Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

220 - Chapter on what should be said upon sighting the new moon

220- BAB DOA KETIKA MELIHAT HILAL

en

1228/1 - Talhah ibn ‘Ubaydillāh (may Allah be pleased with him) reported that when the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) saw the new moon, he would say: “Allahumma ahillahu ‘alayna bil-amni wal-īmān was-salāmati wal-islām. Rabbi wa rabbuk Allah. Hilālu rushdin wa khayr (O Allah, let this new moon pass over us with security, faith, safety, and in the belief of Islam. My Lord and yours is Allah. A new moon of right guidance and goodness).” [Narrated by Al-Tirmidhi; and he classified it as Hasan (sound)]

1/1228- Ṭalḥah bin Ubaidillah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa ketika Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melihat hilal, beliau mengucapkan, "Allāhumma ahillahu 'alainā bil-amni wal-īmāni, was-salāmati wal-islāmi, rabbī wa rabbukallāh, hilālu rusydin wa khairin (artinya: Ya Allah! Terbitkanlah hilal ini kepada kami bersama keamanan dan keimanan, keselamatan dan keIslaman. Tuhanku dan tuhanmu adalah Allah. Semoga menjadi hilal petunjuk dan kebaikan)." (HR. Tirmizi dan dia berkata, "Hadis hasan")

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) It is recommended to say this supplication upon sighting the new moon of every (lunar) month.

1) Anjuran mengucapkan doa ini ketika melihat hilal di setiap bulan.

en

2) When a person regularly makes the Prophetic supplication for security, faith, safety, and remaining in Islam, he thus combines all desired things and seeks salvation from all feared ones.

2) Merutinkan doa Nabi yang berisi permohonan keamanan dan keimanan serta keselamatan dan keIslaman akan menggabungkan bagi hamba antara kesuksesan meraih semua yang diinginkan dan selamat dari semua yang ditakutkan.

en

3) A person should take pride in being a servant of Allah Almighty, Who is the Lord and Possessor of all things, and He is the One worthy of being worshiped and glorified. Planets, stars, or stones should not be worshiped, for they are created beings, not deities.

3) Kebanggaan seorang hamba terhadap rubūbiyyah (ketuhanan) dan ulūhiyyah (keilahian) Allah -Ta'ālā-, dengan mengimani bahwa Allah adalah Tuhan dan pemilik segala sesuatu dan Dialah yang berhak untuk disembah dan diagungkan, sehingga tidak boleh menyembah bintang-bintang dan bebatuan, karena mereka hanyalah makhluk dan bukan tuhan.