forgets and help him if he remembers. And if Allah wills otherwise for him, He appoints for him a bad adviser who will not remind him if he forgets, nor will he help him if he remembers.” [Narrated by Abu Dāwūd with a sound Isnād that meets the conditions of Muslim]

2/679- Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang penguasa, maka Allah akan memberinya ajudan (menteri) yang jujur. Ajudan itu akan mengingatkannya jika dia lupa dan akan membantunya ketika dia ingat. Tetapi, apabila Allah menghendakinya selain itu, maka Allah akan memberinya ajudan (menteri) yang buruk. Ajudan itu tidak mengingatkannya ketika dia lupa dan tidak membantunya ketika dia ingat." (HR. Abu Daud dengan sanad jayyid sesuai syarat Imam Muslim)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The Shariah prescribes taking a sincere adviser; which is a sign that Allah wills good for him.

1) Perintah mengangkat pembantu (menteri) yang tulus, dan hal itu termasuk tanda diinginkannya kebaikan bagi seorang penguasa.

en

2) Rulers are warned against evil retinues, for they are a cause of corruption and transgression.

2) Mengingatkan para penguasa dari para pendamping yang buruk karena akan menjadi sebab adanya kerusakan dan kezaliman.

en

3) A ruler is exhorted to bring good and righteous people near him and keep evil and treacherous ones away. He cannot have a good retinue unless he brings them near.

3) Anjuran untuk mendekatkan orang-orang yang baik dan saleh serta menjauhkan orang-orang yang buruk dan khianat, karena seorang pemimpin tidak akan memiliki orang dekat yang saleh kecuali bila dia mendekatkan mereka pada dirinya.